760 research outputs found
Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Bidan Desa dalam Pemberian Konseling KB Postpartum pada Ibu Pasca Persalinan di Kabupaten Semarang Tahun 2014
Universitas Diponegoro
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat
Konsentrasi Kesehatan Ibu dan Anak
2014
ABSTRAK
Nugraheni Kusumawati
Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Bidan Desa dalam Pemberian Konseling KB Postpartum pada Ibu Pasca Persalinan di Kabupaten Semarang Tahun 2014
xvii + 139 halaman + 37 tabel + 3 gambar + lampiran
Kepatuhan bidan desa dalam pemberian konseling KB postpartum di Kabupaten Semarang masih sangat rendah. Jumlah PUS yang tidak ikut KB masih cukup banyak, yaitu 19.729 orang dan keikutsertaan KB baru pada PUS mengalami penurunan sebanyak 4.034 orang, sehingga belum bisa mencapai target KB yang diharapkan. Tujuan penelitian ini untuk menguji faktor-faktor apakah yang mempengaruhi kepatuhan bidan desa dalam pemberian konseling KB postpartum pada ibu pascapersalinan di Kabupaten Semarang.
Metode penelitian observasional dengan metode survey dan pendekatan cross sectional. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner dan check-list pada 70 bidan desa yang dipilih dengan Stratified Random Sampling. Analisis bivariat menggunakan uji chi square dan analisis multivariat menggunakan regresi logistik.
Hasil penelitian menunjukkan kepatuhan bidan desa dalam pemberian konseling KB postpartum pada ibu pasca persalinan masih rendah (54,3%). Karakteristik bidan desa: 77% berumur antara 18-40 tahun, pendidikan terakhir bidan desa 100% D III kebidanan, dan 66% masa kerja lebih dari lima tahun. Sebagian besar bidan desa berpengetahuan baik tentang KB postpartum (82,9%), memiliki motivasi rendah (51,4%), bersikap positif (62,9%), supervisi bidan koordinator masih kurang baik (54,3%), bidan desa masih kurang terampil dalam pemberian konseling KB postpartum (60%), dan sarana yang dimiliki bidan desa sudah lengkap (65,7%). Ada hubungan antara motivasi (p=0,0001), supervisi (p=0,005), dan keterampilan (p=0,021) dengan kepatuhan bidan desa dalam pemberian konseling KB postpartum. Tidak ada hubungan antara pengetahuan (p=1,000), sikap (p=0,491), dan sarana (p=0,812) dengan kepatuhan bidan desa dalam pemberian konseling KB postpartum. Variabel yang berpengaruh secara bersama-sama terhadap kepatuhan bidan desa dalam pemberian konseling KB postpartum adalah motivasi (ExpB=8,534), supervisi(ExpB=5,587), dan keterampilan (ExpB=3,382).
Disarankan Dinas Kesehatan dan Puskesmas untuk lebih meningkatkan motivasi, supervisi, dan keterampilan bidan desa dalam pemberian konseling KB postpartum pada ibu pasca persalinan.
Kata kunci : Faktor yang Mempengaruhi Bidan Desa, Konseling KB Postpartum
Kepustakaan : 63 (1997 – 2013)
Diponegoro University
Faculty of Public Health
Master’s Program in Public Health
Majoring in Maternal and Child Health
2014
ABSTRACT
Nugraheni Kusumawati
Some Factors influencing the Obedience of Village Midwife in Providing Counselling of Postpartum Family Planning to Mothers after Childbirth in Semarang District in 2014
xvii + 139 pages + 37 tables + 3 figures + enclosures
The obedience of village midwives in providing counselling of postpartum family planning in Semarang District was still low. Number of couples of childbearing age who did not follow family planning program was very large, namely 19,729 persons. In addition, new family planning acceptors among those couples decreased about 4,034 persons. Therefore, it had not achieved a target yet. This study aimed to analyze factors influencing the obedience of village midwives in providing counselling of postpartum family planning in Semarang District.
This was observational research with survey method and cross-sectional approach. Research instrument used questionnaires and check-lists interviewed to 70 village midwives selected using Stratified Random Sampling. Furthermore, data were analyzed using bivariate analysis (Chi-Square test) and multivariate analysis (Logistic Regression test).
