4,017 research outputs found

    Tinjauan Visual pada Terakota Koleksi Museum Majapahit, Trowulan, Kabupaten Mojokerto

    Get PDF
    Terakota pada masa klasik dapat menggambarkan bahwa pembuatan benda-benda tanah liat mencapai puncaknya. Terakota masa klasik memliki bentuk dan fungsi yang beranekaragam. Selain itu, masyarakatnya telah mengenal teknologi dan mengolah alam dengan baik sehingga menghasilkan karya yang memiliki estetika. Namun, pada zaman sekarang hampir sebagian benda terakota tersebut tidak lagi diproduksi dan tergantikan oleh bahan lainnya, khususnya masyarakat Trowulan.  Mereka hanya  memproduksi bata dan genteng dibidang pengolahan tanah liat. Padahal sudah diketahui bahwa wilayah Trowulan adalah situs kerajaan Majapahit yang sebelumnya memiliki sumber daya alam dan sumber daya manusia yang layak untuk dikembangkan. Dari latar belakang tersebutlah maka masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah bentuk, fungsi dan karakteristik pada terakota koleksi museum Majapahit, Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahuai dan mendiskripsikan bentuk, fungsi dan karakteristik terakota koleksi  museum Majapahit, Trowulan, Kabupaten Mojokerto yang merupakan bagian peninggalan pada masa klasik. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Validitas data dilakukan dengan triangulasi data dan informan review. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 45 bentuk terakota Berdasarkan klasifikasi bentuknya yang dibahas adalah ukuran, warna, tekstur, teknik hias dan uraian bentuknya. Berdasarkan bentuk dasarnya terakota koleksi museum Majapahit di kelompokkan menjadi 6 bentuk dasar yaitu bulat, lonjong, bulat telur, persegi, silinder dan figuratif. Fungsi terakota koleksi museum Majapahit dikelompokkan menjadi 5 berdasarkan kebutuhan hidup pada masa klasik antara lain: alat kebutuhan rumah tangga, alat ritual keagamaan, unsur bangunan, alat permainan, dan alat industri. Karakteristik terakota koleksi museum Majapahit dapat dilihat dari penggabungan bentuk dan fungsinya. Fungsi terakota pada masa klasik sangat beranekaragam dibidang agama, industri, sosial dan arsitektur. Namun Terdapatnya bahan, warna, tekstur, dan ornamen pada bentuknya menunjukkan bahwa terakota tidak hanya sekedar benda-benda peralatan hidup tetapi juga peralatan yang menyiratkan ekspresi seni.           Kata Kunci: Bentuk, Fungsi, Karakteristik, Terakota, Museum Majapahit, Kabupaten Mojokerto             Classical terracottas could describe that the process of making earthwares reach the highest rate. Classical  Terracottas has varied shape and function. Besides, the society had known technology and can cultivate the nature well so that they can produce something which has aesthetics value. However, nowadays almost all of those things are not produced. They are replaced by other material as what most Trowulan society do today. They only produce bricks and roof-tiles as clay works production. Whereas, it has been known that Trowulan is a Majapahit Kingdom’s site which has potential in both natural and human resources. From that background, this study comes up to examine shape, function, and characteristics of terracotta at Majapahit museum, Trowulan, Mojokerto regency. The aim of this study is to examine and to describe the shape, the function, and the characteristics of terracotta at Majapahit museum, Trowulan, Mojokerto regency.           This study is a qualitative study with data collection method including observation, interview, and documentation. The data validity was done by data triangulation and informant review.           The result of this study shows that there are 45 shape of terracotta. The things that will be reviewed according to the shape classification are including the size, the color, the texture, the decoration technique, and the kinds of the shape. According to the basic shape, the terracotta is grouped in 6 basic shapes; round, oval, egg round, square, cylinder and figurative.           