1,282 research outputs found
DEVELOPING CREATIVITY THROUGH RECONTEXTUALIZATION OF TRADITIONAL ARTS
The aims of these research to explain in depth various proponent aspects on the creativie abilities among primary school children.also,to discover strategies and the comprehension of traditional music by means of verbal and non-verbalcreativities which are appropriate to the developmental stages of the subjects.Data were collected and analyzed by applying quantitative and qualitative approach of 600 subjects in Yogyakarta and Denpasar.Previously,experimenters were to treat subjects in using musical creative model of learing which is based on the local idioms for three months.a statistical analysis and the results of the focus group discussions showed that there were significant effects and differences on creativity tests between experimental and control group.Evidence showed that musical creative with ences on creativity tests between experimental and control group.evidence showed that musical creative with local idioms are significantly more affected to enhance the creative of children.these experiments brought also a special attention to the re-contextualization of traditional music which is recently has been practiced in musical activites.
Keywords:creativity,music traditional,local idioms,and re-contextualizatio
STRATEGI PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN TENAGA AKADEMDX PERGURUAN TINGGI DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN TINGGI : Studi Kasus di Perguruan Tinggi Swasta di Jakarta
Salah satu faktor dominan yang mempengaruhi mutu pendidikan tinggi terletak
pada pembangunan sumber daya manusia terutama tenaga akademik (dosen) oleh
karena itu peningkatan mutu, relevansi dan produktivitas tenaga akademik di
perguruan tinggi perlu dikembangkan secara terencana, terpola dan terpadu dalam
satu sistem pegelolaan perguruan tinggi, sehingga mampu memberikan sumbanga
yang berarti bagi keberhasilan pembangunan nasional.
Sejauh ini, telah banyak upaya yang dilakukan dalam meningkatkan mutu tenaga
akademik di perguruan tinggi, terutama dalam rangka mengantisipasi tuntutan
kosntituensi perguruan tinggi, khususnya PTS di daerah Ibu Kota Jakarta,
sedangkan tujuan penelitian ini ialah untuk membuat deskripsi dan analisis terhadap
visi, misi dan strategi peningkatan mutu tenaga akademik dan pelaksanaannya,
terutama dikaji dari konsep perencanaan sumber daya mnusia yang dikaitkan dengan
konsep-konsep manajemen strategik (MS), manajemen mutu terpadu (MMT) dan
konsep perilaku organisasi, serta konsep pengembangan tenaga akademik bagi
perguruan tinggi.
Penelitian ini diarahkan terhadap 51 PTS (30% dari 171 PTS di Jakarta, menurut
data 1994) yang berkaitan dengan upaya pembinaan dan pengembangan tenaga
akademik yang terdiri dari 17 Universitas, 4 Institut 18 Sekolah Tinggi dan 12
Akademi. Yang tidak menjawab karena berbagai alasan ialah sebanyak 9 PTS (4
Universitas, 2 Institut dan 3 Sekolah Tinggi) atau yang menjawab dan
mengembalikan koesioner sebanyak 42 PTS (hampir 80%) responden, yang terdiri
dari unsur pimpinan perguruan tinggi/yayasan (4-10 orang), dosen (10-20 orang)
baik yang telah maupun belum pernah mengalami pembinaan/peningkatan mutu dan
juga mahasiswa (20-40 orang). Dengan demikian dapat dianggap sebagai cukup
representatif. Teknik analisis data menggunakan pendekatan kualitatif melalui daftar
isian serta pendekatan kualitatif melalui wawancara dan observasi, yang kemudian
diolah dengan statistika presentasi.
Temuan yang diperoleh ialah :
(a) Semua pimpinan PTS responden sepakat bahwa peningkatan mutu tenaga
akademik sebagai suatu strategi peningkatan mutu pendidikan tinggi yang
dianggap paling efektif dan sebagian besar dari responden setuju indikator
utamanya ialah penguasaan atau keahlian dalam bidang ilmu yang terkait di
tingkat pasca sarjana baik didalam negeri maupun di luar negeri dan kemampuan
didaktik metodik pengajaran.
(b) Semua tenaga akademik yang menjadi responden mempunyai persepsi yang sama
bahwakedudukan dan harapan yang dilimpahkan kepada mereka sangat penting
dalam melaksanakan program mutu proses dan keluaran pendidikan tinggi.
