98 research outputs found
Variability of Soybean [Glycine Max (L) Merr] Growth in Relation to Chemical Properties of Ultisol From East Lampung
Acidic dry land in Lampung is potential for soybean development area. Low soybean yield in farmer level is one of factor causing its’ low competitiveness. Soil fertility is the main constrain related to low yield of soybean. Objective of the research was to diagnose a cause of poor soybean growth on dry land Ultisol at Sukadana sub District, East Lampung District. Soil and soybean plant samples were collected from farmers’ field at Sukadana ilir village during planting season April – July year 2010. Plant and soil samples were taken when soybean at R1 stage (starting to bloom) using stratified random sampling method. The result showed that variability of soybean growth on Ultisol at Sukadana, East Lampung related to variability of soil pH, exchangeable Al, exchangeable K, Ca, and Mg. The poor soybean growth was due to low soil pH, high exchangeable Al, low exchangeable K, Ca, and Mg.Keywords: Chemical properties, Glycine max, UltisolKeywords: Taufiq A and A Wijanark. 2012. Variability of Soybean [Glycine max (L) Merr] Growth in Relation to Chemical Properties of Ultisol from East Lampung. J Trop Soils 17: 37-43. Doi: 10.5400/jts.2012.17.1.37][Permalink/DOI: www.dx.doi.org/10.5400/jts.2012.17.1.37
Pengelolaan Kesuburan Lahan Kering Masam untuk Tanaman Kedelai
Pengembangan kedelai, karena luasan lahan ini hampir 29% dari total luas Indonesia. Kendala utama yang terdapat di lahan ini adalah tingkat kesuburan yang rendah, meliputi pH rendah, bahan organik rendah, kahat P, K, Ca dan Mg serta Al-dd, Fe dan Mn yang tinggi yang berpotensi meracuni tanaman. Peningkatan produktivitas lahan kering masam dapat dilakukan dengan (1) mencukupi kebutuhan hara yang berada pada status kahat dengan cara menambahkan masukan pupuk, (2) mengurangi pengaruh negatif dari sifat fisik dan kimia tanah dengan cara menambahkan bahan amelioran atau agen hayati, (3) mengembangkan varietas yang adaptif pada lingkungan masam, dan (4) kombinasi pendekatan 1, 2 dan 3 tersebut di atas. Secara umum, peningkatan produksi pertanian dapat dicapai melalui dua cara, yaitu: (1) memperluas areal pertanian (ekstensifikasi), dengan membuka daerah-daerah baru dan mengusahakan sebagai daerah pertanian, dan (2) meningkatkan produktivitas lahan (intensifikasi) melalui penerapan teknologi inovatif
Peranan Biomassa Tanaman Kacang-kacangan sebagai Bioremediasi untuk Meningkatkan Kesuburan Kimiawi Ultisol
Peranan Biomassa Tanaman Kacang-kacangan Sebagai Bioremediasi untuk Meningkatkan Kesuburan Kimiawi Ultisol. Ultisol umumnya berkembang dari bahan induk tua dan mempunyai kendala kemasaman tanah yang berhubungan dengan pH kurang dari 5,5 dan adanya aluminium (Al) yang dapat dipertukarkan dalam tanah dalam jumlah cukup besar, defisiensi fosfor dan sebagian unsur makro lainnya. Aluminium merupakan salah satu unsur yang meracun pada tanaman apabila dalam konsentrasi tinggi. Pemberian bahan organik dapat mengurangi tingkat keracunan Al pada tanaman yaitu melalui peningkatan pH tanah, pembentukan kompleks Al dengan bahan humat dan pembentukan kompleks Al dengan asam organik. Pemberikan bahan organik berupa tanaman kacang- kacangan, di samping dapat membentuk kompleks dengan Al juga dapat meningkatkan kesuburan tanah. Bahan organik yang berasal dari kacang-kacangan dapat meningkatkan kesuburan kimiawi tanah melalui penambahan N, P, S, dan basa-basa tanah (K, Ca, Mg, dan Na) sedangkan bahan organik yang berasal dari tanaman non kacang-kacangan dapat meningkatkan kesuburan fisika tanah yaitu meningkatkan stabilitas agregat, porositas tanah, menurunkan bobot isi dan erosi tanah
Effect of Liming, Manure, and NPK Fertilizer Application on Growth and Yield Performance of Soybean in Swamp Land
Increased productivity and the expansion of planting area to potential land are two strategies to increase soybean production. Swamp land is one of potential land. Acidic soil, poor fertility, and toxicity become limiting factors for soybean development in this area. Objective of this research was to determine effect of liming, organic and NPK fertilizer application on soybean yields in swamp land. On-farm trial had been conducted on swamp land of C type in South Kalimantan. Treatments consisted of two factors, laid out in randomized complete block design, replicated three times. The fist factor was three doses of manure (0, 2.5, and 5.0 t/ha). The second factor was four combinations of NPK fertilization dosage, (1) 0-0-0, (2) 22,5-36-30, (3) 22,5-54-60, and (4) 45-72-60 kg N-P2O5-K2O per hectare. Combinations of these two factors were tested on two environments, without and with liming. Results revealed that soil acidity, poor P, K, Ca, and Mg, and high aluminum saturation became limiting factors for soybean growth and yield in swamp land of type C in South Kalimantan. Amelioration using 2.5 t/ha manure, liming with dolomite equivalent to 20% of Al saturation, and NPK fertilizer at dose of 45 kg N - 72 kg K2O – 60 kg P2O5 /ha improved soil properties and soybean growth, and increase productivity to 2.4 t/ha
Effect of Mulching and Amelioration on Growth and Yield of Groundnut on Saline Soil
Agricultural lands affected by salt facing complex problems associated with soil salinity and the toxicity effects of Na cation. Soil amelioration and mulching is an alternative to alleviate negative effect of salinity. Objective of research was to identify effective ameliorant, and effect of mulching in improving growth and yield of groundnut on saline soil. The research had been conducted on saline soil (soil EC 12 dS/m) in Lamongan during dry season of 2016, using Hypoma 2 cultivar. Treatments that consisted of two factors were arranged in a split plot design with three replicates. The main plot was mulching (without mulching and mulching with 3.5 t/ha of rice straw), and the sub plot was soil ameliorations (control, 120 kg/ha K2O, 750 kg/ha S, 5 t/ha gypsum, 5 t/ha manure, and 1.5 t/ha of gypsum + 5 t/ha manure). Results showed that mulching, and amelioration with 120 kg/ha K2O, 750 kg/ha S, 5 t/ha gypsum decreased soil EC, but could not improve groundnut growth and could not retard chlorophyll degradation because the soil was EC still high (12.5 dS/m). The higher yield (1.49 t/ha dry pods) can be obtained by amelioration with 750 kg sulphur/ha combined with mulchin
- …
