3,056 research outputs found

    MODELING INDONESIAN LQ45 STOCK MARKET INDEX VOLATILITY (APPLICATION OF GARCH AND BAYESIAN GARCH)

    Get PDF
    A comparative study has been conducted to examine the performance of the GARCH (Generalized Autoregressive Conditional Heteroscedasticity) model and Bayesian GARCH applied to the daily LQ45 stock market index of the Indonesian Stock Exchange, where the innovations of both models are assumed to follow Student-t. The forecasting performance of both models are evaluated with standard statistical measurement. The empirical result shows that there a no different performance between these models. This is an indication that bayesian estimation only an alternative method in predicting LQ45 volatility, but not to increase the predictio

    Comparing Statistical Feature and Artificial Neural Networks for Control Chart Pattern Recognition: A Case Study

    Get PDF
    Control chart has been widely used for monitoring production process, especially in evaluating the quality performance of a product. An uncontrolled process is usually known by recognizing its chart pattern, and then performing some actions to overcome the problems. In high speed production process, real-time data is recorded and plotted almost automatically, and the control chart pattern needs to be recognized immediately for detecting any unusual process behavior. Neural networks for automatic control chart recognition have been studied in detecting its pattern. In the field of computer science, the performance of its automatic and fast recognition ability can be a substitution for a conventional method by human. Some researchers even have developed newer algorithm to increase the recognition process of this neural networks control chart. However, artificial approaches have some difficulties in implementation, especially due to its sophisticated programming algorithm. Another competing method, based on statistical feature also has been considered in recognition process. Control chart is related to applied statistical method, so it is not unreasonable if statistical properties are developed for its pattern recognition. Correlation coefficient, one of classic statistical features, can be applied in control chart recognition. It is a simpler approach than the artificial one. In this paper, the comparison between these two methods starts by evaluating the behavior of control chart time series point, and measured for its closeness to some training data that are generated by simulation and followed some unusual control chart pattern. For both methods, the performance is evaluated by comparing their ability in detecting the pattern of generated control chart points. As a sophisticated method, neural networks give better recognition ability. The statistical features method simply calculate the correlation coefficient, even with small differences in recognizing the generated pattern compared to neural networks, but provides easy interpretation to justify the unusual control chart pattern. Both methods are then applied in a case study and performances are then measured

    On the Markov Switching GARCH: a Brief Introductory

    Get PDF
    This paper describes briefly about GARCH with regime switching (SW-GARCH) following Markov Chain property. This approach accounts for jumps between volatility regimes which useful to detect some change of policies during the time horizon are running. To show the work of the employing this approach, an implementation through Unilever stock data has been tried. The results show that the data follow the change between two regimes with probability accordingly

    EVALUASI FRAKSI SERAT KASAR KULIT KOPI YANG DIFERMENTASI MENGGUNAKAN SUMBER INOKULAN KOMERSIL BERBEDA

    Get PDF
    Abstrak. Suatu penelitian tentang fraksi serat kulit kopi untuk pakan ternak ruminansia. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan Pogram Studi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh untuk proses fermentasi pakan dan pengujian kadar serat kasar, kemudian dilanjutkan dengan pengiriman sampel penelitian ke Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Pakan (BPMSP) Bekasi untuk pengujian kadar NDF dan ADF, penelitian ini berlangsung dari bulan Juni 2017 sampai bulan Juli 2017. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kadar serat kasar, kadar NDF, dan kadar ADF kulit kopi yang difermentasi menggunakan sumber inokulan komersil berbeda. Rancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan, dimana P0 (kontrol), P1 (Kulit kopi+SBP), P2 (kulit kopi+EM4), P3 (kulit kopi+probion). Masing-masing perlakuan kecuali P0 ditambah inokulan sebanyak 1%, molases 3%, urea 0,1%, dan tepung sagu 3%. Parameter yang diukur pada penelitian ini adalah kandungan serat kasar, kandungan NDF, dan Kandungan ADF. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan inokulan yang berbeda pada fermentasi kulit kopi belum mampu menurunkan kadar NDF dan ADF secara nyata (P>0,05), namun berpengaruh nyata (

    PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PABRIK PEMBUATAN LEMAK KAKAO (COCOA BUTTER)

    Get PDF
    Tanaman kakao (Theobroma cacao) merupakan tanaman industri yang sangat populer dan memiliki banyak manfaat. Manfaat paling utama diambil dari biji kakao yang dapat diproses menghasilkan beberapa produk olahan yaitu bubuk kakao (Cocoa powder), pasta kakao (Cocoa liqour) dan lemak kakao (Cocoa butter). Produk yang paling strategis untuk dikembangkan untuk kakao olahan adalah lemak kakao (Cocoa butter) karena dapat digunakan sebagai bahan baku utama maupun bahan baku tambahan pada produk pangan, farmasi dan kosmetik. Kegiatan produksi kakao dalam suatu industri memiliki beberapa masalah, salah satunya yaitu jarak pemindahan bahan yang menyangkut tata letak pabrik. Jarak perpindahan juga dianggap penting dalam upaya menekan biaya produksi karena semakin kecil jarak perpindahan maka semakin kecil biaya produksi yang dikeluarkan. Tujuan dari perancangan tata letak fasilitas ini adalah untuk mendapatkan jarak perpindahan antar fasilitas pabrik pembuatan lemak kakao (Cocoa butter) yang optimal.Perancangan tata letak fasilitas ini memiliki kapasitas 10.000 ton lemak kakao per tahun. Maka dilakukan perancangan tata letak fasilitas secara berurutan mulai dari yang pertama yaitu dengan cara menentukan aliran proses pembuatan lemak kakao, menentukan kebutuhan mesin, menentukan luas area fasilitas, menghubungkan antara tiap fasilitas, menganalisa aliran proses pembuatan lemak kakao dan mengevaluasi hasil rancangan tata letak fasilitas.Berdasarkan hasil rancangan, aliran proses dibagi menjadi lima bagian proses (Departemen) yaitu penanganan biji kakao menjadi liquor, pemurnian lemak, pembubukan padatan, penanganan pelarut, dan penanganan air. Kebutuhan mesin yang digunakan pada masing-masing proses adalah satu unit mesin dengan asumsi efisiensi adalah 75% dan mendapatkan kebutuhan biji kakao kering adalah 21.952,07 ton per tahun. Luas area fasilitas didapatkan sebesar 2.079,27 meter persegi. Hubungan antara tiap fasilitas di rancang menjadi dua bentuk Block layout yaitu layout A dan layout B sebagai perbandingan untuk mendapatkan jarak yang paling optimal. Aliran proses dianalisa berdasarkan jarak perpindahan bahan. Rancangan Block layout lantai produksi merupakan denah untuk tiap fasilitas berdiri. Tiap area fasilitas pada block layout dievaluasi dengan mengukur jarak antar titik pusat fasilitas satu dengan fasilitas yang lainnya, maka didapat jarak perpindahan/ momen antara kedua rancangan layout tersebut yaitu layout A sebesar 1.088.287,20 m/tahun dan layout B sebesar 1.242.172,80 m/tahun, maka layout A dinyatakan lebih optimal atau lebih unggul 12,39% dibandingkan layout B

    PERAN BAPUSIPDA DALAM IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG RI NOMOR 4 TAHUN 1990 TENTANG SERAH SIMPAN KARYA CETAK DAN KARYA REKAM : Studi Deskriptif pada Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat

    Get PDF
    Kebijakan adalah suatu norma yang diakui oleh masyarakat khususnya bagi suatu wilayah tertentu yang berkaitan. Kebijakan sangat perlu dilaksanakan untuk tercapainya tujuan yang tekah ditetapkan. Begitu juga kebijakan yang terkait dengan perpustakaan khususnya tentang koleksi langka (deposit) yang sudah terbentuk sejak tahun 1990, yaitu Undang-undang No. 4 Tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam. pelaksanaan UU ini berlaku hanya di Perpustakaan Nasional dan Perpustakaan Daerah Provinsi di seluruh Indonesia. Pada penelitian ini membahas tentang bagaimana implementasi Undang-undang No. 4 Tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam di Badan Perustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat, yang dilihat dari beberapa rumusan masalah yang sudah ditentukan yaitu dari keberhasilan, upaya, hambatan serta dampaknya bagi Bapusipda. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah Bapusipda Provinsi Jawa Barat Bidang Perpustakaan Deposit sebagai sumber data. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah kuesioner, observasi, studi dokumentasi dan wawancara. Hasil pengolahan data diperoleh kesimpulan, bahwa Bapusipda telah melaksanakan Undang-undang No. 4 Tahun 1990 dengan baik, proses penerimaan koleksi deposit sesuai dengan mekanisme yang sudah ditentukan, upaya yang dilakukan adalah seslalu mengingatkan pihak wajib serah simpan dan sosialisasi UU, hambatan yang dialami diantaranya kurangnya tenaga kerja dan kurangnya kesadaran pihak wajib serah simpan, meski demikian, Bapusipda dapat mengatasinya dengan baik serta program yang telah dirancang tetap terlaksana. Kata Kunci: Koleksi Deposit, Karya Cetak, Karya Rekam. Policy is defined as a norm that people accept, especially for certain regions. The policy should be implemented in order to achieve the established goals. As well as the policy that relates to library, particularly about scarce collection (deposit) that has been formed since 1990, it is law no. 4 of the 1990 with the content is giving and keeping the printed and recorded documents. The implementation of such law only prevails on the local library and all Indonesian’s regions library. The present study discusses how the implementation of law no. 4 of the 1990 about giving and keeping the printed and recorded documents on the Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat, which is evaluated based on some research problems and has been determined based on achievements, efforts, obstacles, and the impact on Bapusipda. The present study is descriptive of study that uses quantitative method. The subject of the study is Bapusipda (the institution of library and archives in west java) on the sector of deposit library and it is used as source of data. The data are collected by using questionnaire, observation, students’ documentation and interviews. The result of analysis shows that Bapusipda has rightfully implemented the law No. 4 of the 1990. The process of accepting the deposit collection is done by following the established mechanism. The efforts are done by reminding the staffs who has responsibility on giving, keeping and socialization of the law. The obstacles which are faced, including the lack of staffs and the awareness the staff should have. However, Bapusipda can resolve such obstacles sand the established program is still organized. Key words: Deposit Collection, Printed Documents, Recorded Documents

    Integrating steepest ascent for the taguchi experiment: A simulation study

    Get PDF
    Many previous researches conveyed the superiority of Steepest Ascent (SA) method to find the optimal area in Response Surface Methodology (RSM) by shifting the experiment factor level. By using this method, Design of Experiment (DoE) is enabled to shift the factor level gradually in the right track, so that the global optimum can be reached. However, the response variable that is commonly optimized by using RSM cannot fulfill the classical statistics assumption of surface regression model. Taguchi’s orthogonal array, as alternative of RSM, gives loose statistics assumptions in performing the analysis. However, Taguchi’s orthogonal array has not yet been supported to shift the factor level to an optimum direction. Adopting the procedures of RSM in finding the optimal level combination using SA, integrating SA method in the Taguchi experiment is proposed in this paper. This procedure is applied into a simulated response surface. Then, the performance of this procedure is evaluated based on its direction to reach the optimum solution. The simulation data representing the real case is generated for two factors. Then, the proposed procedure is applied. The result of this simulation study shows that the integrated SA method in the Taguchi experiment successfully found the factor level combination that yields optimum response even though it is not as close as possible as the RSM results

    Faktor-faktor yang Mempengaruhi Petani Melakukan Tunda Jual di Kecamatan Sanden Kabupaten Bantul

