1,101 research outputs found

    PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN MASYARAKAT TERHADAP PENCEGAHAN PENYAKIT MENULAR AKIBAT BANJIR DI GAMPONG LON ASAN KECAMATAN LEMBAH SEULAWAH ACEH BESAR

    Get PDF
    Aceh merupakan salah satu provinsi yang sangat rawan terjadi bencana alam, khususnya bencana banjir. Banjir memberikan berbagai macam dampak bagi masyarakat, diantaranya muncul berbagai macam penyakit seperti infeksi pernapasan akut, demam berdarah, malaria, diare, penyakit kulit, dan lainnya. Pengetahuan masyarakat berpengaruh terhadap sikap dan tindakan yang dilakukan untuk mencegah penyakit menular akibat banjir. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat terhadap pencegahan penyakit menular akibat banjir di Gampong Lon Asan Kecamatan Lembah Seulawah Aceh Besar. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif eksploratif melalui desain cross sectional study. Populasinya adalah masyarakat Gampong Lon Asan yang berjumlah 156 Kepala Keluarga (KK) dengan jumlah sampel sebanyak 85 KK yang memenuhi kriteria inklusi. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Alat pengumpulan data menggunakan kuesioner dalam bentuk skala Guttman terdiri dari 14 item pernyataan dan skala Likert terdiri dari 24 item pernyataan. Hasil penelitian diperoleh pengetahuan masyarakat terhadap pencegahan penyakit menular akibat banjir berada pada kategori baik (96,5%), sikap masyarakat terhadap pencegahan penyakit menular akibat banjir termasuk berada pada kategori baik (97,6%), tindakan masyarakat terhadap pencegahan penyakit menular akibat banjir berada pada kategori benar (97,6%). Diharapkan masyarakat dapat mempertahankan pengetahuan, sikap dan perilakunya dalam upaya pencegahan penyakit menular akibat banjir. Penelitian ini juga mengharapkan agar pemerintah terkait dapat membuat program-program seperti promosi kesehatan yang dapat mempertahankan pengetahuan, sikap serta perilaku masyarakat untuk terus termotivasi dalam mencegah penyakit menular akibat banjir melalui program kerja Puskesmas.Kata kunci: pengetahuan, sikap, tindakan, banjir, pencegahan, penyakit menula

    PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DAN STUDENT TEAM ACHIEVENMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KEAKTIFAN SISWA PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN KUADRAT (Eksperimen di Kelas X Semester Genap SMK PSM Kedunggalar, Kab. Ngawi Tahun Ajaran 2010/2011)

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Pengaruh metode pembelajaran kooperatif tipe NHT dan STAD terhadap prestasi belajar matematika. (2) Pengaruh keaktifan siswa terhadap prestasi belajar matematika. (3) Efek interaksi antara metode pembelajaran dan keaktifan siswa terhadap prestasi belajar matematika. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimentasi. Populasi pada penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMK PSM Kedunggalar, tahun ajaran 2010/2011, sedangkan sampelnya adalah siswa dua kelas, yaitu kelas X AK1 dan kelas X AK2. Teknik pengambilan sampel dengan undian untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Teknik pengumpulan data menggunakan tes, angket dan dokumentasi. Angket dan Tes sebelumnya diujicobakan dan diuji validitas serta diuji reliabilitas. Persyaratan uji analisis dilakukan dengan uji normalitas dan uji homogenitas. Analisis data menggunakan analisis variansi dua jalan. Hasil penelitian menggunakan α = 5% menunjukkan 1) Terdapat pengaruh penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe NHT dan STAD terhadap prestasi belajar matematika. Hal ini berdasarkan analisis variansi dua jalan diketahui bahwa Fhitung > Ftabel sebesar 4,261 > 4,001. 2) Terdapat pengaruh keaktifan siswa terhadap prestasi belajar matematika. Hal ini berdasarkan analisis variansi dua jalan diketahui bahwa Fhitung > Ftabel sebesar 26.080 > 4,001 .3) Tidak terdapat efek interaksi antara metode pembelajaran dan keaktifan siswa terhadap prestasi belajar matematika. Hal ini berdasarkan analisis variansi dua jalan diketahui bahwa Fhitung 4,001

    Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan Wisatawan Di Taman Nasional Gede Pangrango (Tngp)

