8 research outputs found

    Determinant Factors Of Climate-Smart Rice Cultivation Production In Pasuruan: Translog Production Function Approach

    Get PDF
    The agricultural sector is a contributor to greenhouse gas (GHG) emissions and a vulnerable victim of climate change at the same time. Climate change has affected food stability and security, including rice. It is an essential commodity to pay attention to in terms of quantity, quality, and continuity. ice cultivation practices can threaten it. Climate-smart rice cultivation (CSRC) can be a solution and needs to be introduced to respond to these challenges. CSRC is one of the programs carried out by The World Agroforestry Center (ICRAF) through The ‘Rejoso Kita Phase 2’ project in Pasuruan District to respond to existing farming practices that are unsustainable, such as excessive use of rice seeds, water for irrigation, fertilizer use, and pesticide use. This study aims to determine the production factors of CSRC using the transcendental logarithmic (Translog) production function approach. One hundred sixty-eight farmers in Pasuruan were involved in the farmer household survey collected through a structured digital questionnaire. The constructed production function model utilized nine variables. Seeds, N fertilizer, P fertilizer, K fertilizer, chemical pesticide, and chemical pesticide variables were statistically significant, with only variable of K fertilizer having a negative effect. Meanwhile, land size, organic fertilizer, and labor are not significant. The average productivity of farmers is higher than the average productivity of Pasuruan District. Combating global warming can be achieved without sacrificing yields, and it can provide a better understanding to encourage wider adoption of CSRC innovation technology. Intensive extension and mentoring related to CSRC components for farmers is an essential policy implication that needs to be implemented to maximize rice productivity and reduce negative externalities

    Analisis Pendapatan Usahatani Gandum Lokal di Kecamatan Tosari Kabupaten Pasuruan Propinsi Jawa Timur

    No full text
    Permintaan pasar untuk komoditas gandum dalam negeri cukup besar dan cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Saat ini, diversifikasi pangan yang cukup berhasil adalah penggunaan tepung gandum (terigu). Hal ini disebabkan oleh penggunaan terigu cukup luas oleh masyarakat dengan variasi kemasan, siap saji, dan praktis. Namun, Indonesia masih mengandalkan gandum impor untuk memenuhi kebutuhan konsumsi nasional. Aktivitas impor gandum dapat mengancam ketahanan pangan Indonesia dalam jangka panjang. Oleh karena itu, Indonesia harus mulai mengurangi, bahkan melepaskan ketergantungan terhadap gandum impor. Salah satu caranya adalah pengembangan agribisnis gandum lokal karena tanaman gandum cukup adaptif dikembangkan di Indonesia. Kecamatan Tosari merupakan penghasil utama komoditas gandum lokal di Indonesia melalui berbagai bantuan pengembangan yang dilaksanakan oleh pemerintah sejak tahun 2000. Pemerintah yang terkait terdiri dari pemerintah pusat (Departemen Pertanian) dan pemerintah daerah (Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Pasuruan) dengan anggaran pusat dan daerah. Namun, akselerasi pengembangan gandum di Kecamatan Tosari berjalan cukup lambat. Hal ini diindikasikan oleh tingkat pengelolaan usahatani yang merupakan tanaman terbaru dibandingkan tanaman hortikultura di Kecamatan Tosari. Pengelolaan usahatani yang kurang baik dapat berimplikasi pada penurunan pendapatan usahatani petani gandum lokal di Kecamatan Tosari. Lambatnya akselerasi pengembangan gandum lokal juga dapat dilihat dari keterkaitan antar subsistem agribisnis gandum lokal yang membentuk suatu sistem yang belum terintegrasi dengan baik. Sistem agribisnis gandum lokal yang baik dapat meningkatkan motivasi petani dalam mengembangkan komoditas tersebut. Perubahan teknologi melalui mekanisasi pertanian juga dianalisis untuk meningkatkan efisiensi usahatani sehingga pendapatan petani gandum lokal semakin baik. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan, Propinsi Jawa Timur. Waktu penelitian dilakukan selama Bulan Juni 2009 hingga Januari 2010. Lokasi penelitian ditentukan secara Purposive (sengaja). Teknik penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan metode Cluster Sampling (Non-Probability Sampling) berdasarkan frekuensi tanam gandum pada tiap desa di Kecamatan Tosari. Responden penelitian sebanyak 30 petani yang pernah menanam gandum lokal dengan menggunakan metode Snowball Sampling dengan mengutamakan petani yang berhasil dalam kegiatan usahatani gandum lokal. Informan sebanyak 22 responden juga diwawancara untuk mengetahui kondisi faktual tentang integrasi subsistem agribisnis gandum lokal lainnya. ..

    Buletin Peduli Rejoso - Agustus 2020

    No full text

    Buletin Peduli Rejoso - Mei 2020

    No full text

    Buletin Peduli Rejoso - Februari 2020

    No full text
    corecore