(Never) Mind your p's and q's: Von Neumann versus Jordan on the Foundations of Quantum Theory

In two papers entitled "On a new foundation [Neue Begr\"undung] of quantum mechanics," Pascual Jordan (1927b,g) presented his version of what came to be known as the Dirac-Jordan statistical transformation theory. As an alternative that avoids the mathematical difficulties facing the approach of Jordan and Paul A. M. Dirac (1927), John von Neumann (1927a) developed the modern Hilbert space formalism of quantum mechanics. In this paper, we focus on Jordan and von Neumann. Central to the formalisms of both are expressions for conditional probabilities of finding some value for one quantity given the value of another. Beyond that Jordan and von Neumann had very different views about the appropriate formulation of problems in quantum mechanics. For Jordan, unable to let go of the analogy to classical mechanics, the solution of such problems required the identication of sets of canonically conjugate variables, i.e., p's and q's. For von Neumann, not constrained by the analogy to classical mechanics, it required only the identication of a maximal set of commuting operators with simultaneous eigenstates. He had no need for p's and q's. Jordan and von Neumann also stated the characteristic new rules for probabilities in quantum mechanics somewhat differently. Jordan (1927b) was the first to state those rules in full generality. Von Neumann (1927a) rephrased them and, in a subsequent paper (von Neumann, 1927b), sought to derive them from more basic considerations. In this paper we reconstruct the central arguments of these 1927 papers by Jordan and von Neumann and of a paper on Jordan's approach by Hilbert, von Neumann, and Nordheim (1928). We highlight those elements in these papers that bring out the gradual loosening of the ties between the new quantum formalism and classical mechanics.Comment: New version. The main difference with the old version is that the introduction has been rewritten. Sec. 1 (pp. 2-12) in the old version has been replaced by Secs. 1.1-1.4 (pp. 2-31) in the new version. The paper has been accepted for publication in European Physical Journal

Improved Stroke Detection at Early Stages Using Haar Wavelets and Laplacian Pyramid

Stroke merupakan pembunuh nomor tiga di dunia, namun hanya sedikit metode tentang deteksi dini. Oleh karena itu dibutuhkan metode untuk mendeteksi hal tersebut. Penelitian ini mengusulkan sebuah metode gabungan untuk mendeteksi dua jenis stroke secara simultan. Haar wavelets untuk mendeteksi stroke hemoragik dan Laplacian pyramid untuk mendeteksi stroke iskemik. Tahapan dalam penelitian ini terdiri dari pra proses tahap 1 dan 2, Haar wavelets, Laplacian pyramid, dan perbaikan kualitas citra. Pra proses adalah menghilangkan bagian tulang tengkorak, reduksi derau, perbaikan kontras, dan menghilangkan bagian selain citra otak. Kemudian dilakukan perbaikan citra. Selanjutnya Haar wavelet digunakan untuk ekstraksi daerah hemoragik sedangkan Laplacian pyramid untuk ekstraksi daerah iskemik. Tahapan terakhir adalah menghitung fitur Grey Level Cooccurrence Matrix (GLCM) sebagai fitur untuk proses klasifikasi. Hasil visualisasi diproses lanjut untuk ekstrasi fitur menggunakan GLCM dengan 12 fitur dan kemudian GLCM dengan 4 fitur. Untuk proses klasifikasi digunakan SVM dan KNN, sedangkan pengukuran performa menggunakan akurasi. Jumlah data hemoragik dan iskemik adalah 45 citra yang dibagi menjadi 2 bagian, 28 citra untuk pengujian dan 17 citra untuk pelatihan. Hasil akhir menunjukkan akurasi tertinggi yang dicapai menggunakan SVM adalah 82% dan KNN adalah 88%

The Aleph Zero or Zero Dichotomy

The Aleph Zero or Zero Dichotomy is a strong version of Zeno's Dichotomy II which being entirely derived from the topological successiveness of the w-order comes to the same Zeno's absurdity

Wujud Garapan Komposisi Kung

1. Deskripsi Garapan Komposisi karawitan kreasi pepanggulan yang berjudul KUNG merupakan komposisi karawitan instrumental yang berpijak dari pola-pola tradisi yang sudah ada, namun pnggarap memiberikan sentuhan kreatif serta disesuaikan dengan perkembangan nuansa estetika kekinian. Dengan mengembangkan, penataan pola-pola dan unsur musikal baik dari struktur lagu, teknik permainan maupun motif- motif gendingnya dengan penataan dan pengolahan unsur – unsur musikal seperti : nada, melodi, irama ( ritme ), tempo, dinamika. Disamping itu dilakukan penataan dalam penyajiannya agar karya seni yang disajikan tidak hanya enak didengar tetapi juga enak untuk dipandang dalam penyajiuan karya nantinya sebagai sebuah karya seni petunjukan. Selain hal – hal tersebut diatas, sifat – sifat estetika umum seperti unity ( keutuhan, kekompakan, kebersihan ), complexity ( kerumitan ) dan intensity ( kekuatan, kesungguhan, keyakinan ) juga dijadikan acuan dalam mewujudkan garapan karya seni. Garapan komposisi karawitan kreasi pepanggulan dengan judul KUNG ini mempergunakan kaidah struktur komposisi karawitan kreasi yaitu : kawitan, pengawak, pengecet dan pekaad

The isomorphism problem for tree-automatic ordinals with addition

This paper studies tree-automatic ordinals (or equivalently, well-founded linearly ordered sets) together with the ordinal addition operation +. Informally, these are ordinals such that their elements are coded by finite trees for which the linear order relation of the ordinal and the ordinal addition operation can be determined by tree automata. We describe an algorithm that, given two tree-automatic ordinals with the ordinal addition operation, decides if the ordinals are isomorphic