330 research outputs found
Pencarian Pengganti Kayu Jelutung (Dyera Spp.) untuk Bahan Baku Batang Pensil
The importance of suitable wood for pencil slat is primarily for school children under eight years old who still not have sufficient skill in taking care themselves from the danger of using sharp tools. Jelutung wood has been the main source of pencil slat in Indonesia for about 20 years. It can easily be peeled with pencil sharpener specially designed for children USAge. However, the supply of jelutung wood is no longer sufficent to meet the rising demand of pencil slat. It is therefore necessary to search for alternative.Experiment with pulai (Alstonia spp) which has nearly the same physical properties with jelutung showed lower pencil quality. Pencils made of pulai are generally more difficult to peel with pencil sharpener. The main cause lies in the anatomical structure of wood. Parenchyma distribution patterm in pulai are tangentially banded, with frequency ranges from 1 - 4 bands per mm radially. Parenchyma distribution pattern in jelutung are scalariform or diffuse in agregate, forming short tangential lines between the rays, with frequency ranges from 6 - 9 lines per mm radially.Bayur (Pterospermum spp) is known to has parenchyma distribution pattern similar to jelutung 's. Experiment with P.celebicum, P.elongatum, P.javanicum and P.diversifolium with sample specific gravity up to 0.50 showed easy peelability. Morever the colour of wood is pink to red brown so it does not need staining with colour substance as usually being done for jelutung and pulai. It is therefore recommeded to use bayur as jelutung substitute in pencil manufacturing. However, to guarantee the continuity of supply, bayur is need to be planted from now on. For bayur is suitable, not only for pencil slat but also for many other purposes
Hubungan Rawat Gabung Dengan Kelancaran Produksi Asi Pada Ibu Post Partum Normal Di Irina D Bawah BLU RSUP Prof. Dr. R. D.Kandou Manado
Latar belakang : Cakupan pemberian ASI eksklusif menurut Data Riset Kesehatan Dasar tahun 2010 yang masih rendah yaitu 15,3% dikarenakan ibu merasa bahwa ASI tidak cukup atau tidak keluar pada hari -hari pertama kelahiran bayi, karena ibu bekerja dan karena adanya perasaan cemas sehingga merasa ASI kurang cukup. Rawat gabung akan membantu memperlancar pemberian ASI. Karena dalam tubuh ibu menyusui ada hormon oksitosin. Hormon ini sangat berpengaruh pada keadaan emosi ibu.Tujuan : untuk mengetahui hubungan rawat gabung bayi baru lahir dengan kelancaran produksi ASI pada ibu post partum normal di Irina D Bawah BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Tahun 2013.Metode : yaitu metode deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu post partum normal di Irina D Bawah BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado pada bulan Maret– April Tahun 2013 yang berjumlah 90 orang. Teknik pengambilan sampel dengan cara purposive sampling dan analisis data menggunakan uji chi square.Hasil : penelitian menunjukkan bahwa rawat gabung ibu post partum normal di IRINA D Bawah BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado yang dilakukan rawat gabung berjumlah 65 responden (72,2%), dan yang tidak dilakukan rawat gabung berjumlah 25 responden (27,8%), sedangkan pada kelancaran produksi ASI pada ibu post partum normal di IRINA D Bawah BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado pada kategori lancar berjumlah 63 responden (70%), dan kategori tidak lancar berjumlah 27 responden (30%) dengan nilai ρ sebesar 0,001 (ρ < 0,05) artinya ada hubungan antara rawat gabung dengan kelancaran produksi ASI pada ibu post partum normal di IRINA D Bawah BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
Studi Kasus Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Bayi Berat Lahir Rendah Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Samratulangi Tondano
Latar Belakang : Menurut data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 Angka Kematian Bayi 34 per 1000 kelahiran hidup. Penyebab kematian bayi di Indonesia salah satunya bayi berat lahir rendah yaitu sebesar 29% yang merupakan penyebab pertama kematianbayi baru lahir. Di RSUD Dr. Sam Ratulangi Tondano pada tahun 2012 kejadian BBLR 119 bayi (11,5%) dari 1029 kelahiran bayi dan pada bulan Januari sampai dengan 22 Februari tahun 2013 kejadian BBLR 15 bayi (12,7 %) dari 118 kelahiran bayi.Tujuan : untuk mendapatkan gambaran secara umum bagaimana pelaksanaan manajemen asuhan kebidanan pada bayi berat lair rendah di RSUD Dr. Sam Ratulangi Tondano.Metode : adalah pendekatan studi kasus manajemen asuhan kebidanan yang terdiri dari tujuh langkah Varney yaitu : pengumpulan data, interpretasi data dasar, diagnosa potensial, tindakan segera, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.Hasil penelitian : manajemen asuhan kebidanan menunjukan bahwa bayi K.M lahir prematur dengan bayi berat lahir rendah, potensial mengalami hipotermi karena kulitnya yang tipis, tubuhnya yang kecil dan dirawat dalam inkubator tidak hidup atau dalam keadaan rusak, selainitu reflek menghisap masih lemah potensial terjadi dehidrasi, sehingga dilakukan tindakan sesuai dengan keadaan pasien dan penyusunan rencana asuhan serta pelaksanaan asuhan menyeluruh, dalam pengevaluasian keadaan pasien menjadi lebih baik
Hubungan Pengetahuan, Pendidikan, Paritas Dengan Pemberian ASI Eksklusif Di Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado
