113 research outputs found

    THE EFFECT OF SELF-CONTROL ON ANTI CORRUPTION ATTITUDE ON STUDENTS OF KINDERGARTENS IN CENTRAL JAVA PROVINCE

    Get PDF
    This study aims to determine the effect of self-control on the anti-corruption attitude of kindergarten (TK) students in Central Java province. This Experimental reasearch, the sampling metods was done by multi stage random sampling with probality sampling and it obtained 82 samples of kindergarten students, 41 students of them were selected from the observation with high and low self-control (22 students with high self-control and 22 students with low self-control) in Kindergartens in Central Java Province. Data were obtained using ceklist of observastion sheets for anti corruptions attitude of kindergarten children. The results of the study show that: There is an effect of self-control on anti-corruption attitudes. Students with high self-control have better anti-corruption attitude than students with low self-control. The results showing that the average score of group with self control low 40.3636 and than self control high 47.2273, with the result of t-count 8.005 at the 0.007 level significance

    The Effectiveness of Discovery and Inquiry Learning Strategies in Improving Students’ Early Math Skills

    Get PDF
    The study aimed to find out the effectiveness of discovery and inquiry learning strategies on the efforts of improving the early math skills of students in kindergartens in West Java Province, Indonesia. This is experimental research. The sampling method was done by multi-stage random sampling with probability sampling and it obtained 72 samples of kindergarten students consisting of 36 children from kindergartens in Bandung, West Java who were treated by discovery learning strategy and 36 children from the kindergartens in West Bandung Regency who was treated using inquiry learning strategy. Data were obtained using a checklist of observation sheets for early math skills of kindergarten children. Data analysis used a quantitative descriptive with a t-test. The findings of the study indicate that discovery-learning strategy is better than inquiry learning strategy in improving early math skills of kindergarten students. It is evidenced by the results showing that the average score of group with discovery learning strategy was 111.63 and the average score of group n using inquiry learning strategy was 101.96 with the result of t-count of 5.551 at the 0.05 level of significance. The conclusion of this research there were differences in early math skills between groups of children with discovery learning strategy and those with the inquiry learning strategy. From the results of data processing and discussion of the study, it was concluded that discovery learning strategy was better than inquiry learning strategy in increasing the score of early math skills of kindergarten children

    Invoices and Letter, Lagerstrom Collection, 1933

    Get PDF
    Invoices belonging to Leslie P. Davis of Monhegan Island for lobsters sold and supplies bought, including lumber, twine, gasoline, and food items from locations in Boothbay Harbor (Me.), Rockland (Me.), Portland (Me.), and Spruce Head (Me.), as well as Gloucester (Mass.). Also includes letter from Horatio D. Crie, Commissioner for the State of Maine Department of Sea and Shore Fisheries concerning the depletion of lobster stock

    Optimizing Role-Playing Learning Strategies and Reinforcing Self-Control toward Anti-Corruption Knowledge

    Get PDF
    This study aimed to find out the optimizing of role-playing learning strategies and reinforcement of self-control through anti-corruption knowledge in children. It is expected that through role-play children can direct their aspirations and control themselves as a basis for reinforcement in anti-corruption knowledge. The method used in this research is the 2x2 design of the experimental method. Children can develop anti-corruption knowledge so that they can adjust it to the applicable rules or norms, build self-control positively, build habits to become individuals with honesty values and courage values, be simple, build justice and work hard in the community life where children live

    Edukasi Kepada Ibu Hamil Dalam Upaya Pencegahan Stunting Pada Balita Di Desa Marbun Tonga Marbun Dolok Kecamatan Baktiraja Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2022

