Algebraic grid adaptation method using non-uniform rational B-spline surface modeling

An algebraic adaptive grid system based on equidistribution law and utilized by the Non-Uniform Rational B-Spline (NURBS) surface for redistribution is presented. A weight function, utilizing a properly weighted boolean sum of various flow field characteristics is developed. Computational examples are presented to demonstrate the success of this technique

Einstein's mirror revisited

We describe a simple geometrical derivation of the formula for reflection of light from a uniformly moving plane mirror directly from the postulates of special relativity.Comment: 4 pages, 5 figures, RevTeX4, comments welcome; V2: corrected Fig. 5 and the discussion associated with it, co-author include

QQˉQ\bar Q (Q∈{b,c}Q\in \{b, c\}) spectroscopy using Cornell potential

The mass spectra and decay properties of heavy quarkonia are computed in nonrelativistic quark-antiquark Cornell potential model. We have employed the numerical solution of Schr\"odinger equation to obtain their mass spectra using only four parameters namely quark mass ($m_c$, $m_b$) and confinement strength ($A_{c\bar c}$, $A_{b\bar b}$). The spin hyperfine, spin-orbit and tensor components of the one gluon exchange interaction are computed perturbatively to determine the mass spectra of excited $S$, $P$, $D$ and $F$ states. Digamma, digluon and dilepton decays of these mesons are computed using the model parameters and numerical wave functions. The predicted spectroscopy and decay properties for quarkonia are found to be consistent with available experimental observations and results from other theoretical models. We also compute mass spectra and life time of the $B_c$ meson without additional parameters. The computed electromagnetic transition widths of heavy quarkonia and $B_c$ mesons are in tune with available experimental data and other theoretical approaches

Pola Pemanfaatan Ruang Terbuka pada Pemukiman Kampung Kota

Kawasan Permukiman Kayu Besar adalah permukiman perkampungan yang terletak di Kota Jakarta yang dikelilingi oleh kawasan Perkantoran Pantai Indah Kapuk. Dalam perkembangannya, kawasan permukiman tumbuh semakin padat, sehingga ruang terbuka semakin sempit. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi permasalahan-permasalah yang berkaitan dengan pola pemanfaatan ruang terbuka dan faktor-faktor pembentuk ruang terbuka di pemukiman kampung kota. Keterbatasan ruang terbuka menjadi permasalahan dalam spasial kota dan interaksi sosial masyarakat. Metode penelitian ini menggunakan teori Behavioral Mapping, pengumpulan data-data dari penelitian ini dilakukan dengan cara survei lokasi, wawancara, dan mendokumentasikan kegiatan masyarakat kampung tersebut untuk kemudian dianalisis dengan metoda deskriptif kualitatif. Setelah dilakukan analisis dari data-data lokasi dan dikaitkan dengan teori-teori terkait, maka didapatkan kesimpulan umum bahwa pada kampung kota terjadi hubungan masyarakat yang masih memiliki sifat kekerabatan yang erat dan saling mempengaruhi satu sama lain baik dalam hubungan antar individu, antar kelompok maupun atar individu dan kelompok, pada ruang umum yang pada dasarnya merupakan suatu wadah yang dapat menampung aktivitas tertentu dari masyarakatnya. Secara khusus disimpulkan bahwa keterbatasan lahan yang ada tidak dijadikan masalah yang dapat menghambat warga pemukiman Kayu Besar untuk berinteraksi sosial. Kegiatan berkumpul tetap dapat dilakukan baik pada halaman rumah, koridor jalan, dan warung. Kebutuhan ruang yang cukup luas sehingga masyarakat memanfaatkan kali untuk membangun ruang komunal. Meskipun ruang berkumpul tersebut tidak responsive, tetapi dapat memenuhi aktifitas masyarakat sehingga menimbulkan kesan democratic, comfort, dan meaningful

Meningkatkan Kemampuan Siswa Kelas V SD Inpres Mayayap Dalam Menulis Karangan Narasi Melalui Model Pembelajaran Kooperatif

Kesulitan dalam menemukan ide, menuangkan ide, mengembangkan ide dan merangkai kata atau kalimat dengan tepat menjadi masalah yang mendasar bagi siswa kelas V SD Inpres Mayayap dalam menulis karangan narasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan model pembelajaran kooperatif dalam meningatkan kemampuan siswa kelas V menulis karangan narasi di SD Inpres Mayayap. Populasi dalam penelitian adalah siswa kelas V SD Inpres Mayayap (hanya 1 kelas) yang berjumlah 20 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas guru dan siswa mengalami peningkatan yang cukup berarti dari siklus I ke siklus II dan untuk analisis tes akhir tindakan dari siklus I ke siklus II terjadi juga peningkatan belajar klasikal sebesar 40% yaitu 55% pada siklus I menjadi 95% pada siklus II. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas V SD Inpres Mayayap dalam menulis Karangan Narasi

Optical Non-Contact Railway Track Measurement with Static Terrestrial Laser Scanning to Better than 1.5mm RMS

The railway industry requires track to be monitored for a variety of reasons, particularly when any type of physical works take place within the vicinity of the asset (e.g. demolition, construction and redevelopment works). Terrestrial laser scanning (TLS) has considerable potential as a survey method for rail measurement due to its non-contact nature and independence from physical targeting at track level. The consensus from recently published work using static terrestrial laser scanning is that rail measurements to the order of 3mm RMS are routinely possible. Such measures are appropriate for extracting the gauge, cant and twist parameters required by the rail industry, however engineering specifications designed to ensure safe and comfortable running of the trains ideally require measurements of better quality. This paper utilises standard design rail profiles from the UK industry to optimise the way in which TLS point cloud data are fitted to the rail geometry. The work is based on the use of off the shelf phase-based TLS systems each capable of delivering single point measurements of the order of 5mm to cooperative surfaces. The paper describes a workflow which focuses the fitting process onto discrete planar rail elements derived from the design rail geometry. The planar fitting process is improved through understanding how data from these scanners respond to rail surfaces. Of particular importance is the removal of noisy data from the shiny running surfaces. Results from a sequence of multi-station TLS surveys of the same set of double tracks taken from platform level highlight the capability to obtain fits to the rail model of better than 1.5mm RMS. Whilst fitting can be carried out on a single side of a rail, the paper highlights the challenge of obtaining an accurate TLS registration necessary to extract both sides of each rail to the same level of accuracy. This configuration is proven over inter-TLS instrument separations of the order of 30m and demonstrates the TLS network coverage necessary to achieve such results even in the presence of an occluding electric third rail