The function of the terracotta at Majapahit museum is grouped in 5 group according to the living needs in Majapahit’s era including; household needs, religion needs, material of the building, game tool, and industrial tool.           The characteristics of the terracotta at Majapahit museum can be seen from the combination of the shape and the function. The terracotta’s function is varied from religion, industry, social, and architecture sectors. However, the existence of the material, color, texture, and ornament on its shape show that the terracotta is not only the things that is used in everyday life in order to fulfill the needs, but also the things which have a high value of art expression. Key words: Shape, Function, Characteristics, Terracotta, Majapahit Museum, Mojokerto Regenc

    Verifiable conditions of 1\ell_1-recovery of sparse signals with sign restrictions

    Full text link
    We propose necessary and sufficient conditions for a sensing matrix to be "s-semigood" -- to allow for exact 1\ell_1-recovery of sparse signals with at most ss nonzero entries under sign restrictions on part of the entries. We express the error bounds for imperfect 1\ell_1-recovery in terms of the characteristics underlying these conditions. Furthermore, we demonstrate that these characteristics, although difficult to evaluate, lead to verifiable sufficient conditions for exact sparse 1\ell_1-recovery and to efficiently computable upper bounds on those ss for which a given sensing matrix is ss-semigood. We concentrate on the properties of proposed verifiable sufficient conditions of ss-semigoodness and describe their limits of performance

    Hubungan antara Terpaan Tweet Iklan pada Akun Twitter @Infotembalang dan Brand Awareness @CalzoneUp dengan Minat Beli Masyarakat

    Full text link
    NAMA : SOFI KUMALA FATMANIM : D2C009113JUDUL : HUBUNGAN ANTARA TERPAAN TWEET IKLAN PADAAKUN TWITTER @INFOTEMBALANG DAN BRANDAWARENESS @CALZONEUP DENGAN MINAT BELIMASYARAKATABSTRAKPemanfaatan media sosial khususnya Twitter saat ini bukan hanya sebagai saranaberkomunikasi, melainkan juga sebagai media untuk keperluan pemasaran.@infotembalang di sini merupakan salah satu dari sekian banyak akun Twitteryang banyak dilirik brand lokal, yang digunakan untuk menawarkan produkmereka. Salah satu brand lokal yang menggunakan jasa @infotembalang yaitu@CalzoneUp. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tweetiklan pada akun Twitter @infotembalang dan brand awareness @CalzoneUpdengan minat beli masyarakat.Adapun variabel yang diteliti adalah terpaan tweet iklan sebagai variabelindependen (X), brand awareness sebagai variabel intervening (Z) dan minat belisebagai variabel dependen (Y). Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaituTeori Advertising Exposure dan Hierarchy of Effect Model. Penelitian inimenggunakan metode kuantitatif dengan jenis penelitian eksplanatif(eksplanatory), dimana data yang digunakan adalah data primer dan sekunder.Data primer diperoleh melalui survei dengan menggunakan kuesioner yangdisebarkan kepada 100 responden dengan teknik random sampling. Untukmenjawab permasalahan yang terdapat dalam Perumusan masalah, penelitian inimenggunakan Uji Korelasi Rank Kendall sebagai teknik analisis data.Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa banyak responden mendapatterpaan rendah dan tidak mengetahui tentang brand @CalzoneUp. Kurangnyapemanfaatan “jam publik” diduga menjadi penyebab mengapa respondenmendapat terpaan rendah dan tidak mengetahui tentang brand. Meskipundemikian, responden memiliki minat beli yang tinggi terhadap brand. Hal inididuga dipengaruhi oleh faktor lain di luar terpaan tweet iklan yang tidak dapatdijelaskan dalam penelitian ini. Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa terdapathubungan yang positif antara terpaan tweet iklan dengan brand awareness. Begitupula dengan hubungan antara brand awareness dengan minat beli, terdapathubungan yang positif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi terpaantweet iklan maka brand awareness akan semakin tinggi, dan semakin tinggi brandawareness maka minat beli pun akan semakin tinggi.Kata kunci: twitter, media sosial, terpaan tweet iklan, brand awareness, minatbeli.NAMA : SOFI KUMALA FATMANIM : D2C009113JUDUL : THE CORRELATIONS BETWEEN ADVERTISINGTWEET EXPOSURE ON @INFOTEMBALANG TWITTERACCOUNT AND @CALZONEUP'S BRAND AWARENESSWITH PUBLIC BUYING INTERESTABSTRACTThe use of social media especially Twitter today is not only for communication,but it is also used as a medium for marketing purposes. @infotembalang is one ofmany Twitter accounts that local brand ogled as a medium that can be used tooffer their products. One of those local brands is @CalzoneUp. The purposes ofthis study are to determine the correlations between advertising tweet exposure on@infotembalang Twitter account and @CalzoneUp's brand awareness with publicbuying interest.The variables are advertising tweet exposure as an independent variable (X),brand awareness as intervening variable (Z), and buying interest as the dependentvariable (Y). The theories used in this study are Advertising Exposure Theory andHierarchy of Effect Model. This study uses quantitative method with explanatoryresearch, that uses primary and secondary data. Primary data is obtained by asurvey using questionnaire that is distributed to 100 respondents by probabilityrandom sampling. To answer the issues contained in the statement of the problemin this study, it uses Rank Kendall Correlations as data analysis technique.Based on this research, it is known that many respondents received lowexposure and did not know about the brand of @CalzoneUp. The lack of the useof "public hours" is suspected to be the cause why the respondent gets lowexposure and do not know about the brand. Nonetheless, respondents have highbuying interest towards the brand. They presume it is influenced by other factorsoutside advertising tweets exposure that can not be explained in this study. Theresults of correlation test showed that there is a positive relationship betweenadvertising tweets exposure with brand awareness. Similarly, the relationshipbetween brand awareness with buying interest, a positive relationship exists. Itcan be concluded that the higher of advertising tweet exposure, the brandawareness will be higher, and the higher the brand awareness, then buying interestwill be higher.Keywords: twitter, social media, advertising tweet exposure, brand awareness,buying interestPENDAHULUANSosial media merupakan media online yang awalnya berfungsi untukmembuat penggunanya dapat saling berbagi informasi. Di ranah media baru,terdapat beberapa situs social media yang kontennya diciptakan dandidistribusikan melalui interaksi sosial. Sosial media bisa diterjemahkan menjadikomunikasi dari banyak orang ke banyak orang sejak penggunanya jugamerupakan sumber konten informasi (Straubhaar, LaRose, Davenport, 2012: 20).Seiring berjalannya waktu, sosial media juga turut serta berperan dalampemasaran produk. Sosial media yang saat ini sedang banyak digunakan untukaktivitas pemasaran yaitu twitter. Berdasarkan data pada Tahun 2012 lalu(http://semiocast.com/publications/2012_07_30_Twitter_reaches_half_a_billion_accounts_140m_in_the_US), Indonesia menjadi negara ke-5 dengan jumalahpengguna twitter terbanyak, di bawah US, Brazil, Jepang, dan Inggris.Melihat keadaan tersebut tentunya Twitter menjadi sosial media yangpotensial untuk mengembangkan pemasaran produk. Di Indonesia, beberapabrand besar yang telah menggunakan Twitter sebagai salah satu media promosiyaitu Nutrisari (@NutrisariID), Acer (@acerID), dan XL (@XL123). Tak hanyabrand besar, bahkan USAha yang baru berkembang pun dapat menjadi besar karenakeberadaan Twitter, seperti yang terjadi pada bisnis camilan keripik pedas, Maicih(@infomaicih). Meskipun telah menggunakan twitter sebagai