56 research outputs found
TRANSFORMASI USAHA PETERNAKAN KAMBING RANTIANG AMEH DI NAGARI BUKIK BATABUAH KECAMATAN CANDUANG KABUPATEN AGAM
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan transformasi yang terjadi pada usaha peternakan kambing Rantiang Ameh. Oleh karena, pada umumnya usaha peternakan dikelola belum profesional. Padahal, sebaliknya, produk usaha Rantiang Ameh sudah meraih pengakuan dari negara, melalui izin edar terhadap produk susu, yaitu MD200103001049, tertanggal 18 Februari 2019. Penelitian dilakukan menggunakan metode kualitatif. Pengumpulan data dilaksanakan melalui tiga cara; (1) observasi, (2) wawancara mendalam (indeepth interview) dan (3) identifikasi dokumentasi. Data dianalisis dengan mereduksi data, display data dan verifikasi data. Hasil penelitian menunjukkan beberapa hal. Pertama, transformasi yang terjadi pada usaha peternakan kambing Rantiang Ameh meliputi sejumlah indikasi; yakni (1) transformasi populasi ternak, (2) transformasi produk usaha, (3) transformasi perluasan pasar dan (4) transformasi legal-struktural. Kedua, transformasi populasi ternak terlihat dari perkembangan jumlah ternak meningkat setiap tahunnya dengan rataan peningkatan 12,5 % setiap tahun nya. Ketiga, transformasi produk usaha mencakup perubahan produk limbah ternak, perubahan tipe produk peternakan, perubahan produk susu kambing dan varian susu olahan serta produk jasa peternakan. Keempat, transformasi perluasan pasar nampak dari dua hal; (a) perkembangan permintaan pasar terhadap produk varian susu olahan dan produk kambing bibit dan pedaging dan (b) wilayah pasar, yaitu; pasar dalam daerah, pasar luar daerah dan pasar luar provinsi. Kelima, transformasi legal-struktural terlihat melalui legitimasi usaha yang diperoleh dari lintas instansi. Kemudian perbaikan struktur kelembagaan yang mengacu pada standard operating procedure (SOP) yang ditetapkan. Keenam, kolaborasi antara kegiatan pada sektor on farm dan off farm yang mampu menjaga keseimbangan dalam perkembangan usaha peternakan kambing Rantiang Ameh
Pendampingan Budidaya Ternak Kambing Untuk Kemandirian Pesantren; Program Kerjasama Human Initiative (H-I) Cabang Kota Bukittinggi Dengan Pesantren SMK IT Cahaya Peradaban Maskanul Huffadz di Nagari Sarilamak Kecamatan Harau Kabupaten 50 Kota
Program kemandirian pesantren yang dicanangkan oleh Kementerian Agama sejak tahun 2021 yang lalu disambut antusias oleh banyak pesantren di Indonesia, tidak terkecuali oleh sejumlah lembaga filantropi, termasuk Human Initiative (H-I) Cabang Kota Bukittinggi. Skema bantuan budidaya ternak kambing yang diterapkan Human Initiative (H-I) Cabang Kota Bukittinggi lebih mengedepankan pada aspek pendampingan agar tujuan kemandirian pesantren dapat terealisasi maksimal. Pelaksanaan kegiatan pendampingan budidaya ternak kambing di Pesantren SMK IT Cahaya Peradaban Maskanul Huffadz menggunakan metode pendampingan langsung kepada seluruh stake holder terkait dengan menggunakan metode komunikasi secara langsung dengan tatap muka (melalui kegiatan survei lapangan, observasi, diskusi dan praktek) dan komunikasi langsung tanpa tatap muka via telepon, zoom meeting dan diskusi WA group. Hasil pelaksanaan kegiatan pendampingan ini adalah pertama, terdapat tiga (3) skema kegiatan induk yang dilakukan dalam proses kegiatan tersebut, yakni kegiatan pra-pendampingan, kegiatan pendampingan dan kegiatan pasca pendampingan. Dalam kegiatan pra-pendampingan terdapat dua (2) kegiatan utama, yakni pengenalan kegiatan dan identifikasi/pemetaan sumber daya. Dalam kegiatan pendampingan dilakukan pembinaan terhadap pelaku ternak berupa kegiatan penyampaian materi (teori-teori tentang budidaya ternak kambing) dan pelatihan teknis (praktek budidaya), dan kegiatan temu lapang berupa monitoring, evaluasi dan supervisi terhadap kegiatan budidaya yang dilakukan. Sementara itu, dalam kegiatan pasca pendampingan dilakukan kegiatan monitoring dan evaluasi program secara kelembagaan, berupa tindak lanjut terhadap hasil kegiatan pendampingan. Kedua, progres hasil kegiatan pendampingan budidaya ternak kambing ini adalah terjadinya peningkatan populasi ternak kambing. Ketiga, permasalahan pada saat kegiatan pendampingan terdiri dari dua kategori, yakni permasalahan terkait dengan pelaku ternak dan permasalahan yang terkait hewan ternak itu sendiri.
