683 research outputs found

    Kontribusi pajak kendaraan bermotor terhadap peningkatan pendapatan asli daerah di kabupaten kepulauan Talaud

    Get PDF
    Kontribusi adalah sebesar pengaruh atau peran serta penerimaan retribusi daerah terhadap pendapatan asli daerah (PAD), dapat dikatakan juga kontribusi retribusi daerah adalah seberapa besar kontribusi yang dapat sumbangkan dari penerimaan retribusi terhadap besarnya pendapatan asli daerah (PAD). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa besar kontribusi pajak kendaraan bermotor terhadap peningkatan pendapatan asli daerah di kabupaten kepulauan Talaud. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Data yg diolah adalah data penerima pajak kendaraan bermotor dan pendapatan asli daerah (PAD) tahun 2017-3019 yang didapatkan dari laporan tahunan UPT Badan (UPTB) Tahuna Samsat pembantu Talaud. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menghitung bagi hasil pajak kendaraan bermotor dengan pendapatan asli daerah dengan dikali 100%. Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan penelitian maka dapat disimpulkan bahwa hasil dari penelitian ini dimana pada tahun 2017 pajak kendaraan bermotor berkontribusi terhadap pendapatan asli daerah (PAD) sebesar 10,42% tahun 2018 sebesar 11,50% dan tahun 2019 sebesar 9,98% dengan rata 10

    ANALYSIS OF THE IMPACT OF FOREST FIRES ON THE COMMUNITY OF MUARA MERANG VILLAGE, BAYUNG LENCIR DISTRICT, MUSI BANYUASIN REGENCYSOUTH SUMATERA PROVINCE

    Get PDF
    Based on data from the number of hotspots in South Sumatra Province in 2020, Musi Banyuasin (Muba) Regency has the highest hotspots compared to other regencies, namely 623 points. One of the areas experiencing forest fires in Muba Regency is Muara Merang Village. The Muba Regency Government admitted that around 50% of the 719,976 ha of forest area in Muba was damaged. Based on these conditions, the problem arises of how much of the community's cultivated land was burned and what impact the fire had on community income and community activities, so the aim of the study was to determine the impact of forest fires on the income and activities of the Muara Merang Village community. This research method uses a survey research method with a qualitative and quantitative approach. Data collection uses triangulation methods through observation, interviews and documentation. The population in this study is Muara Merang Village with samples consisting of Bakung Hamlet, Tebing Harapan Hamlet and Pancoran Hamlet. Data analysis uses descriptive analysis with a quantitative percentage and qualitative approach. The results of the study showed that the people of Muara Merang Village had an average of 4.13 ha of land and the land they owned was burned an average of 1.53 ha. Overall, forest fires resulted in a decrease in community income with an average decrease of 20.56%. The highest decrease in income was experienced by the people in Pancuran Hamlet with an average decrease of 33.33%. The value of income decline for the Bakung Hamlet community was 11.35% and the lowest income decline was experienced by the Tebing Harapan Hamlet community with an average decline of 10.21%. The work constraints experienced by the community due to the fire were not tapping rubber, reduced working days, decreased sales value, not harvesting oil palm, reduced fish yields, difficulty in enriching oil palm or rubber plants, difficulty in cleaning up remaining branches after the fire, and reduced labor due to illness

    Factors influencing e-diplomacy implementation: Exploring causal relationships using interpretive structural modelling

    Get PDF
    YesElectronic diplomacy (E-diplomacy) is the use of technology by nations to define and establish diplomatic goals and objectives and to efficiently carry out the functions of diplomats. These functions include representation and promotion of the home nation, establishing both bilateral and multilateral relations, consular services and social engagement. It encapsulates the adoption of multiple ICT tools over the Internet to support a nation’s interests in other countries while ensuring that foreign relations are improved between the countries. Given its embryonic nature, little scholarly research has been undertaken to study its influence on diplomatic functions and the various factors that influence its implementation. This paper applies the Interpretative Structural Modelling (ISM) methodological approach to identify factors that impact the implementation of e-diplomacy and to determine their causal relationship and rankings. This study applies the ISM methodology to the subject of e-diplomacy. The ISM-based model provides a framework for practitioners to aid decision-making and manage the implementation of e-diplomacy

    ANALISIS KETAHANAN ELEKTRODA PADA MENARA PANCAR ULANG

    Get PDF

    Model Kebijakan Integrasi Strategi Avoid-Shift-Improve dan Pengaruhnya terhadap Pemilihan Moda Transportasi pada Perjalanan Kerja

