1,235 research outputs found
Identification Of Infectious Bronchitis Virus Isolates From Malaysia
Infectious bronchitis (IB) is a highly contagious respiratory, urogenital and reproduction disease of chickens and it is distributed worldwide. The disease is caused by infectious bronchitis virus (IBV). IBV is a member of the genus Coronavirus, family Coronaviridae and it has a single-stranded, positive-sense RNA genome of 27.6 kb. It possesses prominent surface spikes and has three major structural proteins; the spike (S) glycoprotein, the small integral membrane (M) glycoprotein and nucleocapsid (N) protein. In the commercial poultry industry, vaccination is used to control the disease. Despite vaccination program the disease continues to occur because IBV can exist in many serotypes. In many incidences, the existing vaccines are not able to provide full protection to the chickens against infectious bronchitis disease. The immune response stimulated to one serotype does not offer cross protection to another serotype. Moreover, the avian coronavirus capable of mutating and many IBV variants has been reported in many countries. Thus, it is crucial to develop a fast, sensitive and specific diagnostic technique to diagnose and identify the causative agent in order to control the disease spread. In recent years the reverse transcriptase-polymerase chain reaction (RT-PCR), reverse transcriptase-polymerase chain reaction-restriction fragment length polymorphism (RT-PCR-RFLP), cloning and genes sequencing had been used increasingly to detect and analyses IBV isolates. The objectives of these studies were to compare and optimize reverse transcriptase-polymerase chain reaction (RT-PCR) to diagnose IBV, to differentiate the Mass strain, and to characterize variant IBV isolated from this study. In this study, one-step and two-step RT-PCR techniques were used to amplify the conserved gene region of IBV by using universal and designed primers. This study was conducted on IBV isolates from year 1991 until 2003. In differentiation studies, isolates were group into serotype using reverse transcriptase-polymerase chain reaction (RT-PCR). Isolates recognized to be non Mass was further amplified their hypervariable region of S gene by using RT-PCR followed by RFLP technique to screen for nephropathogenic strain. Out of 31 IBV isolates, nine Mass strain were found. Following RT-PCR-RFLP, only one isolate showed different fragment pattern compared to nephropathogenic origin (MH5365/95). This particular isolates designated as V9/03 was neither Mass nor non-nephropathogenic serotype. The S1 region of V9/03 was further cloned, sequenced and its nucleotide and amino acid were compared to nephropathogenic MH5365/95 and Mass derivatives as well other references strains obtained from Gene bank. The V9/03 showed sequence homology to Taiwan (AY606321) and Korean (AY257060) strain with 82.5% and 81.6% identities respectively. The V9/03 has lower sequences homology (less than 80%) with nephropathogenic (MH5365/95) and Mass derivatives. The phylogenetic studies indicate that the strain V9/03 could be a local variant IBV which is different from local nephropathogenic MH5365/95 and vaccine strain. This study showed that variant IBV is circulating in the field as result of mutation of IBV due to the prolonged use of live virus vaccines and the immunological pressure of the virus to keep on survival in immune birds
The Role of Farmer Group on Application the Sapta Usahatani Programs Lowland Rice Farming at Bunga Jadi Village, Muara Kaman District, Kutai Kartanegara Regency
The purpose of this research was to know of the role of farmers group in the implementation of Sapta Usahatani Programs lowland rice farming by farmers in the Bunga Jadi Village, Muara Kaman District, Kutai Kartanegara Regency. The method sampling that used is proportional stratified random sampling method with the number of respondents 41 families (KK). This research use chi kuadrat (X2) analysis method, who the first variable is he role of farmer groups and the second variable is the level of implementation of Sapta Usahatani programs,Based on the research results, it can be concluded that a group of farmers in Desa Bunga Jadi it has been classified as farmer groups are quite advanced, it is seen from the data obtained both for planning element, the element of dooperation in implementing the plan, as wele as elements of the development and utilization of facilities belonging to the group, initiatives and agreements as well as elements of the groups, already implemented in the high category. Except on the elements of teaching and learning is still in the moderate category. Implementation of the program Sapta Usahatani lowland rice from 7 element have been categorized held on high criteria, namely the use of improved seed, tillage, fertilization, pest and disease control, irrigation, and post harvest handling. Except on the elements of marketing activity results which are still in the moderate category in the village of Bunga Jadi, who X2 count of 11,16 compared with 9,49 X2 table. The results showed that farmers group have role of very effective to the implementation of Sapta Usahatani program lowland rice farming in Bunga Jadi Village