media promosi dankomunikasi kepada konsumen, beberapa brand juga menggunakan fasilitas tweetberbayar menggunakan akun-akun yang dianggap sebagi influencer atau buzzer.Tweet berbayar atau dalam bahasa Inggrisnya disebut dengan paid to tweetmerupakan suatu istilah bagi tweet yang mengandung konten promosi suatu merektertentu.Salah satu akun twitter yang menjadi influencer di Semarang yaitu@infotembalang. Akun ini memiliki followers 15.655 (17 Juli 2013), memilikifokus untuk menyebarkan informasi yang secara khusus berkaitan dengan daerahTembalang serta secara umum berkaitan dengan Kota Semarang. Selain memilikiakun di twitter, @infotembalang juga hadir dalam bentuk web yaituwww.infotembalang.co serta majalah yang terbit setiap bulan dan dibagikansecara gratis. Informasi yang disebarkan oleh @infotembalang yaitu mulai darilalu lintas, event, cuaca, hingga pertanyaan-pertanyaan acak dari followers-nyayang ada di sekitaran Tembalang.Lokasi Tembalang yang dikenal sebagai kawasan kampus membuatsekitaran Tembalang banyak muncul USAha-USAha baru yang sedang berkembang.Hal inilah yang kemudian juga dimanfaatkan oleh @infotembalang. Melalui akuntwitternya, @infotembalang, menginformasikan kepada followers-nya tentangtempat-tempat yang ada di Tembalang, di antaranya cafe, boutique, counterhandphone, bahkan hingga berbagai info kos, kotrakan, dan lowongan kerja yangada di Tembalang.Setiap harinya @infotembalang memberikan tweet promo/iklan untuksekitar 2-3 produk. Tweet ini menyangkut tentang menu, lokasi produk, sertapromo-promo terbaru yang diberikan oleh produk tersebut. Tentunya terpaantweet promo melalui akun @infotembalang akan berhubungan pada pengetahuanfollowers-nya terhadap produk yang diiklankan. Pengetahuan ini mencakup dalambrand awareness yaitu kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali ataumengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produktertentu (Rangkuti, 2004:39). Brand awareness merupakan bentuk palingsederhana dari pengetahuan akan suatu merek yang merupakan kesadarankonsumen akan suatu merk. kemampuan ini menyangkut bagaimana dariseseorang yang merupakan calon pembeli (potential buyer) untuk mengenali(recognize) suatu merek merupakan bagian dari suatu kategori produk. Brandawareness merupakan ukuran eksistensi merek dibenak pelanggan yangmencakup brand recognition (merek yang pernah diketahui pelanggan, brandrecall (merk yang diingat pelanggan untuk suatu kategori produk tertentu), top ofmind (merk pertama yang disebut pelanggan terhadap suatu kategori produktertentu, hingga dominant brand (satu-satunya merk yang diingat pelanggan)(Aaker, 1991:61).Sebagai kawasan kampus yang padat dengan mahasiswa, USAha rumahmakan menjadi USAha yang dominan di Tembalang. Segala menu tersedia, mulaidari menu Indonesia, oriental, hingga menu western. Melihat banyaknya USAhatempat makan, tentunya penting bagi pengusaha untuk meningkatkan pengetahuanpelanggannya tentang produknya. Brand awareness yang tinggi akan berpengaruhkepada minat beli bahkan kepada pembelian karena pembeli cenderung akanmembeli produk dengan merk yang telah dikenalnya (Durianto, Sugiarto, &Sitinjak, 2004: 54).Adanya terpaan tweet iklan melalui @infotembalang ditambah denganbrand awareness yang dimiliki seseorang, tentunya akan mengarah padapembelian. Sebelum proses pembelian ini terlaksana, terlebih dulu timbulkeinginan dari dalam diri seseorang untuk membeli suatu produk yang disebutdengan minat beli. Minat beli adalah keinginan seseorang untuk membeli terhadapsuatu produk timbul karena adanya dasar kepercayaan terhadap produk yangdiiringi dengan kemampuan untuk membeli produk. Selain itu, minat beliterhadap suatu produk juga dapat terjadi dengan adanya pengaruh dari orang lainyang dipercaya oleh calon konsumen. Minat beli juga dapat timbul apabilaseorang konsumen merasa sangat tertarik terhadap berbagai informasi seputarproduk yang diperoleh melalui iklan, pengalaman orang yang