The result of this research showed that most of the research participants had lack of obedience (54.3%). In addition, most of them had age ranging from 18 to 40 years old (77%), graduated from DIII Midwifery (100%), and had working period more than five years (66%). Furthermore, most of the respondents had good knowledge about postpartum family planning (82.9%), low motivation (51.4%), positive attitude (62.9%), lack of supervision by coordinator midwives (54.3%), lack of skill in providing postpartum family planning (60%), and complete means (65.7%). The variables of motivation (p=0.0001), supervision (p=0.005), and skill (p=0.021) had significant relationship with the obedience of village midwives in providing counselling of postpartum family planning. On the other hand, the variables of knowledge (p=1.000), attitude (p=0.491), and means (p=0.812) were not significant. Furthermore, the factors of motivation (Exp(B)=8.534), supervision (Exp(B)=5.587), and skill (Exp(B)=3.382) jointly significantly influenced the obedience of village midwives.
As suggestions, District Health Office and health centers need to improve motivation, supervision, and skills of village midwives in providing counselling of postpartum family planning among mothers after childbirth.
Key Words : Factors Influencing Village Midwife, Counselling of Postpartum
Family Planning
Bibliography : 63 (1997-2013
Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan Dengan Semangat Kerja Karyawan Pada Pt. Pabelan Di Surakarta
Tujuan penelitian ini adalah pertama untuk mengetahui sikap karyawan terhadap gaya kepemimpinan yang diterapkan pada PT. Pabelan di Surakarta berdasarkan tingkat pengalaman kerja, kedua untuk mengetahui hubungan antara sikap karyawan terhadap gaya kepemimpinan dengan semangat kerja karyawan pada PT. Pabelan di Surakarta.
Data yang akan digunakan diperoleh dengan cara menyebarkan angket questioner kepada 40 responden, data tersebut dianalisis dengan menggunakan uji Chi–Square dan analisis Korelasi Pearson Product Moment. Dari uji Chi-Square
dihitung dengan menggunakan SPSS diperoleh X2 hitung sebesar 10,784 dan X2 tabel sebesar 12,592 (X2 hitung < X2 tabel ) dan terlihat nilai signifikan X2 = 0,095 ( Sig X2
> 0,05 ) maka Ho diterima, hal ini berarti tidak ada perbedaan yang signifikan pada sikap karyawan terhadap gaya kepemimpinan berdasarkan tingkat pengalaman kerja.
Dari hasil analisis Korelasi Pearson Product Moment yang dihitung dengan menggunakan SPSS diperoleh nilai r sebesar 0,805 yang berarti terdapat hubungan positif yang kuat antara sikap karyawan terhadap gaya kepemimpinan dengan
semangat kerja karyawan dan dari uji hipotesis tentang korelasi diperoleh nilai Z sebesar 0,32 ( r > nilai Z ) dan terlihat nilai signifikan r = 0,000 ( Sig. r < 0,05 ) maka
Ho ditolak sehingga benar-benar terdapat hubungan positif antara sikap karyawan terhadap gaya kepemimpinan dengan semangat kerja karyawan.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak ada perbedaan yang signifikan pada sikap karyawan terhadap gaya kepemimpinan berdasarkan tingkat pengalaman kerja dan benar-benar terdapat hubungan positif antara sikap karyawan terhadap gaya kepemimpinan dengan semangat kerja karyawan
Analisis Stakeholder Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di Kabupaten Sragen
Universitas Diponegoro
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat
Konsentrasi Kesehatan Ibu dan Anak
2016
ABSTRAK
Pramukti Dian Setianingrum
Analisis Stakeholder Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di Kabupaten Sragen
97 halaman + 9 tabel + 3 gambar + 30 lampiran
Implementasi Pedoman SKB 4 Kementerian tahun 2004 tentang UKS meskipun didukung SK Bupati tentang pembentukan Tim Pembina UKS sejak tahun 2013 belum dilaksanakan secara optimal hal ini dikarenakan tidak adanya koordinasi lintas sektor oleh para stakeholder. Tujuan penelitian menganalisis Stakeholder Pada Program UKS di Kabupaten Sragen.