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INTRODUCTION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS XI SMA NEGERI 2 BANDA ACEH
ABSTRAKKata Kunci : PTK, problem based introduction, hasil belajar, geografiModel pembelajaran problem based introduction merupakan sebuah model pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui: (1)Peningkatan hasil belajar geografi siswa kelas XI SMAN 2 Banda Aceh dengan menerapkan model problem based introduction; (2) Aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran geografi dengan model problem based introduction; (3)Keterampilan guru mengelola pembelajaran dengan model problem based introduction; dan (4) Respon siswa setelah pembelajaran dengan menggunakan model problem based introduction. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IIS 2 SMAN 2 Banda Aceh yang berjumlah 32 siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tes hasil belajar, lembar pengamatan aktivitas guru dan siswa, lembar pengamatan keterampilan guru mengelola pembelajaran, dan angket respon siswa menggunakan model problem based introduction. Analisis data menggunakan statistik deskriptif persentase. Hasil penelitian menunjukkanbahwa: (1) Persentase ketuntasan individual pada siklus I sebesar 93% dengan 2 siswa dinyatakan tidak tuntas. Pada siklus II persentase ketuntasan individual mengalami peningkatan menjadi 96%. Hanya terdapat 1 siswa yang tidak tuntas secara individual pada siklus ini. Pada siklus III keseluruhan siswa dinyatakan tuntas belajar secara individual. Persentase ketuntasan klasikal pada siklus I sebesar 50%, siklus II meningkat menjadi 70% dan siklus III menjadi 90%; (2) Aktivitas guru dan siswa dari siklus I hingga siklus III sudah mencerminkan keterlaksanaan model problem based introduction; (3) Keterampilan guru mengelola pembelajaran dengan menggunakan model problem based introductionmengalami peningkatan. Pada siklus I diperoleh skor rata-rata sebesar 3,65,kemudian meningkat pada siklus II menjadi 3,7 dan siklus III dengan skor 3,8 yang dikategorikan baik sekali; (4) Respon siswa terhadap model problem based introduction dapat dikatakan baik sekali dengan 94% dari 32 siswa berpendapat bahwa pembelajaran menggunakan model problem based introduction dapat meningkatkan pemahaman mereka terhadap materi pelestarian lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan yang telah dipelajar
PENERAPAN TEKNIK TRANSFORMASI LIRIK LAGU DALAM MENULIS KARANGAN NARASI BAHASA PERANCIS
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) hasil pembelajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan teknik transfromasi lirik lagu; dan (2) tanggapan mahasiswa mengenai teknik transformasi lirik lagu dalam menulis karangan narasi bahasa Perancis. Subjek dari penelitian ini adalah seluruh mahasiswa semester III kelas A Departemen Pendidikan Bahasa Perancis FPBS UPI Tahun Akademik 2015/2016. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah lembar observasi, tes tertulis dan angket. Penilaian yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada penilaian CECRL (Kerangka Acuan Umum Bahasa-bahasa Eropa) tingkat DELF A2 dari Tagliante yang dibagi ke dalam 6 aspek penilaian. Berdasarkan hasil analisis data, pada siklus I, terdapat 9 orang mahasiswa berada pada kategori baik dengan persentase 26,47%, 16 orang mahasiswa pada kategori cukup dengan persentase 47,05%, dan 9 orang mahasiswa pada kategori kurang dengan persentase 26,47%. Sementara itu, pada siklus II terjadi peningkatan hasil kemampuan menulis karangan narasi bahasa Perancis, yaitu sebanyak 23 orang mahasiswa berada pada kategori baik dengan persentase sebesar 67,64%, 10 orang mahasiswa pada kategori cukup dengan persentase 29,41%, dan 1 orang mahasiswa dengan persentase 2,94% pada kategori kurang. Selanjutnya, berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas ini menujukkan bahwa teknik transformasi lirik lagu dapat dijadikan referensi untuk diterapkan dalam pembelajaran menulis karangan narasi bahasa Perancis di Departemen Pendidikan Bahasa Perancis FPBS UPI. -----------This research aims to describe: (1) result of writing narration study using the song’s lyric transformation; (2) response of students to the song’s lyric transformation technique in writing narration study in French language. The subject of this research was the third semester students at class A, Department of French Language and Education 2015/2016, FPBS UPI. The method that is used in this research was Classroom Action Research (PTK). The data were collected using observation sheets, written test, and questionnaire. The assessment that is used in this research was based on CECRL assessment, DELF A2 level from Tagliante which was divided into six aspects of assessment. At the first cycle, 9 students are in best category by 26,47% percentage, 16 students are in adequate category by 47,05% percentage, and 9 students are in less category by 26,47% percentage. While the other side, the skill of writing French narrative essay is increase at the second cycle; 23 students are in best category by 67,64% percentage, 10 students are in adequate category by 29,41% percentage, and a student is in less category by 2,94% percentage. Further, the classroom action research shown that the song’s lyric transformation technique could be a reference to be applied in writing French narrative essay at Department of French Language and Education, FPBS UPI
