344 research outputs found

    Does Time Really Slow Down during a Frightening Event?

    Get PDF
    Observers commonly report that time seems to have moved in slow motion during a life-threatening event. It is unknown whether this is a function of increased time resolution during the event, or instead an illusion of remembering an emotionally salient event. Using a hand-held device to measure speed of visual perception, participants experienced free fall for 31 m before landing safely in a net. We found no evidence of increased temporal resolution, in apparent conflict with the fact that participants retrospectively estimated their own fall to last 36% longer than others' falls. The duration dilation during a frightening event, and the lack of concomitant increase in temporal resolution, indicate that subjective time is not a single entity that speeds or slows, but instead is composed of separable subcomponents. Our findings suggest that time-slowing is a function of recollection, not perception: 1a richer encoding of memory may cause a salient event to appear, retrospectively, as though it lasted longer

    Hubungan Kondisi Lingkungan Perumahan dengan Kejadian Diare di Desa Sialang Buah Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2012

    Full text link
    The relationship condition of housing's environment with the incidence of diarrhea in the Sialang Buah Village Teluk Mengkudu Sub District Serdang Bedagai District 2012. Diarrhea is a public health problem in developing countries such as Indonesia. Based on data from Department of Health Serdang Bedagai District, in 2011, diarrhea was ranked second after ISPA. In Sialang Buah Public Health Center recorded the highest incidence of diarrhea was occured range of age 1 month-1 year around 154 cases and 1 year-4 year around 140 cases. This study aims to determine the relationship condition of housing's environment with the incidence of diarrhea in the Sialang Buah Village Teluk Mengkudu Sub District Serdang Bedagai District 2012. This method of research was an analytic survey with a cross sectional study design. The sample of this research were 88 housewives who have children 0-5 years old with proportional random sampling technique. Data were analyzed with chi square test. The value of statistical confidence is 95% and the value of significance (α) 0,05. The results showed that the variables related to the incident of diarrhea under 5 years old in Sialang Buah Village are availability of latrine (p = 0,005), exclusive breastfeeding (p = 0,009), Using health latrine (p = 0,003), and handwashing with soap (p = 0,006). Variables that are not associated with the incident of diarrhea are availability of clean water, wastewater disposal facilities, waste disposal facilities, house floor, density of flies, food storage facilities, corral, and using clean water (p>0,05). Recommendation for the health center and Department of Health to better socialize more about diarrhea diseases by improving health promotion about diarrhea, basic sanitation, clean of residential environment so the society will keep clean the environment, also clean and healthy behavior to the villagers. For housewives who have children under 5 years old to better maintain and improve clean and healthy behavior in the household

    A Phenomenological View of Teacher Efficacy as Experienced By Secondary Teachers Engaged in the Process of Instructional Coaching

    Get PDF
    The purpose of this hermeneutic phenomenological was to describe teacher efficacy in the lived experiences of secondary teachers actively engaged in the instructional coaching process. The theoretical framework guiding this study was Albert Bandura’s (1992) social cognitive theory as it expounds upon the role efficacy plays in human agency as it encompasses teacher’s individual beliefs and past experiences, as well as, the extrinsic motivations. Teacher efficacy, the confidence a teacher holds regarding their abilities to enact student learning, can be influenced by interactions with instructional coaches. Criterion-based sampling was used to select instructional coaches (n=2) and teachers (n=10) to participate in the study. Data collection tools utilized included interviews, teacher/coach observations, and participant journals that assessed teacher lived experiences. Data analysis was conducted by transcribing data and inputting information into NVivo 10, a computerized data analysis tool, for coding, clustering, and creating a visual representation of data. Three themes emerged during the data collection process: Teacher Perceptions of Instructional Coaching, Roads to Student Success, and Efficacy Misconceptions. The results of the study will provide local education agencies with supplementary information regarding implementation of teacher support initiatives such as instructional coaching, lateral entry, and teacher education programs

    Pemanfaatan Teknologi Penampungan Air Hujan Antisipasi Kekeringan di Desa Pringombo, Kabupaten Gunungkidul

    Get PDF
    Abstract — Pringombo Village is a village located in Rongkop District, Gunung Kidul Regency, Special Region of Yogyakarta. This village has an area of ​​1,431.42 km2 and has a total population of 755,977 people. The distance from this village to the town of Wonosari is 27.3 km. Pringombo Village is located in Rongkop District, Gunung Kidul Regency, Yogyakarta Special Region, Indonesia. The origin of the name Pringombo Village comes from the Javanese ngoko language, namely Pringamba which means Broad Bamboo. This village has a variety of potential ranging from the potential for agricultural products, arts and others. However, apart from its potential, there are findings that most areas in Gunung Kidul are difficult to access water, including Pringombo village. Therefore, the people of Pringombo Village need a solution to be able to help meet their water needs for their daily needs. Keywords  : Pringombo Village, Gunungkidul, Village Potential, Rainwater Storag

    Strategi Pengembangan Usaha Pada Bakpia Pathok Mandiri 214 Pusat Di Jalan Kaliurang Daerah Istimewa Yogyakarta

