137 research outputs found
Pengaruh Campuran High Purity Metanol (HPM) –Solar Menggunakan Sistem EGR Terhadap Performa Dan Emisi Jelaga Pada Mesin Diesel Injeksi Langsung
Penelitian ini mempelajari pengaruh campuran HPM dan solar terhadap performa dan penurunan emisi jelaga pada mesin diesel. Parameter yang menjadi pertimbangan adalah torsi, daya, konsumsi bahan bakar spesifik dan efisiensi termal serta kepekatan asap. Sebuah mesin diesel injeksi langsung, 4 langkah, berpendingin air, naturally aspirated, Isuzu 4JB1, yang dilengkapi dengan sistem cooled-EGR digunakan pada penelitian ini dengan menggunakan campuran bahan bakar HPM-solar dengan rasio 0/100 5/95, 10/90, dan 15/85 berbasis volume dengan melakukan variasi pembebanan dari 25% sampai dengan 100% dengan interval 25%, pada putaran mesin konstan 2000 rpm. Pada setiap pembebanan, EGR divariasikan dengan laju EGR 0%, dan 100%.Hasil penelitian menunjukkan bahwa, dibandingkan dengan solar 100%, pemakaian campuran bahan bakar menurunkan daya mesin sebesar 4,69%, dimana daya semakin menurun seiring meningkatnya kandungan HPM. Diamati juga bahwa pemakaian campuran bahan bakar akan meningkatkan BTE sebesar 14,7%, sedangkan nilai BSFC,mengalami penurunan sebesar 10,29%. Pada sisi emisi, penggunaan campuran bahan bakar menurunkan emisi jelaga sebesar 59,32%dimana emisi jelaga menurun seiring dengan bertambahnya HPM dalam campuran bahan bakar. Berdasarkan hasil penelitian, kandungan H85M15 menghasilkan torsi dan daya yang mendekati diesel serta penurunan emisi jelaga tertinggi, sementaraH95M5 memberikan hasil terbaik dari sisi BSFC dan BTE
Penerapan Teknologi Budidaya Tanaman Stroberi Di Desa Pangkalan Kabupaten Indramayu
The geographical condition of Indramayu, which is in the lowlands, is not the right land for cultivating strawberry plants. But it is not impossible for this plant to grow and develop well. The purpose of this community service program is to provide technical guidance to improve the knowledge and skills of Pangkalan Village young people in cultivating strawberry plants by applying climate engineering technology. The equipment given in this activity is water cooling, air conditioning, temperature and humidity control, and spray machines. This activity can be said to be successful as seen by the skills of the participants in managing tools and growing and developing strawberry plants well.Abstrak Kondisi geografis Indramayu yang berada di dataran rendah bukan lahan yang tepat untuk membudidayakan tanaman stroberi. Namun bukan tidak mungkin tanaman ini dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Tujuan program pengabdian masyarakat ini adalah melakukan bimbingan teknis untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pemuda Desa Pangkalan dalam membudidayakan tanaman stroberi dengan menerapkan teknologi rekayasa iklim. Materi yang diberikan dalam kegiatan tersebut adalah water cooling air conditioning, kontrol temperatur dan kelembaban, serta mesin spray. Kegiatan ini bisa dikatakan berhasil dilihat dari keterampilan peserta dalam mengelola alat serta tumbuh dan berkembangnya tanaman stroberi dengan baik
KAJI EKSPERIMENTAL DEHUMIDIFIER PORTABLE BERBASIS TERMOELEKTRIK DENGAN VARIASI ARUS LISTRIK MASUKAN
Sebuah prototipe didesain untuk mendinginkan dan kemudian sekaligus mengeringkan atau disebut dehumidifier. Alat ini menggunakan termoelektrik sebagai komponen utama dalam dehumidifikasi. Hal ini mengingat alatnya relatif murah dengan daya yang kecil, portable, dan ramah lingkungan karena tanpa menggunakan refrigeran sebagai fluida kerja. Penelitian ini dibuat atas dasar permasalahan gudang penyimpan benih sayuran, dimana kelembaban belum dapat dikontrol dengan baik. Pengontrolan kelembaban sangat berpengaruh dalam memperpanjang umur tumbuh benih, sehingga para petani