8,632 research outputs found

    Schematic Representation: How Students Creating IT?

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses terbentuknya representasi skematis murni dan representasi skematis campuran yang diciptakan oleh siswa selama menyelesaikan word problem. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif yang bersifat deskriprif. Dalam penelitian ini melibatkan 45 siswa kelas 8. Sedangkan untuk memilih subjek tidak dipilih secara acak, namun dipilih berdasarkan kemampuan siswa dalam menciptkan representasi skematik. Pengumpulan data dilakukan dengan meminta siswa untuk menyelesaikan Tugas Pemecahan Masalah secara think aload, yaitu siswa diminta untuk menyuarakan apa yang dipikirkannya. Selain itu siswa juga menuangkan pikirannya mengunakan kertas dan pensil. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses representasi skematis murni diciptakan siswa dengan membuat gambar skema berupa garis besar dari masalah dan dilengkapi dengan beberapa keterangan pokok yang ada dalam masalah. Sedangkan proses representasi skematis campuran diciptakan siswa dengan membuat gambar skema yang dilengkapi dengan keterangan-keterangan dan gambar nyata yang sesuai dengan situasi dalam masalah. Kedua jenis representasi skematis ini sangat efektif dalam membantu siswa dalam menyelesaikan word problem

    An Analysis of Major Determinants of Poverty in Agriculture Sector in Pakistan

    Get PDF
    Replaced with revised version of paper 05/21/08.Food Security and Poverty,

    Pengaruh Kepuasan Kerja dan Loyalitas Kerja terhadap Organizational Citizenship Behavior (Ocb) pada Kinerja Karyawan Pt.hm.sampoerna,tbk Baturaja Timur Sumatera Selatan

    Full text link
    Purpose: The purpose of this study was to determine the influence of job satisfaction and work loyalty to organizational citizenship behavior on employees\u27 performance at PT. HM Sampoerna TBK Baturaja Timur, South Sumatera.Metodh: This research used data from primary data collected directly from teh object under study using questionnaries. The analyses used are multiple linear analysis and coefficient of determination. The results of the research from the t-test analysis show that partially job satisfaction and work loyalty significantly influence Organizational Citizenship Behavior.Findings: The results of the F test show that job satisfaction and work loyalty simultaneously have a significant influence on Organizational Citizenship Behavior. The magnitude of the determination coefficient (R Square) is 94.6% while the remaining 5.4% is influenced by other variables. The result of this research are expected to be used as suggestion, either for PT. HM Sampoerna TBK Baturaja Timur, South Sumatera to managing the company or by researchers futher.Originality:

    Analisis Model Kebutuhan Parkir Pada Bangunan Perdagangan Di Kota Banjarmasin

    Full text link
    Parking area is one of the important problem in our daily life. This park problem increases as much as growth of resident. As the increasing of amont of people and vehicle. Those wildings are no longer enable to provide the parking area, beside that buldings with many space parking area. The purpose of this research is describing the need of two and four wheel vehicle for the parking area in the comerse building inBanjarmasin. In this case, providing of parking area is counting based on the maximum accumulation of two and four wheel vehicle to the width of building, amount of employees.The method used is analysis of linier and multy linier regresi. As the result of analysis, the best regresi model for four wheel motor vehicle parking is linier with equition of Y1 = 4,63 + 0,0083 X1 With R2 = 0,981, and for two wheel motor vehicle is linier with equition of Y2 = 2,84 + 0,0167 with R2 = 0,982. The minimum standart widw of parking need four for the four wheel motor vehicle is one check park 101 m2 of comerce building, and for the two wheel motor vehicle is one check park 57 m2 of comerce building

    Pengaruh Musyawarah Guru Mata Pelajaran (Mgmp) Terhadap Peningkatan Profesionalisme Dan Kinerja Mengajar Guru SMA Negeri Kota Tasikmalaya

    Full text link
    Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) merupakan wadah asosiasi atau perkumpulan bagi para guru mata pelajaran yang berada dtsuatu sanggar, sekolah kabupaten/kota yang berfungsi sebagai sarana untuk saling berkomunikasi, belajar, dan bertukar pikiran dan pengalaman dalam rangka meningkatkan kinerja guru sebagai praktisi/pelaku Perubahan reorientasi pembelajaran di kelas, Kenyataan yang ditemui di lapangan, saat ini kiprah MGMP khususnya MGMP tingkat SMA secara umum belum berjalan secara optimal sebagaimana yang diharapkan. Bahkan dibeberapa tempat khususnya pada tingkat Kabupaten/Kota dan Provinsi, hal ini tidak berjalan sama sekali. Penelitian ini ditujukan untuk memperoleh gambaran tentang: Efektifitas pelaksanaan musyawarah guru mata pelajaran/ MGMP yang sesuai dengan kebutuhan peningkatan profesionalisme dan kinerja mengajar guru mara pelajaran, pengaruh musyawarah guru mata pelajaran/MGMP terhadap peningkatan profesionalisme guru, dan pengaruh musyawarah guru mata peiajaran/MGMP terhadap peningkatan kinerja mengajar guru pada tingkat SMA Negeri di Kota Tasikmalaya