Mereka sependapat pengembangan dosen seyogiyannya ditempuh dengan
meneruskan keprogram S-2 dan yang sudah lulus S-2 meneruskan ke program
S-3 yang terkait dengan program S-l. Lebih disukai pengembangan tenaga
akademik dilakukan di dalam negeri karena berbagai kendala antara lain
persyaratan Bahasa Inggris dan kepentingan keluarga. Kebanyakan tenaga
akademik yang dikembangan adalah berpendidikan S-l dan S-2 yang masih
yunior, dan sebagian terbesar kembali ke perguruan tinggi masing-masing setelah
menyelesaikan studinya.
(c) Sebagian besar mahasiswa responden berpendapat bahwa dosen yang dianggap
paling berdedikasi memberikan layanan paling memuaskan ialah dosen senior
lulusan S-l dan S-2, karena mereka memberikan pengertian yang mudah
ditangkap dan umumnya mengajak berpikir kritis disamping suka menyediakan
waktu untuk konsultasi.
Penelitian ini menarik beberapa kesimpulan dan memberikan saran sebagai berikut :
(a) Hal ihwal mutu pendidikan tinggi amat banyak dimensi tali-temalinya, pada
umumnya indikator dan kriteria mutu pendidikan tinggi secara harfiah adalah
sama, karena pendidikan tinggi itu tergolong industri jasa atau pelayanan yang
kebermutuannya diindentifikasikan dan dibatasi oleh aspek-aspek manajemen,
perilaku dan instruksional.
(b) Perlu kesepakatan yang bulat antara pimpinan yayasan dan perguruan tinggi
tentang visi, misi dan strategi pembinaan dan pengembangan mutu tenaga
akademik sesuai dengan kondisi dan tahap perkembangan masing-masing
perguruan tinggi dalam upaya mempertahankan keberadaan dan kelangsungan
hidup perguruan tingginya dengan mengindahkan berbagai konsep yang telah
berhasil diterapkan di dunia bisnis seperti konsep-konsep pengembangan sumber
daya manusia (PSDM) manajemen strategik, (MS), manajemen mutu terpadu
(MMT), sertadidukung oleh aplikasi konsep perilaku organisasi, sehingga dapat
disusun suatu konsep pengembangan tenaga akademik bagi perguruan tinggi.
(c) Disarankan agar kepada dosen selain pembinaan dan peningkatan mutu dibidang
ilmu masing-masing ke program S-2 dan S-3, perlu pula dibekali dengan
penguasaan Bahasa Inggris dan konsep manajemen mutu terpadu yang
dibudayakan dalam profesinya sehari-hari.
(d) Upaya pembinaan dan pengembangan tenaga akademik di perguruan tinggi
seyogiyanya dituangkan dalam suatu Rencana Strategik yang berjangka panjang
dan didukung oleh dana yang memadai serta dilaksanakan secara bersungguhsungguh
oleh pimpinan yayasan/perguruan tinggi
Colonization of Mangrove Forest at Abandoned Shrimp-pond of Segara Anakan-cilacap
During the 1996 to 1997, large areas of mangrove forest in the Segara Anakan were cleared and converted into intensive shrimp-ponds. After one to two years, these shrimp-ponds failed and were abandoned. These abandoned ponds created large gap areas and canopy gaps, which were colonized by mangrove shrub and liana. The Segara Anakan mangrove also experienced heavy siltation, and there were tree cuttings from the remnant of the mangrove trees. This research aimed to study the colonization of mangrove vegetation at the abandoned-shrimp pond. Vegetation data were collected using rectangular plots of 25 m x 25 m with 4 replicates. The water qualities were also studied. The results revealed that the mangrove forests were composed of two layers: canopy tree and floor-vegetation. The gap areas triggered the pioneer species of mangrove shrubs and liana, Acanthus ilicifolius and Derris heterophylla, to colonize and dominate 100% of the mangrove forest floor. The mangrove trees consisted of natural and planted tree species. The natural trees were Sonneratia alba, Avicennia alba, and saplings of Aegiceras corniculatum, which varied between 56 – 136, 4, and 4 individuals per ha, respectively. The planted trees were Rhizophora apiculata, which amounted to 4 – 12 individuals per ha, at the island of the ponds. These trees and saplings were entangled by the liana mangrove, which disturbed their growth. The A. ilicifolius and D. heterophylla prevented the mangrove tree propagules to grow, and they colonized and characterized those abandoned shrimp-ponds, which threatened the Segara Anakan mangrove ecosystem
Electroencephalographic Activities as Biomarker in the Accumulative Dose of Alcoholic Drinker: A Preliminary Study