Desain penelitian kualitatif disajikan secara deskriptif eksploratif, menggunakan teknik non probability sampling dengan purposive sampling. Subjek penelitian 4 orang informan utama adalah Kasi kesejahteraan masyarakat, Kasi Upaya Kesehatan Institusi Pemberdayaan Masayarakat (UKI PM), Kasi Kesiswaan, Seni Dan Olahraga dan Kasi madrasah dan pendidikan agama islam pada sekolah Umum dan informan triangulasi terbagi dalam 2 kelompok yaitu 4 orang dari Kabid Kesra, Kabid Promkes dan kemitraan kesehatan, Kabag Kesiswaan, Seni Dan Olahraga dan Kabag Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Umum dan 31 orang pelaksana TP UKS kecamatan dan sekolah. Data dikumpulkan dengan indepth interview, FGD, pengolahan data dengan metode analisis isi (content analysis).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemetaan stakeholder yang terlibat yaitu Pembuat keputusan (Decision Maker) yaitu Pemerintah Daerah (Kesra), Pelaksana kegiatan (Designer) meliputi Dinas kesehatan, Dinas Pendidikan, Kementerian Agama dan Sasaran (client) meliputi Kepala Puskesmas, Camat, Guru pelaksana pada tingkat SD/SMP/SMU, dan Guru pelaksana pada tingkat MI/MTS/MAN.
Analisis peresepsi menunjukan bahwa sebagian besar stakeholder memiliki sikap yang mendukung terhadap implementasi program UKS, Pada kelompok stakeholder pengambil keputusan yaitu pemda (kesra) belum dapat memenuhi kriteria sebagai leading sector pada program UKS, sehingga berada pada kelompok Raksasa tidur (sleeping giant), dinas kesehatan memiliki posisi potensial sebagai “Penyelamat” (saviour), Dinas pendidikan sebagai provider berada pada kelompok Kawan” (friend) dan Kementerian Agama yang juga sebagai provider diposisikan sebagai “pemerhati” (acquaintance)
Kata kunci : Program UKS, Analisis Stakeholder. Sikap, Power, Urgency
Kepustakaan : 42 (2004-2014).
Diponegoro University
Faculty of Public Health
Master’s Study Program in Public Health
Majoring in Maternal and Child Health
2016
ABSTRACT
Pramukti Dian Setianingrum
Stakeholder Analysis of School Health Efforts (UKS) Program in District of Sragen
97 pages + 9 tables + 3 figures + 30 appendices
A Joint Decree guideline of four ministries in 2014 about UKS and Regent’s Decree about a form of an UKS supervisory team in 2013 had not been optimally implemented yet. This condition was due to no coordination between inter-sectors conducted by stakeholders. The aim if this study was to analyse stakeholder on the program of UKS in District of Sragen.
This was a qualitative study presented using descriptive and explorative methods. Subjects were selected using a technique of non-probability sampling (purposive sampling). Main informants consisted of four persons, namely head of community welfare section, head of institution health efforts -community empowerment section, head of student, art, and sport section, head of madrasah and Islam education at general schools. Meanwhile, informants for triangulation purpose consisted of two groups namely four heads of community welfare department, health promotion and health partnerships department, student, art, and sport department, and Islam education at general schools and 31 implementers of UKS at subdistrict and school levels. Data were collected using indepth interview, FGD and analysed using content analysis.
The involved stakeholders consisted of a decision maker namely Local Government (community welfare), implementers (designers) namely health office, education office, and religion ministry. Target (clients) consisted of head of health centre, head of sub district, teachers at levels of elementary/junior/senior high schools, and teachers at levels MI/MITS/MAN.
Perception analysis showed that majority of stakeholders supported the implementation of the UKS program. A decision maker had not met criteria as a leading sector at the UKS program and was included as a group of a sleeping giant. Health office potentially could be as a saviour. Education office as a provider played a role as a friend. Meanwhile, ministry of religion as a provider placed on position as an acquaintance.
Keywords : UKS Program, Stakeholder Analysis, Attitude, Power, Urgency
Bibliography: 42 (2004-2014
KAJIAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS IV SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN WATES,KABUPATEN KULON PROGO
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui sejauh mana pelaksanaan pembelajaran kontekstual oleh guru pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas IV siswa Sekolah Dasar se-Kecamatan Wates, Kabupaten Kulon Progo. Guna menilai keefektivitasan pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan itu sendiri.
Jenis penelitian ini adalah penelitian survei. Populasi dalam penelitian ini adalah guru kelas IV Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Wates, Kabupaten Kulon Progo sebanyak 34 orang guru. Sampel yang diambil sebanyak 18 orang guru. Pengambilan sempel ini menggunakan teknik Proportionate Stratified Random Sampling, yakni mengambil sebanyak 3 guru kelas dari setiap gugus. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitan ini adalah angket, wawancara dan dokumentasi. Analisis data, teknik yang digunakan adalah deskriptive persentase yang membandingkan antara perolehan skor penelitian dengan keseluruhan skor setiap indikator serta data wawancara dan dokumentasi
digunakan sebagai data penguat.
