229 research outputs found
Proses Nitrifikasi Dengan Sistem Biofilter Untuk Pengolahan Air Limbah Yang Mengandung Amoniak Konsentrasi Tinggi
Limbah cair yang mengandung amoniak pada masa industrialisasi saat ini semakin banyak jumlahnya, karena semakin berkembangnya pabrik-pabrik yang memproduksi produk yang mengandung unsur nitrogen. Berdasarkan hal ini telah dilakukan penelitian dalam upaya untuk memperoleh suatu sistem pengolahan yang cukup sederhana yang dapat diterapkan di industri-industri kecil. Penelitian dilaksanakan dengan melakukan pengolahan limbah yang mengandung amoniak konsentrasi tinggi dengan menerapakan sistem nitrifikasi biologis yang menggunakan reaktor biofilter tercelup. Dari hasil Penelitian diharapkan dapat diperoleh karakteristik proses nitrifikasi yang selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar pembuatan alat pengolahan limbah amoniak. Penelitian ini merupakanpenelitian awal, karena hanya melakukan proses nitrifikasi yaitu suatu proses penurunan/penghilangan zat amoniak, yang kemudian hasil dari proses ini masih menghasilkan zat polutan nitrit dan nitrat, karena proses nitrifikasi adalah proses Perubahan zat amoniak menjadi nitrit dan nitrat. Oleh karena itu penelitian ini disebut tahap awal karena untuk menghasilkan hasil olahan yang memenuhi standar baku air limbah, perlu dilakukan proses selanjutnya untuk menghilangkan nitrit dan nitrat yaitu melalui proses denitrifikasi. Hasil percobaan proses nitrifikasi yang telah dilakukan menghasilkan penurunan rata-rata amoniak sebesar 97,98 %, dengan volume reaktor (15x20x150)cm atau 45 liter, kapasitas maximum 4,8 l/jam dan waktu tinggal 24 jam
PENERAPAN KONSEP KONSTRUKSI HIJAU OLEH KONSULTAN SEBAGAI PERENCANA KONSTRUKSI DI KOTA BANDA ACEH
Konstruksi hijau merupakan suatu proses menghasilkan suatu bangunan yang berkelanjutan dengan memperhatikan kaedah-kaedah ramah lingkungan serta penggunaan sumber daya yang efektif dan efisien. Banyak permasalahan yang timbul akibat kegiatan dibidang konstruksi diantaranya pencemaran air, pencemaran udara, produksi limbah pabrik yang besar, dan penurunan keanekaragaman hayati. Untuk itu perlu adanya penelitian tentang bagaimana pemahaman serta penerapan konstruksi hijau oleh konsultan perencana dalam merencanakan desain proyek konstruksi berdasarkan rancangan Qanun Kota Banda Aceh nomor 4 tahun 2009 mengenai Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Banda Aceh. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pemahaman dan penerapan konsep konstruksi hijau yang dilakukan oleh konsultan perencana di Kota Banda Aceh. Manfaat dari penelitian ini sebagai informasi mengenai pemahaman konsultan perencana terhadap konstruksi hijau serta mengetahui tingkat penerapan konsep konstruksi hijau dimana dapat menjadi acuan bagi pengguna jasa dalam menentukan konsultan perencana mana yang dapat dipakai dalam merencanakan proyek konstruksi. Data primer diperoleh melalui penyebaran kuesioner yang memuat tentang karakteristik responden, pemahaman dan penerapan konsep konstruksi hijau. Data sekunder merupakan nama-nama perusahaan konsultan perencana kualifikasi menengah yang ada di kota Banda Aceh. Perusahaan konsultan perencana yang menjadi responden berjumlah 31 perusahaan yang terdiri dari 18 perusahaan kualifikasi M1 dan 13 perusahaan kualifikasi M2. Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa perusahaan konsultan perencana kualifikasi M1 dan kualifikasi M2 memiliki pemahaman yang baik tentang konstruksi hijau sedangkan sumber informasi mengenai konstruksi hijau diperoleh dari artikel dan internet. Hasil persentase menunjukkan bahwa perusahaan konsultan perencana kualifikasi M1 tidak baik dalam menerapkan konsep kontruksi hijau pada langkah awal mereka melakukan tinjauan lapangan sedangkan perusahaan konsultan perencana kualifikasi M2 sangat tidak baik dalam menerapkan konsep kontruksi hijau pada langkah awal mereka melakukan tinjauan lapangan
Pengkajian Kemampuan Teknologi Pengolahan Air Minum Skala Kecil
To fulfill the people's primary need, the government is duty bound to stock remote regions with a steady supply of fresh water. That duty necessitates assasing and applying of appropriate water treatment system in these remote regions or villages. In fact the number of people needing the service is few, and the education level of the people is generally low. Having a small scale and simple water treatment technology would fit this standard. There are many water treatment technology, but only a few should be applied for a minimal capacity production. The applied technology should benefit the localpeople and, in accordance with local's conditions, long-lasting. This paper will discuss various water treatment technology suitable for a small-scale production. The technologies are selected based on its ability to purify thewater and the cost of each system. The calculations were derived from otherwritten sources along with field data gathered by BPPT. These technology include the coagulation-filtration technology, slow-sand filtration technology, ion-exchange technology, reverse-osmosis technology and the active-carbon technology
