331 research outputs found

    Edukasi dan Pendampingan Akuntansi Kader Posyandu Rambutan dan Posyandu Nusa Indah Desa Mekarwangi Kabupaten Tangerang

    Get PDF
    Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk memberikan edukasi dan pendampingan bagi Kader Posyandu Rambutan dan Posyandu Nusa Indah di Desa Mekarwangi, Tangerang, dengan memberikan pemahaman memadai tentang praktik pembukuan (akuntansi) yang efektif dan pengenalan standar akuntansi keuangan organisasi  nirlaba (PSAK 45). Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilakukan melalui beberapa tahapan. Tahap pertama adalah kegiatan penjajakan kebutuhan. Tahap kedua adalah pelaksanaan kegiatan berupa edukasi dan pendampingan akuntansi yang dilakukan melalui penyampaian materi dan pendampingan langsung pembukuan Posyandu dan diskusi. Tahap ketiga adalah monitoring yang bertujuan untuk menampung permasalahan yang dialami Posyandu selama proses pembukuan (akuntansi). Berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan, Kader Posyandu cukup terbantu dalam proses pembukuan yang selama ini dianggap sulit dikarenakan kompetensi pendidikan mereka yang mayoritas SD dan SMP sehingga kompetensinya perlu ditingkatkan agar praktik pembukuan (akuntansi) Posyandu bisa berjalan secara efektif dan dapat meningkatkan ketepatwaktuan pelaporan formal Posyandu kepada Bidan dan Puskesmas Desa Mekarwangi. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat masih perlu dilanjutkan ke Posyandu lainnya di Desa Mekarwangi agar kompetensi pembukuan (akuntansi) para Kader Posyandu dapat seimbang. Kata kunci: akuntansi, posyandu, desa Mekarwang

    Efektivitas Air Rebusan Daun Sirih Merah terhadap Penurunan Kadar Gula Darah pada Pasien Diabetes Melitus di Wilayah Kerja Puskesmas Saling 2018

    Full text link
    Diabetes Melitus merupakan penyakit kronik yang terjadi akibat pankreas tidak mampu menghasilkan insulin yang cukup atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari efektivitas pemberian air rebusan daun sirih merah terhadap penurunan kadar gula darah pasien Diabetes Melitus di Wilayah Kerja Puskesmas Saling Kabupaten Empat Lawang Tahun 2018. Desain penelitian ini adalah Quasy eksperimental dengan menggunakan rancangan The One Group Pretest – Postest Design, teknik pengambilan data menggunakan data primer dan sekunder. Populasi penelitian ini adalah seluruh pasien Diabetes Melitus di Puskesmas Saling pada bulan Juli-Agustus tahun 2018 berjumlah 16 orang, pengambilan sampel dilakukan dengan Accidental sampling. Hasil penelitian, dari 16 penderita Diabetes Melitus terdapat 9 orang (56.2%) dengan kadar gula darah kurang dari 200 mg/dl. Hasil uji Wilcoxon Sign Rank didapat nilai Z=-3,517 dengan p=0,000<0,05 berarti signifikan. Jadi kedua variabel memiliki median yang berbeda, ada perbedaan Kadar GDS pasien Diabetes Melitus sebelum dan setelah pemberian air rebusan daun sirih merah. Kesimpulan, Air rebusan daun sirih merah efektif secara signifikan terhadap penurunan kadar gula darah pada pasien diabetes melitus. Diharapkan bagi petugas Puskesmas agar kiranya dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat dengan cara penyuluhan tentang daun sirih merah sebagai obat Non Farmakologi bagi penderita Diabetes Melitus yang tidak mengalami komplikasi

    Financial Performance in Manufacturing Company with Multiple Linier Regression and MARS

    Get PDF
    The purpose of this research is to analyse the influence of enviromental disclosure and enviromental performance on economic performance with firm size as control variable. Enviromental disclosure was measured by GRI index, enviromental performance measured by PROPER index, firm size measured by Ln total assets and economic performance measured by economic performance index. The sample of this study consists of 32 companies listed on the IDX 2013 - 2016. The criteria of the research sample are (1) Manufacturing companies that follow PROPER, (2) Issuing financial statements with rupiah currency, (3) Publish a complete annual report. The results of this study inform that the performance of Multivariate Adaptive Regression Spline (MARS) is better than multiple linear regression. The result of multiple linear regression informs that not all classical assumption requirements are met. This results in a non-significant regression model, small R-square and many predictor variables have no effect on response variables. MARS is one of the alternative methods to overcome the lack of multiple linear regression method. MARS is not a requirement with classical assumptions because it includes one of the non-parametric regressions. MARS results informed that the MARS model is significant, R-square is large and the variables that affecting the Economic performance are enviromental disclosure and enviromental performance while the most influential is the enviromental performance

    Ganbatte Kudasai! Karakter Jepang Yang Mensukseskan!

