31 research outputs found

    Pengaruh Pemberian Gel Doksisiklin terhadap Jumlah Fibroblas pada Proses Penyembuhan Dermatitis Paederus akibat Racun Kumbang Tomcat (Paederus sp.) pada Mencit (The Effect of Doxycycline Gel on The Number of Fibroblast in Paederus Dermatitis Healing

    Get PDF
    Paederus dermatitis caused by rove beetle makes the tissue damage called dermonecrosis. The MMP on pederin toxins from the symbiosis of rove beetle (Paederus sp.) and Pseudomonas aeruginosa is supposed can delay the wound healing process. Doxycycline gel as a MMP inhibitor is believed can accelerate the healing process. The purpose of this study was to determine the effect of doxycycline gel on the healing process of Paederus dermatitis by observing the number of fibroblasts as an indicator. This study used 40 mice, were divided into four major groups, those were normal control group, the negative control, treatment groups with doxycycline gel 1% and 5%. Termination was performed on days 1, 3, 5, 7, and 15. Data was obtained by calculating the number of fibroblasts per field of view, then processed in ImageJ and tested statistically with comparation test of One Way Anova. The average number of fibroblasts per field of view in treatment groups was higher. The peak occurred on day 7 and decrease on day 15. It indicated that the topical administration of doxycycline gel on Paederus dermatitis can accelerate healing process, showed by the increasing in average number of fibroblasts per field of view. Keywords: doxycycline gel, fibroblast, paederus dermatiti

    Tinjauan Kritis Proses Penyusunan Rencana Tata Ruang Desa: Kasus Desa Jepitu, Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

    Get PDF
    Spatial planning is an important policy in negotiating between increasing space requirements and existing space constraints. In the context of spatial planning at the village level, The Village Spatial Planning (VSP) can be one of solutions in solving spatial planning challenges in the scope of the village area. The existence of VSP has its pros and cons, due to the lack of empirical evidence on how village spatial planning should be done. This research aims to explain the background and process of preparing the VSP, as well as the factors that influence it based on inductive-qualitative approach. The research location was conducted in Jepitu Village, Gunung Kidul Regency, Yogyakarta Special Region Province. The consideration for choosing this location was due to various village management challenges that have the potential to impact space utilization, namely (1) Increasing the development of coastal tourism; (2) Southern Cross Road Program (SCRP); and (3) Village boundary issues related to the management of water resources. The data used are field observation data and in-depth interviews, and are supported by secondary data. The result of this research, there are internal factors and external factors that trigger the background for the preparation of the VSP. The internal factors consist of (1) Concerns of the Village Pamong; (2) Beach Tourism Area Management; (3) Economics; (4) Development Planning; and (5) Regional Mapping. The triggers from external factors, namely the presence of Supporting Agent. Meanwhile, the factors in the process of preparing the VSP, namely (1) Actors; (2) Community Participation; (3) Regional Mapping; and (5) Resistance. Based on the results of this study, VSP can be one of solution in solving various village area management challenges related to the provision spatial data on village boundaries and potentials to be used as a guide for village development planning

    Tinjauan hukum Islam terhadap perjanjian bagi hasil (paroan) dalam kerja sama pengembangbiakan ternak sapi

    Get PDF
    Bagi hasil adalah transaksi pengelolaan peternakan dengan upah sebagian hasil yang keluar dari padanya. Yang dimaksudkan di sini adalah pemberian hasil untuk orang yang mengola atau memelihara hewan ternak (sapi) dari yang dihasilkannya seperti setengah, sepertiga atau lebih dari itu atau pula lebih rendah sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak (pemodal dan pengelola). Meskipun demikian terdapat beberapa permasalahan seperti perjanjian (akad) dilakukan secara lisan hanya bermodalkan unsur kepercayaan tanpa ada perjanjian tertulis, dan bila terjadi kerugian terhadap kerja sama bagi hasil pemeliharaan sapi tersebut, maka kerugian dilimpahkan kepada pemelihara sehingga hal ini tidak sesuai dengan hukum islam terutama terhadap konsep mudharabah. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan perjanjian pada kerja sama bagi hasil (paroan) pengembangbiakan sapi pada peternak di desa Butun Kecamatan Gandusari Kabupaten Blitar. Dan mengetahui tinjauan hukum Islam serta manfaat terhadap bagi hasil (paroan) dalam kerjasama pengembangbiakan ternak sapi antara pemilik dengan Pengelola hewan ternak. Penelitian ini termasuk jenis penelitian empiris dengan menggunakan pendekatan sosiologis, sumber data primer yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi serta data sekunder dari Pemerintah desa Butun, dan Hukum Islam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan perjanjian bagi hasil (paroan) pengembangbiakan ternak sapi di Desa Butun dilakukan antara pemilik modal dan pengelola ternak sapi dilakukan dengan cara lisan dan tanpa ada saksi hanya didasari unsur saling percaya, sedangkan dalam batas waktunya terkadang tidak ditentukan dalam pelaksanaannya, mengenai pembagian hasil dibagi 2 antara pemilik modal dan pengelola ternak sapi, dilakukan atas dasar kebiasaan masyarakat setempat. Untuk keuntungan penjualan sapi dibagi 50:50 namun bagiannya pengelola masih kepotong sama operasional. Jika ditinjau dari hukum Islam perjanjian kerjasama bagi hasil (paroan) ternak sapi belum memenuhi konsep dalam hukum Islam terutama kurang sesuai dengan asas-asas dalam akad mudharabah. Oleh karenanya, perlu memperjelas tentang akad dan pembagian keuntungan kerjasama bagi hasil ternak sapi agar tidak merugikan kedua belah pihak

