131 research outputs found
Core crush criterion to determine the strength of sandwich composite structures subjected to compression after impact
In this study a core crush criterion is proposed to determine the residual strength of impacted sandwich structures. The core of the sandwich is made of a Nomex Honeycomb core and the faces are laminated and remain thin. The mechanism of failure of this kind of structure under post-impact compressive loading is due to interaction between three mechanical behaviors: geometrical nonlinearity due to the skin’s neutral line off-set in the dent area, nonlinear response of the core and damages to the skins. For the type of sandwich analysed in this study, initially the core crushes at the apex of the damage. Using a finite element discrete modelling of the core previously proposed by the authors, the load corresponding to the crushing of the first cell can be computed and it gives the value of the residual strength for our criterion. Some geometric and material hypotheses are assumed in the damaged area mainly based on nondestructive inspection (NDI). The criterion is then applied to tests modelled by Lacy and Hwang [Lacy TE, Hwang Y. Numerical modelling of impact-damaged sandwich composites subjected to compression after impact loading. Compos Struct 2003;61:115–128]. It is shown that the criterion allows a good prediction of the tests except in the case of very small dents. Several sensitivity studies on the assumptions were made and it is shown that using this approach, the criterion is robust
Impact characterisation of glass fibre reinforced polymer (GFRP) type C-600 and E-800 using a drop weight machine
In this study, the impact responses for GFRP type C-600 and GFRP type E-800 have been investigated. Impact tests were performed using a drop weight tester, IMATEK IM10T with eight different levels of energy ranging from 6 J to 48 J. The variation of impact characteristics such as peak displacement, peak force and energy absorbed versus impact energy and damaged area were investigated. From the experimental studies, it can be concluded that for each type of GFRP, the impact energy showed excellent correlation with the impact characterization and the damaged area. The difference in the thickness and mechanical properties for both types of GFRP do affect the impact characterization and the damaged area of the specimens tested. It can be concluded that GFRP type E-800 is higher in strength compared to GFRP type C-600
The study of impact behaviour of two types of glass fibre reinforced polymer (GFRP) subjected to low velocity impact
The aim of this work is to study the behaviour of two types of composite material when subjected to impacts at different energy levels under low velocity impact events. The composite material used in this study was Glass Fibre Reinforced Polymer (GFRP) which was C-type/600 g/m2 and E-type/600 g/m2. This material was fabricated to produce laminated plate specimens with a dimension of 100 mm 150 mm. Each specimen had 10 layers of GFRP woven roving plies. The low velocity impact test was performed using an IM10 Drop Weight Impact Tester with a 10 mm hemispherical striker cap. The impact energy was set to 14, 28, 42 and 56 joules with velocity ranging from 1.73 m/s to 3.52 m/s. The relationships of impact energy with impact force, displacement and energy absorbed are presented. The comparison and behaviour between the two types of GFRP are discussed
Implementasi Pemenuhan Perlindungan Hak Anak Sebagai Tersangka Pelaku Tindak Pidana Dalam Proses Penyidikan
This research aims to analyze the implementation of fulfilling the protection of children\u27s rights as suspects of criminal acts in the investigation process at the Jombang Police. The urgency of this research is to find out how to fulfill the protection of children\u27s rights as criminal suspects in the investigation process at the Jombang police station. The research method used by the author is empirical juridical. The results of this research show that fulfilling the protection of children\u27s rights as suspects in criminal acts in the investigation process at the Jombang Police is carried out in 4 (four) forms of rights fulfillment processes, namely, the investigation process is carried out in a family atmosphere, providing legal assistance to child suspects, placing children in rooms. especially children during detention, carry out diversion efforts against the child suspect.
Keywords: Protection of Children\u27s Rights, Suspects, Investigation
Experimental study of energy absorption capability of metallic-palm fiber-metallic hybrid composite plate
An experimental campaign on metallic-palm fiber-metallic hybrid subjected to impact loading using spherical projectile has been carried out. High initial energy impact with projectile mass of 24 kg and speed of 1, 3 and 5 mm/s, has been set enabling to determine the energy absorption
capability of hybrid composite panel. The influence of stacking sequences metallic-palm-fiber-metallic and metallic-palm fiber-metallic-palm fiber-metallic with different thickness of metallic and palm fiber, to the energy absorption were investigated. The effect of
different striker radius; 10, 13 and 20 mm were carried out as well. The mechanism of failure and energy absorbed by the hybrid composite panel and its components; metallic alone and palm fiber alone, were carried out to understand the advantage of having hybrid structure. The optimum configuration of hybrid panel in term of stacking sequence to absorb the energy of impact is proposed. The methodology of this study can be used for designing the armor to absorb the energy of projectile using palm fiber composite panel
Analisis Tari Tradisi Zapin Maharani di Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau.