    Full text link
    Ganbatte Kudasai! Adalah sebuah ungkapan yang mengandung banyak makna bagi bangsa Jepang. Dari sekian makna yang ada, ungkapan ini mengandung unsur motivasi dan semangat untuk terus berjuang dan pantang menyerah. Seorang mahasiswa didepan profesornya, seorang karyawan didepan bosnya, atau siapapun yang menerima sebuah tugas, maka akan selalu mengatakan “Gambarimasu!” yang berarti akan berusaha dengan sebaik-baiknya. Semangat pantang menyerah inilah yang kemudian membangun karakter bangsa Jepang yang tangguh, teliti, rajin dan pantang menyerah. Hasilnya adalah apa yang kita lihat sekarang dimana Jepang, sebuah negara satu-satunya didunia yang pernah “menerima” bom atom dan porak poranda akibat Perang Dunia II, bangkit kembali menjadi sebuah raksasa ekonomi dan teknologi dunia. Tentu saja, prestasi yang dicapai oleh Jepang tidaklah semudah yang dikira. Mereka berusaha melalui proses yang panjang. Yang menarik adalah ketika semua proses mereka lalui dengan ketekunan dan kesabaran, bukan mencari jalan pintas untuk kesuksesan semu. Proses ini juga bukan tanpa halangan dan kegagalan, namun dengan ketekunan dan kesabaran, Jepang mampu menghadapi dan kemudian mengalahkan hambatan-hambatan seperti minimnya sumberdaya alam yang kemudian memacu bangsa Jepang untuk mencari alternatif penyelesaiannya dan hasilnya adalah inovasi teknologi yang luar biasa. Fiosofi Gambaru yang melahirkan Ganbatte merupakan perwujudan dari filosofi Bushido yang berkembang pada masa samurai. Pada masa Shogun Tokugawa, perpaduan Shinto dan Budha melahirkan semangat Bushido yang mengajarkan sikap moralpositif seperti kebernian, kehormatan dan harga diri, kesetiaan dan pengendalian diri, kesungguhan, kejujuran, hemat, kemurahan dan kerendahan hati, kesopanan dan keramah tamahan, kerja keras, tidak individualistis, tidak egois, bertanggung jawab, bersih hati, harus tahu malu, serta mementingkan hubungan moral antara atasan dengan bawahan, ayah dengan anak, suami dengan istri, kakak dengan adik, teman dengan teman. Filosofi Bushido yang tertuang dalam semangat Gambaru inilah yang kemudian mewarnai kehidupan masyarakat Jepang sehari-hari. Hal ini menghasilkan sebuah masyarakat Jepang yang mandiri dan tangguh. Selain pantang menyerah dan kerja keras, semangat Gambaru menghasilkan budaya masyarakat Jepang yang haus akan ilmu pengetahuan. Orang Jepang dimasa lampau belajar dari keberhasilan bangsa-bangsa lain, terutama bangsa Barat dan bertekad untuk menyamainya. Oleh karena itu masa Restorasi Meiji merupakan salah satu tonggak penting dalam perkembangan masyarakat Jepang. Setelah karakter bangsa Jepang telah terbentuk dengan filosofi bushido dimasa samurai, hal ini kemudian diperkuat dengan keterbukaan dan modernisasi Jepang melalui Restorasi Meiji. Jepang menjadi negara pertama di Asia yang menerapkan prinsip demokrasi Barat dengan membentuk parlemen pada sistem politiknya. Semangat belajar ini kemudian diteruskan pasca Perang Dunia II, ketika masyarakat Jepang belajar keunggulan produk Barat dan kemudian meniru dan dikembangkan dengan inovasi mereka sehingga menghasilkan produk-produk yang mampu bersaing dengan produk Barat. Semangat belajar bangsa Jepang tidak hanya ditujukan kepada bangsa lain, namun juga belajar dari pengalaman. Hidup disebuah negara dengan kondisi geografis yang kurang menguntungkan dengan sumber daya alam yang rendah, potensi gempa bumi yang besar, potensi tsunami yang besar, telah membuat bangsa Jepang banyak belajar dari pengalamannya