406 research outputs found
Preparation, Characterization, and Thermal Stability of B2O3-SiO2
Preparation of B2O3-SiO2 compound by inorganic synthesis was carried out. B2O3-SiO2 was characterized by FT-IR spectro-photometer, analysis of crystallinity by XRD, and test of acidity. B2O3-SiO2 was also tested by thermal stability with temperature range at 300-700 ⁰C. The results showed that the FT-IR spectrum of B2O3-SiO2 has some vibrations of B-O, Si-O-Si, Si-O-B stretching, and Si-O-B bending at 1442.8 cm-1, 779.2 cm-1, 925.8 cm-1, and 648.1 cm-1. The X-Ray diffraction pattern results showed that the analysis of B2O3-SiO2 has high crystallinity with two peaks diffraction identified at 26.6⁰ and 20.9⁰. The thermal stability test of B2O3-SiO2 showed that B2O3-SiO2 has high thermal stability with temperature range at 300-700 ⁰C. The results showed that the acidity analysis of B2O3-SiO2 has potential number 122.71 mV so that indicated B2O3-SiO2 was high acidity.
Keywords : boric oxide, silica dioxide, boric silica, B2O3-SiO
Studi Interaksi Seng(II) pada Asam Humat Muara Kuang Serta Aplikasinya terhadap Limbah Industri Pelapisan Seng
Telah diekstraksi asam humat dari tanah gambut asal Muara Kuang dengan menggunakan natrium hidroksida dalam kondisi atmosfir nitrogen. Asam humat yang diperoleh dikarakterisasi dengan spektroskopi infra merah, kadar air dan kadar abu untuk selanjutnya digunakan sebagai material untuk mengikat kation seng(II) dalam medium air dan diterapkan untuk mengikat kation dalam limbah industri pelapisan seng. Hasil penelitian menunjukkan bahwa asam humat dari tanah gambut asal Muara Kuang mengandung gugus karboksilat (-COOH) dengan kadar abu sebesar 26,04% (b/b) dan kadar air sebesar 14,16%(b/b). Kation Zn(II) yang terikat pada asam humat hasil isolasi sebanyak 96,79%. Asam humat hasil isolasi dapat mengikat kation Zn(II) dari limbah industri pelapisan seng sebesar 8,814%
Sintesis Tris(4-metoksifenil)tolilsilan Dengan Teknik Reaksi Kopling Menggunakan Katalis Paladium Tersier Tributil Fosfin
Telah disintesis senyawa tris(4-metoksifenil)tolilsilan (TMT) dengan teknik reaksi kopling menggunakan tolilsilan dan 4-iodida anisol yang dikatalis senyawa paladium. Reaksi dilakukan dalam kondisi inert dan suasana basa. Senyawa TMT hasil sintesis dikarakterisasi menggunakan kromatografi gas-spektrometri massa dan spektrometer 1H dan 13C NMR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa senyawa TMT hasil sintesis memiliki rendemen sebesar 30%. Pengukuran menggunakan kromatografi gas-spektrometri massa menghasilkan nilai m/z sebesar 440. Spektrum 1H NMR menunjukkan lima puncak proton ekivalen dan spektrum 13C NMR menghasilkan sepuluh puncak karbon ekivalen. Hasil karakterisasi tersebut bersesuaian dengan struktur senyawa TMT hasil sintesis
Studi Kompetisi Interaksi Besi(II) dengan Seng(II) pada Asam Humat
Telah dilakukan studi pemanfaatan asam humat yang diekstraksi dari tanah gambut Muara Kuang untuk kompetisi interaksi besi(II) dan seng(II). Selanjutnya studi interaksi dipelajari dengan menentukan jenis ikatan antara asam humat-besi(II) dan asam humat-seng(II) dengan metode desorpsi berurutan. Hasil peneli-tian menunjukkan bahwa seng(II) terikat lebih banyak dibanding besi(II) pada asam humat dengan konsentrasi awal yang sama. Jumlah seng(II) yang terikat sebesar 96,8% sedangkan besi(II) sebesar 74,6%. Desorpsi beru-rutan besi(II) dan seng(II) pada asam humat menunjukkan kedua kation terikat pada asam humat dengan ika-tan yang didominasi oleh ikatan ionik
Karakterisasi Kitin dan Kitosan dari Cangkang Kepiting Bakau (Scylla Serrata)
Telah dilakukan isolasi kitin dari cangkang kepiting bakau (Scylla serrata) melalui proses demineralisasi dan deproteinasi, serta transformasi kitin menjadi kitosan dengan proses deasetilasi. Kitin dan kitosan yang diperoleh dikarakterisasi dengan penentuan kadar abu, kadar air, serta kandungan logam yang ada didalamnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar abu untuk cangkang kepiting sebesar 70,493%(b/b) kadar air 8,725% (b/b), serta kandungan logam magnesium sebesar 1,136 mg/g, besi 27,36 mg/g, kalsium 0,260 mg/g, seng 0,669 mg/g, tembaga 0,004 mg/g, natrium 17,672 mg/g, dan silika oksida 0,018 mg/g. Kadar abu untuk kitin sebesar 40,368% (b/b), kadar air sebesar 7,862% (b/b) serta kandungan logam magnesium 1,1245(mg/), besi 12,478 mg/g, kalsium 0,038 mg/g, seng 0,6186 mg/g, tembaga 0,001 mg/g, natrium 13,95 mg/g, dan silika oksida sebesar 0,016 mg/g. Kitosan memiliki kadar abu sebesar 15,247%(b/b), kadar air sebesar 5,935% (b/b), serta kandungan logam magnesium sebesar 0,729 mg/g, besi 4,455 mg/g, kalsium 0,037 mg/g, seng 0,068 mg/g, tembaga 0,0003 mg/g, natrium 7,816 mg/g dan silika oksida sebesar 0,015 mg/g