The attentional processing of the human brain during the discrimination of supra-segmental features of Thai phonemes related to working memory was investigated. The electroencephalographic activities of accumulative dose of alcohol were investigated while the measurement of brain function of the cognitive task of discrimination of supra-segmental features of Thai phonemes. The cognitive effort caused changes by the difficulty in discriminating supra-segmental features of Thai phonemes were reflected in specific electroencephalographic signals. A 14-channels electroencephalogram (EMOTIV Inc. USA) was used to record the electrical activities. The electrode array was placed according to the international 10-20 system. Both earlobes were used as references. Electroencephalographic activities were recorded in two different periods; resting period and cognitive task. In the cognitive task, the participants were asked to perform the cognitive task in order to measure their
brain function of discrimination of supra-segmental features of Thai phoneme
Application of data ratio analysis of lead accumulation in cartilage and bones of goats and chickens in Yogyakarta, Indonesia
Cartilage and bones (CB) are primary organs for lead accumulation in domestic animals, but very few studies have addressed the occurrence of lead in both organs. CBs, especially from goat and chicken, although classified as non-edible food, are still being consumed by many local communities globally. Male goat and rooster were bought in traditional markets in Yogyakarta, Indonesia. Lead in CBs of humerus, radius, femur, and tibia (HRFT) were extracted by aqua regia digestible method and measured by Atomic Absorption Spectrophotometry. A set of data ratios, generated by data ratio analysis (DRA), namely concentration ratio (CR), amounts ratio (AR), variation ratio (VR), coefficient of variation ratio (CVR), joint probability (JP) and conditional probability (CP) based on the AR and CR, were determined to characterize the lead exposure in CB. The means of lead concentrations in CB in goat were 4.9 and 5.2 µg.g-1, and those in chicken were 5.00 and 5.20 µg.g-1, respectively. The CRs in goats and chickens were 0.95 and 0.96, and the ARs in goats and chickens were 1.34 and 1.16, respectively. A high linear relationship was found between Ln VR and Ln CVR, and the JP and CP supported decision-making on CB consumption. By targeting CB as primary organs for lead accumulation, considering its potential exposure for many communities, and comparing its further uses as animal feed, the DRA in this study is useful to provide broadened comparability in bioaccumulation studies.
Pengaruh Pemberian Mc. Kenzie Exercise Terhadap Perubahan Intensitas Nyeri Akibat Low Back Pain Myogenic Pada Dokter Gigi.
Pada bidang profesi dokter gigi, posisi kerja saat mengerjakan pasien merupakan posisi yang menyimpangyaitu membungkuk dalam keadaan statis sehingga menyebabkan otot menjadi spasme. Mc. Kenzie Exerciseadalah metode latihan peregangan dan penguatan yang ditujukan pada kasus Low Back Pain Non Spesifiksalah satunya adalah Low Back Pain Myogenic dengan gerakan badan ekstensi dan salah satu tujuannyaadalah mengurangi nyeri dengan meningkatkan metabolic yang mempengaruhi sinergitas otot agonis (Grupotot ekstensor) dan antagonis (Grup otot fleksor).Matode penelitian ini yaitu Quasi Eksperimental dengan Time Series Design. Teknik pengambilan sampelmenggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel 15 dokter gigi yang mengalami Low Back PainMyogenic.Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa 15 responden yang diberikan penanganan Mc. Kenzie Exercisedengan frekuensi 3 kali penanganan dalam 1 minggu mengalami Perubahan. Dimana, setelah pemberian Mc.Kenzie Exercise sebanyak 3 kali mengalami Perubahan sebanyak 0,78 dengan p<0,001 (p<0,05) dan setelahpemberian Mc. Kenzie Exercise sebanyak 3x lagi mengalami penambahan Perubahan sebanyak 1,3 denganp<0,001 (p<0,05). Sehingga dari hasil kalkulasi sebelum intervensi mengalami Perubahan sebanyak 2,10dengan p<0,001 (p<0,05). Sehingga diperoleh hasil yang lebih signifikan jika diberikan 6 kali penanganan.Hal tersebut menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan terhadap Perubahan intensitas nyeri akibatLow Back Pain Myogenic pada dokter gigi dengan menggunakan Uji T berpasanga
EFFECTIVENESS OF TOMATO (SOLANUM LYCOPERSICUM) NANOHERBAL AS ANTIHYPERGLYCEMIA IN STREPTOZOTOCIN INDUCED DIABETIC RAT
