274 research outputs found

    La biblioteca digital: mitos y retos

    Get PDF
    El objetivo de este artículo es sencillo: provocar. Queremos refutar la codicia tecnológica y el exceso retórico que son característicos de buena parte de los informes sobre las “bibliotecas digitales”. Buscamos la polémica como contrapeso para todo ese material que han lanzado las empresas tecnológicas, los políticos y las revistas informáticas, los mismos –por cierto– que nos ofrecieron la “oficina sin papeles” y que predijeron “la muerte del libro”. Lejos de nosotros, no obstante convocar a un levantamiento neo-ludita contra los avances y la tecnología de las “bibliotecas digitales”. Las “bibliotecas digitales” no son un desperdicio de tiempo y de dinero

    PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PRAKTEK MENJAHIT BUSANA PRIA DI SMK N 6 PURWOREJO

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1)Motivasi belajar praktek menjahit busana pria pada kelas kontrol dan kelas eksperimen di SMK N 6 Purworejo; 2)Pengaruh model pembelajaran quantum learning terhadap motivasi belajar menjahit busana pria di SMK N 6 Purworejo. 3)Pendapat siswa terhadap penggunaan musik dalam model pembelajaran quantum learning di SMK N 6 Purworejo. Metode penelitian ini termasuk jenis penelitian kuasi eksperimen (quasi eksperimen). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMK N 6 Purworejo berjumlah 64 siswa. Penentuan kelas kontrol dan eksperimen dengan cara teknik rondom. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan lembar observasi motivasi, lembar angket motivasi dan lembar angket pendapat siswa. Analisis data dalam penelitian menggunakan menggunakan uji t (t-test). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Motivasi belajar siswa pada kelas kontrol dengan menggunakan lembar angket yaitu terdapat 5 siswa (15.6%) kategori tinggi, 21 siswa (65.7%) ketegori rendah dan 6 siswa (18.7%) kategori sangat rendah. Sedangkan dengan menggunakan lembar observasi yaitu terdapat 4 siswa (12.5%) kategori tinggi, 22 siswa (68.7%) kategori rendah dan 6 siswa (18,8%) kategori sangat rendah. Pada kelas eksperimen dengan menggunakan lembar angket yaitu 19 siswa (59.4%) kategori sangat tinggi, 13 siswa (40.6%) kategori tinggi. Sedangkan menggunakan lembar observasi yaitu 15 siswa (46,8%) kategori sangat tinggi, 17 siswa (53.1%) kategori tinggi. 2) Terdapat pengaruh motivasi belajar dengan penggunaan model pembelajaran quantum learning. Hal ini ditunjukkan dengan hasil perhitungan menggunakan uji t (independen t-test) pada lembar angket t hitung 10.216 > t tabel 1.671 dengan rerata kelas eksperimen 137.41 dan rerata kelas kontrol 105.59. Sedangkan pada lembar observasi t hitung 11.731 > t tabel 1.671 dengan rerata kelas eksperimen 70.62 dan kelas kontrol 53.78. Maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan musik dalam pembelajaran quantum learning terhadap motivasi belajar kompetensi busana pria lebih baik dibandingkan dengan proses pembelajaran tanpa menggunakan musik pada kelas XI di SMK N 6 Purworejo. 3) Pendapat siswa tentang penggunaan musik dalam model pembelajaran quantum learning yaitu terdapat 23 siswa (71.9%) kategori sangat senang dan 9 siswa (28.1%) kategori senang. Maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa menanggapi secara positif terhadap penggunaan musik dalam model pembelajaran quantum learning

    Alteraciones tempranas del desarrollo en niños con autismo y retraso mental en el Centro de Invalideces Múltiples

    Get PDF
    El autismo es un síndrome de la niñez que se caracteriza por falta de relaciones sociales, carencia de habilidades para la comunicación, rituales compulsivos persistentes y resistencia al cambio. El inicio de este síndrome normalmente se presenta en la infancia...En la actualidad, el autismo no se diagnostica hasta que los niños tienen entre 2;6 y 3 años, ya que generalmente no se reconocen los síntomas antes de esta eda

    Detection of Building Damages in High Resolution SAR Images based on SAR Simulation

    Get PDF

    PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN QU A NTUM LEA R NING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PRAKTEK MENJAHIT BUSANA PRIA DI SMK N 6 PURWOREJO