telahmenggunakannya, dan kebutuhan yang mendesak terhadap suatu produk(Simamora, 2001:106).Penelitian ini menggunakan teori Advertising Exposure (Aaker, Batra &Myers, 1996:48), dimana apabila audiens terkena terpaan iklan maka akanmenciptakan perasaan dan sikap tertentu terhadap merek yang kemudianmenggerakkannya untuk membeli produk. Teori ini menunjukkan proses yangterjadi setelah konsumen mengalami terpaan iklan. Proses yang terjadi adalahpertama, terpaan iklan akan menciptakan brand awareness dalam benak audiensyang membuat konsumen merasa familiar. Kedua, audiens akan mendapatkaninformasi mengenai keuntungan, sifat atau atribut dari merk. Ketiga, melaluipenggunaan berbagai eksekusi, iklan dapat menciptakan image terhadap merek,yang disebut brand personality. Keempat, iklan akan menghasilkan perasaankepada audiens untuk mengasosiakan sesuatu terhadap merk (brand asosiation).Kelima, iklan dapat menciptakan kesan bahwa merek disukai oleh reference groupaudiens. Kelima proses ini dapat menciptakan perasaan sesuatu atau sikapterhadap brand yang menggerakkan konsumen untuk membeli produk. Namuntidak berarti kelima tahapan harus terpenuhi terlebih dahulu hingga akhirnyatimbul minat beli atau pembelian. Artinya audiens bisa mempunyai minat beliatau melakukan pembelian hanya dengan melewati tahapan pertama saja tanpaharus berlanjut ke tahap selanjutnya.Teori Advertising Exposure ini didukung dengan Model Hierarchy OfEffect (Belch and Belch, 2007:157) yang menyatakan bahwa terdapat beberapatahapan mental pada konsumen setelah terkena terpaan iklan suatu produk,sampai pada saat ia memutuskan untuk membeli produk tersebut. Hierarchy ofeffect model menjelaskan bagaimana cara kerja iklan. Dengan mengasumsikanbahwa konsumen melewati serangkaian langkah secara berurutan dari kesadaranawal dari suatu produk atau jasa dalam proses pembelian. Sebuah premis dasarmodel ini adalah bahwa efek iklan terjadi selama periode tertentu. Iklan tidakdapat mempengaruhi pembelian secara langsung melainkan melalui serangkaianefek yang harus terjadi terlebih dahulu. Setiap tahapan harus dipenuhi sebelumkonsumen dapat berpindah pada tahapan berikutnya dalam hirarki (Belch &Belch, 2007:156).Tipe penelitian ini adalah tipe penelitian eksplanatif dengan metode survey,dimana metode ini berusaha untuk mengevaluasi hubungan dua atau lebihvariabel. Populasi yang digunakan yaitu followers dari akun @infotembalang.Sedangkan sampel yang digunakan adalah random sampling, menggunkan tekniksimple random sample, dan dengan menggunakan rumus slovin dengan tingkatkesalahan sebesar 10%, jumlah sampel sebesar 100 responden. Validitasdilakukan dengan mengkonsulkan teori yang digunakan dan instrumen kepadapara ahli, jika menggunakan spss dapat melalui correlated item – totalcorrelation, sedangkan untuk reabilitas menggunakan uji coba kepada 30responden dan menggunakan uji crocobanch alfa. Teknik analisis datamenggunakan Koefisien Korelasi Rank Kendall. Pertama yaitu menguji tingkathubungan antara terpaan tweet iklan (X) dengan brand awareness. Selanjutnyayaitu menguji tingkat hubungan antara brand awareness dengan minat beli.ISIPada terpaan tweet iklan diukur dengan menggunakan frekuensi danpengetahun audiens terhadap tweet tentang @CalzoneUp yang dilakukan oleh@infotembalang. Audiens yang sungguh-sungguh tentunya memberikan perhatianyang lebih besar, selain itu auidens juga memberikan pemikiran dan perasaanyang lebih seksama terhadap isi pesan sehingga memungkinkan pengaruh terpaanlebih mendalam sedangkan orang yang menonton dengan frekuensi yang lebihtinggi tetapi tidak memiliki kesungguhan tentu saja akan memberi pengaruh yangberbeda pula.Temuan di lapangan, hanya 5% responden yang mendapat terpaan tinggi.Ditambah lagi dengan intensitas responden dalam mengakses twitter yangtergolong rendah, yaitu paling banyak responden hanya 1 – 3 jam setiap harinya.Sedangkan @infotembalang sendiri melakukan tweet selama lebih dari 10 jamsetiap hari. Tentu saja