The Retrieval of the Letter 'To the Author of the Minute Philosopher' from September 9th, 1732

This is a short scholarly note about my retrieval an original copy of the Daily Post-Boy issue no. 7024 from September 9th,1732 from a private seller. In this issue we find an anonymous letter addressed to Berkeley which gave rise to him writing the Theory of Vision Vindicated. While Berkeley Berkeley appended a copy of the anonymous critic's letter to TVV, until now an original copy of The Daily Post-Boy issue had yet to be discovered. I have donated the original copy to the Marsh's Library in Dublin, but you will find a scan of the original document attached to the note

A Scotist nonetheless? George Berkeley, Cajetan, and the problem of divine attributes

Problem Bożych atrybutów należy do najczęściej dyskutowanych kwestii w filozofii irlandzkiej siedemnastego i osiemnastego stulecia. Krótko mówiąc, dotyczy on zagadnienia (i) ontologicznego: czy atrybuty człowieka i Boga różnią się co do stopnia czy rodzaju, a także (ii) semiotycznego: w jaki sposób posługując się naszym ludzkim językiem, powinniśmy opisywać owe atrybuty. O ile zgadzano się, że analogie odgrywają kluczową rolę w rozwiązaniu problemu semantycznego, spierano się o to, jako sposób wyrażania się dopuszczają; chodziło przede wszystkim o to, czy posługiwanie się analogiami podczas orzekania o Bogu stanowi odrębny rodzaj posługiwania się językiem i czy znaczenia przekazywanego za pomocą analogii należałoby odróżnić od znaczenia literalnego i metaforycznego. Celem mojego artykułu jest kontekstualizacja stanowiska George’a Berkeleya odnośnie do Bożych atrybutów, wyrażonego w 21 paragrafie czwartego dialogu Alkifrona. Dokładniej rzecz ujmując, w przeciwieństwie do tego, co utrzymuje większość badaczy, twierdzę, że Berkeley nie zdołał zbyt dokładnie odtworzyć stanowiska kardynała Kajetana. Chociaż w przytoczonym paragrafie Berkeley parafrazuje jego De Nominum Analogia, zaproponowane przezeń rozstrzygnięcie bliższe jest stanowisku Jana Dunsa Szkota, a więc, o ironio, stanowisko, które Kajetan starał się odrzucić

Mary Shepherd’s dispositional notion of God, matter, and finite minds

The aim of this paper is twofold. First, I argue that Mary Shepherd has a dispositional understanding of God, matter, and finite minds. That is, she understands all of them as dispositions or powers (two terms I will use interchangeably). Second, I aim to shed light on the emanationist picture suggested by Shepherd’s remarks in her second book Essays on the Perception of an External Universe (EPEU). For instance, Shepherd calls ‘animate’ and ‘inanimate nature’ a divine ‘emanation’ (EPEU 190) and describes finite beings as ‘outgoings’ that come ‘forth’ from God (EPEU 189, 190, 219). Because of this emanationist language, in conjunction with Shepherd’s dispositional understanding of God, matter, and mind, it is helpful to use Jennifer McKitrick’s (2003) distinction between bare and based disposition. For Shepherd’s remarks suggest that the powers that are matter and finite minds are akin to based dispositions because they are caused by and subsist in virtue of God. But since God – ‘THE GREAT FIRST CAUSE’ (ERCE 119) ‘who began not to be’ (EPEU 219) is also a power, the Deity functions similarly to a bare or ungrounded disposition, while matter and finite minds are similar to a ‘based dispositions’ (McKitrick 2003

STRATEGI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DARI SEKTOR PARIWISATA Kasus : Pengembangan Objek Wisata Pantai Carocok