Hasil penelitian pada pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, berdasarkan perhitungan persentase data seluruh tahapan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang diukur dengan menggunakan instrumen angket tertutup dengan 60 butir pernyataan, 15 pertanyaan pada angket terbuka dan 8 pertanyaan saat wawancara dapat diketahui bahwa, pelaksanaan pembelajaran kontekstual pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas IV, dalam proses perencanaan pembelajaran dengan kategori sangat baik (89,07%), untuk pelaksanaan pembelajaran kontekstual dengan kategori baik (66,47%), dan pelaksanaan evaluasi pembelajaran dengan kategori sangat baik (80,69%). Implementasi pembelajaran kontekstual secara keseluruhan pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas IV, dapat dikategorikan baik (74,49%). Capaian tersebut belum maksimal, dikarenakan pemahaman guru mengenai paradigma baru Pendidikan Kewarganegaraan masih dinilai cukup (45,37%), serta pemahaman mengenai pendekatan kontekstual dikategorikan baik (61,91%). Kemudian untuk hambatan yang paling banyak dihadapi oleh guru adalah materi ajar pada kelas IV yang dinilai sulit untuk diajarkan kepada anak.
Kata kunci: Pembelajaran kontekstual, mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas IV
Did the strategy of skilled attendance at birth reach the poor in Indonesia?
Objective To assess whether the strategy of “a midwife in every village” in Indonesia achieved its aim of increasing professional delivery care for the poorest women. Methods Using pooled Demographic and Health Surveys (DHS) data from 1986–2002, we examined trends in the percentage of births attended by a health professional and deliveries via caesarean section. We tested for effects of the economic crisis of 1997, which had a negative impact on Indonesia’s health system. We used logistic regression, allowing for time-trend interactions with wealth quintile and urban/rural residence. Findings There was no change in rates of professional attendance or caesarean section before the programme’s full implementation (1986–1991). After 1991, the greatest increases in professional attendance occurred among the poorest two quintiles – 11% per year compared with 6% per year for women in the middle quintile ( P = 0.02). These patterns persisted after the economic crisis had ended. In contrast, most of the increase in rates of caesarean section occurred among women in the wealthiest quintile. Rates of caesarean deliveries remained at less than 1% for the poorest two-fifths of the population, but rose to 10% for the wealthiest fifth. Conclusion The Indonesian village midwife programme dramatically reduced socioeconomic inequalities in professional attendance at birth, but the gap in access to potentially life-saving emergency obstetric care widened. This underscores the importance of understanding the barriers to accessing emergency obstetric care and of the ways to overcome them, especially among the poor
Analisis Hubungan Faktor Internal dan Eksternal dengan Kinerja Bidan Desa dalam Deteksi Dini dan Penanganan Ibu Hamil Kekurangan Energi Kronik (KEK) di Kabupaten Grobogan Tahun 2015
Universitas Diponegoro
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat
Konsentrasi Kesehatan Ibu dan Anak
2015
ABSTRAK
Rosmala Kurnia Dewi
Analisis Hubungan Faktor Internal dan Eksternal dengan Kinerja Bidan Desa dalam Deteksi Dini dan Penanganan Ibu Hamil Kekurangan Energi Kronik (KEK) di Kabupaten Grobogan Tahun 2015
xviii + 154 halaman + 32 tabel + 3 gambar + 14 lampiran
Kejadian KEK merupakan salah satu penyebab AKI dan AKB secara tidak langsung. Jumlah AKI di Kabupaten Grobogan tahun 2011 sebanyak 26 kasus (114,03/100.000 KH), tahun 2012 meningkat menjadi 34 kasus (AKI 151,15/100.000 KH), dan tahun 2013 menurun menjadi 22 kasus (AKI 102,03/100.000 KH). Sedangkan AKB tahun 2011 sebesar 194 kasus, terjadi kenaikan pada tahun 2012 sebesar 240 dan kembali turun pada tahun 2013 sebesar 166 kasus. Salah satu penyebab AKB adalah BBLR, karena pada masa kehamilan ibu mengalami KEK. Tujuan penelitian untuk menganalisis faktor internal dan eksternal dengan kinerja bidan desa dalam deteksi dini dan penanganan ibu hamil dan penanganan KEK.