Diabetes merupakan penyakit kronis yang terjadi di saat insulin yang diproduksi oleh tubuh tidak bisa digunakan secara efektif maupun organ pankreas mengalami masalah dimana insulin tidak dapat diproduksi sebagaimana mestinya. Kebaruan penelitian ini karena meneliti tentang efektivitas nanoherbal tomat (solanum lycopersicum) sebagai antihiperglikemia pada tikus diabetes yang terinduksi streptozotocin. Penelitian ini bertujuan untuk secara sistematis menganalisis dan meninjau hewan dan penelitian pada tikus putih yang diinduksi STZ. Metode pencarian elektronik dilakukan dengan mencari MEDLINE melalui platform PubMed, Web of Science, Embase melalui platform Ovid, CINAHL, dan Scopus. Penulis juga akan mencari literatur kelabu seperti makalah konferensi, laporan teknis, tesis, dan disertasi di Google Scholar, Google, OpenGrey, ProQuest Disertasi Tesis, dan British Library Ethos. Penulis mencari setiap database hingga November 2021 menggunakan kata kunci MeSH. Istilah pencarian dibagi menjadi tiga komponen, yaitu komponen populasi yang meliputi kata-kata “hewan”, “model hewan”, “studi praklinis”, “hewan percobaan”, “hewan percobaan”, “hewan laboratorium, ” "tikus", "kelinci", "tikus diabetes", "model penyakit hewan". Komponen intervensi dengan kata-kata “Solanum Lycopersicum” “tomat,” dan “nano herbal,” Akhirnya, istilah komponen penyakit akan menjadi "diabetes mellitus, tipe 2," "diabetes mellitus tidak tergantung insulin," "NIDDM," "gangguan metabolisme glukosa," "penyakit metabolik," "hiperlipidemia," "hiperglikemia," "insulin resistensi," dan "intoleransi glukosa." Hasilnya menunjukkan bahwa Efektifitas Nanoherbal tomat (Solanum Lycopersicum) sebagai Antihiperglikemia pada tikus diabetes yang terinduksi Streptozotocin. Kesimpulan penelitiannya ada bukti praklinis bahwa Solanum Lycopersicum efektif dalam menurunkan gula darah tinggi.Kata kunci: Diabetes; Streptozotocin; Tomat.AbstractDiabetes is a chronic disease that occurs when the insulin produced by the body cannot be used effectively or the pancreas has problems where insulin cannot be produced properly. The novelty of this study is that it examines the effectiveness of tomato nanoherbal (Solanum lycopersicum) as an antihyperglycemic agent in streptozotocin-induced diabetic rats. This review aims to systematically analyze and review animals and studies in STZ-induced white mice. An electronic search was carried out by searching for MEDLINE through the PubMed platform, Web of Science, Embase through the Ovid, CINAHL, and Scopus platforms. Authors will also search for gray literature such as conference papers, technical reports, theses, and dissertations on Google Scholar, Google, Open Grey, ProQuest Dissertations Theses, and British Library Ethos. The author searched each database until November 2021 using the keyword MeSH. The search term is divided into three components, namely a population component which includes the words “animal”, “animal model”, “preclinical study”, “experimental animal”, “experimental animal”, “laboratory animal,” “rat”, “rabbit ", "diabetic mice", "animal disease models". The intervention component with the words “Solanum Lycopersicum” “tomato,” and “nano herbal,” Finally, the disease component term would be “diabetes mellitus, type 2,” “non-insulin dependent diabetes mellitus,” “NIDDM,” “metabolic disorder. glucose," "metabolic disease," "hyperlipidemia," "hyperglycemia," "insulin resistance," and "glucose intolerance." The results showed that the effectiveness of Tomato (Solanum Lycopersicum) Nanoherbal as Antihyperglycemia in Streptozotocin-induced diabetic rat. The conclusion of the study is that there is preclinical evidence that Solanum Lycopersicum is effective in lowering high blood sugar
Meningkatkan Kualitas Perkuliahan melalui Team Teaching
Proses pembelajaran di perguruan tinggi harus mengalami dinamisasi dan inovasi, sehingga
kualitas proses perkuliahan meningkat. Salah satu upaya peningkatan kualitas perkuliahan di
perguruan tinggi dengan team teaching. Team teaching merupakan proses perkuliahan yang
diampu lebih dari seorang dosen. Idealnya dosesn yang menjadi perpaduan team teaching
adalah dosen senior dan dosen junior, selain bertujuan regenerasi melalui proses bimbingan,
team teaching juga dapat menjadi sarana tukar menukar informasi yang berhubungan dengan
perkuliahan. Ide-ide mutakhir yang tidak tercover oleh dosen senior mungkin akan tercover oleh
dosen junior, tentu dengan pengalaman yang panjang dosen senior akan membantu dosen junior
dalam proses perkuliahan. Kolaborasi dalam team teaching ini akan menghasilkan proses
perkuliahan yang luar biasa dalam meningkatkan kualitas pendidikan tinggi.
Kata Kunci : team teaching, perkuliahan, dose
- …