menghadapi tantangan-tantangan ini. Jepang yang memiliki pengalaman buruk dengan bom nuklir, justru mengembangkan nuklir sebagai pemasok energi. Sebagai negara yang sering terkena gempa, pemerintah menerapkan aturan tentang pembuatan rumah dan gedung yang tahan gempa. Serangan tsunami yang juga pernah menelan ribuan orang Jepang, membuat mereka berinovasi untuk membangun sistem peringatan dini dan juga membuat sistem evakuasi yang tertib dan teratur ketika menghadapi bencana. Sebuah bukti nyata ketangguhan Jepang adalah ketika peristiwa gempa bumi dan tsunami pada bulan Maret 2011. Bencana ini tidak hanya membawa korban ribuan orang, namun juga berujung kepada bencana nuklir, akibat tsunami yang juga menerjang reaktor pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Dai Ichi. Semangat Gambaru sangat terlihat disini. Korban bencana tidak menunjukkan kemuraman dan kesedihan yang berlebihan. Mereka tetap mengantri dengan tertib untuk menerima bantuan, tidak ada satupun laporan penjarahan. Warga lain yang bernasib lebih baik, dengan sukarela menerima, menampung dan memberikan bantuan kepada para korban. Pemerintah selalu memberikan informasi yang akurat dari menit ke menit tentang perkembangan yang ada, sekaligus juga menyampaikan informasi USAha-USAha yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi bencana. Media masa sangat membantu dengan menyiarkan berita dan informasi dan membangun. Mereka tidak menayangkan gambar-gambar kesedihan dengan lagu yang pilu, melainkan gambar-gambar ketegaran dan gotong royong antar masyarakat. Artinya, semua elemen masyarakat Jepang saling membantu dan menguatkan satu sama lain ketika menghadapi bencana. Mereka yakin dan percaya bahwa dengan kebersamaan, maka masalah akan dapat teratasi. Karakter bangsa Jepang yang tangguh ini telah ditanamkan sejak dini kepada anak-anak Jepang. Sejak kecil mereka diajarkan dengan semangat kerja keras, belajar tanpa kenal lelah, selalu berinovasi, harga diri yang tinggi, selalu hidup hemat, loyal dan setia, kerjasama yang tangguh dan mandiri. Meskipun mereka tidak mendapatkan pelajaran agama seperti di Indonesia, namun mereka mendapatkan pengajaran tentang moral dan nasionalisme yang tinggi yang bersumber pada filosofi Bushido. Hal ini membuat karakter bangsa Jepang ini akan selalu diteruskan secara turun temurun. Buku karya A. A Azhari ini sangat menarik untuk dibaca. Buku ini memiliki keunikan yang berbeda dari buku tentang Jepang yang lain, karena menyajikan perkembangan masyarakat Jepang yang ditinjau dari filosofi Bushido yang tertuang dalam semangat Gambaru dan dalam gaya khas penulis Hubungan Internasional. Penyajiannya lebih kepada pendekatan sosial daripada pendekatan manajemen ekonomi yang biasanya banyak ditulis. Keunikan ini terbentuk dari tiga pengalaman pribadi penulis, yaitu pengalaman berkunjung ke Jepang, pengalaman cerita orangtua penulis tentang Jepang, dan latar belakang pendidikan penulis yang alumni Hubungan Internasional. Buku ini menyajikan banyak hal tentang Jepang. Mulai dari perkembangan masyarakat, karakter dan budaya, serta hubungan Internasional Jepang. Oleh karena itu buku ini sangat perlu dan penting untuk dibaca, tidak hanya oleh para mahasiswa dan peminat hubungan Internasional, namun juga oleh masyarakat Indonesia agar mampu belajar dari keberhasilan Jepang yang dibangun secara mendasar dari karakternya. Buku ini akan dapat menginspirasi anak bangsa untuk kembali merenungkan karakter bangsa Indonesia, untuk kemajuan dimasa depan