    Get PDF
    Bakpia Pathok Mandiri 214 Pusat mengalami penurunan pendapatan dalam empat bulan terakhir sehingga diperlukan strategi pengembangan usaha yang tepat agar mampu bersaing. Tujuan dari penelitian untuk (1) mengidentifikasi faktor internal dan eksternal, (2) menganalisis alternatif strategi dengan IE dan SWOT, dan (3) menganalisis strategi pengembangan usaha dengan QSPM.  Penelitian menggunakan metode penelitian kuantitatif studi kasus.  Metode analisis data yang digunakan adalah matriks IFE, EFE, SWOT, dan QSPM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Faktor internal kekuatan yang memiliki skor tinggi yaitu selalu rutin dalam melakukan pengecekan bahan baku; pemasaran online aktif melalui media sosial serta sering paid promote; pembukuan keuangan rutin; bakpia selalu fresh from oven; dan tidak menghasilkan limbah. Skor kelemahan tertinggi yaitu kecacatan produk masih ditemukan. Faktor eksternal peluang tertinggi yaitu memiliki lebih dari 1 supplier bahan baku, sedangkan ancaman tertinggi yaitu semakin ketat persaingan. (2) Alternatif strategi pada usaha ini yaitu membuat inovasi produk, mengubah kemasan menjadi kekinian, membuat promo diskon dan potongan ongkir yang menarik, dan membuat stand di kawasan wisata Kaliurang dan Merapi. (3) Strategi yang paling tepat adalah strategi membuat inovasi produk. Bakpia Pathok Mandiri 214 Pusat perlu melakukan inovasi produk agar dapat mengatasi rasa kebosanan konsumen dan menawarkan produk yang lebih baik dari pesaingnya.Kata Kunci: bakpia, IE, IFE, EFE, strategi, SWOT, QSPM

    Penerapan Inovasi Penanda Lokasi bagi Wilayah Dusun Sawahan, Kabupaten Gunungkidul

    Get PDF
    Secara Geografis Dusun Sawahan memiliki luas ± 70,120 Ha yang sebagian besarnya merupakan sawah maupun ladang karena penduduk di dusun ini sebagian besar adalah petani. Desa ini juga memiliki sistem perangkat dusun yang cukup lengkap yaitu terdiri dari 1 Dukuh, 1 RW, dan 4 RT. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan  posisi rumah dari perangkat dusun ini cukup sulit dicapai bagi orang luar karena posisi nya yang ada di dalam. Oleh karena itu, Penerapan Inovasi Penanda Lokasi Perangkat dan Wilayah Dusun dilaksanakan dengan tujuan agar warga maupun orang luar yang berkunjung dapat dengan mudah mencapapai rumah – rumah perangkat dusun yang ada. Penerapannya dilakukan dengan membuat 6 penanda jalan yang dipasang pada tiang setinggi 1,6 meter dan di tancap di tanah. Pemasangan penanda ini mendapatkan respon positif dan dinilai dapat membantu orang yang berkunjung. Kata Kunci—Dusun Sawahan, Perangkat Desa, Penanda Jalan,Lokas

    Pengembangan Produk dan Kemasan Olahan Jahe pada UMKM Padukuhan Gedong

    Get PDF
    Dusun Gedong merupakan salah satu dusun yang terletak di Desa Sawahan, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kecamatan Ponjong sendiri memiliki total wilayah seluas 104,49 km2 dengan tinggi wilayah 258 mdpl yang didominasi oleh lereng dan lahan miring. Dusun Gedong sendiri memiliki beberapa potensi yang menjadi unggulannya, yaitu sumber mata air dan Kebun Bibit Desa (KBD). Kebun Bibit Desa (KBD) ini dikelola oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) yang ada di sana dengan memanfaatkannya untuk menanam bibit jahe. Terdapat juga UMKM Bubuk Jahe Instan di Dusun Gedong yang dirasa masih kurang dalam hal pengembangan produk dan kemasan. Maka dari itu, penulis memutuskan untuk berfokus pada program kerja pengembangan produk dan kemasan UMKM Bubuk Jahe Instan Gedong yang kami lakukan dengan cara memberikan sosialisasi dan praktik memasak dengan harapan ke depannya UMKM ini mampu bersaing di pasar yang lebih luas. Melalui potensi yang digali oleh penulis, didapati hasil yang berupa laporan akhir kelompok dan buku elektronik yang diharapkan mampu bermanfaat bagi banyak pihak.

    Implementasi Potensi Kewirausahaan pada Masyarakat Dusun Sendang II, Kabupaten Gunungkidul.

    Get PDF
    Abstrak— Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Atma Jaya Yogyakarta angkatan 82 kelompok 16 bertempat di Dusun Sendang 2, Sawahan, Gunung Kidul, DIY. Sesuai namanya, dusun ini mempunyai area persawahan yang sangat luas dan subur, sehingga potensi pertanian yang dimiliki sangat baik. Hasil pertanian yang dimiliki adalah padi dan jagung. Selain sumber daya alam, Dusun Sendang 2 juga memiliki Sumber Daya Manusia yang sangat banyak seperti perkumpulan Ibu-ibu yang membuat obat tradisional melalui rempah, dan Bapak-bapak yang aktif bertani dengan produk unggulannya yaitu jagung hibrida. Kelompok melakukan beberapa program kerja untuk memaksimalkan potensi SDM yang dimiliki Dusun Sendang 2. Program yang dilakukan antara lain Edukasi dan Pembuatan Batik Jumputan, Pengembangan Jagung Hibrida Sendang 2, dan Pengembangan Produk Sumber Waras. Program kerja ini dilakukan berdasarkan hasil observasi yang ditemukan kelompok, dan dianalisis untuk semakin menyokong potensi dusun. Kata Kunci— Sendang 2, Potensi Dusun, Pengembangan Potensi Program Kerj
    corecore