Pembelajaran Problem Solving Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Peka Siswa Pada Reaksi Redoks
The aim of this research was to describe the effectiveness of problem solÂving learning to increase students’ problem sensitivity thinking ability through redox reactions maÂterial. This research used Non Equivalent Control Group Design. The sample was chosen by using purposive sampling technique. Population of the research was tenth grade student’s of SMA Negeri 2 Metro at second semester in the 2013/2014 year, the sample were, X science 2 and X science 4. The effectiveness of problem solving learning analyzed based on the differences of significant n-Gain between experiment and control classes.  The results showed that the average n-Gain score in experimental and control were 0,58 and 0,34. Based on hyphothesis testing, it can be concluded that problem solving learning is effective to increase students’problem sensitivity thinking ability through redox reactions material. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan efektivitas model pembelajaran problem solving untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berpikir peka pada reaksi redoks. Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan Non Equivalent Control Group Design. Sampel penelitian dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X IPA SMA Negeri 2 Metro semester genap Tahun Pelajaran 2013/2014 dan sampel penelitian adalah kelas X IPA2 dan X IPA4. Efektivitas pembelajaran problem solving diukur berdasarkan perbedaan n-Gain yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata n-Gain kemampuan siswa dalam berpikir peka pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebesar 0,58 dan 0,34. Berdasarkan pengujian hipotesis, diketahui bahwa model pembelajaran problem solving efektif dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam berpikir pekapada materi reaksi redoks.
Sintesis Senyawa Kompleks Kobalt dengan Asetilasetonato
Telah dilakukan sintesis dan karakterisasi senyawa kompleks kobalt(II) dengan ligan asetilasetonato. Karakterisasi senyawa kompleks hasil sintesis dilakukan dengan penentuan rendemen hasil sintesis, titikleleh, air kristal, kandungan logam, bobot molekul, jumlah ion, sifat magnet, serta identifikasi menggunakanspektrofotometer infra merah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendemen hasil sintesis senyawa komplekskobalt-asetilasetonato yakni 82,46% dengan titik leleh sebesar 160-162◦C. Air kristal yang terkandung dalamsenyawa kompleks sebesar dua mol/mol dengan kandungan logam kobalt didalam senyawa kompleks hasilsintesis sebesar 28,32%(b/b) dan berat molekul 192 g/mol. Senyawa kompleks hasil sintesis bersifat paramagnetik dengan tidak mempunyai ion. Vibrasi karbonil dari asetilasetonato pada senyawa kompleks hasil sintesismuncul pada bilangan gelombang 1500-1600 cm−1. Struktur senyawa kompleks hasil sintesis adalah Co(acac)2H2O
Study Adsorption Desorption of Manganese(ii) Using Impregnated Chitin-cellulose as Adsorbent
- Study adsorption desorption of manganese(II) using impregnated chitin-cellulose as adsorbent has been carried out. Chitin was extracted from snail shell and cellulose isolated from rice straw. Chitin and cellulose were impregnated using thiourea as impregnant agent. Characterization of chitin and cellulose was performed using FTIR spectroscopy, determination of water content, and ash content, while impregnated chitin-cellulose was characterized using FTIR spectrophotometer and X-Ray diffractometer. The adsorption of Mn(II) on impregnated chitin-cellulose was studied through determination of adsorption time and the influence of Mn(II) concentration, while desorption was carried out sequentially using various reagents. The results shown that chitin and cellulose from extraction processes are has similar FTIR spectrum