Fasko Dehotman 0910833036, jurusan ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan ilmu Politik, Universitas Andalas Padang, dengan Judul skripsi : “ Strategi Pemerintah Daerah Kabupaten Pesisir Selatan Dalam Pengembangan Objek Wisata Pantai Carocok Untuk Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD )”. Dibimbing oleh : Drs. Thamrin dan Dewi Anggraini, S.IP,M.Si, Skripsi ini terdiri dari 127 halaman dengan referensi 8 buku teori, 4 Buku metode, 2 Jurnal, 2 skripsi, dan 18 Situs Internet. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan strategi Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dari sektor pariwisata. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif, menggunakan unit analisis institus. Proses pengumpulan data dengan wawancara dan dokumentasi. Pemilihan informan dilakukan dengan cara purposive sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa Dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan dalam tahap pengembangan berhasil mengoptimalkan melakukan pengembangan wisata pantai carocok, dengan menyusun strategi bersama instansi terkait, strategi pengembangan dalam hal meningkatkan kualitas sarana dan prasarana, Fasilitas pendukung, Sumber Daya Manusia, serta program-program yang ditawarkan untuk menarik minat wisatawan mengunjungi wisata pantai carocok. Alternatif strategi untuk pengembangan wisata pantai di Pantai Cerocok Painan terdiri dari tiga prioritas yaitu : pertama, pemanfaatkan secara optimal potensi sumberdaya alam dan lingkungan, pengembangan kegiatan dan atraksi wisata, serta meningkatkan kualitas aksesibilitas kawasan didukung oleh sarana dan prasarana jalan yang mengintregasikan tiga daerah wisata dalam satu wilayah, hal ini menjadi daya tarik bagi para wisatawan, untuk berkunjung ke wisata Pantai Carocok. Selama melakukan pengembangan wisata Pantai Carocok, Jumlah kunjungan meningkat dari tahun ke tahun, dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan, itu berarti Pendapatan Asli daerah juga meningkat, karena dalam proses Kegiatan wisata tersebut, memungut biaya retribusi dan pajak, baik itu areal parkir, fasilitas wahana pendukung ( Banana boat, Jet Sky, Paralayang, Fling Fox, Sewa Kapal Boat), Sewa Homestay ( Penginapan ), Hotel, Restorant dan rumah makan. Namun dalam melakukan Pengembangan tersebut Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan juga menemui kendala-kendala, terkait dengan pembebasan lahan, merubah pola pikir masyarakat, dan Sumber daya manusia. Namun kendala tersebut bisa diatasi, dengan strategi yang digunakan oleh Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan, baik dengan melakukan pendekatan dengan tokoh masyarakat, serta meningkatkan pembinaan dan memberikan pengertian kepada masyarakat, agar bisa bersama-sama mengembangkan wisata pantai carocok, menjadi destinasi tujuan wisata di Sumatera Barat. Kata Kunci: Strategi, Pengembangan wisata, wisatawa

A Revised Metaphysical Argument for Berkeley’s Likeness Principle

Contra Todd Ryan’s interpretation, I argue that it is possible to reconstruct a metaphysical argument that does not restrict likeness in general to ideas. While I agree with Ryan that Berkeley’s writings provide us with the resources to reconstruct such an argument, I disagree with Ryan that this argument entails a restriction of likeness to ideas. Unlike Ryan, I argue that Berkeley is not committed to the claim that we can compare only ideas, but to the view that the only thing that can be compared to an idea is another idea

Shepherd on Nonlinguistic and Prelinguistic Cognition: A Case of Nonconceptualism?

This paper considers the question whether the Scottish philosopher Mary Shepherd (1777–1847) endorses a form of nonconceptualism about mental states or their content. While the paper does not arrive at a definitive answer to the question, it paves the way to answering it in the future by demonstrating that there are prima facie promising ways to relate Shepherd to either of the previously mentioned forms of nonconceptualism – although I tentatively conclude that, ultimately, it will be more profitable to consider her views in the context of content nonconceptualism. In arguing the way it does, this paper, then, also aims to bridge the often-lamented gap between the history of philosophy and our contemporary debates