340 research outputs found
Pengolahan Limbah Organik (Fenol) Dan Logam Berat (Cr6+ Atau Pt4+) Secara Simultan Dengan Fotokatalis Tio2, Zno-tio2, Dan Cds-tio2 1. Pendahuluan
Simultaneous Treatment of Organic (Phenol) and Heavy Metal (Cr6+ or Pt4+) Wastes over TiO2, ZnO-TiO2 andCdS-TiO2 Photocatalysts. Treatment of heavy metal (Cr6+ and Pt4+) and organic (phenol) wastes has been studied usingthe relatively new method, i.e. simultaneous photocatalytic process over TiO2 photocatalysts in the batch photoreactor.Following the photocatalytic reduction of the heavy metal wastes, recovery of Cr and Pt was carried out by precipitationand leaching method, respectively. The experimental results show that in the simultaneous photocatalytic system, thereis a synergism effect between the photocatalytic reduction of heavy metal waste (Cr6+ or Pt4+) and the oxidation oforganic waste (phenol), so that increasing the conversion of each other. Dopant of ZnO with the optimum loading (0.5wt%) could slightly increase the performance of TiO2 photocatalyst in photocatalytic treatment of the wastes. WhereasCdS dopant with the optimum loading of 1 wt% could significantly enhance the performance of TiO2 photocatalyst insimultaneous Cr(VI) reduction and phenol oxidation with the highest conversion of ≥ 97 % and 93 %, respectively.Photocatalytic reduction of Pt(IV) under 0.5%ZnO-TiO2 and 1%CdS-TiO2 photocatalysts effectively occurred with ahigh conversion (> 99 %) in 2 hours irradiation of UV. The optimum precipitation condition of Cr(III) recovery wasachieved at pH = 9, with the efficiency of recovery was 91 %. Optimum temperature of leaching process in Pt recovery was 100 oC, with the efficiency of recovery was 86 %
Perencanaan Information Technology Problem Management Berdasarkan Itil V3 Pada RSU Haji Surabaya
RSU Haji Surabaya is a public hospital located in Manyar Kertoadi Street Surabaya of East Java Province Goverment. In the process of defining and grouping there are a lack in doing the steps of definition and grouping. The process of observing and diagnosing problems, inaccuracies in reducing or eliminating the impact of an error problem. The process of resolving the problem is not there is a solution that do if there damage over and over. The process of making management of the problem after done repair did prevention what can be done in order to avoid a similiar problem. So that the impact there is no clarity in doing management of the problem.In the process of repair the document planning, used the standart or best practice Infromation Technology Infrastructure Library (ITIL) Version 3 (V3) about Service Operation, especially related to the process of the Problem Management. The main focus on the problem management was chosen because it is an activity that is conducted to find out the cause of the problem, problem complete, reduce the risk, and avoid a recurrence of the same problem back on the installation SIMRS.The result of this research were obtained planning document IT problem management 8 Standart Operational Procedure (SOP), 9 (IK) Work Instructions and Work Record 22 (RK)
Komposisi Zat Gizi Makanan Siap Santap Berbagai Hidangan Nasi/mie Lengkap Dan Penganan Khas Indonesia
Pada tahun anggaran 1989/1990 telah diteliti komposisi zat gizi 14 masakan (mie, dll) dan 10 makanan penganan (jajanan). Kandungan zat gizi jenis-jenis masakan berkisar antara 60-291 Kal dengan protein berkisar antara 0.85-15.6 g. Kandungan kalori jenis-jenis penganan berkisar antara 93-310 Kal, dan kandungan protein jenis penganan ini berkisar antara 0.70-8.0 g
Kadar Zat Gizi Makanan Olahan/jajanan Khas Setempat Dari Beberapa Daerah Di Indonesia
Dalam upaya melengkapi Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM), khususnya bahan makanan olahan dan jajanan khas daerah, dianalisis zat gizi makanan khas Jawa Barat (bakwan, karedok, kue ambon), Jawa Timur (wajik camilan), Bali (celenges, lawar babi, lawar penyu, sate penyu dan serapah penyu), Sulawesi Selatan (kue cecuru, bayao, kue putu cangkir dan kue bagea), Kalimantan Selatan (asam aram cokelat, asam aram merah, asam kandis, asam payak dan peda calo), dan Sumatera Selatan (empek-empek, lempok durian, rusip dan tempoyak). Zat gizi yang dianalisis meliputi nitrogen total, lemak, abu, serat kasar, kalsium, posfor, zat besi, karoten, vitamin A, vitamin B1, dan vitamin C. Nama Indonesia, Latin dan Inggris masing-masing olahan/jajanan tersebut juga disajikan