STANDARISASI RESEP KUE BHOI DENGAN PENCAMPURAN TEPUNG LABU KUNING (CUCURBITA MOSCHATA,L)
ABSTRAKKata Kunci : Standarisasi, Tepung Labu Kuning, BhoiPenelitian ini berjudul Standarisasi Resep Kue Bhoi Dengan Pencampuran Tepung Labu Kuning (Cucurbita moschata,L). Buah labu kuning merupakan bahan pangan yang kaya akan vitamin A, B dan C, mineral serta karbohidrat. Buah labu kuning yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah labu kuning yang berbentuk bulat diolah sehingga menjadi tepung labu kuning, tepung labu kuning selanjutnya digunakan sebagai bahan campuran dalam pembuatan kue bhoi. Kue bhoi merupakan jenis makanan yang terbuat dari tepung terigu, gula pasir, telur dan vanili. Kue bhoi memiliki tekstur bagian luar yang kering namun cukup lembut dibagian dalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh resep standar, mengetahui karakteristik organoleptik, dan tingkat penerimaan konsumen terhadap kue bhoi yang dicampurkan tepung labu kuning. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan analisis data melalui uji LSD (Least significant Different) pada taraf signifikan 0.05 melalui uji Acceptability Test dan Sensory Evaluation. Objek dalam penelitian ini yaitu kue bhoi tepung labu kuning, dengan 4 perlakuan dan dua kali pengulangan pada tiap perlakuan. Setiap perlakuan diberikan kepada narasumber dan panelis konsumen. Dari hasil analisis data menunjukkan bahwa kue bhoi 75 gr (30%) tepung labu kuning dengan nilai rata-rata 17.65 lebih disukai konsumen dibandingkan kue bhoi 50 gr (20%) dan 100 gr (40%). Karena kue bhoi dengan campuran tepung labu kuning 75 gr (30%) memiliki warna yang kuning keemasan, aroma yang harum, tekstur yang netral dan rasa yang manis. Dari hasil uji penerimaan konsumen terlihat bahwa nilai terendah kue bhoi terdapat pada kue bhoi dengan pencampuran 50 gr dan 100 gr tepung labu kuning dengan nilai rata-rata penerimaan 16.65 dan 16.45. Hasil uji hipotesis terhadap karakteristik organoleptik, dan tingkat penerimaan konsumen terhadap kue bhoi dengan pencampuran tepung labu kuning dapat disimpulkan bahwa, hipotesis dapat diterima. Disarankan kepada masyarakat dapat memanfaatkan tepung labu kuning untuk pembuatan penganan lainnya
Pembentukan Pola Pakaian Kanak-Kanak Pra Sekolah Berdasarkan Kajian Antropometri di Kota Tinggi, Johor
Kajian ini bertujuan mengkaji ukuran antropometri dalam kalangan kanak-kanak pra sekolah bagi membentuk pola pakaian. Masalah seperti tiada pakaian yang sesuai dengan tubuh badan kanak-kanak di Malaysia menyebabkan kajian ini dilakukan. Kajian ini dijalankan di sebelas buah Tabika Kemajuan Masyarakat (KEMAS) di Kota Tinggi Johor. Seramai 220 orang responden telah diambil ukurannya. Responden terdiri daripada 107 orang kanak-kanak lelaki dan 111 orang kanak-kanak perempuan. Maklumat responden dan ukuran-ukuran responden diperolehi dengan menggunakan borang soal selidik yang mengandungi dua bahagian utama iaitu latar belakang responden dan ukuran-ukuran badan. Data yang dikumpul dianalisis menggunakan perisian Statistical Package For Science Social (SPSS) bagi mendapatkan nilai peratusan, kekerapan, purata dan sisihan piawai. Bagi meneliti perbezaan ukuran antara jantina dan umur responden, ujian-t sampel tidak bersandar telah digunakan.
Daripada statistik deskriptif, didapati responden mempunyai ukuran antropometri yang sederhana dan pertumbuhan responden mengikut carta pertumbuhan ketinggian kanak-kanak. Pengujian hipotesis juga menunjukkan terdapat perbezaan yang singnifikan ukuran panjang pinggang ke punggung antara jantina responden (t=1.037, p=.008). Terdapat juga perbezaan yang singnifikan ukuran panjang belakang badan antara jantina (t=1.620, p=.027). Terdapat perbezaan yang singnifikan ukuran lilitan pegelangan kaki antara umur responden (t=3.478, p=.03). Berdasarkan ukuran antropometri responden, saiz pakaian responden telah berjaya dibentuk. Terdapat tiga saiz yang telah dibentuk. Saiz-saiz tersebut ialah saiz S (kecil), saiz M (sederhana) dan saiz L (besar). Didapati responden yang mempunyai ketinggian badan iaitu 116 sm tergolong dalam saiz L (besar), ketinggian badan iaitu 110 sm tergolong dalam saiz M (sederhana) manakala responden yang mempunyai ketinggian 104 sm tergolong dalam saiz S (kecil). Pola pakaian iaitu pola kemeja, pola blaus dan pola seluar juga telah dibentuk berdasarkan saiz yang diperolehi daripada kajian ini. Pola pakaian yang dibentuk adalah bersaiz M (sederhana). Kajian ini membuktikan bahawa untuk mendapat pakaian yang bersesuaian dengan bentuk badan pola pakaian yang bersaiz tepat diperlukan. Untuk mendapatkan saiz yang tepat tinjauan antropometri ke atas populasi perlu dilakukan
- …
