88 research outputs found

    Pengaruh Pembelajaran Berbasis Proyek Dalam Pembelajaran Kimia Terhadap Keterampilan Proses Sains Ditinjau Dari Gaya Kognitif Siswa

    Full text link
    This study aimed at investigating the effect of project-based learning model to ward the science process skills based on the students' cognitive styles. The design of the study was quasi-experimental research design with non-equivalent post-test only control group design. On the experimental group it was applied project-based learning model, whereas in the control group it was applied a conventional learning model. The data were analyzed by applying descriptive statistics and inferential statistics using Two-Way ANOVA . The results of the research were (1) There are differences in learning out comes on the science process skills of the students who take Project-based learning model and the students who take conventional learning model with the value of FA = 38.5313 at significance level of 0.05. (2) There is an interaction effect between the model of learning and cognitive style on learning out comes of science process skills with the value of FAB= 173.5383 at significance level of 0.05. (3) There are differences in learning out comes on the science process skills of the students who have a field independent cognitive style and students who have a field dependent cognitive style with the value of FB = 14.3898 at significance level of 0.05

    Studi Komparasi Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dan Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Terhadap Hasil Belajar Dan Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Pembelajaran Sains SMP

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perbedaan hasil belajar dan keterampilan proses sains siswa antara kelompok siswa yang belajar dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan kelompok siswa yang belajar dengan model pembelajaran inkuiri bebas. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu dengan desain posttest only control group design. Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 3 Payangan dan sampel penelitian adalah kelas VIIA dan VIIC sebagai kelompok eksperimen 1 yang dibelajarkan dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan kelas VIIB dan VIID sebagai kelompok eksperimen 2 yang dibelajarkan dengan model pembelajaran inkuiri bebas. Keseluruhan data diperoleh berupa skor yang dianalisis dengan statistik deskriptif dan MANOVA satu jalur. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa (1) terdapat perbedaan hasil belajar dan keterampilan proses sains siswa antara kelompok siswa yang belajar dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan kelompok siswa yang belajar dengan model pembelajaran inkuiri bebas. (2) Terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelompok siswa yang belajar dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan kelompok siswa yang belajar dengan model pembelajaran inkuiri bebas. (3) Terdapat perbedaan keterampilan proses sains siswa antara kelompok siswa yang belajar dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan kelompok siswa yang belajar dengan model pembelajaran inkuiri bebas.Kata Kunci : hasil belajar, inkuiri, keterampilan proses sains This study aims to describe difference in learning outcomes and students science process skills among groups of students learning with guided inquiry learning model with a group of students who are learning to free inquiry learning model. This research is a quasi-experimental research with posttest only control group design. The population in this study was a class VII student of SMP Negeri 3 Payangan and the sample is VIIA and VIIC class as experimental group 1 used with guided inquiry learning model and class VIIB and VIID as the experimental group 2 used with free inquiry learning model. The data collected in this research are score of learning outcomes and data science process skills of students. The score were analyzed with descriptive statistics and MANOVA one lane. Based on the results research can be concluded that (1) there is difference in learning outcomes and students science process skills among groups of students studied learning guided inquiry model by a group of students who learn to use free inquiry learning model, (2) there is difference in student learning outcomes between groups of students studied learning guided inquiry model by a group of students who learn to use free inquiry learning model, (3) there is difference between science process skills students learn with a group of students learning guided inquiry model by a group of students who learn to use free inquiry learning model

    Analisis Standar Laboratorium Kimia Dan Efektivitasnya Terhadap Capaian Kompetensi Adaptif Di Smk Negeri 2 Negara

    Full text link
    This research was aimed to analyze facilitycarrying capacity, intensity of using laboratory, use factor equipment and chemical, laboratory management, and effectiveness chemistry laboratory standard to adaptive competence achievement.in SMK Negeri 2 Negara. This research was ex-post facto. Laboratory carrying capacitythat appropriate laboratory standard include rooms and common facility is 53% (less category),equipmentsis 45% (less category), andchemical is48% (less category).Intencity using laboratoryin 2012/2013 study yearinclass X is 33.3% (less category), class XIis 100% (very high category), and class XIIis59.3% (enough category). Equipment use factor is 58% (enough category) andchemical is 75.3% (high category). Laboratory management less optimal.The result ofsubsections of laboratory standard in SMK Negeri 2 Negara is effective to adaptive competence achievement. If equipment and chemical needed are available and or substituted, the average of student test comprehension score is 80.3 (higher than KKM)