dapat menyimpan benihnya dalam waktu lama. Untuk benih sayuran dibutuhkan keadaan ruangan yang relatif dingin sekitar 20 oC dan kelembaban relatif (RH) berkisar 45% - 50%. Umumnya peralatan menggunakan refrigeran atau desiccant untuk proses dehumidifikasi penyimpan benih, sedangkan penggunaan termoelektrik belum pernah diaplikasikan pada gudang penyimpan benih sayuran.Alat ini bekerja dengan 2 tahap. Dimana udara lingkungan masuk melalui tahap 1 yang merupakan proses pendinginan yang disebarkan oleh heat sink dari pendinginan Peltier sehingga terjadi penurunan temperatur kemudian dengan adanya plat pengarah udara dingin dialirkan menuju tahap 2 yang merupakan proses pemanasan (kebalikan efek Peltier) dimana pada tahap ini udara dingin dikeringkan melalui heat sink sehingga terjadi penurunan kelembaban. Mengalirnya udara kering keluar system dibantu oleh fan axial. Dari kinerja system ini diharapkan terjadi proses dehumidifikasi yang diharapkan
Pengaruh Campuran High Purity Metanol (HPM) –Solar Menggunakan Sistem EGR terhadap Performa dan Emisi Jelaga Pada Mesin Diesel Injeksi Langsung
Penelitian ini mempelajari pengaruh campuran HPM dan solar terhadap performa dan penurunan emisi jelaga pada mesin diesel. Parameter yang menjadi pertimbangan adalah torsi, daya, konsumsi bahan bakar spesifik dan efisiensi termal serta kepekatan asap. Sebuah mesin diesel injeksi langsung, 4 langkah, berpendingin air, naturally aspirated, Isuzu 4JB1, yang dilengkapi dengan sistem cooled-EGR digunakan pada penelitian ini dengan menggunakan campuran bahan bakar HPM-solar dengan rasio 0/100 5/95, 10/90, dan 15/85 berbasis volume dengan melakukan variasi pembebanan dari 25% sampai dengan 100% dengan interval 25%, pada putaran mesin konstan 2000 rpm. Pada setiap pembebanan, EGR divariasikan dengan laju EGR 0%, dan 100%.Hasil penelitian menunjukkan bahwa, dibandingkan dengan solar 100%, pemakaian campuran bahan bakar menurunkan daya mesin sebesar 4,69%, dimana daya semakin menurun seiring meningkatnya kandungan HPM. Diamati juga bahwa pemakaian campuran bahan bakar akan meningkatkan BTE sebesar 14,7%, sedangkan nilai BSFC,mengalami penurunan sebesar 10,29%. Pada sisi emisi, penggunaan campuran bahan bakar menurunkan emisi jelaga sebesar 59,32%dimana emisi jelaga menurun seiring dengan bertambahnya HPM dalam campuran bahan bakar. Berdasarkan hasil penelitian, kandungan H85M15 menghasilkan torsi dan daya yang mendekati diesel serta penurunan emisi jelaga tertinggi, sementaraH95M5 memberikan hasil terbaik dari sisi BSFC dan BTE.Kata kunci: Metanol Kadar Tinggi, EGR-Dingin, Mesin Diesel, Kepekatan Asa
PENGARUH VARIASI TEKANAN SUCTION TERHADAP KINERJA AC MOBIL
A refrigerant is a functioning liquid that flows in the refrigeration cycle which causes a cooling effect on the refrigeration machine. This study aims to determine the impact of refrigerant suction pressure on the performance of car air conditioners. The refrigerant pressure in the refrigeration system can increase and decrease the performance of the A/C system. The test was carried out by varying the 3 refrigerant pressures, 10psi, 20psi, and 30psi on the Car AC trainer testing tool. Based on testing and data processing, the system efficiency performance at 10psi pressure is 81.26%, at 20psi pressure is 81.27% and at 30 psi pressure is 82.13% with actual COP of 6.98, 7.24, 7.36, and Carnot COP of 8.56 respectively. , 8.92, 8.95. Then the impact of changes due to pressure variations in the system on cabin temperature is 22.52℃, 23.01℃, and 23.45℃, respectively. Changes in refrigerant pressure in the car AC engine will affect system performance, where the more significant the suction pressure is given, the efficiency, and the COP value will increase as well as the compressor work and the cabin temperature will