104 research outputs found

    Analisis Faktor-Faktor Erosi Tanah, dan Tingkat Bahaya Erosi dengan Metode Rusle di DAS Wai Batu Merah Kota Ambon Provinsi Maluku

    Get PDF
    Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli-Oktober 2016 di DAS Wai Batu Merah Kota Ambon Provinsi Maluku dengan luas 685.14 ha yang meliputi Negeri Batu Merah dan sebagian Negeri Soya. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan: 1) menetapkan faktor-faktor yang mempengaruhi erosi; 2) menetapkan besar dan tingkat bahaya erosi; dan 3) menentuan arahan rehabilitasi lahan yang sesuai untuk mengendalikan erosi. Metode penelitian adalah metode survey dengan pola pendekatan sintetik serta analitik dengan jarak observasi fleksibel berdasarkan unit lahan. Metode penentuan besar erosi adalah berdasarkan metode Revisi USLE (Renard et al., 1997) serta tingkat bahaya erosi berdasarkan kriteria FAO (1979) dalam Ponce-Hernandez (2004). Hasil ditemukan adalah: 1) Faktor-faktor yang mempengaruhi erosi di DAS Wai Batu Merah adalah erosivitas hujan (R), erodibilitas tanah (K), topografi (LS), vegetasi (C), tindakan konservasi tanah (P). Faktor erosivitas hujan tahunan = 2419.03 ton.m/ha/cm-hujan. Untuk erosivitas bulanan, maka erosivitas tertinggi pada bulan Juli memiliki yaitu sebesar 537.34 ton.m/ha/cm-hujan, kemudian diikuti oleh bulan Juni sebesar 526.03 ton.m/ha/cm-hujan. Faktor erodibilitas tanah tergolong tingkat sangat rendah, sedang dan agak tinggi. Tanah-tanah dengan tingkat erodibilitas agak tinggi adalah Thapto-Histic Hydraquents dengan nilai K sebesar 0,380 tergolong klas agak tinggi. Ini berarti bahwa bila faktor-faktor erosi lain berada dalam kondisi yang identik, maka potensi terjadinya degradasi lahan akibat erosi pada tanah ini lebih tinggi dibandingkan dengan tanah lainnya di daerah penelitian. Sedangkan tingkat erodibilitas rendah adalah Lithic Udorthents dan Typic Fluvaquents dengan nilai K masing-masing 0,175 dan 0,178. Hal ini mengindikasikan bahwa tanah-tanah tersebut lebih resisten terhadap degradasi lahan akibat erosi jika dibandingkan dengan tanah lainnya di DAS Wae Batu Merah. Nilai faktor LS terendah yaitu pada unit lahan yang memiliki kemiringan lereng 0-3% dan 3-8% dengan nilai LS sebesar 0,25. Pada unit lahan yang memiliki kemiringan lereng 8-15%, nilai LSnya adalah sebesar 1,2, pada unit lahan dengan kemiringan lereng 15-30%, nilai LSnya adalah sebesar 4,25, dan unit lahan dengan kemiringan lereng 30-45%, memiliki nilai LS sebesar 9,50; sedangkan unit-unit lahan yang memiliki kemiringan lereng 45-65% dan > 65%, nilai LSnya sebesar 12,0, sekaligus sebagai nilai LS tertinggi pada seluruh unit lahan. Faktor vegetasi atau faktor pengelolaan tanah dengan tanaman tertentu adalah permukiman nilai C = 1; semak belukar dengan nilai C = 0.3; dan hutan lahan kering sekunder dengan nilai C = 0.005. Sedangkan nilai P untuk semua unit lahan adalah 1.00, karena belum ada tindakan konservasi tanah yang dipraktekan secara baik di DAS Wae Batu Merah. 2). Besar dan tingkat bahaya erosi yang terjadi di lokasi kajian adalah erosi dengan kategori ringan, sedang, berat dan sangat berat. Tingkat bahya erosi sangat berat memiliki erosi rata-rata sebesar 2326.56 ton/ha/thn seluas 297,06 ha atau 43,36%, dan merupakan erosi terluas. Tingkat erosi berat memiliki erosi rata-rata sebesar 142.1 ton/ha/thn seluas 249,05 ha atau 36,35%. Tingkat erosi sedang memiliki erosi rata-rata sebesar 30.58 ton/ha/thn seluas 94,58 ha atau 13,8%. Sedangkan tingkat erosi ringan memiliki erosi rata-rata sebesar 5.28 ton/ha/thn seluas 44.45 ha atau 6,49% dari total luas daerah penelitian, dan merupakan tingkat tersempit. Kata kunci: besar dan tingkat bahaya erosi, das wai Batu Merah, faktor erosi tana

    Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk Tipe Penggunaan Lahan Tanaman Pangan Lahan Kering di Daerah Aliran Sungai Wae Batu Merah Kota Ambon Provinsi Maluku

    Get PDF
    Penelitian ini dilaksanakan di DAS Wae Batu Merah Kota Ambon Provinsi Maluku pada bulan Juli sampai Oktober 2016 dengan luas lokasi penelitian 685,14 ha. Penelitian ini dilaksankan dengan tujuan : 1) Menetapkan faktor-faktor pembatas tingkat kesesuaian lahan untuk tipe penggunaan lahan tanaman pangan lahan kering di DAS Wae Batu Merah Kota Ambon, 2) Menetapkan kesesuaian lahan untuk tipe penggunaan lahan tanaman pangan lahan kering di DAS Wae Batu Merah Kota Ambon, Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan pola pendekatan sintetik dan jarak observasi fleksibel mengikuti Perubahan bentuk fisiografi dan penggunaan lahan. Berdasarkan hasil pengamatan lapangan dengan evaluasi lahan, hasil yang di temukan adalah: 1) terdapat 2 kelas kesesuaian lahan pada Das Wae Batu Merah yaitu, kelas kesesuaian lahan S3 terdapat pada area seluas 116.93 Ha atau 17.06%, dan kelas kesesuaian N terdapat pada area seluas 568.21 Ha atau 82.94%, 2) Berdasarkan hasil evaluasi lahan maka terdapat 7 faktor pembatas yaitu kedalaman efektif, tekstur tanah, drainase, kemiringan lereng, pH tanah, erodibilitas, zona agroklimat. Kelas kesesuaian lahan potensial setelah dilakukan perbaikan dari S3 menjadi S2 dengan faktor pembatas pH tanah, lereng, dan erodibilitas. untuk faktor pembatas drainase dapat diatasi dengan pembuatan saluran drainase, untuk lereng dan erodibilitas dapat diatasi dengan pembuatan teras, dan penanaman sejajar kontor dan penanaman tanaman penutup tanah. Kata kunci: daerah aliran sungai wae batu merah, evaluasi lahan, kota Ambo

    EVALUASI PARAMETER STABILITAS KAPAL-KAPAL PENUMPANG KECIL

    Get PDF
    Abstrak Parameter stabilitas kapal-kapal penumpang kecil dengan kecepatan tinggi (speedboat) dievaluasi. Hal ini terkait dengan sering terjadinya kecelakaan di laut terhadap kapal-kapal type ini. Demikian juga untuk operasional kapal-kapal tersebut belum tersedianya informasi tentang parameter stabilitas kapal. Riset diawali dengan survei dan pengambilan data kapal di sekitar Pulau Ambon. Data kapal dikembangkan dan dihitung untuk memperoleh parameter stabilitas kapal (pada sudut kemiringan yang besar). Hasil perhitungan dievaluasi dan disimpulkan bahwa untuk kondisi riil kapal masih aman untuk beroperasi. Akan tetapi untuk kasus-kasus tertentu di laut maka kapal dalam kondisi kritis. Hasil penelitian menyarankan perlu adanya regulasi khusus serta kajian lanjut kapal-kapal kecil terhadap kondisi-kondisi kritis dalam operasional kapal

    ANALISIS PERHITUNGAN BALLAST MATI PADA KAPAL KN. KALAWAI

    Get PDF
    Pada tahun 2012 kapal KN. KALAWAIterbalik saat peluncuran sehingga pihak galangan menambahkan ballast mati , tetapi belum memasukkan mesin induk dan perlengkapannya. Seterusnya berdasarkan informasi dari ABK kapal sewaktu selesai reparasi di Dok pacific ambon, saat peluncuran kapal mengalami kemiringan sebesar 13° ke arah kiri kapal (sudah ditambahkan mesin induk). Tujuan dari penulisan ini adalah untuk menstabilkan kapal dengan cara penambahan ballast mati, supaya mereduksi kemiringan tersebut. Dengan memperhatikan kriteria dari IMO mengenai stabilitas kapal. Penelitian ini menggunakan metode komputasi dengan memvariasikan loadcase dan menggunakan metode trial and error untuk mendapatkan posisi stabilitas TCG sama dengan nol, sehingga kapal memenuhi standart stabilitas. Hasil yang diperoleh dari perhitungan penambahan ballast mati di tangki lain yang kosong dengan berat 16,530 Ton pada posisi water ballast tank 1 starboard (W.B.T.1.S) dari jarak AP 22 m, sehingga kriteria yang dipakai pada semua kondisi stabilitasnya memenuhi kriteria dari IMO, dengan penambahan ballast mati maka kapal berada pada posisi tegak sempurna