Kata Kunci: Kegiatan Pendampingan, Budidaya Ternak Kambing,
Kemandirian Pesantren, Human Initiative, Pesantren SMK I
Identifikasi Permasalahan yang Dihadapi oleh Anggota Forum Silaturahmi Peternak Kambing di Sumatera Barat
Satu kajian awal telah dilakukan untuk mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi oleh peternak anggota forum silaturahmi peternak kambing Sumatera Barat (FSPKSB). Data primer dikumpulkan memakai pendekatan partisipatif yang diambil dari konsep ‘proses belajar sosial’ untuk dua tujuan; (1) mendapatkan informasi mendalam tentang pemeliharaan ternak dan (2) upaya untuk memperbaiki kesadaran dikalangan 28 orang peternak anggota forum. Analisa data menggunakan kerangka logis dengan pengungkapan secara deskriptif rasional. Hasil kajian adalah peternak kambing menghadapi sejumlah masalah, terdiri dari; mutu bibit, penyediaan pakan, pencegahan penyakit, perluasan pasar untuk menambah produksi dan peningkatan kapasitas kelembagaan serta kebijakan pendukung. Transformasi untuk merevitalisasi pengelolaan agribisnis ternak kambing mestinya mewujudkan proses dan produk yang standar. Hal ini sesuai dengan aturan perundang-undangan dari lembaga berwenang
Expression of Progerin does not result in an increased mutation rate.
In the premature ageing disease Hutchinson-Gilford progeria syndrome (HGPS), the underlying genetic defect in the lamin A gene leads to accumulation at the nuclear lamina of progerin—a mutant form of lamin A that cannot be correctly processed. This has been reported to result in defects in the DNA damage response and in DNA repair, leading to the hypothesis that, as in normal ageing and in other progeroid syndromes caused by mutation of genes of the DNA repair and DNA damage response pathways, increased DNA damage may be responsible for the premature ageing phenotypes in HGPS patients. However, this hypothesis is based upon the study of markers of the DNA damage response, rather than measurement of DNA damage per se or the consequences of unrepaired DNA damage—mutation. Here, using a mutation reporter cell line, we directly compared the inherent and induced mutation rates in cells expressing wild-type lamin A or progerin. We find no evidence for an elevated mutation rate in progerin-expressing cells. We conclude that the cellular defect in HGPS cells does not lie in the repair of DNA damage per se
Mixed spermatogenic germ cell nuclear extracts exhibit high base excision repair activity
Spontaneous Mutation Frequencies of Spermatogenic Stages in Transgenic Mice
No abstract prepared.Biolog
Nucleic acid oxidation in Alzheimer disease
Increasing evidence suggests that oxidative stress is intimately associated with Alzheimer disease pathophysiology. Nucleic acids (nuclear DNA, mitochondrial DNA, and RNA) are one of the several cellular macromolecules damaged by reactive oxygen species, particularly the hydroxyl radical. Because neurons are irreplaceable and survive as long as the organism does, they need elaborate defense mechanisms to ensure their longevity. In Alzheimer disease, however, an accumulation of nucleic acid oxidation is observed, indicating an increased level of oxidative stress and/or a decreased capacity to repair the nucleic acid damage. In this review, we present data supporting the notion that mitochondrial and metal abnormalities are key sources of oxidative stress in Alzheimer disease. Furthermore, we outline the mechanisms of nucleic acid oxidation and repair. Finally, evidence showing the occurrence of nucleic acid oxidation in Alzheimer disease will be discussed.http://www.sciencedirect.com/science/article/B6T38-4RM7MWS-3/1/07d7e5640ecf31a878beade229f5795
Manajemen Beternak Kambing Perah pada Komunitas Ternak Kambing Perah Penerima Hibah UPZ BAZNAS PT Semen Padang
Program Beternak Kambing Perah Etawa merupakan salah satu program Bidang Ekonomi UPZ BAZNAS PT Semen Padang dengan menyaluran hibah 42 ekor ternak kambing perah peranakan etawa (PE) kepada tujuh Kepala Keluarga (KK) kurang mampu. Kambing perah dipilih karena memiliki potensi ekonomi yang tinggi. Tantangan dalam beternak kambing perah antara lain manajemen pakan, kesehatan ternak, serta teknik pemeliharaan yang buruk. Sistem pemeliharaan ternak kambing perah di masyarakat bersifat tradisional. Kualitas pakan yang buruk berdampak terhadap produksi, reproduksi maupun kesehatan ternak. Untuk mengefektifkan hibah kambing perah diperlukan pendampingan yang mampu memberikan bimbingan kepada peternak tentang aspek pakan, kesehatan dan pemeliharaan, sehingga budidaya ternak kambing dapat memberikan manfaat bagi peternak dan menjadi unit usaha keluarga. Kegiatan PKM dilakukan oleh Tim Pengabdi Fakultas Peternakan dan mahasiswa Program Studi Peternakan Universitas Andalas. Kegiatan berlangsung dari Bulan Juli hingga November 2024. Metode kegiatan PKM terdiri dari survei, penyuluhan dan evaluasi kegiatan. Setelah kegiatan PKM terlihat perbaikan dalam manajemen pakan dan peternak terampil menangani penyakit scabies pada ternak. Berdasarkan kegiatan PKM yang telah dilakukan dapat disimpulkan pengetahuan peternak tentang manajemen pemeliharaan ternak kambing perah mengalami peningkatan, peternak terampil mengatasi penyakit scabies dengan pengobatan trasisional karena efektif dan lebih ekonomis
- …