increase.Refrigeran adalah cairan berfungsi yang mengalir dalam siklus refrigerasi yang menyebabkan dampak pendinginan pada mesin refrigerasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak pengaruh tekanan suction refrigeran terhadap kinerja AC mobil. Tekanan refrigeran didalam sistem pendingin dapat menaikkan dan menurunkan kinerja sistem AC. Pengujian yang dilakukan dengan memvariasikan 3 tekanan refrigeran yaitu sebesar 10psi, 20psi dan 30 psi. Berdasarkan pengujian dan pengolahan data diperoleh kinerja efisiensi sistem pada tekanan 10psi yaitu 81.26%, pada tekanan 20psi sebesar 81.27% dan pada tekanan 30 psi sebesar 82.13% dengan COP aktual masing-masing sebesar 6.98, 7.24, 7.36 dan COP carnot masing-masing sebesar 8.56, 8.92, 8.95. Dampak perubahan akibat variasi tekanan pada sistem terhadap temperatur kabin masing-masing sebesar 22.52℃, 23.01℃, dan 23.45℃
PENGARUH PERUBAHAN TEMPERATUR KABIN TERHADAP KINERJA PADA SISTEM REFRIGERASI FREEZE DRYING
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja dari mesin freeze drying dengan variasi perubahan temperatur kabin. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan membandingkan langsung perubahan setpoint pada temperatur kabin -10oC, -15oC dan -20oC terhadap kinerja pada sistem refrigerasi mesin freeze drying dimana dimensi kabin 40cmx40cmx40cm, dengan beban produk irisan buah mangga sebesar 3 kg. Berdasarkan hasil pengolahan data yang dilakukan pada freeze drying didapat kinerja sistem pada COP aktual temperatur kabin -10oC sebesar 2,7, temperatur kabin -15oC sebesar 2,8 dan temperatur kabin -20oC sebesar 2,7. Efisiensi sistem pengeringan beku dengan variasi temperatur masing-masing -10oC, -15oC, dan -20oC sebesar 63%, 62,7% dan 63,1%,Kata kunci : freeze drying, temperatur, Kinerja, Kualitas produk.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja dari mesin freeze drying dengan variasi perubahan temperatur kabin. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan membandingkan langsung perubahan setpoint pada temperatur kabin -10oC, -15oC dan -20oC terhadap kinerja pada sistem refrigerasi mesin freeze drying dimana dimensi kabin 40cmx40cmx40cm, dengan beban produk irisan buah mangga sebesar 3 kg. Berdasarkan hasil pengolahan data yang dilakukan pada freeze drying didapat kinerja sistem pada COP aktual temperatur kabin -10oC sebesar 2,7, temperatur kabin -15oC sebesar 2,8 dan temperatur kabin -20oC sebesar 2,7. Efisiensi sistem pengeringan beku dengan variasi temperatur masing-masing -10oC, -15oC, dan -20oC sebesar 63%, 62,7% dan 63,1%.
Kata kunci : freeze drying, temperatur, Kinerja, Kualitas produk
PENGARUH ASET TETAP DAN MODAL KERJA TERHADAP RETURN ON ASSETS PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII BANDUNG PERIODE 2010-2020
Penelitian ini menganalisis pengaruh Aset Tetap dan Modal Kerja terhadap Return On Assets pada PT. Perkebunan Nusantara VIII Bandung periode 2010-2020. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan seberapa besar pengaruh Aset Tetap dan Modal Kerja terhadap Return On Assets pada PT. Perkebunan Nusantara VIII Bandung dalam periode 2010-2020.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini dilakukan pada PT. Perkebunan Nusantara VIII Bandung dengan menggunakan data berupa laporan keuangan tahun 2010-2020. Dimana hasil peneltian ini menunjukkan bahwa secara parsial Aset Tetap tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap Return On Assets dimana hasil tersebut dibuktikan dengan hasil uji thitung lebih kecil dari ttabel (-1,567<2,306) dengan signifikansi 0,156 lebih besar dari 0,05 (0,156>0,05) dan terdapat pengaruh yang signifikan antara Modal Kerja terhadap Return On Assets ini dibuktikan dengan hasil uji thitung lebih besar dari ttabel (4,354>2,306) dengan signifikansi 0,002 lebih kecil dari 0,05 (0,002<0,05).