Mikroorganisme Patogen dan Parasit di dalam Air Limbah Domestik Serta Alternatif Teknologi Pengolahan
Domestic waste are known to be a potential pollutant due to its\u27 organic and inorganic content. It is also harmful for society for its pathogenic microorganism contents such as pathogenic bacteria, viruses, parasitic worms, parasitic protozoa, etc. The lack of domestic waste processing facilities is contributing to the increasing seriousness of this matter.One of the alternative ways to amend the problem is to process the waste individually or semi-communally by utilizing an aerobic-anaerobic biofilter process. Some of the advantage of utilizing this process is: easy maintenance, low operation cost, relatively lower sludge compared to the activated sludge process, can remove nitrogen and phosphorus, relatively lower air supply requirement for aeration, applicable in processing waste water with large amount of BOD and it can also remove suspended solid (SS). Results gained from experiments of the “Aerobic-Anaerobic Biofilter Combination” tool prototype, used for processing domestic waste showed that with a hydraulic retention time of 1 to 3 days and a Hydraulic re-circulation ratio (HRR) of 1, is a highly efficient process which is: BOD 84.7% - 91%, COD 79.6%-95.3%, SS 94.1% - 95%, Ammonia (NH4-N) 89.3%-89.8%, Detergent (MBAS) 83% - 87% and phosphate (PO4) 44,4% - 47.3%
Tinjauan Aspek Teknis Pemilihan Media Biofilter Untuk Pengolahan Air Limbah
There are literally dozens of different types of biofilters used for wastewater treatment applications. While many have common features, some are fundamentally different from the rest. The purpose of this article is to educate the reader about the types of packings used for fixed film biofilters.The types of biofilters under discussion are filters that employ a non-moving surface area to provide a substrate for various bacteria to attach and grow. The substrate remains in place while the water flows through the system. The heart of these biofilters is the packing or media used to provide the surface area. The type of packing used strongly influences both the capital and operating costs of the biofilter. It is important to emphasize however, that the packing merely provides surface area for bacteria to colonize. It is the bacteria that do the actual work of the biofilter. In order for the bacteria to do their job effectively, the biofilter and packing design must provide an even distribution of nutrients and oxygen while removing dissolved and suspended waste products. Most biofilters utilize aerobic bacteria but it is also possible to design and operate anaerobic systems for special purposes. Various types of packings exist for fixed film biological filters. Each different type has advantages and disadvantages but in terms of overall cost and suitability, the structured packings are the best choice for commercial biofilter designs
Developing A Secure Cryptosystem with Rainbow Vertex Antimagic Coloring of Cycle Graph
An edge labeling of graph G is a function g from the edge set of graph G to the first natural numbers up to the number of the edge set. Graph G admits a rainbow vertex antimagic coloring if, for any two vertices, there is a path with different colors of all internal vertices. The vertex color of graph G is assigned by vertex weight. The vertex weight of graph G is obtained by summing all edge labels that incident with that vertex. The rainbow vertex antimagic connection number of graph G, denoted by rvac(G) is the smallest number of different colors induced by rainbow vertex antimagic coloring. In this research, we determine the upper bound of the rainbow vertex antimagic connection number (rvac) on a cycle graph (Cn) and create a secured cryptosystem using a modified Affine Cipher based on rainbow vertex antimagic coloring
Implementasi Perpres Percepatan Manajemen Penangulangan Kemiskinan Melalui Program Keluarga Harapan Di Kelurahan Rawa Makmur Permai Kota Bengkulu
This research is motivated by the increasing poverty rate in Rawa Makmur Permai Village and to improve the welfare of the local community, the Implementation of Presidential Regulation No. 15 of 2010 concerning the acceleration of poverty reduction through the Family Hope Program (PKH) in Rawa Makmur Permai Village was implemented. This study aims to determine the communication and bureaucracy implementation of Presidential Regulation No. 15 of 2010 concerning Poverty Alleviation to reduce poverty through the PKH Program in Rawa Makmur Permai Village and to find out the inhibiting factors in the implementation of Presidential Regulation No. 15 of 2010 in tackling poverty through the PKH program in Rawa Makmur Permai Village. The type of research in this study is qualitative with descriptive methods, for data sources using primary and secondary data using collection techniques, namely observation, interviews and documentation. After the interviews were conducted with the selected informants, the researcher would process the data using data analysis techniques, namely data collection, data reduction, data presentation, and conclusion.