hal ini dapat menjadi penyebab utama mengapa banyakresponden yang tidak melihat tweet tentang @CalzoneUp di akun@infotembalang. Jam tayang tweet iklan tentang @CalzoneUp juga turut berperankarena meskipun tayang pada sekitar jam makan siang, belum tentu pada waktutersebut banyak followers @infotembalang yang melihat tweet iklan tersebut.Kelebihan Twitter sebagai media sosial yang real time justru menjadi kelemahankarena timeline yang cepat bergerak (berubah) sehingga membuat tweet dari@infotembalang “tertumpuk” oleh puluhan atau bahkan ratusan tweet dari akunlain.Sebagai brand baru, tujuan utama @CalzoneUp beriklan di @infotembalangadalah untuk meningkatkan brand awareness di kalangan calon konsumennya.Namun sayangnya upaya @CalzoneUp untuk meningkatkan brand awareness-nyabelum dapat terwujud. Karena berdasarkan penelitian ini hanya 13% dari 100responden yang memiliki brand awareness tinggi terhadap @CalzoneUp. Dimana responden menyebutkan @CalzoneUp sebagai kedai makan yangmenyediakan menu western nomor satu yang ada dalam benak mereka. Tentunyabrand awareness yang rendah terhadap @CalzoneUp dapat dipengaruhi olehbanyak hal. Salah satunya yaitu karena sedikit responden yang mendapat terpaanyang tinggi tentang @CalzoneUp. Persaingan yang ketat dengan beberapa brandyang telah lebih dulu ada juga turut mempengaruhi rendahnya brand awareness@CalzoneUp. Keunikan menunya, calzone, belum cukup memberikan pengaruhpada brand awareness @CalzoneUp.Pada penelitian yang dilakukan oleh Carol Chapman ( Brand Awareness:It's All A Twitter, 2012) (Bab I hal 12) membahas bagaimana meningkatkanbrand awareness melalui Twitter, salah satu langkahnya yaitu dengan melihat jam“publik” (waktu aktif followers). Hal ini yang nampaknya belum dilakukan secaraoptimal oleh @infotembalang ketika mempromokan @CalzoneUp. Sehinggahanya sedikit followers yang pada akhirnya melihat tweet tentang @CalzoneUpdan brand awareness yang besar pun belum tercapai.Meskipun demikian, terdapat hubungan yang positif di antara keduanya.Sehingga semakin tinggi terpaan tweet iklan pada @infotembalang akan semakinbesar pula brand awareness @CalzoneUp. Di mana berdasarkan pada TeoriAdvertising Exposure (Bab 1, hal 18) brand awareness merupakan hal yangpertama kali ditimbulkan oleh terpaan iklan. Sehingga sudah seharusnya jikaterpaan tweet iklan mempunyai hubungan yang positif dengan brand awareness.Tanpa hubungan yang positif, terpaan iklan tidak akan dapat menggerakkanaudiens untuk membeli produk (sebagai dampak akhir dari terpaan iklan).Hubungan yang positif juga ditujukkan oleh brand awareness dengan minatbeli. Meskipun memiliki terpaan dan brand awareness yang rendah, respondenjustru memiliki minat beli yang tinggi pada @CalzoneUp. Ada banyakkemungkinan mengapa minat beli tinggi padahal terpaan dan brand awarenessnyarendah. Pengaruh dari teman atau lingkungan sekitar yang telah lebih dahulumengetahui @CalzoneUp dapat menjadi salah satu penyebab mengapa minat belipada @CalzoneUp tinggi. Faktor word of mouth (WOM) juga dapat menjadifaktor mengapa hal tersebut bisa terjadi.Minat beli yang tinggi juga dapat dipengaruhi oleh keinginan respondenuntuk mencoba kedai makan baru yang menyediakan menu western. Apalagi@CalzoneUp merupakan brand yang tidak menyediakan produk mewah yangmembutuhkan pemikiaran mendalam untuk sekedar mencoba membelinya.Meskipun demikian, perlu ditegaskan kembali bahwa minat beli hanya untukmeramalkan tentang pembelian, bukan besarnya pembelian yang terjadi. Sehinggawalaupun memiliki minat beli yang tinggi, belum tentu pembelian juga akantinggi. Bisa saja proses yang menuju ke pembelian terhenti hanya pada minat saja.Dengan melihat hubungan yang positif antara brand awareness dan minatbeli, maka penelitian ini dapat membuktikan Hierarchy of Effect Model (Bab 1,hal 19). Di mana setelah konsumen aware terhadap brand atau mengalami brandawareness maka akan timbul rasa suka yang memicu seseorang untuk mencaritahu lebih dalam