    China Melawan Dunia

    Full text link
    Review Buku CHINA MELAWAN DUNIA Oleh : Tonny Dian Effendi[1] “Ini adalah tembok hebat dan pasti telah dibangun oleh orang-orang yang hebat”, begitulah komentar dari Presiden Nixon pada tahun 1972 ketika mengunjungi China. Kunjungan Nixon ini merupakan kunjungan bersejarah, menandai normalisasi hubungan antara Amerika Serikat dan China, serta kunjungan seorang pemimpin blok Liberal ke negara Komunis. Komentar yang sangat berarti ini ditujukan kepada Tembok Besar China yang sangat terkenal dan tercatat dalam banyak catatan sejarah dan telah berumur ribuan tahun. Tembok Besar China bukan hanya merupakan monumen warisan sejarah namun juga merupakan simbol persatuan. Bangsa China menggunakan Tembok Besar ini sebagai alat untuk menunjukkan kebanggaan, kecintaan, persaudaraan dan persatuan China. Tembok Besar China tidak hanya menjadi warisan sejarah bagi bangsa China sendiri, namun juga menjadi salah satu warisan dunia yang menunjukkan bagaimana peradaban tinggi China telah terbangun dimasa ribuan tahun yang lalu. Tembok Besar China juga menjadi satu obyek wisata utama di China. Promosi wisata China sering mengatakan bahwa jika bepergian ke China belum puas rasanya jika belum berkunjung ke Tembok Besar China. Hal itu ditambah lagi dengan propaganda bahwa para wisatawan dapat berkunjung kesebuah tempat dimana tempat tersebut bahkan terlihat dari Bulan. Meskipun hal ini masih banyak perdebatan, namun tentu saja menjadi sebuah daya tarik yang luar biasa untuk menunjukkan kebesaran sejarah dinasti-dinasti yang mampu membangun sebuah tembok bersambung yang jika disetarakan dapat menghubungkan kota New York dan Los Angeles di Amerika Serikat, atau jika batu bata yang digunakan untuk menyusun tembok tersebut disusun berjajar dapat mengelilingi dunia. Sungguh suatu hal yang menakjubkan! “Tembok Besar” atau “Tembok Panjang”? Sebutan Tembok Besar atau The Great Wall merujuk kepada sebuah bangunan besar yang memiliki arti dan fungsi yang luar biasa. Dalam konteks ini, Tembok Besar China dibangun begitu besar dan panjang untuk memberikan perlindungan kepada bangsa China terutama para petani yang cinta damai terhadap serangan bangsa Bar-Bar di sebelah utara China. Kebesaran Tembok Besar ini menggambarkan betapa pemerintahan China dimasa lalu begitu memperhatikan kehidupan rakyatnya dengan membangun perlindungan yang luar biasa demi keselamatan dan kesejahteraan rakyat. Sebuah tembok atau pagar, pada dasarnya memang berfungsi untuk mempertahankan diri dan melindungi kehidupan yang ada didalamnya. Namun, pagar ini juga dapat berfungsi untuk melakukan pengawasan terhadap “musuh” yang ada diluar batas pagar ini. Oleh karena itu, menjadi wajar jika kemudian muncul pemikiran bahwa pembangunan tembok besar ini juga membawa dampak pada ancaman kepada bangsa-bangsa yang lain. Hal serupa dapat kita bandingkan dengan pembangunan tembok pembatas yang dibangun oleh Israel dengan tujuan menghalau penyusup atau para pengebom bunuh diri untuk masuk kewilayah Israel dan membahayakan warga Israel. Namun, pembangunan tembok ini juga membawa kesengsaraan kepada orang yang berada diluar tembok terutama terhadap akses ekonomi dan energi serta memisahkan antar keluarga. Pembangunan tembok ini juga merupakan simbol ekspansi atau penguasaan geografis. Hal ini ditunjukkan dengan pembangunan tembok yang justru jauh dari pusat pemerintahan dan juga jauh dari areal pertanian. Oleh karena itu pemikiran yang kemudian muncul sebagai bentuk kritis terhadap Tembok Besar adalah bahwa bangunan ini adalah merupakan Tembok Panjang dengan arti, cerita besar yang mengiringinya yang membuatnya menjadi “Tembok Besar” sebenarnya juga diiringi dengan implikasi politis dan negatif. Istilah Tembok Panjang nampaknya lebi mewakili bentuknya secara fisik. Internasionalisasi Berpadu Isolasi Tembok Besar China sebenarnya tidak hanya dipahami sebagai bentuk pertahanan bangsa China terhadap serangan musuh dari utara. Lebih dari itu, menggambarkan bagaimana bangsa China berhubungan dengan dunia luar atau menjalankan hubungan Internasional. Kita tentu saja masih ingat bagaimana Inggris begitu frustasi ketika menemukan dirinya berada