The results showed that communication and bureaucracy in the implementation of Presidential Regulation no. 15 of 2010 concerning the acceleration of poverty reduction to reduce poverty through the PKH Program in Rawa Makmur Permai together has a real influence and is the most important thing in the proper implementation of Presidential Decree No. 15 of 2010 concerning the acceleration of poverty alleviation to reduce poverty through the PKH Program in Rawa Makmur Permai. Communication and bureaucracy went well in RT 10, Rawa Makmur Permai. The availability of resources, especially human resources in carrying out the PKH Program is a factor that needs to be considered to realize the PKH program in Rawa Makmur Permai Village. Especially for the 3 (three) RTs which are the focus of research, sufficient human resources make the implementation of the response to be carried out properly with the presence of resources that work well before and after the provision of assistance. The inhibiting factors in the implementation of Presidential Regulation No. 15 of 2010 concerning the acceleration of poverty alleviation to reduce poverty through the PKH Program in Rawa Makmur Permai, namely the role of companion and coordination between related agencies which have not all worked well
Analisis Kepuasan Penerima Bantuan Dana Program Indonesia Pintar (PIP) Di Sekolah Dasar Negeri 68 Desa Air Putih Kecamatan Talang Empat Kabupaten Bengkulu Tengah
Maksud dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis Kepuasan Penerima Bantuan Dana Program Indonesia Pintar (PIP) di Sekolah Dasar Negeri 68 Desa Air Putih Kecamatan Talang Empat Kabupaten Bengkulu Tengah. Tingkat kepuasan Penerima Bantuan Dana Program Indonesia Pintar (PIP) tersebut ditinjau dari indikator 1)Tercapainya Tujuan dan Sasaran Program Kartu Indonesia Pintar (KIP); 2) Tercapainya Kepuasan Penerima Bantuan Dana Program Indonesia Pintar (PIP); 3) Adanya Strategi Pencapaian Program Kartu Indonesia Pintar (KIP). Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara kepada informan, observasi dan studi dokumentasi. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa Kepuasan Penerima Bantuan Dana Program Indonesia Pintar (PIP) di Sekolah Dasar Negeri 68 Desa Air Putih Kecamatan Talang Empat Kabupaten Bengkulu Tengah bahwa tingkat kepuasan belum optimal, belum memuaskan namun sudah sangat terbantu. Strategi Pencapaian Program Kartu Indonesia Pintar (KIP) yang di jalankan sudah berjalan dengan baik, sehingga siswa dapat mengembangkan potensi diri mereka dalam belajar, yang artinya para pelaksana Kartu Indonesia Pintar dapat menjalankan Program Kartu Indonesia Pintar dengan baik
Faktor - Faktor yang Mempengaruhi perilaku Wajib Pajak Menggunakan E-filling Dengan Pendekatan Metode UTAUT
Wajib pajak adalah kewajiban orang pribadi atau badan pelaporan pajak. Di Indonesia seiring dengan tuntutan pemerintah dalam hal kewajiban kepemilikan NPWP bagi wajib pajak perorangan, terjadi peningkatan jumlah wajib pajak perorangan yang sangat signifikan. Banyaknya wajib pajak sehingga ditjen pajak berinisiatif meluncurkan layanan pajak secara elektronik dan online yaitu e-filling. Namun kenyataan masih banyak masyarakat mimilih untuk laporan pajak secara manual ketimbang menggunakan e-filling karena pengetahuan menggunakan teknologi masih minim dan masyarakat berpikir lebih rumit menggunakan e-filling serta masyarakat merasa takut menggunakan elektronik karena takut data yang mereka input disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab. Sehingga hal demikian mempengaruhi minat masyarakat terhadap pengguna e-filling. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proyeksi potensi penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di Kota Bengkulu tahun 2014-2016. Penelitian ini dilakukan pada perilaku wajib pajak. Metode yang dilakukan yaitu kuantitatif. Metode kuantitatif merupakan metode yang berlandasan pada filsafat posiivisme yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel. Data yang digunakan yaitu data primer. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara random. Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuisioner. Teknik analisis data menggunakan bantuan aplikasi SPSS. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa gender, usia, pengalaman, kesukarelaan yang memoderasi hubungan ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha, hubungan pengaruh sosial, hubungan kondisi-kondisi pemfasilitasi terhadap niat keperilakuan secara simultan adalah positif atau berpengaruh pada perilaku wajib pajak pengguna e-felling. Sedangkan pengalaman, usia, yang memoderasi hubungan pengaruh sosial, kondisi-kondisi pemfasilitasi terhadap niat keperilakuan, perilaku pengguna secara simultan adalah negatif atau tidak berpengaruh pada perilaku wajib pajak pengguna e-felling
- …