tentang suatu merk atau menimbulkan minat beli dalam dirikonsumen. Apabila tidak terjadi hubungan yang positif pada hubungan duavariabel tersebut, maka dapat dipastikan tahapan yang terjadi dalam benakkonsumen setelah melihat terpaan iklan belum terpenuhi secara sempurna. Karenateori ini menjelaskan bahwa terdapat serangkaian efek yang muncul secarabertahap setelah seseorang melihat iklan, di mana setiap tahapan harus terpenuhisebelum seseorang berpindah pada tahapan selanjutnya.PENUTUPKesimpulan dari hasil pembagian kuesioner yang dilakukan didapatkan hasilsebagai berikut:1. Berdasarkan uji korelasi, terdapat hubungan yang positif pada terpaan tweetiklan dengan brand awareness. Maka semakin tinggi terpaan tweet iklan,brand awareness pun akan semakin tinggi.2. Pada uji korelasi untuk variabel brand awareness dan minat beli juga terdapathubungan yang positif. Sehingga semakin tinggi brand awareness makasemakin tinggi pula minat beli.Sedangkan saran ditujukan kepada brand dan penelitian selanjutnya, berupa:1. Melihat banyaknya responden yang mendapat terpaan rendah dan tidak tahutentang @CalzoneUp, seharusnya @CalzoneUp dapat memanfaatkan timingiklan pada @infotembalang secara lebih efektif. Misalnya dengan memintapenayangan tweet iklan pada waktu aktif followers @infotembalang mengaksesTwitter, tidak hanya asal tweet tayang.2. Pada penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan minat beli @CalzoneUp,hendaknya dapat dilakukan dengan melihat faktor – faktor lain yangberhubungan, pada terpaan tweet iklan dan brand awareness, misalnya faktorlingkungan, demografis responden, word of mouth, dll. Di samping itu,penelitian juga dapat dilakukan dengan menggunakan teknik pengembilansampel yang berbeda.DAFTAR PUSTAKABukuAaker, David A. (1991). Managing Brand Equity. New York: The Free Press.Aaker, David A., Rajeev Batra, & John G. Myers. (1996). AdvertisingManagement (4th Ed). New Delhi: Prentice Hall.Belch, G.E., & M.A. Belch. (2007). Advertising and Promotion: An IntegratedMarketing Communications Perspective (8th Ed.). New York, United Statesof America: McGraw-Hill.Dell, Hawkins, Roger J. Best & Kenneth A. Coney. (2000). Consumer BehaviorBuilding Marketing Strategi (8th Ed.). New Jersey: McGraw-Hill.Durianto, Darmadi, Sugiarto, Tony Sitinjak. (2004). Strategi MengakhlukanPasar: Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Konsumen. Jakarta: Gramedia.Handayani, Desy, dkk. (2010). Brand Operation. Jakarta: Esensi.Horton, Raymond L. (1984). Buying Behavior a Decision Making Approach.Ohio: Charles E Merril Publishing Company.Howard, John A. (1994). Buyer Behavior in Markting Strategy. New Jersey:Prentice Hall.Jefkins, Frank. (1996). Periklanan. Jakarta: Erlangga.Kasali, Rhenald. (2007). Menajemen Periklanan Konsep dan Aplikasinya. Jakarta:Pustaka Utama Grafiti.Keller, Kevin Lane. (2003). Strategic Brand Management: Building, Measuring,And Managing Brand Equity (2nd Ed.). New Jersey: Pearson Prentice Hal.Kotler, P. & K.L. Keller. (2007). Manajemen Pemasaran (12th Ed. Jilid 2).Jakarta: PT. Indeks.Rangkuti, Freddy. (2004). The Power of Brands. Jakarta: PT Gramedia pustakautama.Rossiter, John R. dan Larry Percy. (1997). Advertising and PromotionManagement. New York: McGraw-Hill.Schiffman, Leon G., Leslie Lazar Kanuk. (2004). Consumer Behavior (8th Ed.).New Jersey: Prentice Hall.Shimp. (2003). Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Terpadu.Jakarta: Erlangga.Simamora, Bilson. (2001). Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta: GramediaPustaka Utama.Singarimbun, Masri & Sofian Effendi. (1995). Metode Penelitian dan Survey.Jakarta: LP3ES.Staubhaar, Joseph, Robert LaRose & Lucida Davenport. (2012). Media Now:Understanding Media, Culture, and Technology (7th Ed.). MA: WadsworthCengage Learning.Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung:Alfabeta.Sugiyono. (2007). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.Wells, William, John B
    corecore