pada hubungan yang tidak seimbang dengan defisit perdagangan dengan China. Inggris begitu tergantung pada perdagangan teh dari China, disisi lain China sendiri tidak begitu memperdulikan produk Barat yang ditawarkan. Sampai akhirnya Inggris mencari celah dengan perdagangan Candu yang menghasilkan Perang Candu. Tembok Besar China merupakan simbol bagaimana China berhubungan dengan dunia luar. Membangun pertahanan yang luar biasa dan sangat berhati-hati terhadap efek dari hubungannya dengan dunia luar. Meskipun reformasi ekonomi yang diusung oleh Deng Xiao Ping pada tahun 1978 membawa banyak Perubahan dalam hubungannya dengan dunia luar namun sebenarnya China tetap membangun “tembok”-nya untuk melindungi diri dari pengaruh luar terutama pada permasalahan demokrasi dan perlindungan terhadap eksistensi Partai Komunis. Sehingga dapat dikatakan bahwa corak China yang Sosialis berpadu dengan Kapitalis disisi ekonomi dapat juga mengidentifikasi dimana bangunan Tembok Besar ini berada diantara keduanya. Dalam berbagai kampanyenya, pemerintah China menggambarkan bahwa Tembok Besar ini merupakan simbol dari perilaku China didunia Internasional yang melambangkan niat persahabatan dan tidak bersifat agresif. Hal itu didasarkan pada fungsi dari Tembok Besar sebagai penyangga pertahanan, bukan untuk menyerang. Tembok ini juga terbuka bagi persaudaraan dan perdamaian. Tembok Besar dan The Great Firewall Bentuk nyata dari pertahanan yang digambarkan dengan Tembok Besar China pada masa modern saat ini adalah pertahanan dari pengaruh luar. Pengalaman menunjukkan bahwa Tembok Besar China pernah “ditembus” oleh Jenghis Khan bersama dengan orang Mongolia dari sebelah utara dan orang Manchu dari Timur Laut. Saat ini tantangan yang dihadapi oleh Tembok Besar bukan ancaman fisik geografis namun lebih pada ancaman modern seperti didunia maya. Masyarakat China merupakan salah satu dari pengguna internet terbesar didunia dengan perkembangan yang luar biasa. Melalui jalur ini dimungkinkan banyak konten-konten yang dianggap berbahaya bagi pemerintah China masuk. Pemerintah China modern kemudian membangun Tembok Besar Pertahanan di internet atau The Great Firelwall yang berfungsi untuk memblokir situs-situs sensitif dari luar negeri seperti suat kabar asing, organisasi kemerdekaan Taiwan atau pro-Tibet, perkumpulan keagamaan, Playboy dan lain-lain yang selalu di-update setiap dua minggu sekali. Salah satu buktinya adalah pada tahun 2002 pemerintah China memblokir Google sepenuhnya. Meskipun akhirnya dicabut, namun firewall ini masih tetap beridiri kokoh “melindungi” China dari “ancaman berbahaya”. Buku “Tembok Besar (The Great Wall) : China Melawan Dunia 100SM-2000” merupakan buku yang luar biasa. Buku ini menyajikan sesuatu yang baru dan lain daripada buku-buku yang bercerita tentang sejarah dan kebesaran China. Buku ini menyuguhkan aspek historis dan analitis-kritis secara bersama-sama. Selain menggambarkan bagaimana kebesaran Tembok Besar China, penulis juga memberikan analisa tentang arti dari tembok tersebut. Penulis juga menggambarkan satu argumen dasar yang sangat penting yaitu tentang Tembok Besar sebagai sebuah simbol perlawanan China terhadap dunia. Ternyata sejarah Tembok Besar China tidak berhenti ketika para dinasti pembangunnya telah runtuh, namun lebh dari itu, sampai sekarang Tembok Besar China masih berdiri dan berfungsi pertahanan dari dunia luar. Buku ini disajikan dalam bahasa yang lugas dan unsur novelty yang menarik, dimana pembaca dibawa berkeliling Tembok Besar namun juga diberikan pengetahuan tentang sisi lain dari kebesarannya dan simbol yang sebenarnya bagi bangsa China. Buku ini akan sangat penting dibaca bagi para peminat sejarah China, Kajian Asia Timur dan para akademisi terutama kajian Hubungan Internasional. Maka tidak heran jika Observer memberikan komentar bagi penulis sebagai sebuah karya yang “Brilian dan Ambisius”. Data Buku : Judul : Tembok Besar (The Great Wall) : China Melawan Dunia, 1000SM-2000 Penulis : Julia Lovell Tebal buku : xvi + 551 Halaman Tahun Terbit : 2011 Penerbit : PT. Elex Media Komputindo ISBN : 978-979-27-9849-4 [1] Ketua Jurusan Hubungan Internasional, Universitas Muhammadiyah Malan