Evaluasi U-turn Ruas Jalan Arteri Supadio Kabupaten Kubu Raya
Bukaan median dengan fasilitas u-turn tidak secara keseluruhan mengatasi masalah konflik, sebab gerak u-turn itu sendiri akan menimbulkan masalah konflik tersendiri dalam bentuk hambatan terhadap arus lalu lintas searah dan juga arus lalu lintas yang berlawanan arah. Salah satu pengaruh ketika melakukan gerak u-turn yaitu terhadap kecepatan kendaraan di mana kendaraan akan melambat atau berhenti. Perlambatan ini akan mempengaruhi arus lalu lintas pada arah yang sama. Metode survei yang digunakan untuk mendapatkan data primer yaitu dengan teknik observasi di lokasi yang menjadi objek studi. Peralatan yang digunakan dalam pengambilan data primer yaitu: Hand tally counter, lembar formulir survei, meteran dan arloji. Pengumpulan data sekunder menggunakan metode teknik studi dokumenter yaitu cara pengumpulan data sekunder yang dilakukan dengan kategori dan klasifikasi bahan tertulis yang berhubungan dengan masalah penelitian. Sedangkan metode perhitungan yang digunakan perhitungan Manual Kapasitas Jalan Indonesia. Adapun lokasi yang menjadi tinjauan pada studi ini adalah beberapa U-Turn yang berada di Jalan Arteri Supadio.Dari hasil analisis perhitungan kebutuhan u-turn pada kondisi eksisting Jalan Arteri Supadio, dengan menggunakan kendaraan rencana berupa truk 1 sumbu dengan panjang kendaraan rencana 9 meter, maka pada setiap u-turn menggunakan panjang lajur putaran Balik rencana sebesar 60 meter dikarenakan perhitungan panjang lajur putaran Balik lebih kecil dari standar yang ada yaitu 60 meter
Tempe Gembus Hasil Fermentasi Ampas Tahu
Sebagian penduduk pulau Jawa telah memanfaatkan ampas dari pabrik tahu menjadi semacam tempe melalui proses fermentasi. Mikroorganisme utama yang berperan dalam proses ini adalah dari genus Rgizopus, yaitu R. oligosporus dan R. arrhizus. Secara laboratorium strain 40I/1 dan R25 mampu menghasilkan tempe gembus dalam 22 jam. Daya tahan tempe gembus kurang lama dibandingkan dengan tempe kedele. Dengan 0,03% laru Balai Penelitian Gizi Unit Semboja, Depkes RI, Bogor masih menghasilkan tempe gembus dalam 24 jam. Proses fermentasi tidak banyak merubah kadar zat gizinya. Tempe ini tidak langsung mengandung aflatoxin type B1, B2, G1, G2
Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian Berbasis Electronic Government Di Badan Kepegawaian Daerah (Bkd) Kabupaten Wonosobo
SIMPEG (Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian) merupakan sebuah sistem yang terpadu meliputi pendataan pegawai, pengolahan data, prosedur, tata kerja, sumber daya manusia dan teknologi informasi untuk menghasilkan informasi yang cepat, lengkap dan akurat dalam administrasi kepegawaian. Mengacu pada Inpres No 3 Tahun 2003 dan adanya pengertian SIMPEG tersebut maka BKD Wonosobo sebagai badan yang mengelola manajerial kepegawain juga menerapkan SIMPEG untuk membantu dalam proses pengelolaan dan pengolahan data secara lebih efektif dan efisien. Adapun SIMPEG di BKD Wonosobo diwujudkan dalam empat aplikasi dimana masing-masing aplikasi tersebut mempunyai fungsi masin-masing.Penelitian ini berusaha menjawab pertanyaan bagaimana kinerja SIMPEG di BKD Wonsobo beserta faktor pendorong dan penghambatnya untuk bisa mengetahui kesesuaian fakta yang ada dilapangan dengan pedoman yang seharusnya sehingga dapat diambil sebuah rekomendasi bagi kemajuan SIMPEG di masa yang selanjutnya.Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, untuk menjelaskan fenomena yang terjadi mengenai kinerja penerapan SIMPEG diberbagai aplikasi yang ada di BKD Wonosobo dengan berpedoman pada Inpres No 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan e-Government serta berbagai teori konsep untuk memperkuat serta menambah pustaka. Dari hasil penelitian masih menunjukkan bahwa empat aplikasi yang ada belum sepenuhnya sesuai dengan penerapan SIMPEG yang semestinya. Hal ini terutama dapat terjadi karena masih rendahnya komitmen dan dukungan pemimpin serta SKPD yang lain serta masih terbatasnya SDM di BKD sendiri untuk dapat mengoperasionalkan aplikasi tersebut
- …