    Get PDF
    Stunting merupakan salah satu masalah yang sangat menghambat perkembangan manusia secara global. Stunting merupakan masalah gizi yang harus diperhatikan demi generasi bangsa yang maju. Menurut Word Health Organization (WHO), prevalensi balita pendek dan sangat pendek menjadi masalah kesehatan masyarakat jika prevalensinya 20% atau lebih (Kementrian Kesehatan RI 2017). Stunting merupakan masalah kesehatan yang banyak ditemukan di negara berkembang, termasuk Indonesia. Stunting pada balita merupakan faktor risiko meningkatnya angka kematian, menurunkan kemampuan kognitif dan perkembangan motorik rendah serta fungsi-fungsi tubuh yang tidak seimbang. Stunting di kabupaten Humbang Hasundutan tahun 2019 sebesar 41.4%. Prevalensi stunting di desa Marbun Tonga Marbun Dolok sebesar 38,6. Salah satu penyebab stunting adalah kurangnya pengetahuan ibu sehingga diperlukan edukasi yang efektif untuk mencegah terjadinya stunting. Tujuan kegiatan adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan perilaku gizi ibu hamil dalam upaya pencegahan stunting pada balita. Pengetahuan Ibu merupakan faktor yang paling dominan dalam hubungannya dengan kejadian stunting pada Balita. Pengetahuan penting peranannya dalam menentukan asupan makanan. Tingkat pengetahuan gizi seseorang berpengaruh terhadap perilaku dan pola asuh dalam memilih makanan yang akan berdampak pada asupan gizinya. Kegiatan ini dilaksanakan di Puskesmas Baktiraja dengan memberikan edukasi kepada ibu hamil dan juga membagikan leafleat yang telah dirancang sebelumnya sebagai alat promosi kesehatan. Leafleat yang dibagikan berjudul “Cegah Stunting Dengan Menu sehat pada Ibu hamil. Kegiatan edukasi berjalan dengan baik dan mendapatkan respon serta antusias yang baik dari responden. Hal ini ditunjukkan dengan antusias responden untuk bertanya pada saat kegiatan berlangsung. Edukasi yang diberikan juga tersampaikan dengan baik yang ditunjukkan dari peningkatan pengetahuan responden terkait stunting dengan melihat perbandingan hasil pre-test dan post-test. Untuk itu, kegiatan edukasi dilaksanakan sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan pengetahuan ibu hamil terutama kelompok rentan gizi yaitu ibu hamil

    PENGGUNAAN OBAT RASIONAL MELALUI EDUKASI GEMA CERMAT DENGAN METODE CBIA

    Get PDF
    Salah satu penyebab masalah kesehatan yaitu penggunaan obat secara tidak rasional, yang dapat mengakibatkan terapi menjadi kurang efektif dan tidak efisien. Menurut WHO, lebih dari 50% obat di dunia diresepkan dan digunakan secara tidak tepat/rasional. Ketidakrasionalan penggunaan obat dapat berupa penggunaan obat secara berlebihan (overuse), penggunaan obat yang kurang (underuse) dan penggunaan obat tidak tepat indikasi, dosis, cara dan lama pemakaian, dan lain-lain (misuses). Tujuan dari kegiatan Pengabdian Masyarakat ini adalah untuk mengetahui tentang pengertian Gema Cermat dan POR, untuk mengetahui pentingnya POR, untuk mengetahui tentang faktor penyebab penggunaan obat yang tidak rasional, untuk mengetahui tentang dampak dari penggunaan obat yang tidak rasional, untuk mengetahui bagaimana upaya mengatasi penggunaan obat yang tidak rasional pada masyarakat. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni Tahun 2021. Pengabdian ini dilaksanakan di Puskesmas Rahuning, Kabupaten Asahan. Hasil pengabdian untuk Penyuluhan tentang Penggunaan Obat Rasional melalui Gema Cermat (Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat) pada masyarakat Desa Rahuning I, Kec. Rahuning, Kab. Asahan dapat berjalan dengan lancar. Peserta juga melihat secara mandiri informasi penting yang ada di dalam kemasan obat, dan mencoba menyimpulkan sendiri apa yang harus dilakukan jika mereka harus menggunakan suatu obat tertentu. Peserta juga melihat secara mandiri informasi penting yang ada di dalam kemasan obat, dan mencoba menyimpulkan sendiri apa yang harus dilakukan jika mereka harus menggunakan suatu obat tertentu dan masyarakat merasa senang telah mendapatkan pengetahuan yang selama ini belum mereka peroleh