Latar Belakang : Pemberian ASI Eksklusif merupakan Indikator Pelayanan Kesehatan ibu dan bayi di Puskesmas.Tujuan : Penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan Pengetahuan, Pendidikan, Paritas dengan ASI Eksklusif pada Puskesmas Bahu Kecamatan Malalyang Kota Manado.Metode : Jenis penelitian ini adalah metode diskriptif Analitik dengan rancangan Cross sectional. Data di kumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Responden adalah ibu yang memiliki bayi umur 7-12 bulan sebanyak 84.Hasil penelitian : Pengetahuan yang menyatakan baik 51 responden (60%), dan yang menyatakan kurang 33 responden (36,3%). Berdasarkan pendidikan yang menyatakan Tinggi 64 responden (72%), dan yang menyatakan Rendah 20 responden (23,8%). Berdasarkan paritas yang menyatakan 1 anak 36 responden (42,9%), dan yang menyatakan >1 anak 48 responden (57,1%). Berdasarkan Pemberian ASI eksklusif yang menyatakan mendapatkan ASI eksklusif 38 responden (45,3%), dan 46 responden (54,7%) menyatakan tidak mendapatkan ASI eksklusif.Kesimpulan : Pemberian ASI eksklusif tidak ada hubungan dengan pengetahuan dan pendidikan namun paritas memperoleh hubungan dengan pemberian ASI eksklusifa. Diharapkan kepada petugas Kesehatan Puskemas Bahu lebih meningkatkan penyuluhan tentang manfaat pemberian ASI eksklusif
Peningkatan Sulforafan Brokoli (Brassica Oleraceae L. Var Italica) Dengan Modifikasi Media Pada Kultur Jaringan
Penelitian ini menggunakan metode percobaan rancangan faktorial dalam rancangan acak lengkap dengan perlakuan metionin 3 taraf, yaitu 0 ppm (M0), 10 ppm (M10), 20 ppm (M20), dan ekstrak benih brokoli dengan 4 taraf, yaitu 0 g/l (E0), 1 g/l (E1), 2 g/l (E2), 3 g/l (E3), yang diulang sebanyak 3 kali. Variabel yang diamati terdiri dari jumlah tunas, berat basah tunas, tinggi tunas, jumlah daun, dan kandungan sulforafan. Data diuji dengan analisis sidik ragam, dilanjutkan dengan uji BNT. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan metionin memberi pengaruh yang nyata untuk variabel jumlah tunas, tinggi tunas, dan jumlah daun; dan berpengaruh yang sangat nyata untuk variabel berat basah tunas dan kandungan sulforafan. Perlakuan ekstrak benih brokoli tidak memberi pengaruh yang nyata pada variabel jumlah tunas, berat basah tunas, tinggi tunas, dan jumlah daun; berpengaruh yang sangat nyata untuk variabel kandungan sulforafan. Kombinasi perlakuan metionin dan ekstrak benih brokoli berpengaruh yang nyata pada variabel jumlah tunas, berpengaruh yang sangat nyata pada variabel kandungan sulforafan, dan tidak berpengaruh yang nyata pada variabel berat basah tunas, tinggi tunas, dan jumlah daun. Kandungan sulforafan tertinggi dicapai pada kombinasi perlakuan metionin 10 ppm dengan 3 gram ekstrak benih (M10E3).This research was using factorial design in complete random design with three level methionine there was 0 ppm (M0), 10 ppm (M10), 20 ppm (M20) and four level extract brocoli seeds, was 0 g/l (E0), 1 g/l (E1), 2 g/l (E2), and 3 g/l (E3), become 12 treatment combinations with 3 replicated. The variable that was observed are the total of shoot, wet weight of shoot, the shoot length, total leave, and the sulphoraphane content. The data was examine with analyze of varians and continue with LSD (Least Significant Difference). The result of this research shown that application of methionine have significance to the total shoot, shoot length, and total leave; more significance to wet weight shoot and sulphoraphane content. Application of extract seeds was non significant to the total shoot, wet weight shoot, shoot length, an total leave; more significant to sulphoraphane content. Application combination of methionine and extract seeds of brocoli was significant to the total shoot, more significant to sulphoraphane content, and non significant to wet weight shoot, shoot length, and total leave. The high sulphoraphane amount was in the application of methionine 10 ppm and 3 g/l seed extract (M10E3)
Hubungan Pelaksanaan Asuhan Sayang Ibu Dengan Lamanya Persalinan
Latar Belakang : Asuhan sayang ibu adalah asuhan dengan prinsip saling menghargai budaya, kepercayaan, dan keinginan ibu. Pelaksanaan asuhan sayang ibu yang mendasar atau menjadi prinsip dalam proses persalinan meliputi pemberian dukungan emosional, pemberian cairan dan nutrisi, keleluasan untuk miksi dan defekasi, serta pencegahan infeksi. Semua hal tersebut digunakan sebagai antisipasi untuk menghindari terjadinya partus lama, partus tidak maju dan partus yang dirujuk.Tujuan : untuk mengidentifikasi pelaksanaan asuhan sayang ibu, mengidentifikasi lamanya persalinan pada empat kala persalinan, serta menganalisa hubungan pelaksanaan asuhan sayang ibu dengan lamanya persalinan.Metode : penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi dan partograf, kemudian disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Sampel diambil dari total populasi yaitu semua ibu yang bersalin di Puskesmas Kolongan pada bulan Maret sampai Juni yang berjumlah 53 orang. analisis data menggunakan uji chi-square.Hasil : penelitian menunjukkan bahwa ibu-ibu bersalin yang dilakukan asuhan sayang ibu sebagian besar persalinannya normal 58%. Analisa data menunjukkan signifikansi lebih kecil dari 5% (p=0,000<0,05%).Simpulan : ada hubungan antara pelaksanaan asuhan sayang ibu dengan lamanya persalinan di Puskesmas Kolongan Kecamatan Kalawat Kabupaten Minahasa Utara
- …