    Revitalisasi Kerajinan Batu Permata Pulaki

    Full text link
    Batu permata Pulaki merupakan cindera mata khas dari Kawasan Suci Pulaki, Desa Banyupoh, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Bali. Sejak ditemukannya salah satu varian batu permata Pulaki yang dikenal dengan nama Batu Kresnadana oleh Putu Dana (52 tahun) pada tahun 1989, industri kerajinan rakyat batu permata mengalami keemasan sepanjang hampir satu dekade setelah itu. Namun saat ini kerajinan batu permata Pulaki mengalami kemorosotan, hanya segelintir orang yang masih menekuninya. Banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut, diantaranya adalah (1) pemasaran batu permata yang masih terbatas dan banyaknya saingan batu permata dari daerah lainnya maupun dari batu permata tiruan yang banyak beredar di pasaran; (2) masalah produksi, mulai dari keterbatasan bahan baku karena adanya spirit pelestarian dan pengendalian eksplorasi, keterbatasan teknologi produksi, dan desain produk yang masih terbatas; (3) manajemen USAha yang masih manajen tradisional berbasis rumah tangga; dan (4) rendahnya pemahaman terhadap perlindungan hak kekayaan intelektual sehingga banyak batu permata Kresnadana tiruan. Pemecahan permasalahan tersebut menggunakan pendekatan sosiokultural partisipatif dengan metode alih ilmu pengetahuan dan teknologi seperti pelatihan dan pendampingan. Karya utama dari kegiatan ini adalah Buku Batu Permata Pulaki sebagai media memperkenalkan kerajinan batu permata Pulaki dan menjadi konten website promosi. Buku ini merupakan kumpulan USAha revitalisasi baik dari sisi aktivitas-aktivitas alih ilmu pengetahuan dan teknologi, maupun dari sisi manajemen, sosial ekonomi, pelestarian alam, dan perlindungan kekayaan intelektual. Dampak dari program ini adalah peningkatan onset penjualan produk kerajinan batu permata dengan tanpa eksplorasi yang berlebihan terhadap bahan baku

    Mewujudkan Desa Kayuputih Sebagai Model Desa Hijau Bebas Sampah Plastik

    Full text link
    Desa Kayuputih yang berlokasi di daerah lebih tinggi atau di atas dari Kawasan Wisata Lovina disinyalir memberikan kontribusi besar terhadap masalah sampah plastik yang mengotori sepanjang pantai di kawasan tersebut. Permasalahan yang dihadapi desa tersebut adalah (1) rendahnya kesadaran dan kepedulian masyarakat tentang pengelolaan sampah dan penghijauan secara mandiri dan berkesinambungan; (2) belum adanya gerakan penyadaran, pengkapasitasan dan pemberdayaan mulai dari usia dini (anak-anak sekolah TK dan SD) hingga orang dewasa dalam menjaga kelestarian lingkungan; (3) kebutuhan pengetahuan dan teknologi pengelolaan sampah dan penghijauan secara terpadu; dan (4) kebutuhan dan tantangan untuk menjalin kerjasama sinergis dengan pihak-pihak terkait. Penanganan masalah sampah plastik secara berkesinambungan memerlukan sebuah desa model yang dapat dicontoh oleh desa-desa lainnya. Dalam mewujudkan hal tersebut, telah disusun model desa hijau bebas sampah plastik yang selanjutnya diujiterap dengan (1) road show sosialisasi ke sasaran-sasaran strategis seperti sekolah, aparat desa, ibu-ibu rumah tangga dan pihak-pihak terkait (pemerintah daerah, perwakilan rakyat, expatriate yang ada di Kawasan Wisata Lovina dan kelompok penggiat lingkungan hidup yaitu mamamia go green; (2) gebyar pemulungan sampah plastik di pelosok desa disertai gerakan penghijaun; (3) pendidikan dan pelatihan pemilahan dan pengolahan sampah; (4) pembangunan demplot, penyediaan mesin pengolah sampah plastik, dan penyediaan tong sampah; (5) kegiatan lomba sekolah, dusun, dan rumah tangga bersih dan hijau bebas sampah plastic; dan (6) pembentukan organisasi pengelola sistem dan perancangan kerjasama tripartite Universitas Pendidikan Ganesha – Mamamia Go Green – Pemerintah Desa Kayuputih untuk keberlanjutan program ini

    Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Pemahaman Konsep Kimia Dan Keterampilan Berpikir Kritis