    Uji Ketahanan Galur Padi Terhadap Wereng Coklat Biotipe 3 Melalui Population Build-up

    Get PDF
    Screening of rice lines resistance to brown planthopper (BPH) through mass screening, filtering line resistance and the population build-up are essential for the release of resistant rice varieties. In addition, the stages of the endurance are important in determining the stability of resistance, as well as the type of resistant. The research was carried out in the screen house at Indonesian Center for Rice Research in 2007. The BPH used in the research was the off spring of BPH biotype 3 that had been rearing on IR42 (bph2) variety since 1994. The result of this research showed that 22.2% of 18 lines/varieties were moderately resistant to BPH biotype 3ft namely BP4130-1f-13-3-2*B, BP4188-7f-1-2-2*B, BP2870-4e- Kn-22-2-1-5*B, and Pulut Lewok. On the population build-up test, the above lines/varieties were moderately resistant to BPH biotype 3pb. The low FPLI values were found in BP4130-1f-13-3-2*B and Pulut Lewok. The highest tolerance index was found on BP4130-1f- 13-3-2*B and Pulut Lewok followed by BP2870-4e-Kn-22-2-1-5*B and BP4188-7f-1-2-2*B. Pulut Lewok has the highest antibiosis index and is not significantly different to BP4130-1f-13-3-2*B, while BP4188-7f-1-2-2*B was lowest. Although Pulut Lewok has antibiosis defense mechanism, it is not tolerant to BPH biotype 3. The BP4130-1f-13-3-2*B line have both antibiosis and tolerant to BPH biotype 3. BP4188-7f-1-2-2*B line has tolerance character, but does not have character of antibiosis to BPH biotype 3

    Penerapan Sanksi Pidana Adat terhadap Pelaku Zina di Wilayah Kenagarian Garagahan Kecamatan Lubuk Basung Kabupaten Agam

    Full text link
    Indonesia is a country of law (rechstaat) that where any provision of law tolean or guided by the Pancasila and the 1945 Constitution, as a rule it must notconflict with higher laws as they apply nationally. But in social life other thannational laws that are also laws that grow and thrive in a society, in which the lawwas born of habits or attitudes and behavior of society itself is often referred to asthe customs. Custom or habit is what will develop into a provision calledcustomary law. That customary law and traditional criminal law is still used incertain areas. Particularly in the area Kenagarian Garagahan Agam District ofLubuk cone, where people still use traditional criminal law to resolve crimes ofadultery.In this study the authors used the method of sociological writing is research inthe form of empirical studies and legislation to find theories about the process andthe effectiveness of the enactment or rule of law in society.The conclusions that can be drawn on this issue, namely, that the applicationof criminal sanctions such as discarded or customary in fines still can not beoptimally applied, because of the people who most fear or do not report to thehead of customs about the incident so that the head of their own customs can notapply The traditional criminal law. Advice given writer is the author suggests thatin the preparation of the national Criminal Code should pay attention to the valuesprevailing in the midst of society. In addition, for law enforcement is expected tobe able to act fairly in the imposition of sanctions for adultery

    Welding Fumes Exposure Decreases Forced Vital Capacity But Not Height Among Welders

    Full text link
    Background: Welding fumes caused the decreasing of forced vital capacity (FVC). The study aimed to identify several factors related to FVC.Methods: The subject of this cross-sectional study consisted of welders in an automobile manufacture outskirt of Jakarta in 2012. We used purposive sampling selection. The assessments of FVC were using spirometri. Exposure fumes value of the workplace based on the assessements of the factory. Demographic and employment data was selected from interview.Results: A number 124 out of 150 welders which aged between 19-55 years who\u27s had 1-16 years worked. Exposure fumes value was 15 mg/m3 in the factory. The welding fume exposure decreased FVC [regressioncoeffi cient (r) = -0.004; 95% confi dence interval (CI) = -0.01;-0.00]. On the other site, those who had more taller height had higher FVC (r = 0.035; 95% CI = 0.02;0.05).Conclusions: Welding fumes exposure was decreasing the FVC, but those who had more taller height had higher FVC among welders. (Health Science Indones 2012;1:41-4
    corecore