    Full text link
    Taman Nasional Gede Pangrango memiliki berbagai obyek dan daya tarik wisata alam (ODTWA), seperti keanekaragaman hayati yang cukup tinggi baik flora, fauna, maupun ekosistemnya termasuk keindahan panorama alamnya. Jumlah kunjungan ke Taman Nasional Gede Pangrango dapat dipengaruhi oleh faktor pelayanan, faktor sarana prasarana, faktor obyek dan daya tarik wisata alam (ODTWA), dan faktor keamanan. Karena itu untuk mengetahui besarnya pengaruh faktor-faktor tersebut secara bersamasama (simultan) terhadap jumlah pengunjung, maka dilakukan penelitian ini. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2005 dengan penentuan sampel secara accidental sampling yang dilakukan secara acak sederhana, dengan jumlah responden sebanyak 142 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan cara orientasi lapangan, wawancara, maupun duplikasi data sekunder. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode analisis regresi linier berganda, pengolahan data dilakukan menggunakan program “SPSS for windows versi 12”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor pelayanan, faktor sarana prasarana, faktor obyek dan daya tarik wisata alam, dan faktor keamanan secara bersama-sama (simultan) mempunyai pengaruh terhadap jumlah pengunjung akan tetapi tidak secara nyata (tidak signifikan) di Taman Nasional Gede Pangrango. Akan tetapi secara parsial, dari keempat faktor tersebut faktor keamanan yang mempunyai pengaruh yang signifikan (nyata) dan dominan terhadap jumlah pengunjung di Taman Nasional Gede Pangrango

    PENURUNAN SALINITAS PADA AIR PAYAU DENGAN MENGGUNAKAN MEMBRAN SELULOSA TRIASETAT

    Get PDF
    ABSTRAKIndonesia adalah Negara dengan wilayah pantai terpanjang didunia, sehingga salah satu sumber daya air yang melimpah di Indonesia adalah air baku yang memiliki salinitas tinggi, sehingga perlu dilakukan suatu pengolahan untuk menurunkan salinitas dari air payau. Penurunan salinitas air payau salah satunya dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi membran. Tujuan dari penelitian ini aitu untuk menurunkan salinitas pada air payau sehingga dapat digunakan untuk mencukupi kebutuhan air sehari-hari. Membran yang digunakan dalam penelitian ini dibuat dari polimer selulosa triasetat. Variasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah tekanan, yaitu sebesar 1 ; 2 ; 2,5 ; 3 ; dan 3,5. Preparasi membran dilakukan berdasarkan prinsip dari proses inversi fasa secara presipitasi imersi. Karakteritik membran dapat ditentukan berdasarkan pengujian nilai permeabilitas (Lp), dan cloud point. Berdasarkan nilai permeabilitas yang diperoleh, diketahui bahwa membran yang dihasilkan dari proses preparasi ini mendekati jenis membran nanofiltrasi. Nilai fluks terhadap air murni maksimum diperoleh pada tekanan 3,5 bar yaitu 13,551 mL/m2.s, sedangkan persen rejeksi maksimum membran dihasilkan pada tekanan 3 bar yaitu 68,69%. Disamping itu juga dilakukan pengujian solidifikasi membran untuk terjadinya perubahan phasa. Proses solidifikasi dikatakan sempurna apabila telah tercapainya cloud point. Jumlah non-pelarut yang ditambahkan sehingga terbentuknya titik embun (cloud point) yaitu 2,15 gram.Keyword : air payau, salinitas, membran, selulosa triasetat

    Auswitchpark

    Full text link
    Recoge los trabajos presentados en el I Congreso sobre arte, literatura y cultura gótica urbana, celebrado en octubre de 2012 en la Universidad Autónoma de Madri

    PROSEDUR PENGHIMPUNAN DANA UNTUK ASURANSI KECELAKAAN PADA PT. JASA RAHARJA (PERSERO) CABANG ACEH

    Get PDF

    PENGARUH PENGGUNAAN MODEL SRGF (SITUASIONAL, REFERENSIAL, GENERAL, FORMAL) TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA (Studi Eksperimen di Kelas VIII MTs. Negeri Palimanan Kabupaten Cirebon)