    Development of Pairing Card Learning Media to Improve the Ability to Recognize the Concept of Numbers

    Get PDF
    Media is a tool in conveying material to children. This study aims to improve the ability to recognize the concept of children's numbers by developing a media "pairing card". The research subjects were 50 children aged 4-5 years in DKI Jakarta. The research method used is research and development (R&D) with data analysis techniques through qualitative and quantitative. The pairing card learning media is developed through 4 main steps, namely introduction (analysis of needs and objective conditions), media development, media validation and revision, and media implementation. The pairing card media was tested with one on one, small-scale trials, and large-scale trials. The results showed that the pairing card media significantly improved the ability to recognize the concept of children's numbers. This study answers the question of developing media innovation, namely pairing cards which are effective in increasing children's ability to recognize number symbols, showing number symbols, mentioning number symbols, and comparing number magnitudes. Furthermore, this study also predicts the existence of other contributing influences, namely the playing techniques used in the pairing card media game

    Perilaku Cuci Tangan Pada Siswa/Siswi Sekolah Dasar Di SDN 060929 Kecamatan Medan Johor Tahun 2022

    Get PDF
    Kesadaran masyarakat Indonesia untuk cuci tangan pakai sabun (CTPS) terbukti masih sangat rendah, tercatat rata-rata 12% masyarakat yang melakukan cuci tangan pakai sabun (CTPS). Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu cara paling efektif untuk mencegah penyakit diare dan ISPA, keduanya menjadi penyebab utama kematian anak. Setiap tahun, sebanyak 3,5 juta anak di seluruh dunia meninggal sebelum mencapai umur lima tahun karena penyakit diare dan ISPA. Mencuci tangan dengan sabun juga dapat mencegah infeksi kulit, mata, kecacingan, dan flu burung. Pengabdian masyarakat ini bertujuan Menumbuhkan kesadaran, kemauan dan kemampuan siswa sekolah dasar dalam mengenali pentingnya mencuci tangan  untuk pencegahan penularan penyakit. Meningkatkan kemandirian siswa sekolah dasar untuk melakukan cuci tangan sebelum melakukan aktivitas untuk pencegahan penularan penyakit. Meningkatkan partisipasi siswa sekolah dasar dalam meningkatkan status kesehatannya. Solusi permasalahan mitra adalah Seperti yang telah gambarkan dalam analisis situasi diatas bahwa permasalahan yang timbul dimasyarakat adalah masih kurangnya pengetahuan siswa dan siswi sekolah dasar tentang pentingnya mencuci tangan sebagai upaya pencegahan penularan penyakit sehinga masih banyaknya siswa dan siswi sekolah dasar yang   belum perperilaku hidup sehat dalam mencegah penyakit. Metode Pelaksanaan : Sasaran kegiatan pemberdayaan ini adalah para Siswa dan Siswi Sekolah Dasar di Kecamatan Medan Amplas. Persiapan di laksanakan di SDN 060929 yang terletak di kecamatan kota Medan. Guru, siswa dan siswi dan pihak sekolah dasar bekerjasama melakukan rangkaian kegiatan persiapan. Hasil yang didapatkan dari pengmas ini adalah Siswa dan siswi semakin memahami akan pentingnya mencuci tangan, cara mencuci tangan yang baik dan benar mampu menjadikan mencuci tangan sebagai kebiasaan baru dan diharapkan mereka bisa menjadi contoh dilingkungan sekitarnya. Komitmen dari siswa dan siswi sekolah dasar untuk melakukan perubahan perilaku dengan mencuci tangan sebelum melakukan aktivitas dan sebelum makan makanan yang sehat. Perlu dilakukan upaya sosialisasi terkait dengan pentingnya mencuci tangan sebagai upaya pencegahan dari penyakit mengingat masih tingginya angka penularan penyakit, agar masyarakat memahami bagaimana cara mencuci tangan yang baik dan benar dan kapan saja kita harus mencuci tangan

