1,287 research outputs found

    PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK LEARNING PADA MATA PELAJARAN PENGOLAHAN MAKANAN KONTINENTAL DI SMKN 2 BALEENDAH

    Get PDF
    Pendekatan saintifik learning merupakan pendekatan pembelajaran yang digunakan pada kurikulum nasional. SMKN 2 Baleendah dijadikan contoh dalam menggunakan kurikulum nasional. Pengolahan Makanan Kontinental (PMK) merupakan salah satu mata pelajaran yang ada di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Penggunaan pendekatan saintifik learning pada mata pelajaran pengolahan makanan kontinental kurang optimal. Tujuan penelitian dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai penerapan pendekatan saintifik learning pada mata pelajaran Pengolahan Makanan Kontinental khususnya materi sauce ditinjau dari hasil belajar, langkah pembelajaran serta aktifitas siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah Quasi Experimental Design dengan desain penelitian Nonequivalent Control Group Design. Hasil penelitian menunjukan hasil belajar pada kelas saintifik learning mengalami peningkatan yaitu sebesar 52,74% dari hasil pretest-postest dan termasuk pada kriteria N-Gain Tinggi, sedangkan aktifitas siswa ada pada kriteria baik sebanyak 80,55%. Sementara hasil belajar kelas konvensional mengalami peningkatan sebesar 39,56% dari hasil pretest-postest dan termasuk pada kriteria N-Gain sedang, sedangkan aktifitas siswa ada pada kriteria sedang dengan nilai 42,07%. Selanjutnya untuk langkah pembelajaran pada kedua kelas terlaksana dengan baik dan sesuai dengan pendekatan yang digunakan. Dari hasil belajar, langkah pembelajaran serta aktifitas siswa dapat disimpulkan bahwa pendekatan saintifik learning mampu meningkatkan kemampuan kognitif siswa melalui aspek pengetahuan (C1), Pemahaman (C2), Penerapan (C3), serta aktifitas siswa pada mata pelajaran PMK dengan materi sauce. Kata Kunci: Penerapan, saintifik learning, Pengolahan Makanan Kontinental. Scientific learning is an instructional approach used in the national curriculum. SMKN 2 Baleendah used as examples in the national curriculum. Continental Food Processing is one of the subjects in vocational schools. The use of scientific learning on the subjects of continental food processing is less than optimal. The purpose of research to obtain an overview of the implementation of scientific learning in the subject matter Food Processing sauce Continental especially in terms of learning outcomes, learning step and student activity. The method used was Quasi-Experimental Design with research design Nonequivalent Control Group Design. The result of research has showen scientific learning outcomes in the classroom learning has risen as much as 52.74% from the pretest-posttest and included with N-Gain criteria high, while the activity of students is in good criteria as much as 80.55%. While the conventional classroom learning outcomes increased by 39.56% from the pretest-posttest and including the N-Gain criteria being, while the activity of students there on the criteria being with a value of 42.07%. Furthermore, to step on both classroom learning conducted properly and in accordance with the approach used. From the results of learning, learning step and the activities students can be concluded that the scientific approach can increase students' cognitive abilities through knowledge aspect (C1), Understanding (C2), Implementation (C3), as well as activities of students on subjects Continental Food Processing with sauce material. Keywords: Implementation, scientific learning, Continental Food Processing

    PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA (Studi Eksperimen Siswa di Kelas VIII MTs Negeri 2 Kota Cirebon)

    Get PDF
    POPI INDRIANI. PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA (Studi Eksperimen Siswa di Kelas VIII MTs Negeri 2 Kota Cirebon). Skripsi. Cirebon: Fakultas Tarbiyah, Jurusan Matematika, Institut Agama Islam Negeri, Agustus 2013. Pengajaran matematika menuntut siswa menunjukkan sikap yang aktif, kreatif, inovatif, dan bertanggung jawab. Hal ini sesuai dengan teori belajar Piaget yang menyatakan bahwa pembelajaran harus memfokuskan pada proses berpikir anak, ada keterlibatan aktif anak-anak dalam pembelajaran, tetapi kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak ditemukan siswa yang tidak berani bertanya apalagi untuk mengemukakan pendapatnya saat belajar matematika di kelas, hal ini bisa disebabkan karna pembelajaran yang berlangsung di kelas masih berpusat pada guru (Teacher Centered) sehingga siswa di kelas cenderung pasif. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menjelaskan seberapa besar kemampuan berpikir kritis siswa dengan penerapan pendekatan Reciprocal Teaching, menjelaskan ada tidaknya pengaruh penerapan pendekatan Reciprocal Teaching terhadap kemampuan berpikir kritis siswa dan untuk menggambarkan respon siswa terhadap penggunaan pendekatan Reciprocal Teaching. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang menuntut siswa untuk berpikir. Matematika juga diartikan sebagai suatu bidang ilmu yang merupakan alat pikir untuk memecahkan berbagai persoalan. Untuk memecahkan suatu persoalan matematika tidak hanya membutuhkan kemampuan mengingat saja namun membutuhkan kemampuan lain seperti kemampuan berpikir kritis. Salah satu cara untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran matematika yaitu dengan menerapkan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa (Student Centered) yaitu pendekatan Reciprocal Teaching. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII MTs Negeri 2 Kota Cirebon. Peneliti mengambil dengan cara cluster random sampling, dan yang terpilih adalah kelas VIII B sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII C sebagai kelas kontrol yang masing-masing kelasnya berjumlah 36 siswa. Data hasil instrumen kemudian dianalisis menggunakan uji statistik non parametrik yaitu uji Mann Withney. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dihitung pula nilai effect size yang menggunakan rumus d Cohen. Kemudian melengkapi uji Mann-Withney digunakan pula analisis regresi dengan menggunakan variabel dummy. Berdasarkan hasil analisis data, penelitian ini menyimpulkan bahwa besarnya pengaruh ditunjukkan oleh nilai dari d Cohen sebesar 2,21 yang berarti penerapan pendekatan pembelajaran Reciprocal Teaching dalam pembelajaran matematika memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap kemampuan berpikir kritis siswa dari pada menggunakan pendekatan konvensional yakni pendekatan Teacher Centered. Selain itu ditunjukkan pula besarnya pengaruh oleh hasil pengujian nilai koefisien determinasi sebesar 55,7%, sedangkan sisanya 44,3% dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi proses pembelajaran. Adapun persamaan regresi variabel Dummy adalah Ŷ = 60,06 + 19,54 X. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Reciprocal Teaching terhadap kemampuan berpikir kritis siswa. Kata Kunci : Pendekatan Reciprocal Teaching, Berpikir Kritis KATA PENGANTAR Bismillahirrohmaanirrohii