compared to chitin and cellulose standard. The FTIR spectrum of impregnated chitin-cellulose shows both vibration of chitin and cellulose appeared and indicated successfully impregnate. These results were also equal to XRD pattern analysis. The water and ash contents of chitin are 0.038% and 0.043 while for cellulose are 0.184% and 0.165%, respectively. The adsorption of Mn(II) on chitin and cellulose are quite similar kinetically, while adsorption of Mn(II) on impregnated chitin-cellulose is higher at the same time with chitin and cellulose. In the low concentration of Mn(II), adsorption phenomena are similar on chitin, cellulose, and impregnated chitin-cellulose. Desorption process of Mn(II) on the adsorbents shows sodium etilenediamine tetra acetate able to desorp Mn(II) up to 68% higher than other reagents
The Relationship of Knowledge Level of Cosmetics with Avoidance Behavior Against Cosmetics Containing Rhodamine-B.
Kosmetik merupakan kebutuhan yang telah lama digunakan dan dikembangkan oleh manusia. Seiring perkembangan zaman penggunaan kosmetikkian meningkat, Mahasiswi sebagai konsumen yang menggunakan produk kosmetika seharusnya memiliki pengetahuan yang baik mengenai kosmetika. Kosmetika yang beredar di pasaran sangat beragam baik merek, jenis, kegunaannya, maupun warna dan bentuknya. Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui Hubungan pengetahuan dengan perilaku menghindari Kosmetika yang mengandung Rhodamin-B. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan korelasional serta sampel penelitian ini adalah Mahasiswa Pendidikan Tata Rias angkatan 2018 berjumlah 30 dengan menggunakan random sampling. Data yang digunakan adalah data primer yang didapatkan melalui kuesioner. Uji persyaratan analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov yang menunjukkan nilai probabilitas (Sig.) sebesar 0,080 untuk variabel pengetahuan kosmetika (X) dan 0,198 untuk variabel perilaku menghindari kosmetika yang mengandung Rhodamin-B (Y) perolehan kedua skor tersebut didapat > 0,05 taraf signifikan, sehingga kedua variabel dapat dinyatakan berdistribusi normal. Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan uji koefisien korelasi product moment dan uji keberartian koefisien korelasi. Hasil menunjukkan r hitung sebesar 0,625, yang artinya lebih besar dari r tabel yaitu 0,361, yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima.Nilai korelasi sebesar 0,625 menunjukkan korelasi yang kuat, hal ini mengacu terhadap Tingkatan Koefisien Korelasi. Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara pengetahuan kosmetika dengan perilaku menghindari kosmetika yang mengandung Rhodamin-B.Cosmetics is a necessity that has long been used and developed by humans. Along with the development of the era of increasing use of cosmetics, female students as consumers who use cosmetic products should have good knowledge about cosmetics. Cosmetics on the market are very diverse in terms of brands, types, uses, as well as colors and shapes. This study aims to determine the relationship between knowledge and behavior to avoid Cosmetics containing Rhodamine-B. This study uses a descriptive research method with a correlational approach and the sample of this research is the Make-up Education Students, Class of 2018 with total 30 students using random sampling. The data used is primary data and collected through a questionnaire. The analytical requirements test used in this study is the Kolmogorov-Smirnov Normality Test which shows a probability value (Sig.) of 0.080 for the cosmetic knowledge variable (X) and 0.198 for the behavioral variable to avoid cosmetics containing Rhodamine-B (Y). obtained > 0.05 significant level, so that both variables can be declared normally distributed. Hypothesis testing in this study uses the product moment correlation coefficient test and the significance test of the correlation coefficient. The results show r arithmetic of 0.625, which means it is greater than r table of 0.361, which means Ho is rejected and Ha is accepted. The correlation value of 0.625 indicates a strong correlation, this refers to the Correlation Coefficient Level. It can be concluded that there is a positive relationship between knowledge of cosmetics and behavior to avoid cosmetics containing Rhodamine-B
- …