    PENGGUNAAN OBAT RASIONAL MELALUI EDUKASI GEMA CERMAT DENGAN METODE CBIA

    Get PDF
    Salah satu penyebab masalah kesehatan yaitu penggunaan obat secara tidak rasional, yang dapat mengakibatkan terapi menjadi kurang efektif dan tidak efisien. Menurut WHO, lebih dari 50% obat di dunia diresepkan dan digunakan secara tidak tepat/rasional. Ketidakrasionalan penggunaan obat dapat berupa penggunaan obat secara berlebihan (overuse), penggunaan obat yang kurang (underuse) dan penggunaan obat tidak tepat indikasi, dosis, cara dan lama pemakaian, dan lain-lain (misuses). Tujuan dari kegiatan Pengabdian Masyarakat ini adalah untuk mengetahui tentang pengertian Gema Cermat dan POR, untuk mengetahui pentingnya POR, untuk mengetahui tentang faktor penyebab penggunaan obat yang tidak rasional, untuk mengetahui tentang dampak dari penggunaan obat yang tidak rasional, untuk mengetahui bagaimana upaya mengatasi penggunaan obat yang tidak rasional pada masyarakat. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni Tahun 2021. Pengabdian ini dilaksanakan di Puskesmas Rahuning, Kabupaten Asahan. Hasil pengabdian untuk Penyuluhan tentang Penggunaan Obat Rasional melalui Gema Cermat (Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat) pada masyarakat Desa Rahuning I, Kec. Rahuning, Kab. Asahan dapat berjalan dengan lancar. Peserta juga melihat secara mandiri informasi penting yang ada di dalam kemasan obat, dan mencoba menyimpulkan sendiri apa yang harus dilakukan jika mereka harus menggunakan suatu obat tertentu. Peserta juga melihat secara mandiri informasi penting yang ada di dalam kemasan obat, dan mencoba menyimpulkan sendiri apa yang harus dilakukan jika mereka harus menggunakan suatu obat tertentu dan masyarakat merasa senang telah mendapatkan pengetahuan yang selama ini belum mereka peroleh

    Ketidakpuasan Pasien Terhadap Pelayanan Kesehatan (Studi Kualitatif di Puskesmas Siatas Barita Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2022)

    Get PDF
    Penelitian bertujuan untuk menggali lebih dalam mengenai pelayanan di Puskesmas Siatas Barita yang paling banyak dikeluhkan tidak puas oleh pasien, alasan banyak pasien yang tidak puas terhadap pelayanan kesehatan yang tersedia. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif kualitatif melalui wawancara mendalam (Indepth interview) dengan desain Fenomenologi. Informan dalam penelitian terdiri dari 17 orang yang meliputi informan utama 10 orang (pasien), informan kunci 6 orang dan informan pendukung 1 orang (Pimpinan Puskesmas). Analisis data dilakukan dengan tiga alur yang meliputi reduksi data, penyajian data dan kesimpulan berupa penarikan dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bagian pelayanan yang paling banyak menimbulkan ketidakpuasan bagi pasien yaitu aspek reliability dan emphaty; ruang tunggu yang tidak kondusif, ketidaktersediaan unit keamanan khusus, alasan pasien banyak tidak puas yakni sikap komunikasi petugas terlalu cepat, ketersediaan dokter yang minim sehingga durasi komunikasi cukup singkat dan kapabilitas petugas kesehatan tergolong kurang optimal. Kesimpulan penelitian yakni perlu dilakukan pengembangan kompetensi terhadap tenaga kesehatan terkait Interpersonal Technical Service, penambahan dokter umum dan unit keamanan khusus, dan penataan ruang tunggu pasien. Rekomendasi penelitian yakni Kepala Dinas Kesehatan dan Pimpinan Puskesmas harus meningkatkan penyediaan kegiatan pelatihan terkait upgrading kompetensi petugas kesehatan
    corecore