41 research outputs found
Attitudes and perceptions regarding entrepreneurship around the world : a cluster analysis approach
Nowadays it is believed that entrepreneurship could be a driving force in growth and develop-ment. For the achievement of a relevant national entrepreneurship rate the social and economic business environment can be crucial. However, despite the international attention given to entrepreneurship, it is not known if it is a global phenomenon or if there are particular regions where the entrepreneurial activity is specially recognized by society. Applying cluster analysis statistical techniques to a dataset gathered by the Global Entrepreneurship Monitor (GEM) and that includes, in 2010, 59 countries this paper intends to identify groups of countries with the same population attitude and perception regarding entrepreneurship
L'utilisation des SIG dans la modélisation en hydrologie de surface
From a methodological point of view, hydrological modelling
appears to offer a great potential for spatial analysis. However
among classes of models, only physical models consider the
spatial dimension as a variable. The topography and the land
cover are the two major spatial components involved in that
type of models. The production of a relevant DTM requires the
use of iterative interpolation procedures. Land cover and its
changes can be monitored and entered into modelling from
remote sensing images through a normalized Vegetation index. The GIS approach can be integrated at different levels
within hydrological modelling, with object oriented GIS seen
as the highest level
Attitudes and perceptions regarding entrepreneurship around the world : a cluster analysis approach
Nowadays it is believed that entrepreneurship could be a driving force in growth and development. For the achievement of a relevant national entrepreneurship rate the social and economic business environment can be crucial. However, despite the international attention given to entrepreneurship, it is not known if it is a global phenomenon or if there are particular regions where the entrepreneurial activity is specially recognized by society. Applying cluster analysis statistical techniques to a dataset gathered by the Global Entrepreneurship Monitor (GEM) and that includes, in 2010, 59 countries this paper intends to identify groups of countries with the same population attitude and perception regarding entrepreneurship
OMPALIS- Omah Panggung Hidrolis
Banjir rob merupakan masalah bagi warga masyarakat yang berada di dekat pantai. Banyak warga yang berusaha menghindari genangan air dengan cara menaikkan lantai rumah dengan jalan mengurug tanah.
Penelitian yang telah dilakukan mulai tahun 2016 di daerah Kemijen Semarang yang mengalami rob memberikan usulan cara mengatasi banjir rob tanpa mengurug yaitu dengan membuat “OMPALIS” ATAU OMAH PANGGUNG HIDROLI
An ordinal game theory approach to the analysis and selection of partners in public:Private partnership projects
Nowadays, public–private partnership projects have become a standard for delivering public services in both developed and developing countries. In this paper, we are concerned with the analysis of private sector proposals and the selection of the private sector partner to whom to award the contract. To the best of our knowledge, this problem has not been addressed within a game theory framework. To fill this gap, we model this decision problem as a static non-cooperative game of complete information and propose a new ordinal game theory algorithm for finding an optimal generalized Nash equilibrium. The proposed algorithm determines a single ranking of proposals or bidders that takes account of multiple performance criteria and reflects both the public sector and the private sector perspectives, and can handle any number of private sector players and any number of contractual terms. An illustrative scenario is provided to guide the reader through the workings of the proposed ordinal game theory algorithm. The proposed ordinal game theory-based analysis framework can be used by the private sector to analyse any set of potential proposals most likely to be submitted by bidders and to assist with the choice of bidding strategies, and by the public sector player to analyse any set of potential proposals most likely to be submitted under any set of contractual terms and to assist with the choice of a realistic set of contractual terms and their performance measures
PERAN TOKOH MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN DESA DI DESA PANTE DEERE KECAMATAN KABOLA KABUPATEN ALOR
Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui peran tokoh masyarakat dalam
Pembangunan di Desa Pantee Deere Kecamatan Kabola Kabupaten Alor. Keberadaan desa
telah dikenal lama dalam tatanan pemerintahan di Indonesia jauh sebelum Indonesia
merdeka. Berdasarkan konteks pembangunan daerah, pemerintahan desa merupakan unit
terdepan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat serta menjadi tonggak strategis
terhadap keberhasilan program pembangunan dalam memperkuat desa dan lembaga
kemasyarakatan. Desa Pante Deere adalah salah satu desa di Kecamatan Kabola yang terletak
di bagian utara Kabupaten Alor seluas 10 Km2 dengan jarak tempuh dari/ke kota kecamatan 7
Km, sedangakan kota kabupaten 23 Km, 2 Dusun, 4 RW dan 8 RT dengan jumlah penduduk
764 jiwa. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana peran para tokoh
masyarakat dalam pembangunan desa di Desa Pante Deere, Kecamatan Kabola, Kabupaten
Alor?