    The Study of Visitors\u27 Satisfaction at Gunung Kidul Regency Tourist Destinations: an Application of Holiday Satisfaction (HOLSAT) Model

    Get PDF
    This study focuses its analysis on tourist satisfactions in various tourist destinations in the area of Gunung Kidul Regency of Yogyakarta Special Region. Analysis on tourist satisfaction in this research utilizes the Holiday Satisfaction (HOLSAT) model, first proposed by Tribe and Snaith. Its primary principle in evaluating tourist satisfactions is determined by comparing tourist perceptions on their holiday activities prior to doing activities (expectation) and after (experience) they do the activities. Survey is the primary research method applied in this study, in which questionnaire is designed based on the HOLSAT model itself. Analyses reveal that as a new, developing tourist destination in Yogyakarta, the tourist holiday satisfaction level in various tourist attractions in the area of Gunungkidul Regency is notably high for attraction attributes. The average mean of expectation and experience using the HOLSAT model in this research shows that attributes categorized as attraction and activities components are those that are highly perceived by the respondents. This means that in these two elements the tourists are satisfied. On the other hand, attributes categorized in accessibilities and amenities components receive the least score by the respondents, which means that the tourist are not satisfied in these items

    INPRES NO 14 TAHUN 1967 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP IDENTITAS MUSLIM TIONGHOA CIREBON TAHUN 1966-1998

    Get PDF
    Popi Siti Sopiah.14123151177. Inpres No 14 Tahun 1967 Dan Implikasinya Terhadap Identitas Muslim Tionghoa Cirebon Tahun 1966-1998. Skripsi. Jurusan Sejarah Kebudayaan Islam. Fakultas Ushuludin Adab Dakwah. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon. 2016. Pada awal Orde Baru (1966-1998), Soeharto mengeluarkan kebijakan asimilasi terhadap kelompok keturunan Tionghoa di Indonesia. Tujuan dari kebijakan tersebut agar secara individual sifat-sifat ketionghoaannya mampu dihapuskan. Kebijakan pada rezim Soeharto tersebut dilakukan melalui Instruksi Presiden No. 14 Tahun 1967. Melalui kebijakan tersebut, pemerintah Orde Baru mengharuskan seluruh orang Tionghoa untuk melakukan asimilasi dengan pribumi melalu beberapa hal seperti penggantian nama Tionghoa dengan nama pribumi, pembatasan ruang gerak pada adat istiadat yang berbau Tionghoa serta agama orang Tionghoa yang harus mengikuti agama yang diakui oleh pemerintah.Agar lebih tajam, penelitian ini dapat dirumuskan ke dalam beberapa pertanyaan berikut: 1) Bagaimanakah gambaran kehidupan Muslim Tionghoa Cirebon sebelum dikeluarkannya Inpres No.14 ahun 1967? 2) Apa yang melatarbelakangi munculnya Inpres No.14 Tahun 1967? 3) Bagimanakah implikasi dari dikeluarkannya Inpres No 14 Tahun 1967 terhadap identitas Muslim Tionghoa Cirebon? Adapun tujuan dari penelitian ini adalah 1) Mengetahui gambaran umum Cirebon, sejarah singkat kedatangan oang-orang Tionghoa serta kehidupan sosial budayanya sebelum dikeluarkan Inpres No 14 Tahun 1967 2) Mengetahui latar belakang Inpres No 14 Tahun 1967 dikeluarkan serta dilaksanakannya bagi Muslim Tionghoa Cirebon 3) Mengetahui implikasi dari pelaksanaan Inpres No 14 Tahun 1967 terhadap identitas Muslim Tionghoa Cirebon tahun 1966-1998. Penelitian ini menggunakan metode historis dengan pendekatan library research dengan menggunakan metode kualitatif. Dalam penelitian ini penulis menggunakan berbagai sumber sebagai rujukan, baik sumber primer maupun sekunder. Sumbersumber rujukan tersebut berupa buku, jurnal, artikel dan sebagainya. Dari penelitian ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa Dengan adanya Inpres No 14 Tahun 1967 tersebut menjadikan etnis Tionghoa terdiskriminasi karena mereka tidak diberikan ruang yang bebas untuk mengekspresikan kebudayaannya, serta harus berasimilasi dengan pribumi. Meskipun di sisi lain, asimilasi ternyata telah menjadikan pribumi menerima keberadaan orang-orang Tionghoa karena etnis Tionghoa tersebut mengidentifikasikan dirinya ke dalam pribumi. Kata Kunci: Muslim Tionghoa, Orde Baru, Asimilasi, Cirebo
    corecore