    PENGARUH DIMENSI TERHADAP PARAMETER STABILITAS KAPAL-KAPAL PENUMPANG KECIL MATERIAL FRP

    Get PDF
    Abstrak Kontribusi kapal-kapal penumpang kecil kecepatan tinggi (speed-boats) dalam menunjang transportasi penumpang diwilayah kepulauan sangat dibutuhkan. Hal ini terkait dengan kebutuhan penumpang untuk menempuh waktu pelayaran yang pendek serta input penumpang yang sedikit untuk jarak pelayaran pendek. Namun seringkali terjadi berbagai kecelakaan yang diakibatkan oleh berbagai faktor internal dan external dari kapal yang berdampak pada hilangnya harta dan jiwa manusia di laut. Salah satu faktor internal yang berpengaruh terhadap kecelakaan kapal ialah parameter stabilitas yang ditinjau pada kondisi awal maupun sudut kemiringan besar (large angle of inclinations). Parameter stabilitas sangat tergantung dari dimensi kapal, terutama lebar dan tinggi kapal. Speed-boat yang beroperasi di Perairan Maluku dan sekitarnya kebanyakan tanpa dibekali dengan kajian teknis. Hasil kajian riset ini dimaksudkan untuk memberikanpertimbangan tentang pengaruh dimensi terhadap parameter stabilitas speed-boat. Riset diawali dengan pengambilan database kapal serta pengembangan bentuk geometri dan rencana umum dilanjutkan dengan komputasi parameter kapal serta variasi lebar serta tinggi kapal. Tiap konfigurasi kapal menghasilkan parameter stabilitas tersendiri. Selanjutnya hasil variasi terhadap dimensi kapal dinyatakan dalam bentuk model regressi. Model regressi yang dikembangkan adalah valid dan dapat digunakan selanjutnya. Parameter stabilitas adalah merupakan veriabel dependent (Y) sedangkan dimensi lebar (X1) dan tinggi (X2) adalah merupakan variabel independent. Semua parameter stabilitas dinyatakan dalam bentuk persamaan sebagai fungsi dimensi lebar dan tinggi kapal. Selanjutnya para pengguna (users) dapat mengevaluasi pengaruh dimensi terhadap parameter stabilitas kapal pada tahapan awal desain. Hasil akhir dari riset ini dapat dijadikanreferensi untuk pengembangan riset lanjutan tentang pengembangan stabilitas kapal.&nbsp

    Pemanfaatan Limbah Air Kelapa Dalam Pembuatan Produk Kecap Di Desa Solea, Kecamatan Taniwel Timur

    Get PDF
    Salah satu potensi sumber daya alam yang terdapat di Maluku adalah kelapa. Kelapa diolah oleh masyarakat secara turun temurun sebagai komoditi ekonomi seperti kopra dan minyak goreng. Namun, pengolahan kopra memiliki hambatan ketika musim penghujan tiba dan sangat bergantung pada harga pasar. Pengolahan kelapa menjadi minyak goreng memiliki kekurangan dalam hal ketersediaan dan penggunaan bahan bakar kayu. Alternatif pemanfaatan kelapa terutama kelapa setengah tua yakni limbah airnya yang dapat diolah menjadi kecap. Salah satu Desa yang memiliki potensi kelapa yang melimpah terdapat di Desa Solea, Kecamatan Taniwel Timur, Kabupaten Seram Bagian Barat, sehingga mejadi pilihan untuk pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat di desa tersebut. Kegiatan meliputi pengarahan singkat oleh ketua tim, penyuluhan, dan pelatihan pembuatan kecap dari limbah air kelapa bagi masyarakat Desa Solea. Masyarakat diberikan pemahaman tentang bahan dan cara pembuatan kecap. Praktek pembuatan kecap dilakukan langsung oleh masyarakat didampigi oleh tim. Masyarakat juga dilatih bagaimana mengemas kecap ke dalam botol kemasan yang diberi label. Pengemasan yang baik memungkinkan produk olahan kecap dapat dijual lebih luas dan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Tim terus melakukan pendampingan dan evaluasi pasca kegiatan PKM. Disisi lain, masyarakat berharap bantuan seperti ini dapat dilakukan secara berkesinambungan, sehingga masyarakat dapat terberdayakan dan mandiri dalam peningkatan ekonomi

    Penambatan Molekuler Penghambatan Aktivitas Enzim α-Amilase dan α-Glukosidase oleh Senyawa Aktif Daun Kirinyuh (Chromolaena odorata L.): Molecular Docking for Inhibition of α-Amylase and α-Glucosidase Enzyme Activities by Active Compounds of Kirinyuh Leaves (Chromolaena odorata L.)

