4,033 research outputs found
Dubrovački patriciji pred izazovom prava (druga polovica 14. i 15. stoljeće)
Through the application of the prosopographical method, among others, the author examines the attitude of Ragusan patricians towards the law in the late Middle Ages. Since the late 14th century nomotechnical knowledge gradually improved and Ragusan legislation became more integrated and systematic. However, the 16th century was characterized by the victory of legal conservativism, rejection of legal reform, and increasing frequency of separate palliative measures aiming at the facilitation of practical applications of law. Furthermore, presenting the system of ad hoc legal boards and then the operation of a permanent body (providuri) in charge of the creation of legal strategy in the fields of legislation, the judiciary, and administration since 1477, the article examines the under-researched issue of the development of legal plans. It is known that the Ragusan judiciary was not laid upon professional foundations. In fact, research findings indicate that in the 15th century very few among the most important jurisdictional positions were held by patricians with specific legal experience. Prosopographical analysis revealed that in the 15th century there were sixteen Ragusan law students. Ten of them were members of the patrician class. However, among these as many as seven were canons that would not enter state administration bodies. Only one of the three secular patricians held a position that enabled him to apply the legal knowledge acquired during his studies. In addition, the author emphasizes the scarce effect of the occasional legal courses organized in Dubrovnik and the slim probability that patricians would engage in self-education by studying legal books. Based on the presented indicators, the author concludes that the symbolic value of the legal constituent in the construction of identity (state, class, and individual) outmatched the value that the patricians attributed to law as a normative instrument used in the regulation of societal reality
MUSEUM KELAUTAN DI BANDA ACEH
ABSTRAKIndonesia di kenal sebagai negara kepulauan yang merupakan wilayah sepanjang 3.000 mil berupa hamparan lautan yang luas dari Sabang sampai Merauke. Jumlah pulau yang tersebar di Indonesia yaitu lebih dari 17.508 pulau, dengan demikian Indonesia menjadi negara kepulauan terbesar di dunia. Tidak tersedianya sarana edukasi museum kelautan untuk rakyat Aceh menyebabkan timbulnya pemikiran untuk mendesain sebuah wadah untuk edukasi mengenai kelautan.Pendekatan desain yang di lakukan adalah dengan bertemakan Arsitektur Neo Vernakular yang mengambil unsur setempat dan di modifikasi sehingga menjadi desain yang modern. Tema ini cocok di karenakan sasaran pengunjung museum yaitu masrakat Aceh hingga mancanegara. Dengan menggunakan unsur setempat maka dapat mengenalkan ciri khas bentukan Aceh.Museum ini dapat menjadikan sarana yang edukatif bagi seluruh wisatawan lokal maupun wisatawan asing.Kata Kunci : Museum, Kelautan, Sejarah, Arsitektur Neo Vernakula
Reduction of the COSMOS Southern Sky galaxy survey data to the RC3 standard system
After having cross-identified a subsample of LEDA galaxies in the COSMOS
database, we defined the best relations to convert COSMOS parameters
(coordinates, position angle, diameter, axis ratio and apparent magnitude) into
RC3 system used in the LEDA database. Tiny secondary effects can be tested:
distance to plate cenetrs effect and air-mass effect. The converted COSMOS
parameters are used to add missing parameters on LEDA galaxies.
Key words: galaxies - catalogue - photometryComment: 5 pages, postcript including figures, to appear in MNRAS, reprint
requests: [email protected]
PENGARUH AKTIVITAS SENAM AEROBIK TERHADAP KADAR GULA DARAH PADA PENDERITA DM TIPE 2 DI KLUB SENAM DESA GILANG RT 25 RW 07 TAMAN SIDOARJO
Pada penderita DM tubuhnya tidak mampu mengontrol tingkat glukosa secara otomatis karena tubuh tak memproduksi cukup insulin. Cara mengontrol gula darahnya dengan konsumsi OHO dan diet, namun sering kali kadar glukosa tidak stabil karena jarang berolahraga. Salah satu intervensi untuk menurunkan kadar glukosa dengan senam aerobik tapi masih belum pernah diteliti. Tujuan penelitian ini mengetahui pengaruh senam aerobik terhadap kadar gula darah penderita DM tipe 2.
Jenis penelitian adalah Pra-Experimental dengan rancangan One-group pre-post design. Populasi penderita DM tipe 2 sebanyak 16 orang di ambil dengan teknik total sampling. Variabel independen senam aerobik dan variabel dependen kadar gula darah. Instrumen dengan kuisoner dan lembar observasi. Data dianalisis dengan uji Paired t test dengan tingkat kemaknaaan α =0,05.
Hasil penelitian rata – rata kadar gula darah pre test adalah 207.1mg/dl, rata- rata kadar gula darah post test 174.9mg/dl, hasil uji Paired t test P = 0,000 sehingga P < α maka H0 ditolak berarti ada pengaruh senam aerobik terhadap kadar gula darah pada penderita DM tipe 2.