    Get PDF
    Penerapan strategi avoid-shift-improve (ASI) telah berkembang luas dan diaplikasikan pada banyak negara. Akan tetapi, belum ditemui studi yang membahas integrasi kebijakan tempat kerja dengan strategi ASI. Karena itu studi ini membahas integrasi kebijakan tempat kerja dalam strategi ASI untuk melihat pengaruhnya terhadap pemilihan moda pada perjalanan kerja. Tujuan dari penulisan disertasi ini adalah untuk mendapatkan karakteristik perjalanan kerja pada kawasan perkotaan; mendapatkan faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan moda dalam perjalanan kerja di kawasan perkotaan; mengembangkan model kebijakan integrasi strategi ASI yang dapat mempengaruhi preferensi seseorang dalam memilih moda transportasi pada perjalanan kerja; dan mengembangkan model pemilihan moda pada perjalanan kerja berdasarkan kebijakan integrasi strategi ASI. Tahapan penelitian adalah pengumpulan data, analisis data, pembahasan dan rekomendasi serta kesimpulan dan saran. Data diperoleh dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden yang bekerja di sektor formal dan tinggal di Jakarta kecuali data bobot prioritas kebijakan. Survei tahap pertama adalah karakteristik perjalanan kerja dan faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan moda. Jumlah responden 430 orang dan survei dilakukan dengan cara langsung mendatangi responden. Kedua, survei prioritas kebijakan integrasi strategi ASI dimana responden bersifat khusus sejumlah 30 orang. Survei dilakukan dengan cara mendatangi langsung responden, mengirim melalui email, whatsApp, serta wawancara. Ketiga, survei model pemilihan moda, dilakukan secara online menggunakan google form dengan responden sejumlah 503 orang. Kemudian, analisis karakteristik perjalanan kerja menggunakan metode deskriptif dengan teknik tabulasi silang. Analisa faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan moda menggunakan metode Structural Equation Model-Part Least Square (SEM-PLS). Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) digunakan untuk analisis prioritas kebijakan dan multinomial logit untuk analisis model pemilihan moda. Hasil analisis karakteristik perjalanan kerja menunjukkan bahwa secara garis besar dalam melakukan perjalanan kerja, moda transportasi yang paling sering digunakan adalah motor yaitu sebesar 49%, kemudian disusul BRT Transjakarta sebanyak 21%, mobil sebanyak 13%, ojek online 9%, MRT 7% dan taksi online sebanyak 2%. Sementara, biaya, waktu dan jarak tempuh, waktu berangkat dan pulang kerja, serta singgah saat berangkat dan pulang kerja signifikan mempengaruhi penggunaan moda transportasi. Kemudian, dari hasil analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan moda terlihat bahwa efek mediasi lingkungan kerja menunjukkan hubungan signifikan dengan variabel lingkungan tetapi sosio-ekonomi, karakteristik perjalanan kerja, infrastruktur dan layanan transportasi publik berpengaruh secara langsung. Infrastruktur dan layanan transportasi publik lebih dominan berpengaruh pada penggunaan moda transportasi publik dengan koefisien jalur sebesar 0.553 (p value < 0.001). Selain itu, analisis faktor menggunakan konsep stimulus-organism-response memperlihatkan fenomena menarik bahwa variabel karakteristik perjalanan kerja, infrastruktur dan layanan transportasi publik, lingkungan dan karakteristik pekerjaan merupakan stimulus bagi penggunaan transport online, dan karakteristik pekerjaan dan lingkungan merupakan stimulus hanya bagi kendaraan pribadi. Akan tetapi, semua variabel tidak merupakan stimulus bagi transportasi publik jika dimediasi variabel organism pengalaman perjalanan dan sikap. Karena itu, perlu ada upaya mengintegrasikan berbagai strategi dalam model strategi avoid-shift-improve untuk meningkatkan preferensi terhadap transportasi publik. Empat skenario dikembangkan dalam analisa ini, yaitu skenario Transit, Kendali, Ramah Lingkungan dan Skenario Era Baru. Masing-masing skenario diintegrasikan kebijakan tempat kerja. Hasil analisis prioritas menunjukkan bahwa skenario Transit adalah yang paling diprioritaskan dengan bobot sebesar 0.3007, kemudian skenario Era Baru dengan bobot 0.2400, lalu skenario Kendali di urutan ketiga dengan bobot sebesar 0.2365 dan prioritas terakhir skenario Ramah Lingkungan dengan bobot sebesar 0.2227. Selanjutnya skenario Transit (ERP, integrasi transportasi publik, mengurangi produksi kendaraan konvensional, pemberian insentif-fleksibilitas jam kerja, layanan protokol kesehatan di transportasi publik) dan Ramah Lingkungan (parkir ganjil-genap, fasilitas kendaraan tidak bermotor, subsidi pajak kendaraan listrik, pemberian insentif bagi pengguna transportasi publik, fleksibilitas jam kerja, layanan protokol kesehatan di transportasi publik) dipakai untuk menganalisis perilaku pemilihan moda. Hasil analisis menunjukkan bahwa secara simultan tidak terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara kedua model dalam mempengaruhi perilaku pemilihan moda di mana model Transit sebesar 26.9% sedangkan model Ramah Lingkungan sebesar 29.6%. Akan tetapi pada model Transit, secara individu terlihat bahwa integrasi transportasi publik dan pemberian insentif memberikan probabilitas meningkat bagi penggunaan transportasi publik dibandingkan dengan model Ramah Lingkungan. Hal ini menunjukkan bahwa integrasi pemberian insentif dengan integrasi transportasi publik dalam model Transit lebih memberikan dampak positif pada penggunaan transportasi publik dibandingkan dengan integrasi pemberian insentif dengan kebijakan parkir ganjil genap. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa integrasi kebijakan tempat kerja dan integrasi transportasi publik dalam strategi avoid-shift-improve dapat meningkatkan peluang penggunaan transportasi publik dalam perjalanan kerja. Integrasi avoid-shift-improve dalam penelitian ini dapat menjadi acuan dalam implementasi Rencana Induk Transportasi Jabodetabek dengan mengintegrasikan strategi penyediaan infrastruktur dan model reward dan punishment untuk mewujudkan transportasi yang berkelanjutan