Secara etimologi kata desa berasal dari bahasa Sansekerta, deca yang berarti tanah air,
tanah asal, atau tanah kelahiran. Dari perspektif geografis, desa atau village diartikan sebagai
“a groups of hauses or shops in a country area, smaller than a town”. Pengertian desa
menurut Widjaja dan UU nomor 6 tahun 2014 di atas sangat jelas sekali bahwa desa
merupakan komunitas yang mengatur dirinya sendiri. Mosher (1969:91) menyebutkan bahwa
pembangunan desa mempunyai tujuan untuk pertumbuhan sektor pertanian, dan integrasi
Nasional, yaitu membawa seluruh penduduk suatu negara ke dalam pola utama kehidupan
yang sesuai, serta menciptakan keadilan ekonomi berupa bagaimana pendapatan itu
didistribusikan kepada seluruh penduduk. Tokoh Masyarakat adalah Seseorang yang
berpengaruh dan ditokohkan oleh lingkungannya. Penokohan tersebut karena pengaruh
posisi, kedudukan, kemampuan, dan kepiawaiannya.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Usman
dan Akbar (2004:4), penelitian deskriptif bermaksud membuat penggambaran secara
sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi tertentu. Lokasi
penelitian adalah tempat peneliti dapat menangkap keadaan yang sebenarnya dari objek yang
akan diteliti. Adapun lokasi penelitian adalah di Desa Pante Deere, Kecamatan Kabola,
Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Pada penelitian ini digunakan narasumber
untuk mendapatkan data dengan menggunakan informan. Menurut Moeleong (2006:132),
informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberi informasi tentang suatu situasi dan
kondisi latar penelitian.
Hasil dan pembahasan dalam penelitian ini adalah Penelitian ini ditujukan pada
dua kelompok narasumber yaitu aparat desa dan tokoh masyarakat. Narasumber dari unsur
pemerintah desa ditetapkan sebagai informan penunjuk sedangkan narasumber dari tokoh
masyarakat sebagai informan kunci. Kehidupan ekonomi masyarakat Desa Pante Deere dapat
dikemukakan oleh Yunus Dukala (Kepala Desa) bahwa, pola kehidupan masyarakat desa
masih tergantung pada ekonomi agraris dengan pola atau cara pengelolaan yang sangat
sederhana seperti halnya ciri masyarakat tradisional. Hingga Tahun 2013 jumlah petani 243
orang dan luas lahan untuk usaha pertanian/perkebunan 746 Ha. Hasil penelitian diketahui
luas lahan yang telah digarap 64 Ha. Potensi pendidikan yang tersedia yaitu Pra sekolah
dasar/TK 1 buah dan Sekolah Dasar 1 Buah. Berdasarkan uraian hasil penelitian dan
pembahasan pada bab terdahulu maka pada bagian ini disampaikan beberapa konklusi
sebagai simpulannya. Perencanaan pembangunan desa Pante Deere diarahkan pada upaya
mengelolah potensi pertanian/perkebunan, pendidikan, agama, kesehatan, dan lain-lain.
Mencermati uraian kesimpulan hasil penelitian diatas maka pada bagian ini disampaikan
beberapa solusi sebagai implikasi terapan yaitu: Usaha pertanian/perkebunan tidk dapat
dipisahkan sehingga biaya yang dikeluarkan tidak dapat dibebankan hanya pada usaha
pertanian saja tetapi harus dibebankan pula pada usaha perkebunan dengan demikian maka
usaha itu sangat menguntungkan petani dalam jangka panjang. Jadi para petani yang
meninggalkan usaha itu dengan alasan merugikan adalah tidak rasional