Jenis penelitian adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Cara pengambilan data dengan kuesioner terstruktur. Populasi adalah 243 bidan desa di Puskesmas Kabupaten Grobogan. Jumlah sampel adalah 71 bidan desa yang dipilih secara Stratified Random Sampling. Analisis hubungan dengan uji Chi Square dan multivariat dengan Regresi Logistik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur responden 20-35 tahun (76,1%), masa kerja tergolong baru/≤ 6 tahun (53,5%) dan responden pernah melakukan penanganan KEK (81,7%). Ada hubungan antara fasilitas kesehatan (p=0,001), dukungan rekan kerja (p=0,016), dukungan masyarakat (p=0,001), dukungan pimpinan (p=0,0001) dengan kinerja bidan desa dalam deteksi dini ibu hamil KEK. Faktor yang berpengaruh secara bersama-sama terhadap kinerja adalah fasilitas kesehatan (p=0,000; Exp(B)=25,395), dukungan pimpinan (p=0,001; Exp(B)=10,278).
Disarankan kepada instansi terkait (Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten) memberikan fasilitas kesehatan yang lengkap dan memadai agar meningkatkan kinerja tenaga kesehatan dalam pelayanannya.
Kata Kunci : Bidan Desa, Kinerja, Deteksi Dini dan Penanganan Ibu Hamil
KEK
Referensi : 53 (1990-2012)
Diponegoro University
Faculty of Public Health
Master’s Program in Public Health
Majoring in Maternal and Child Health
2015
ABSTRACT
Rosmala Kurnia Dewi
Relationship Analysis of Internal and External Factors with Performance of Village Midwives in Conducting Early Detection and Handling Pregnant Women with Chronic Energy Deficiency (CED) in Grobogan District in 2015
xviii + 154 pages + 32 tables + 3 figures + 14 enclosures
Chronic Energy Deficiency (CED) is one of the causes of maternal and infant mortality indirectly. Maternal Mortality Rate (MMR) in Grobogan District increased gradually during the period of 2011 – 2012 from 26 cases (114.03/100,000 live births) to 34 cases (151.15/100,000 live births), and decreased sharply to be 22 cases (102.03/100,000 live births) in 2013. Meanwhile, Infant Mortality Rate (IMR) was 194 cases in 2011, rose dramatically in 2012 to be 240 cases, and declined sharply in 2013 to be 166 cases. Low Birthweight Babies (LBWB) was one of the causes of infant mortality because pregnant women suffered from CED during their pregnancies. The aim of this study was to analyse internal and external factors with performance of village midwives in conducting early detection and handling pregnant women with CED.
This was an observational-analytic study using cross-sectional approach. Data were collected using structured questionnaires. Population was 243 village midwives at health centres in Grobogan District. As many as 71 village midwives were selected randomly using a technique of stratified random sampling. Data were analysed using analyses of bivariate (chi square test) and multivariate (logistic regression test).
The results of this research showed that most of the respondents aged ranging from 20-35 years old (76.1%), had working period less than or equal to 6 years (53.5%), ever handled CED (81.7%). Variables of health facilities (p=0.001), fellow worker support (p=0.016), community support (p=0.001), leader support (p=0.0001) had significant relationship with the performance of village midwives in conducting early detection of pregnant women with CED. Factors jointly influencing the performance were health facilities (p=0.000; Exp(B)=25.395), and leader support (p=0.001; Exp(B)=10.278).
As suggestions, health centres and District Health Office need to provide complete health facilities to improve performance of health workers in providing services.
Key Words : village midwives; performance; early detection and handling
pregnant women with CED
Bibliography : 53 (1990-2012
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Bidan Desa dalam Pengisian Partograf di Kabupaten Semarang
Universitas Diponegoro
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat
Konsentrasi Kesehatan Ibu dan Anak
2015
ABSTRAK
Ninik Christiani
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Bidan Desa dalam Pengisian Partograf di Kabupaten Semarang
115 halaman + 24 tabel + 5 gambar + 10 lampiran
Angka Kematian Ibu di Kabupaten Semarang tahun 2011 masih tinggi yaitu 125,66 per 100.000 kelahiran hidup. Salah satu penyebab adalah keterlambatan bidan dalam penangganan atau dalam mendeteksi penyulit persalinan yang dapat dideteksi dengan pengisian partograf dengan benar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keterampilan bidan desa dalam pengisian partograf di Kabupaten Semarang.