    STRATEGI OPTIMALISASI POTENSI DAERAH DAN PENINGKATAN LITERASI SADAR GIZI PADA MASYARAKAT LEBOSARI MELALUI PROGRAM SEGANTING (OPTIMIZING REGIONAL POTENTIAL AND IMPROVING NUTRITIONAL LITERACY IN THE LEBOSARI COMMUNITY THROUGH THE SEGANTING PROGRAM)

    Get PDF
    Stunting merupakan kondisi di mana tinggi badan seseorang lebih rendah dibandingkan dengan mayoritas individu dalam kelompok usia yang sama disebabkan masalah gizi. Tingkat stunting yang cukup banyak di desa Lebosari mengindikasikan adanya tantangan signifikan terhadap kesadaran gizi dan potensi sumber daya daerah yang belum dimanfaatkan sepenuhnya. Dalam rangka mengatasi permasalahan ini, program SEGANTING diimplementasikan sebagai solusi yang dapat secara simultan meningkatkan pemahaman tentang gizi dan mengoptimalkan potensi desa. Program ini mencakup berbagai inisiatif termasuk inovasi pangan, Pojok gizi warga, dan bazar UMKM Desa Lebosari. Melalui tahapan Discovery, Dream, Design, serta Destiny yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat, program SEGANTING dapat memberikan kontribusi pada peningkatan yang signifikan dalam pemahaman masyarakat Desa Lebosari tentang kesadaran gizi dalam mencegah stunting yang didukung oleh optimalisasi potensi yang ada di desa. Terbukti Sebelum program dimulai, hasil pre-test menunjukkan bahwa rata-rata persentase jawaban yang benar adalah 40,33. Namun, setelah program diimplementasikan, terjadi peningkatan sebanyak 54%, dengan rata-rata persentase jawaban yang benar mencapai 88,00 pada post-test

    Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Terhadap Kemampuan Deteksi Dini Faktor Risiko Hipertensi Pada Kader Posbindu Ptm Di Puskesmas Ponggok Kabupaten Blitar

    Get PDF
    Hipertensi merupakan penyakit dengan prevalensi 9,5%. Deteksi dini merupakan salah satu strategi utama untuk menghindari komplikasi hipertensi di usia ≥15 tahun. Kondisi tersebut mengakibatkan pentingnya kegiatan deteksi dini. Kemampuan deteksi dini faktor risiko hipertensi merupakan suatu tindakan pencegahan hipertensi secara dini yang dilakukan oleh kader Posbindu PTM. Program Posbindu PTM sangat penting untuk meningkatkan status kesehatan secara promotif dan preventif untuk mengurangi risiko kejadian hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap kemampuan deteksi dini faktor risiko hipertensi pada kader Posbindu PTM di Puskesmas Ponggok Kabupaten Blitar, dengan menggunakan metode quasy eksperimental dengan rancangan nonrandomized pretest-posttest control group design dan dibagi menjadi kelompok intervensi (n=10) serta kelompok kontrol (n=10). Sampel dipilih dengan metode simple random sampling dan pengambilan data menggunakan lembar observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan deteksi dini faktor risiko hipertensi sesudah diberikan penyuluhan kesehatan sebanyak 6 orang dengan kategori tinggi. Pada kelompok kontrol yang tidak diberikan penyuluhan tidak ada peningkatan, bahkan kemampuannya yang kurang bertambah dari 6 orang menjadi 7 orang. Hasil uji paired t test pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol menunjukkan p-value sebesar 0.000 (p-value<0.05). Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan skor kemampuan deteksi dini faktor risiko hipertensi sesudah diberikan penyuluhan kesehatan pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Disarankan untuk tenaga kesehatan Puskesmas Ponggok Kabupaten Blitar mengadakan program pelatihan kepada kader yang dilakukan secara berkala untuk meningkatkan kemampuan kade

    Toward Secure Vehicular Ad-hoc Networks: A Survey

    No full text

    Onychoptosis: A forgotten sign in syphilis infection

    No full text

    Pokok-Pokok Ajaran Islam

    No full text
    xxviii, 486 Hal.; 23 C
    corecore