    Analisis Bundaran Pada Simpang Empat Jalan a. Yani Km 36 Di Banjarbaru

    Full text link
    Kota Banjarbaru merupakan kota penghubung antara kota Banjarmasin dengan kota lainnya di Kalimantan selatan. Bundaran pada simpang empat Jalan A. Yani ini merupakan salah satu bundaran penting di Banjarbaru. Bundaran ini melayani berbagai arus yang berasal dari arah Banjarmasin, Martapura, Jalan Mistarcokrokusumo dan Jalan Ir. P.M. Noor. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui kinerja bundaran saat ini, kinerja bundaran ketika ukuran lebar jalinan di perkecil, dan kinerja bundaran ketika ukuran lebar jalinan di perbesar. Penelitian yang dilakukan pada bundaran ini yaitu dengan pengumpulan data primer dan sekunder. Dalam melakukan analisa, perhitungan berdasarkan metode dari Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997. Dari hasil analisa menunjukan bahwa volume terbesar terdapat pada sore hari yaitu jam 16.45-17.45 wita sebesar 1953,6 smp/jam dan terdapat pada jalinan antara Jl. P.M. Noor dengan Jl. Mistarcokrokusumo. Untuk derajat kejenuhan pada kondisi eksisting dan ukuran lebar jalinan di perkecil sebesar 0,24. Sedangkan kondisi ukuran lebar jalinan di perbesar yaitu sebesar 0,22. Untuk nilai tundaan pada kondisi eksisting sebesar 6,355 det/smp, pada kondisi ukuran lebar jalinan di perkecil yaitu sebesar 6,403 det/smp dan pada kondisi ukuran lebar jalinan di perbesar yaitu sebesar 6,245 det/smp. Berdasarkan MKJI 1997 nilai DS < 0,85 dan nilai D < 10 det, maka bundaran ini masih normal atau tidak jenuh kepadatan arusnya

    Sistem Sentralisasi Kepolisian Indonesia dalam Pradigma Good Governance

    Full text link
    Keberadaan lembaga kepolisian dalam suatu negara mutlak diperlukan. Tidak ada satu pun negara di dunia ini yang tidak mempunyai lembaga kepolisian. Namun demikian, antara satu lembaga kepolisian pada suatu negara belum tentu menggunakan sistem kepolisian yang sama pula dikarenakan adanya pengaruh dari faktor sistem politik/pemerintahan yang dianut serta mekanisme sistem kontrol sosial yang berlaku dalam negara tersebut. Bahkan dengan sistem pemerintahan yang sama-sama menganut paham demokratis pun, belum tentu menggunakan sistem kepolisian yang sama. Sebagaimana diketahui secara universal hingga kini yaitu di dalam negara-negara demokratis terdapat tiga sistem kepolisian yang digunakan, yaitu Sistem Kepolisian Terpisah (Fragmented System of Policing), Sistem Kepolisian Terpusat (Centralized System of Policing) dan Sistem Kepolisian Terpadu (Integrated System of Policing). Oleh karena itulah dalam praktik kepolisian dipandang perlu untuk menelaah lebih lanjut terkait dengan berbagai kelemahan maupun kelebihan dimaksud melalui suatu metode perbandingan antar sistem kepolisian dalam rangka mendapatkan pemahaman secara integral tentang perbedaan yang terdapat antara suatu sistem kepolisian pada suatu negara tertentu dengan sistem kepolisian negara lain. Sistem kepolisian di Indonesia menggunakan paradigma Centralized System of Policing, yaitu suatu sistem kepolisian yang terpusat di mana sistem kepolisian berada di bawah kendali atau pengawasan langsung oleh pemerintah pusat. Sistem ini dahulunya dianut oleh sistem pemerintahan yang totaliter seperti Jerman pada era Nazi. Outcome yang hendak dicapai dari hasil perbandingan sistem kepolisian dimaksud antara lain agar dapat diambil suatu manfaat dari suatu sistem kepolisian negara tertentu bagi negara lainnya, antara lain berupa penataan dan pengembangan organisasi (organizational development)&nbsp;serta pengembangan potensi kerjasama kerjasama antar lembaga kepolisian beberapa negara
    corecore