Penelitian kuantitatif ini dilakukan dengan pendekatan survey cross sectional. Populasi adalah seluruh bidan desa berjumlah 312 orang. Pemilihan subjek sebanyak 76 orang dilakukan dengan Clustered Random Sampling. Variabel terikat adalah keterampilan bidan desa dalam pengisian partograf, variabel bebas adalah umur, pendidikan. masa kerja, pengetahuan, pembinaan, dan sarana. Pengambilan data melalui wawancara dengan kuesioner terstruktur. Analisis bivariat dilakukan dengan uji Chi Square, dan analisis multivariat dengan Regresi Logistik Berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata umur responden adalah 38,8±5 tahun, rerata masa kerja 18±5 tahun, berpendidikan D3 Kebidanan (65,8%), telah mengikuti pelatihan APN atau PPGDON (67,1%), pengetahuan baik (86,8%), pembinaan baik (57,9%), mempunyai sarana baik (59,2%), dan terampil mengisi partograf (69,7%). Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa umur (p=0,045), pendidikan terakhir (p=0,030), masa kerja (p=0,016), pelatihan (p=0,0001), pengetahuan (p=0,003), pembinaan (p=0,006), sarana (p=0,004) berhubungan positif dengan keterampilan bidan desa dalam pengisian partograf. Hasil analisis multivariat menunjukkan ada pengaruh secara bersama-sama antara lain pelatihan (Exp B=7,3; p=0,003), lama kerja (Exp B=3,6; p=0,060), pendidikan terakhir (Exp B=2,9; p=0,119) dan umur (Exp B=2,6; p=0,155) terhadap keterampilan bidan desa dalam pengisian partograf di Kabupaten Semarang.
Disarankan kepada dinas kesehatan terutama bidang kepegawaian atau kesga untuk bekerjasama dengan jaringan pelatihan atau organisasi IBI untuk mewajibkan bidan mengikuti pelatihan terkait pengisian partograf.
Kata Kunci : Keterampilan Pengisian Partograf, APN
Referensi : 72 (1992-2012)
Diponegoro University
Faculty of Public Health
Master’s Program in Public Health
Majoring in Maternal and Child Health
2015
ABSTRACT
Ninik Christiani
Factors influencing Skills of Village Midwives in Filling Partograph in Semarang District
115 pages + 24 tables + 5 figures + 10 enclosures
Maternal Mortality Rate in Semarang District in 2011 was high, namely 125.66 per 100,000 live birth. Lateness of midwives in treating or detecting delivery obstacles was one of the causes which could be overcome by filling partograph well. The aim of this study was to investigate factors influencing skills of village midwives in filling the partograph in Semarang District.
This was quantitative study using cross sectional approach. Population was all village midwives (312 persons). Number of samples were 76 persons selected using Clustered Random Sampling. Dependent variable was skills of midwives in filling the partograph. Meanwhile, independent variables consisted of age, education, working period, knowledge, supervision, and means. Data were collected by conducting interview using a structured questionnaire. Bivariate analysis (Chi-Square test) and multivariable analysis (Logistic Regression test) were used to analyse data.
The results of this study showed that the respondents had a mean age of 38.8±5 years old and a mean working period of 18±5 years. Most of them graduated from D3 Midwifery (65.8%), had followed training of APN or PPGDON (67.1%), had good knowledge (86.8%), had good supervision (57.9%), had good means (59.2%), and had skills to fill the partograph (69.7%). The results of bivariate analysis, factors of age (p=0.045), educational background (p=0.030), working period (p=0.016), training (p=0.0001), knowledge (p=0.003), supervision (p=0.006), and means (p=0.004) had positive association with skills of midwives in filling the partograph. Furthermore, the result of multivariable analysis demonstrated that factors of training (Exp B=7.3; p=0.003), working period (Exp B=3.6; p=0.060), educational background (Exp B=2.9; p=0.119), and age (Exp B=2.6; p=0.155) jointly influenced skills of midwives in filling the partograph in Semarang District.
As suggestions, District Health Office particularly human resource department or family health department needs to make a cooperation with training network or Indonesian Midwives Association to obligate midwives to follow training of filling the partograph.
Key Words : Skills in Filling Partograph, APN
Bibliography : 72 (1992-2012
- …