    Get PDF
    PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN QU A NTUM LEA R NING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PRAKTEK MENJAHIT BUSANA PRIA DI SMK N 6 PURWOREJO Oleh : Fajar Kuny Bariroh NIM 09513242005 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1)Motivasi belajar praktek menjahit busana pria pada kelas kontrol dan kelas eksperimen di SMK N 6 Purworejo; 2)Pengaruh model pembelajaran quantum learning terhadap motivasi belajar menjahit busana pria di SMK N 6 Purworejo. 3)Pendapat siswa terhadap penggunaan musik dalam model pembelajaran quantum learning di SMK N 6 Purworejo. Metode penelitian ini termasuk jenis penelitian kuasi eksperimen (quasi eksperimen). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMK N 6 Purworejo berjumlah 64 siswa. Penentuan kelas kontrol dan eksperimen dengan cara teknik rondom. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan lembar observasi motivasi, lembar angket motivasi dan lembar angket pendapat siswa. Analisis data dalam penelitian menggunakan menggunakan uji t (t-test). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Motivasi belajar siswa pada kelas kontrol dengan menggunakan lembar angket yaitu terdapat 5 siswa (15.6%) kategori tinggi, 21 siswa (65.7%) ketegori rendah dan 6 siswa (18.7%) kategori sangat rendah. Sedangkan dengan menggunakan lembar observasi yaitu terdapat 4 siswa (12.5%) kategori tinggi, 22 siswa (68.7%) kategori rendah dan 6 siswa (18,8%) kategori sangat rendah. Pada kelas eksperimen dengan menggunakan lembar angket yaitu 19 siswa (59.4%) kategori sangat tinggi, 13 siswa (40.6%) kategori tinggi. Sedangkan menggunakan lembar observasi yaitu 15 siswa (46,8%) kategori sangat tinggi, 17 siswa (53.1%) kategori tinggi. 2) Terdapat pengaruh motivasi belajar dengan penggunaan model pembelajaran quantum learning. Hal ini ditunjukkan dengan hasil perhitungan menggunakan uji t (independen t-test) pada lembar angket t hitung 10.216 > t 1.671 dengan rerata kelas eksperimen 137.41 dan rerata kelas kontrol 105.59. Sedangkan pada lembar observasi t 11.731 > t hitung tabel tabel 1.671 dengan rerata kelas eksperimen 70.62 dan kelas kontrol 53.78. Maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan musik dalam pembelajaran quantum learning terhadap motivasi belajar kompetensi busana pria lebih baik dibandingkan dengan proses pembelajaran tanpa menggunakan musik pada kelas XI di SMK N 6 Purworejo. 3) Pendapat siswa tentang penggunaan musik dalam model pembelajaran quantum learning yaitu terdapat 23 siswa (71.9%) kategori sangat senang dan 9 siswa (28.1%) kategori senang. Maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa menanggapi secara positif terhadap penggunaan musik dalam model pembelajaran quantum learning. Kata Kunci : menjahit busana, motivasi belajar, model pembelajaran quantum learning

    PENDIDIKAN AL-QUR’AN PRESPEKTIF IMAM AL-GHAZALI DALAM MEMBENTUKAN KARAKTER SANTRI

    Get PDF
    Berdasarkan konteks dan focus masalah penelitian diatas, maka peneliti mengemukakan tujuan dari penelitian untuk Implementasi Pendidikan Al-Qur’an prespektif Imam Al-Ghazali Dalam Membentuk Karakter Santri Darussalam Blokagung Banyuwangi. Adapun metode penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif analisis, yaitu pemecahan masalah-masalah yang ada dengan usaha menganalisis dan menjelaskan dengan teliti kenyataan kenyataaan factual dari subjek yang diteliti sehingga diperoleh gambaran yang utuh berdasarkan fakta. dengan menggunakan teknik pengumpulan data: wawancara,observasi dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan oleh peneliti adalah analisis data interaktif model diantaranya reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Dari pemaparan diatas dapat disimpulkna bahwa implementasi Pendidikan al-Qur’an prespektif dalam membentuk karakter santri, bentuk konsistensi Imam al-Ghazali tentang keselarasan anata ilmu dan amal, akidah dan syari’ah, serta hakikat dan syari’at.yang seharusnya diaktualisasikan pada setiap karakter (kepribadian) para santri, hal ini yang telah diupayakan oleh pihak asrama untuk merealisasikan program-program yang mendorong para santri agar mampu mengemban tanggung jawab-etis serta memelihara otensitas al-Qur’a

