558 research outputs found

    Efektifitas Produksi Asi pada Ibu Post Partum dengan Massage Rolling (Punggung)

    Get PDF
    Produksi ASI yang kurang dan lambat keluar dapat menyebabkan ibu tidak memberikan ASI pada bayinya dengan cukup. Selain hormon prolaktin, proses laktasi juga bergantung pada hormon oksitosin, yang dilepas dari hipofise posterior sebagai reaksi terhadap penghisapan putting. Rolling massage salah satu terapi relaksasi yang bertujuan menstimulasi saraf pusat pada hipofisis posterior dan anterior sehingga dapat meningkatkan produksi ASI khususnya pada ibu post partum dan memberikan Kenyamanan dan rileksasi setelah persalinan. Adapun tujuan penelitian adalah mengetahui efektifitas produksi ASI pada ibu post partum dengan massage rolling (punggung) di BPM Sri Sukeni Sleman. Metode penelitian ini adalah Quasi Experimental Design dengan rancangan penelitian two group post test design. Kelompok kontrol adalah ibu postpartum tanpa dipijat Massage roliing dan kelompok perlakuan adalah kelompok ibu postpartum yang dipijat masssage Roliing. Analisis data menggunakan uji independent t test dan paired sample t test. Hasil penelitian uji t sampel menunjukkan bahwa ada perbedaan yang bermakna (p=0.023<) produksi ASI (berat badan bayi) antara kelompok kontrol ( 2687,07 ± 160,155) dengan kelompok perlakuan (2846,13± 198,968). Perbedaan ini terlihat pada rerata berat badan bayi pada kelompok perlakuan lebih besar dibandingkan dengan kelompok. Massage rolling memengaruhi produksi ASI di BPM Sri Sukeni Sleman Tahun 2017

    Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Seksualitas Selama Kehamilan Di Puskesmas Piyungan Bantul YOGYAKARTA

    Full text link
    Latar belakang : Kehamilan bukan merupakan penghalang aktifitas seksual, namun selama ini seksualitas adalah hal yang tabu untuk dibicarakan dan didiskusikan, ibu hamil juga jarang tidak diberikan konseling yang lebih mengenai seksualitas selama kehamilan. Jumlah ibu hamil terbanyak kedua di Kabupaten Bantul ada di wilayah kerja Puskesmas Piyungan yaitu berjumlah 958 ibu hamil. Mayoritas ibu hamil merasa takut untuk melakukan aktifitas seksual .Tujuan Penelitian : Diketahuinya gambaran tingkat pengetahuan ibu hamil tentang seksualitas selama kehamilan di Puskesmas Piyungan, Bantul, Yogyakarta.Metode Penelitian : Rancangan penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini seluruh ibu hamil sebanyak 60 ibu hamil dan jumlah sampel yang digunakan adalah 60 responden, menggunakan Total Sampling. Analisis data univariate dengan.Hasil : Dari hasil penelitian di Puskesmas Piyungan Bantul diperoleh hasil bahwa pengetahuan ibu hamil tentang pengertian seksualitas cukup (55%), manfaat hubungan seksual baik (71,7%), frekuensi hubungan seksual kurang (41,7%), posisi hubungan seks cukup (41,7%).Kesimpulan : Pengetahuan ibu hamil tentang seksualitas selama kehamilan diwilayah Puskesmas Piyungan Kabupaten Bantul berpengetahuan cukup sebayak 40 responden (66,7%

    Syllabus sur le Ngalenka

    Get PDF

    Textiles as Material Gestalt: Cloth as a Catalyst in the Co-designing Process

    Get PDF
    Textiles is the common language within Emotional Fit, a collaborative research project investigating a person-centred, sustainable approach to fashion for an ageing female demographic (55+). Through the co-designing of a collection of research tools, textiles have acted as a material gestalt for exploring our research participants' identities by tracing their embodied knowledge of fashionable dress. The methodology merges Interpretative Phenomenological Analysis, co-design and a simultaneous approach to textile and garment design. Based on an enhanced understanding of our participants textile preferences, particular fabric qualities have catalysed silhouettes, through live draping and geometric pattern cutting to accommodate multiple body shapes and customisation. Printedtextiles have also been digitally crafted in response to the contours of the garment and body and personal narratives of wear. Sensorial and tactile interactions have informed the engineering and scaling of patterns within zero-waste volumes. The article considers the functional and aesthetic role of textiles

    The management of type 2 diabetes with fixed‐ratio combination insulin degludec/liraglutide (IDegLira) versus basal‐bolus therapy (insulin glargine U100 plus insulin aspart): a short‐term cost‐effectiveness analysis in the UK setting

    Get PDF
    Aim: To evaluate the cost‐effectiveness of IDegLira versus basal‐bolus therapy (BBT) with insulin glargine U100 plus up to 4 times daily insulin aspart for the management of type 2 diabetes in the UK. Methods: A Microsoft Excel model was used to evaluate the cost‐utility of IDegLira versus BBT over a 1‐year time horizon. Clinical input data were taken from the treat‐to‐target DUAL VII trial, conducted in patients unable to achieve adequate glycaemic control (HbA1c &lt;7.0%) with basal insulin, with IDegLira associated with lower rates of hypoglycaemia and reduced body mass index (BMI) in comparison with BBT, with similar HbA1c reductions. Costs (expressed in GBP) and event‐related disutilities were taken from published sources. Extensive sensitivity analyses were performed. Results: IDegLira was associated with an improvement of 0.05 quality‐adjusted life years (QALYs) versus BBT, due to reductions in non‐severe hypoglycaemic episodes and BMI with IDegLira. Costs were higher with IDegLira by GBP 303 per patient, leading to an incremental cost‐effectiveness ratio (ICER) of GBP 5924 per QALY gained for IDegLira versus BBT. ICERs remained below GBP 20 000 per QALY gained across a range of sensitivity analyses. Conclusions: IDegLira is a cost‐effective alternative to BBT with insulin glargine U100 plus insulin aspart, providing equivalent glycaemic control with a simpler treatment regimen for patients with type 2 diabetes inadequately controlled on basal insulin in the UK

    KAJIAN SOSIOLOGI KOMUNIKASI KAUM BAWAH TERKAIT PANDEMI COVID-19; PERSPEKTIK HERMENEUTIKA SOSIAL OLEH ART TANGERANG

    Get PDF
    Masyarakat kaum bawah mempunyai cara sendiri dalam memahami fenomena dunia. Memahami kejadian pandemi Covid-19 dan solusi penanganannya tidak mudah bagi mereka. Paper ini mengkaji sosiologi komunikasi kaum bawah Indonesia yang diwakili oleh asisten rumah tangga (ART) Tangerang dalam memahami dan mengkomunikasikan pandemi Covid-19 dan program vaksinasi. Kajian ini disokong oleh teoritika hermeneutika sosial menurut alur pemikiran Hans-Georg Gadamer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara sosiologis, ART Tangerang tidak dapat memahami pandemi Covid-19 dan menolak program vaksinasi. Sebagai hasil dari tafsir sosial, mereka menjadikan hal ini sebagai materi pembicaraan lisan di dalam lingkungan sosial.Kata kunci: sosiologi komunikasi, pandemi Covid-19, vaksinasi, hermeneutika sosial
    corecore