Analisis adalah kegiatan berfikir untuk menguraikan suatu keseluruhan menjadi komponen sehingga dapat mengenal tanda-tanda komponen, hubungannya satu sama lain dan fungsi masing-masing dalam satu keseluruhan yang terpadu.Tari
tradisi Zapin Maharani merupakan tari tradisi yang ada di Desa Kuala Tolam Kabupaten Pelalawan yang hampir mengalami kepunahan. Inilah yang membuat penulis tertarik untuk menganalisis tari tradisi Zapin Maharani di Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau. Masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Menganalisis tari tradisi Zapin Maharani di Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau?. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Mengetahui Analisis Tari Tradisi Zapin
Maharani di Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau. Dalam penelitian ini menggunkan penelitian deskriptif analisis dengan menggunakan data kualitatif, penelitian yang dilakukan dengan pendekatan terhadap objek yang diteliti untuk mendapatkan data yang akurat, mengenai subjek atau daerah tertentu, karena data yang diperoleh adalah data yang ditemukan langsung dilapangan. Trknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi,
teknik wawancara, teknik dokumentasi. Teori yang penulis gunakan untuk menganalisis tari tradisi Zapin Maharani adalah teori Soedarsono (1977). Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa tari tradisi Zapin Maharani di Kabupaten
Pelalawan Provinsi Riau memiliki sembilan unsur pertunjukan tari (1) gerak, yang terdiri dari ragam gerak langkah pembuka, gerak pusing tengah, gerak siku keluang, gerak sud gantung, gerak anak ayam patah, dan gerak sembah tahto, (2)
musik, yang yang tediri dari satu alat musik gambus dan empat alat musik marwas, (3) desain lantai yang terdiri dari garis lurus dan garis lengkung, (4) dinamika, didalam tari ini tidak terdapat dinamika, karena dari awal dan akhir tari
bersifat sama atau tetap, (5) tema, yaitu yang patut diteladani seperti gerak yang serasi dan seimbang yang dilakukan oleh sepasang penari melambangkan keserasian hidup berumah tangga dan bermasyarakat, (6) kostum, menggunakan
baju kurung labuh dan rok yang senada dengan baju dan hiasan kepala memakai selendang, (7) tata rias, yaitu tata rias cantik atau natural, (8) tata cahaya lampu, menggunakan cahaya netral yang melambangkan kesan natural atau alami, (9)pemanggungan, yang disesuaikan dengan tempat acara
PEMENUHAN PERLINDUNGAN HAK ANAK SEBAGAI TERSANGKA PELAKU TINDAK PIDANA DALAM PROSES PENYIDIKAN DI KEPOLISIAN (STUDI KASUS DI WILAYAH POLRES KABUPATEN JOMBANG)
Anak yang berhadapan dengan hukum harus mempertanggungjawabkan perbuatannya sesuai dengan aturan hukum yang berlaku. Dengan melihat umur dan kondisi anak yang belum siap berhadapan dengan hukum terdapat perbedaan cara dalam menangani proses penyidikannya dengan proses penyidikan orang biasa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pemenuhan perlindungan hak terhadap anak yang berhadapan dengan hukum yang dilakukan oleh Kepolisian Resor Jombang dalam menjalankan proses penyidikan dan kendala yang dialami oleh penyidik Polres Jombang, serta upaya untuk mengatasi kendala tersebut. Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan metode penelitian empiris. Pengumpulan data dengan cara wawancara dan studi
kepustakaan,menggunakan metode deskriptif analitis dan menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat beberapa permasalahan yang dialami penyidik dalam memenuhi hak�hak anak tersebut seperti tidak adanya fasilitas LPAS di Jombang sehingga tidak ada tempat yang terpisah bagi tersangka anak selama proses penyidikan. Sehingga hal tersebut menjadi hambatan yang dialami oleh penyidik Polres Jombang dalam memenuhi hak-hak tersangka anak tersebut.
Kata Kunci: Anak, Tersangka, Perlindungan, Penyidika
Gambaran Karakter Lansia Pada Tokoh Utama Georges Dalam Film Prancis Amour Karya Sutradara Michael Haneke: Kajian Psikososial
Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk
menyampaikan suatu pesan kepada sekelompok orang yang berkumpul di suatu
tempat tertentu. Film memiliki sebuah makna pesan yang dapat disampaikan
melalui sekelompok orang dalam sebuah tayangan yang dapat bergerak secara
visual dan pengungkapan manusia secara verbal, kemudian dibalut dengan
kehidupan nyata sehingga sekelompok orang tersebut mampu menerima pesan yang
terkandung di dalamnya. Film Amour menceritakan kisah cinta sepasang lansia
mulai dari ego integrity hingga despair. Hal yang mendominasi dalam film ini
adalah gambaran kondisi tokoh utama yang dominan mengalami integrity
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran karakter lansia dalam
tokoh utama Georges dengan menggunakan pendekatan psikososial. Penelitian ini
merupakan sebuah penilitian deskriptif kualitatif untuk memahami suatu fenomena
serta mendeskripsikan fenomena tersebut. Sumber data dari penelitian ini adalah
film Prancis karya Michael Haneke, yang dirilis pada tahun 2012 berdurasi 120
menit yang berjudul Amour. Data yang diambil dari film tersebut berupa potonganpotongan gambar dan dialog dari adegan yang dipilih oleh peneliti. Teori yang
digunakan adalah tahapan psikososial Erik Erikson (2010), yaitu teori klasifikasi
tahapan kedelapan ego integrity vs despair.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa Georges mampu menjalani
tahapan psikososial ego integrity dengan baik walaupun tahapan despair mulai
dialami Georges semenjak Anne mengalami serangan stroke.
Bagi peneliti selanjutnya yang akan mengkaji gambaran karakter lansia
tokoh Georges dapat menggali lebih dalam lagi mengenai psikososial karena masih
ada banyak hal yang dapat dikaji. Selain itu, peneliti lain dapat menjadikan film
“Amour” ini sebagai referensi dalam melakukan penelitiannya, terutama mengenai
kesusastraan Perancis
Experimental study of impact on carbon-fiber-epoxy composite wing leading edge structure
This paper works on the curvature composite structure for wing leading edge application using fabric carbon/epoxy material subjected to impact loading. At first stage, rigid spherical projectile and elliptical panel with were used. The impact testing has been carried out by varying the radius of curvature, the thickness of the panel and different stacking sequence. The experimental results show the trend of specific energy absorption capability of structure in function of the radius, thickness of panel and carbon fiber directions
- …