    Penerapan strategi True or False untuk meningkatkan pemahaman pada materi Ciri-ciri Makhluk Hidup siswa Kelas III MINU Ngingas Waru Sidoarjo

    Get PDF
    Penelitian ini berawal dari rendahnya hasil belajar pada mata pelajaran IPA materi ciri-ciri makhluk hidup di MINU Ngingas Waru Sidoarjo. Kegiatan pembelajaran di dalam kelas bersifat pasif, siswa hanya mengerjakan soal-soal di buku paket atau LKS (Lembar Kerja Siswa). Pemahaman dengan pembelajaran tradisional, hanya 33% siswa yang mendapat nilai di atas KKM. Berdasarkan hal tersebut, perlu sesuatu inovasi baru dalam pembelajaran yang diharapkan mampu meningkatkan pemahaman siswa. Penelitian ini menggunakan strategi true or false pada mata pelajaran IPA materi ciri-ciri makhluk hidup, sehingga siswa dapat aktif, bersemangat dan pemahamannya meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) penerapan strategi true or false untuk meningkatkan pemahaman siswa pada materi ciri-ciri makhluk hidup di kelas III MINU Ngingas Waru Sidoarjo. (2) peningkatan pemahaman siswa kelas III MINU Ngingas Waru Sidoarjo setelah diterapkannya strategi true or false. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan model Kurt Lewin. Penelitan ini dilaksanakan 2 siklus dan setiap siklus terdapat empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan di MINU Ngingas Waru Sidoarjo pada kelas III dengan jumlah siswa 36 siswa yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 19 siswa perempuan. Adapun teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Penerapan strategi true or false dapat meningkatkan aktivitas guru dan siswa. Aktivitas guru dalam pembelajaran mengalami peningkatan dari 70% (kategori kurang) pada siklus I menjadi 98% (kategori sangat baik) pada siklus II. Aktivitas siswa dalam pembelajaran mengalami peningkatan dari 68% (kategori kurang) pada siklus I menjadi 96% (kategori sangat baik) pada siklus II. (2) Peningkatan pemahaman siswa yang mendapat nilai di atas KKM dengan presentase prasiklus 33%, siklus I 58%, dan siklus II 86%

    On the classifier performance for simulation based debris detection in sar imagery

    Get PDF
    Urban areas struck by disasters such as earthquakes are in need of a fast damage detection assessment. A post-event SAR image often is the first available image, most likely with no matching pre-event image to perform change detection. In previous work we have introduced a debris detection algorithm for this scenario that is trained exclusively with synthetically generated training data. A classification step is employed to separate debris from similar textures such as vegetation. In order to verify the use of a random forest classifier for this context, we conduct a performance comparison with two alternative popular classifiers, a support vector machine and a convolutional neural network. With the direct comparison revealing the random forest classifier to be best suited, the effective performance on the prospect of debris detection is investigated for the post-earthquake Christchurch scene. Results show a good separation of debris from vegetation and gravel, thus reducing the false alarm rate in the damage detection operation considerably

    Enhancing coherence images for coherent change detection: An example on vehicle tracks in airborne sar images

    Get PDF
    In Synthetic Aperture Radar (SAR) interferometry, one of the most widely used measures for the quality of the interferometric phase is coherence. However, in favorable conditions coherence can also be used to detect subtle changes on the ground, which are not visible in the amplitude images. For such applications, i.e., coherent change detection, it is important to have a good contrast between the unchanged (high-coherence) parts of the scene and the changed (low-coherence) parts. In this paper, an algorithm is introduced that aims at enhancing this contrast. The enhancement is achieved by a combination of careful filtering of the amplitude images and the interferometric phase image. The algorithm is applied to an airborne interferometric SAR image pair recorded by the SmartRadar experimental sensor of Hensoldt Sensors GmbH. The data were recorded during a measurement campaign over the Bann B installations of POLYGONE Range in southern Rhineland-Palatinate (Germany), with a time gap of approximately four hours between the overflights. In-between the overflights, several vehicles were moved on the site and the goal of this work is to enhance the coherence image such that the tracks of these vehicles can be detected as completely as possible in an automated way. Several coherence estimation schemes found in the literature are explored for the enhancement, as well as several commonly used speckle filters. The results of these filtering steps are evaluated visually and quantitatively, showing that the mean gray-level difference between the low-coherence tracks and their high-coherence surroundings could be enhanced by at least 28%. Line extraction is then applied to the best enhancement. The results show that the tracks can be detected much more completely using the coherence contrast enhancement scheme proposed in this paper
    corecore