    Full text link
    This study was aimed to describe and analyze (1) understanding concepts and critical thinking skills difference between student that learned project-based model and conventional model, (2) understanding concept difference between student that learned project-based learning model and conventional model, (3) critical thinking skills difference between student that learned project-based model and conventional model.. This study included in quasi experiment with posttest only control group design. Sample was collected through simple random sampling in 11th grade student in SMA Negeri 2 Negara of academic year 2012/2013. The data were analyzed with multivariate analysis. The conclusion can be stated based on analysis result is (1) there was difference between understanding concepts and critical thinking skills as impct of project-based model and conventional model (Fcal = 13,921 > Ftable = 3,91). (2) there was difference between understanding concepts as impct of project-based model and conventional model (Fcal = 9,263 > Ftable = 3,91). (3) there was difference between critical thinking skills as impct of project-based model and conventional model (Fcal = 20,714 > Ftable = 3,91)

    Socio-Scientific Issue Module Based on Pros and Cons of Using Pesticides in Citrus nobilis Cultivation for Enhancing Students Awareness in Preserving the Environment

    Get PDF
    Environmental education is a critical government initiative in Indonesia, aiming to cultivate students' environmental awareness. Given the urgent need for students to engage with real-world environmental challenges, this study developed and evaluated a socio-scientific issues (SSI)-based module. The module's primary goal was to deepen students' understanding of local environmental problems and encourage their active participation in preservation efforts. A Research and Development approach, specifically the ADDIE model (analysis, design, development, implementation, and evaluation), guided this research. Data collection utilizes quantitative and qualitative methods. Qualitative data included insights from validation sheets and response questionnaires completed by expert lecturers and students. Quantitative data, in the form of essay questions, were gathered through pre- and post-tests to assess changes in students' environmental awareness after module implementation. The results demonstrated the SSI module's strong validity and effectiveness. Three expert lecturers rated the module with an average validity score of 85, categorized as "good," affirming its sound pedagogical and scientific design. Student evaluations were also overwhelmingly positive, yielding an average score of 89, placing it in the "very good" category. Crucially, the module significantly increased students' awareness of environmental problems. Quantitatively, the average student score rose from 81.25 in the pre-module assessment to 86.25 post-module engagement. These findings highlight the SSI module as an effective and valuable tool for empowering students to learn about and contribute to environmental preservatio

    Chemical Constituent and Antioxidant Activity of Clove (Syzygium aromaticum) Bud and Leaf Essential Oils from Bali

    Get PDF
    Bali is one of clove (Syzygium aromaticum) producers in Indonesia. Clove essential oil is mainly produced from the leaves and flowers. Eugenol is the main component in the essential oil of clove. The objective of this research is to determine constituents and antioxidant activity of clove’s bud and leaf essential oils from Bali. The essential oils were isolated from clove’s bud and leaf samples by steam distillation with the yield of 12.90 and 2.63%. The constituents of the clove essential oils were analyzed by using gas chromatography-mass spectrometry (GC-MS). Thirty-six and twenty-nine constituents were identified based on GC-MS from the clove bud and leaf essential oils, respectively. Major classes of compounds are sesquiterpenes, phenyl propanoids, oxygenated sesquiterpenes, and esters. Different compositions in major constituents were found between both essential oils. Clove bud essential oil (CBEO) contained eugenol (65.29 %), trans-caryophyllene (20.06 %), and α-humulene (3.38 %). While, in clove’s leaf essential oil (CLEO), the composition was eugenol (64.47 %), trans-caryophyllene (27.19 %), and α-humulene (3.62 %). The clove essential oil and its main component show strong antioxidant activity. The antioxidant activity of CBEO, CLEO, and eugenol is 22.58, 29.19, and 17.53 μg/mL, respectively

    Pengaruh Model Pembelajaran Generatif Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Dan Keterampilan Proses Sains

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk : (1) menganalisis perbedaan Keterampilan Berpikir Kreatif (KBK) dan Keterampilan Proses Sains (KPS) antara siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran generatif dengan siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran langsung, (2) menganalisis perbedaan KBK antara siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran generatif dengan siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran langsung dan (3) menganalisis perbedaan KPS antara siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran generatif dengan siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran langsung. Penelitian ini menggunakan nonequivalent control group design. Populasi penelitian adalah siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Negara Tahun Ajaran 2013/2014 dan sampel penelitian adalah siswa kelas XI IPA 5 dan XI IPA 6 yang dipilih dengan simple random sampling. Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif dan dilanjutkan dengan menggunakan one way MANOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ; (1) terdapat perbedaan KBK dan KPS antara siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran generatif dengan siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran langsung (Fhitung = 168,333;
    corecore