    Model Prediksi Kecelakaan Sepeda Motor Pada Jalan Nasional Ruas 094-098 (Surabaya – Malang)

    Get PDF
    Peningkatan jumlah kendaraan bermotor khususnya sepeda motor diimbangi pula dengan meningkatnya angka kecelakaan lalu lintas. Seperti diketahui, kecelakaan lalu lintas pada dasarnya bergantung pada empat faktor yang saling terkait: perilaku manusia, efisiensi kendaraan, kondisi lingkungan, dan karakteristik infrastruktur. Namun, sebagian besar kecelakaan disebabkan oleh tiga faktor pertama, hampir selalu karena perilaku pengguna yang tidak tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dan perilaku sosial ekonomi pengendara sepeda motor terhadap intensitas kecelakaan. Lokasi penelitian berada di Jalan Nasional Pandaan-Purwosari Kabupaten Pasuruan Seksi 094 098 (Surabaya-Malang). Survey dilakukan dengan metode survey wawancara dan kuesioner dengan purposive sampling, dengan jumlah responden tiga ratus empat puluh responden adalah pengendara sepeda motor yang pernah mengalami kecelakaan diruas jalan ini, Metode penelitian yang digunakan adalah—analisis data menggunakan Structure Equation Modeling (SEM), dengan software SmartPLS (Partial Least Square). Hasil pemodelan kecelakaan Y=0.299X1+0.154X2+0.077X3+0.554X4. Pengaruh terbesar pertama terhadap peluang terjadinya kecelakaan adalah karakteristik perilaku berkendara (X4) melebihi kecepatan (X4.10). Semakin sering pengendara melebihi tingkat, semakin tinggi kemungkinan kecelakaan. Pengaruh paling signifikan kedua dari karakteristik sosial ekonomi (X1) adalah indikator usia (X1.2), semakin banyak mobilitas di usia produktif, semakin tinggi risiko kecelakaan. Perlunya perhatian lebih dari instansi terkait untuk menurunkan angka kecelakaan, seperti melakukan penyuluhan terkait pentingnya keselamatan berkendara, memberi tanda daerah rawan kecelakaan dan menambah spanduk peringatan untuk tidak melebihi kecepatan saat berkendara

    ANALISIS KUALITAS DAYA LISTRIK PADA ALAT BENGKEL

    Get PDF
    ABSTRAKGangguan kualitas daya listrik menjadi sebuah permasalahan karena menyebabkan kerusakan dan penurunan kinerja peralatan elektronik. Termasuk gangguan kualitas daya pada bengkel yang disebabkan oleh beban non linear dan menjadikan gelombang distorsi. Arus dan tegangan akan mengandung harmonik yang menjadi penyebab buruknya kualitas daya dan terjadi rugi-rugi daya. Kualitas daya perlu diperhatikan, tegangan yang kurang stabil mengakibatkan kerusakan komponen alat yang mudah terganggu karena perubahan tegangan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kualitas daya bengkel untuk mendapatkan besarnya nilai faktor daya dan harmonik. Alat yang digunakan untuk pengukuran yaitu Power Quality Analyzer (Clamp On Power Hi Tester Hioki seri 3286-20)
    corecore