Simpulan penelitian yaitu senam aerobik mempunyai pengaruh terhadap kadar gula darah. Bagi penderita DM agar melaksanankan senam aerobik secara teratur 3 kali seminggu selama 45 menit yang dapat menurunkan kadar glukosa
PEMBERIAN SUDUT TIDUR 45 DERAJAT PADA PASIEN CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF) DENGAN DIAGNOSA KEPERAWATAN GANGGUAN POLA TIDUR DI RUANG CHEST PAIN UNIT (CPU) RUKITAL DR.RAMELAN SURABAYA
CHF adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah keseluruh jaringan, dimana jantung sebagai pompa tidak mampu memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme jaringan. Sesak nafas dan dada tertekan saat berbaring adalah salah satu tanda gejala dari CHF yang akan menimbulkan masalah keperawatan, salah satunya adalah gangguan pola tidur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan sudut posisi tidur 450 pada pasien CHF di ruang CPU Rumkital Dr.Ramelan Surabaya.
Desain penelitian karya imiah ini adalah deskriptif dengan metode studi kasus. Subjeknya adalah pasien CHF dengan masalah keperawatan gangguan pola tidur. Pengumpulan data dengan format pengkajian asuhan keperawatan, dengan
cara wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, dan dokumentasi.
Hasil dari penerapan pemberian sudut posisi tidur 450 selama 3 hari berturut- turut adalah tujuan tercapai sebagian. Pada klien didapatkan hasil penurunan skor PSQI yang semula 16 (gangguan tidur berat) menurun menjadi 11 (gangguan tidur sedang).
Pemberian sudut posisi tidur 450 mempunyai dampak positif yaitu mengatasi masalah gangguan tidur pada pasien CHF karena sesak nafas saat berbaring. Perawat hendaknya dapat menerapkan pemberian sudut posisi tidur 450 pada seluruh pasien yang mengalami gangguan pola tidur karena sesak nafas saat berbaring. Demikian juga keluarga hendaknya terlibat dalam penerapan ini dan mempertahankannya selama perawatan di rumah
Angela Albanese – Franco Nasi (eds.), L’artefice aggiunto. Riflessioni sulla traduzione in Italia: 1900-1975, Ravenna, Longo, 2015, 354 pp.; Franco Nasi, Traduzioni estreme, Macerata, Quodlibet, 2015, 165 pp.
Penggunaan Media Kultur Hasil Fermentasi Berbeda Terhadap Pertumbuhan Populasi Cacing Sutera (Limnodrilus SP)
Cacing Sutera merupakan cacing berwarna merah darah yang termasuk dalam kelas Oligochatea air tawar yang memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi. Namun ketersediaan Cacing Sutera didapatkan dari hasil penangkapan alam. Ketersediaan Cacing Sutera tergantung pada musiman bila musim hujan ketersedian Cacing Sutera akan berkurang. Oleh karena itu perlu dilakukan pembudidayaan Cacing Sutera untuk memenuhi permintaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertambahan populasi Cacing Sutera (Limnodrilus sp) dengan menggunkan media kultur hasil fermentasi yang berbeda serta untuk mengetahui media kultur hasil fermentasi yang terbaik dalam menghasilkan pertambahan populasi Cacing Sutera (Limnodrilus sp). Penelitian ini telah dilaksanakan selama 40 hari pada tanggal 10 Juni sampai 20 Agustus 2014. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 (empat) taraf perlakuan, masing-masing perlakuan dilakukan 3 (tiga) kali ulangan, yaitu MK0 (debu batu bata 9 kg + fermentasi 4,5 kg kotoran kambing), MK1 (debu batu bata 9 kg + fermentasi 4,5 kg kotoran kambing + fermentasi 4,5 kg keong mas) MK2 (Debu batu bata 9 kg + fermentasi 4,5 kg kotoran kambing + fermentasi 2,25 kg Azolla pinnata), MK3 (debu datu bata 9 kg + fermentasi 4,5 kg kotoran kambing + fermentasi 4,5 kg pellet ikan). Wadah yang digunakan berupa kotak kayu berbentuk melingkar berukuran (60x60x20) cm3 yang dilapisi plastik hitam. Media Pupuk yang digunakan difermentasi menggunakan MA11. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media debu batu bata 9 kg + fermentasi 4,5 kg kotoran kambing + fermentasi 2,25 kg Azolla pinnata, memberikan pengaruh (p<0,05) terhadap pertambahan populasi Cacing Sutera sebesar 1.176.221 individu/m2 dan merupakan media kultur hasil fermentasi yang terbaik selama 40 hari masa pemeliharaan. Kata Kunci : Media Kultur, Pertumbuhan Populasi, Cacing Suter
- …