    Get PDF
    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk 1) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan seorang petani bawang merah yang melakukan tunda jual dan tidak melakukan tunda jual, 2) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani dalam memanfaatkan gudang induk bawang merah. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Metode penarikan petani contoh digunakan metode acak sebanding (proporsioanal random sampling. Tujuan pertama dijawab dengan menggunakan rumus pendapatan dan untuk menguji hipotesisnya digunakan uji t-test student, sedangkan tujuan kedua dan ketiga dijawab dengan menggunakan model regresi binary logistic. Hasil analisis menggunakan regresi binary logistic menunjukkan bahwa umur, harga, pendapatan, penangkar, dan pekerjaan sampingan berpengaruh nyata terhadap keputusan petani untuk melakukan tunda jual atau tidak. Jarak dan pengurus gudang berpengaruh secara nyata terhadap keputusan petani untuk memanfaatkan gudang induk bawang merah sebagai tempat menyimpan bawang merah selama melakukan kegiatan tunda jual. Hasil kajian menunjukan keberadaan gudang induk bawang merah belum dimanfaatkan secara efektif oleh petani bawang merah yang ada di Kecamatan Sanden, hal tersebut terbukti dari 90 petani responden, diketahui hanya sebesar 12,2% (11 petani) yang memanfaatkan gudang. Keyword : Harga, Keputusan Petani,Tunda Jual, Gudan

    KONTRIBUSI USAHA TERNAK SAPI POTONG TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA PETERNAK DI KECAMATAN CEPOGO KABUPATEN BOYOLALI

    Get PDF
    Kabupaten Boyolali di Jawa Tengah merupakan salah satu daerah yang memiliki usaha ternak sapi potong rakyat yang cukup banyak. Salah satu wilayah yang berpotensi baik dalam pengembangan sapi potong adalah Kecamatan Cepogo. Usaha ternak sapi potong memiliki potensi yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan pendapatan keluarga peternak. Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali pola pemeliharaan usaha ternak sapi potong masih bersifat tradisional, dengan skala usaha yang kecil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dan tatalaksana usaha ternak sapi potong, menganalisis besarnya kontribusi usaha ternak sapi potong terhadap pendapatan keluarga peternak, dan menganalisis hubungan antara skala usaha ternak sapi potong dengan kontribusi pendapatan pada usaha ternak sapi potong di Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Februari sampai dengan Maret 2015 di Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali. Metode pengambilan data yang digunakan adalah metode survai. Teknik penentuan sampel dan lokasi penelitian ditentukan secara purposive sampling sebanyak 60 responden pada tiga desa yaitu Desa Cepogo, Desa Cabeankunthi, dan Desa Gedhangan. Data yang diperoleh meliputi data primer yaitu dengan wawancara dan data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Boyolali. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis pendapatan usaha ternak sapi potong, analisis total pendapatan keluarga petani peternak, analisis kontribusi usaha ternak sapi potong terhadap pendapatan keluarga petani peternak, dan analisis korelasi pearson. xi Hasil penelitian menunjukkan pendapatan rata-rata responden peternak sapi potong di Kecamatan Cepogo adalah sebesar Rp3.016.366,67 per tahun. Pendapatan rata-rata dari hasil komoditas pertanian responden yaitu sebesar Rp32.733.333,33/tahun. Pendapatan rata-rata dari non-pertanian responden yaitu sebesar Rp17.618.181,82/tahun. Kontribusi pendapatan usaha ternak sapi potong terhadap pendapatan peternak sebesar 5,65%. Hasil uji korelasi pearson signifikan pada taraf kepercayaan 99% (2-tailed). Nilai korelasinya adalah negatif yaitu - 0,795 dan -0,656. Jika korelasi negatif, maka perubahan pada salah satu variabel akan diikuti perubahan variabel yang lain dengan arah yang berlawanan dan hubungan yang semakin kuat. Semakin tinggi skala usaha ternak sapi potong akan membuat pendapatan rendah dan kontribusi pendapatan usaha ternak sapi potong semakin rendah
    corecore