    Get PDF
    EPI CAHYATI (59450981) : Pengaruh Penggunaan Model SRGF (Situasional, Referensial, General, Formal) Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa (Studi Eksperimen di Kelas VIII MTs. Negeri Palimanan Kabupaten Cirebon). Berdasarkan hasil pengamatan sementara di MTs. Negeri Palimanan, khususnya di kelas VIII. Penerapan model pembelajaran belum bervariasi dan masih menggunakan metode konvensional. Adapun permasalahan lainnya, diantaranya masih kurangnya minat belajar matematika, matematika sering dianggap sebagai salah satu pelajaran yang sulit bagi siswa, dan masih kurangnya pengetahuan tentang manfaat matematika yang mereka pelajari baik itu penerapannya maupun pengaplikasikannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon siswa terhadap penggunaan model Situasional, Referensial, General, dan Formal adalah untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematika siswa menggunakan model pembelajaran matematika model SRGF. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh model SRGF terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa. Model SRGF (Situasional, Referensial, General, Formal) merupakan penggunaan model untuk matematisasi progresif. Adapun level atau tingkatan dalam pengembangan model, diantaranya: level situasional, level referensial, level general dan level formal. Pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika merupakan strategi dan sekaligus sebagai tujuan yang harus dicapai. Dengan langkah pemecahan masalah diantaranya memahami masalah, merencanakan masalah, melaksanakan rencana, dan memeriksa hasil. Metode yang digunakan adalah eksperimen dengan teknik pengumpulan data berupa angket dan tes. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VIII MTs Negeri Palimanan Kabupaten Cirebon. Pengambilan sample dilakukan dengan menggunakan teknik Purposive sampling yaitu kelas VIII C (sebagai kelas eksperimen) yang berjumlah 33 siswa. Setelah data diperoleh kemudian dianalisis untuk prasyarat menggunakan Indeks Gain, uji normalitas dan uji homogenitas, sedangkan uji hipotesis menggunakan uji regresi dan uji korelasi. Berdasarkan hasil pengolahan data menunjukkan responden siswa dengan menggunakan model SGRF mendapat respon yang tinggi sebesar 66,30%. Sedangkan terdapat peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa setelah dilakukan penggunaan model SRGF dapat dikatakan baik. Hal ini dilihat dari perhitungan rata-rata nilai Gain kelas eksperimen sebesar 0,71 atau 71% dengan rata-rata nilai Pretest 27,8 dan rata-rata nilai Postest 75,8. Jadi berdasarkan hasil uji hipotesis bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara model SRGF terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dengan persamaan regresinya adalah Ý= 20.078 + 0,885X. Kata kunci : Model SRGF, Kemampuan pemecahan masala

    PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISKUSI STRATEGI BEACH BALL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ASAM BASA KELAS XI DI SMAN 1 KRUENG BARONA JAYA ACEH BESAR

    Get PDF

    Liivimaa Üldkasuliku ja Ökonoomilise Sotsieteedi esimene põhikiri ning selle ideelised allikad

    Get PDF
    The First Articles of Association of LivonianPublic Welfare and Economic Societyand its Ideological SourcesIn the autumn of 1795 Georg Friedrich Parrot, a young scientist, joined the Livonian Public Welfare and Economic Society (LS), and was soon appointed its secretary of science. Parrot started to develop the activity programme of the LS that evolved into the organisation’s first articles of association. Parrot’s main points included, among others, the improvement of the natives’ situation, facilitating their education and bettering their living conditions. Those proposals were worded as main purposes in the style of the French physiocrats, intendedto guarantee the development of the society in its entirety, inthe spirit of the Age of Enlightenment. The physiocratic principles worded by Parrot had a role in the emancipation of Estonian and Latvian peasants in the early 19th century.It is also interesting to view the visual output of the purposesset by Parrot and his fellow thinkers, realized by Johan Wilhelm Krause, who worked as a tutor in the home of Ludvig August Mellin, a founding member of LS. His designs reflect several ideological directions in creating the symbols of the future LS – one that pointed to the French enlightened thinkers, and other that relied on ancient authors and underlined the paternalistic care that the estate ownerprovided to the peasants. It is most likely significant that in the early 19th century the diploma of the LS was developed from the latter, which was probably not in accordance with Parrot’s programme
    corecore