Berdasarkan hasil penelitian bahwa secara simultan dan parsial Aset Tetap dan Modal Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return On Assets. Adapun hasil Koefisien Determinasi sebesar 90% dan sisanya sebesar 10% merupakan variabel lain yang turut mempengaruhi Return On Assets tetapi tidak diteliti. Adapun secara parsial Modal Kerja lebih besar pengaruhnya dari pada Aset Tetap
Pengaruh Campuran High Purity Metanol (HPM) –Solar Menggunakan Sistem EGR terhadap Performa dan Emisi Jelaga Pada Mesin Diesel Injeksi Langsung
Penelitian ini mempelajari pengaruh campuran HPM dan solar terhadap performa dan penurunan emisi jelaga pada mesin diesel. Parameter yang menjadi pertimbangan adalah torsi, daya, konsumsi bahan bakar spesifik dan efisiensi termal serta kepekatan asap. Sebuah mesin diesel injeksi langsung, 4 langkah, berpendingin air, naturally aspirated, Isuzu 4JB1, yang dilengkapi dengan sistem cooled-EGR digunakan pada penelitian ini dengan menggunakan campuran bahan bakar HPM-solar dengan rasio 0/100 5/95, 10/90, dan 15/85 berbasis volume dengan melakukan variasi pembebanan dari 25% sampai dengan 100% dengan interval 25%, pada putaran mesin konstan 2000 rpm. Pada setiap pembebanan, EGR divariasikan dengan laju EGR 0%, dan 100%.Hasil penelitian menunjukkan bahwa, dibandingkan dengan solar 100%, pemakaian campuran bahan bakar menurunkan daya mesin sebesar 4,69%, dimana daya semakin menurun seiring meningkatnya kandungan HPM. Diamati juga bahwa pemakaian campuran bahan bakar akan meningkatkan BTE sebesar 14,7%, sedangkan nilai BSFC,mengalami penurunan sebesar 10,29%. Pada sisi emisi, penggunaan campuran bahan bakar menurunkan emisi jelaga sebesar 59,32%dimana emisi jelaga menurun seiring dengan bertambahnya HPM dalam campuran bahan bakar. Berdasarkan hasil penelitian, kandungan H85M15 menghasilkan torsi dan daya yang mendekati diesel serta penurunan emisi jelaga tertinggi, sementaraH95M5 memberikan hasil terbaik dari sisi BSFC dan BTE.Kata kunci: Metanol Kadar Tinggi, EGR-Dingin, Mesin Diesel, Kepekatan Asa
Uji kesetimbangan kalor proses sterilisasi kumbung jamur merang kapasitas 1.2 ton media tanam menggunakan tungku gasifikasi
Pada setiap budidaya jamur merang memerlukan proses sterilisasi dengan menggunakan uap panas yang dihasilkan dari boiler sederhana dengan tungku tradisional berbahan bakar kayu bakar. Penggunaan tungku tradisional pada aplikasi proses sterilisasi tersebut dinilai kurang efisien karena efisiensi pembakaran yang masih sangat rendah dan emisi gas buang yang mengganggu. Tungku gasifikasi memiliki kinerja yang lebih baik dari pada tungku tradisional karena memiliki efisiensi yang relatif lebih tinggi dan bebas dari asap pembakaran yang mengganggu. Untuk menggantikan tungku tradisional tersebut dengan tunggku gasifikasi, harus dilakukan uji kesetimbangan kalor terlebih dahulu agar dapat diketahui kebutuhan energi yang diperlukan pada proses sterilisasi tersebut. Dengan uji kesetimbangan kalor dapat diketahui perbandingan energi input pada sisi bahan bakar dengan energi yang termanfaatkan (energi output) dan energi yang terbuang (heat losses) selama proses sterilisasi tersebut berlangsung. Pengujian dilakukan dengan menggunakan kumbung jamur ukuran sebenarnya yang ada di lapangan dengan jumlah media tanam jamur merang sekitar 1.2 ton limbah kapas menggunakan tungku gasifikasi yang dibuat dari drum bekas oli. Pengujian dilakukan dengan dua variasi bahan bakar pada reactor gasifikasinya yaitu bahan bakar limbah kapas dan bahan bakar limbah sekam padi. Dari hasil uji yang didapat, limbah kapas memiliki jumlah energi output yang lebih besar daripada limbah sekam padi (energi output pada limbah kapas sebesar 8.4% dari energi inputnya dan limbah sekam padi memiliki 7.9% energi output). Namun jika dilihat dari efisiensi pembakarannya, limbah sekam padi memiliki efisiensi yang lebih tinggi daripada limbah kapas (28.0% untuk limbah sekam padi dan 27.2% untuk limbah kapas)
Three little pieces for computer and relativity
Numerical relativity has made big strides over the last decade. A number of
problems that have plagued the field for years have now been mostly solved.
This progress has transformed numerical relativity into a powerful tool to
explore fundamental problems in physics and astrophysics, and I present here
three representative examples. These "three little pieces" reflect a personal
choice and describe work that I am particularly familiar with. However, many
more examples could be made.Comment: 42 pages, 11 figures. Plenary talk at "Relativity and Gravitation:
100 Years after Einstein in Prague", June 25 - 29, 2012, Prague, Czech
Republic. To appear in the Proceedings (Edition Open Access). Collects
results appeared in journal articles [72,73, 122-124
- …