    Get PDF
    An in silico study was conducted to inhibit the active compound in Kirinyuh leaves (Chromolaena odorata L.) against α-amylase and α-glucosidase enzymes using a molecular docking approach. The docking was carried out on 19 active compounds that had been identified in Kirinyuh leaves and were optimized using the PM3 method. The best results in inhibit on of the α-amylase enzyme were shown by compounds from the flavanone group, namely genkwanin and sakuranetin with binding affinities of -8.3 kcal/mol and -8.1 kcal/mol, respectively, while the best results in inhibiting on of the α-glucosidase enzyme were shown by two compounds from the hydroxybenzoic acid group, namely p-coumaric acid and p-hydroxybenzoic acid with bond affinities of -5.7 kcal.mol and -5.5 kcal.mol, respectively. The interaction between α-amylase with genkwanin and sakuranetin produces one conventional hydrogen bond GLU 233 and GLN 63 respectively. The interaction between α-glucosidase with p-coumaric acid and p-hydroxybenzoic acid produces three conventional hydrogen bonds, HIS 112; GLN 182; ASP 352 and GU 277; GLN 279; ASP 352

    Pentingnya Manajemen Talenta Dalam Pendidikan (Studi Literatur)

    Get PDF
    Manajemen talenta merupakan strategi penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan daya saing institusi, terutama di tengah perubahan global yang cepat dan tantangan pengelolaan sumber daya manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji peran manajemen talenta dalam mendukung pengembangan institusi pendidikan di Indonesia. Metode penelitian literatur (literature review) dengan pendekatan deskriptif-analitis digunakan dalam penelitian ini, dengan data yang diperoleh dari jurnal ilmiah, buku, dan laporan penelitian yang relevan. Hasil analisis menunjukkan bahwa manajemen talenta berperan dalam meningkatkan efektivitas institusi pendidikan melalui proses identifikasi, pengembangan, dan retensi SDM berbakat. Selain itu, penerapan manajemen talenta membantu institusi pendidikan menghadapi tantangan perubahan teknologi, meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik, dan mendukung pencapaian tujuan strategis. Kesimpulannya, penerapan manajemen talenta yang terencana dan strategis menjadi kunci untuk meningkatkan kualitas pendidikan sekaligus menciptakan daya saing yang berkelanjutan

    Pemanfaatan Software Kimia Komputasi Untuk Siswa SMA Negeri 2 Seram Bagian Barat

    Get PDF
    Pandemi global Covid-19 yang melanda seluruh dunia turut berdampak signifikan di bidang pendidikan. Salah satunya proses pembelajaran di tingkat SMA yang berubah dari kelas tatap muka menjadi kelas online, menyebabkan ada siswa yang kesulitan memahami pelajaran. Kurangnya pemahaman materi sebelumnya menyebabkan siswa kesulitan beradaptasi pada materi lanjutan pada saat kelas luring berlangsung, misalnya untuk pelajaran kimia. Oleh karena itu, untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman siswa-siswi SMA tentang kimia, dapat dilakukan melalui pendekatan kimia komputasi. Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan bertujuan untuk menumbuhkan minat siswa-siswi SMA, sehingga lebih mengenal dan dapat mengoperasionalkan software kimia komputasi sebagai pembelajaran kimia yang menarik. Kegiatan ini dilakukan dengan metode ceramah dan praktek langsung bagi siswa-siswi. Ketua tim menyampaikan materi tentang pengantar kimia komputasi, aplikasi dan manfaat kimia komputasi dalam bidang sains, serta bagaimana pemodelan struktur molekul menggunakan program HyperChem dan Gaussian. Pada tahap praktek langsung, siswa dilatih mengoperasionalkan komputer dan memanfaatkaan software untuk mempelajari struktur molekul organik sederhana. Molekul etanol digambar oleh siswa menggunakan ChemSketch dan optimasi geometri menggunakan Hyperchem, sedangkan visualisasi molekul air menggunakan Gaussian. Setelah kegiatan pengabdian berlangsung, siswa-siswi SMA Negeri 2 Seram Bagian Barat lebih memahami konsep tentang struktur molekul dan lebih antusias ingin mempelajari kimia setelah penggunaan software kimia komputasi tersebut
    corecore