28 research outputs found

    Ekstraksi Titanium dari Ilmenit Bangka melalui Tahap Dekomposisi dengan Koh dan Pelarutan dengan Asam Sulfat

    Get PDF
    Pada percobaan ini titanium diekstrak dari Ilmenit Bangka melalui proses dekomposisi ilmenit dengan larutan KOH 10 mol/liter pada temperatur 150 o C selama 4 jam, dilanjutkan dengan proses pelarutan titanium kedalam larutan asam sulfat dari ilmenit terdekomposisi. Tujuan dari percobaan adalah untuk mengamati pengaruh konsentrasi asam sulfat, temperatur dan waktu reaksi pelarutan terhadap kelarutan titanium kedalam larutan asam sulfat dari ilmenit terdekomposisi. Hasil percobaan memperlihatkan kenaikan konsentrasi asam sulfat dan temperatur pelarutan menyebabkan kenaikan jumlah fraksi titanium terlarut kedalam larutan asam sulfat. Percoban pelarutan titanium dengan larutan asam sulfat 75 %, pada temperatur 125 o C dan waktu pelarutan 2 jam, menghasilkan 85 % titanium terlarut kedalam larutan asam sulfat dari ilmenit terdekomposisi. Hasil studi kinetik proses pelarutan memperlihatkan proses pelarutan titanium mengikuti diffusion control model dengan energi aktivasi 59 Kj/mole

    Reproduksi Ikan Nila (Oreochromis Nilotkm) Seleksi Dan Non Seleksi Dengan Pemijahan Buatan: Karakterinduk, Telur, Embriodan Benih [Reproduction of Selected and Non Selected Nile Tilapia (Oreochromis Niloticm) with Artificial Induced Breeding: Character of Broodstoek, Egg, Embryo, and Larvae]

    Full text link
    Selection program is one alternative to control and improve growth performance. It is well known that decreasing growth rate has a correlation to the early maturation of the brood stocks. Objective of the present study was to elaborate the information of bioreproduction parameters of selected tilapia brood stocks coming from selective breeding on the growth improvement. Three groups of brood stock were used in this study defining as the first generation of selected brood stock (01) and the second generation (02) and farmer's tilapia (M). Each group of brood stock has 5 pair brood stocks as replications. Hormone injection was given for artificial spawning. Eggs were then incubated in the jars equipped with recirculation system. Larvae were transferred to aquaria for growth observation. Results showed that artificial spawning could be done on tilapia using hCG injection as priming prior to ovaprim. Although there were no significantly different (P > 0.05) in egg diameters, the eggs of selected brood stock were still slightly bigger than non selected brood stock. Larvae of the second generation of selected brood stock has better growth rate than the first generation and non-selected one

    Komunitas Collembola Guano Kelelawar di Gua Lawa Nusakambangan, Jawa Tengah

    Get PDF
    ABSTRACT: Guano kelelawar merupakan salah satu ekosistem menarik di dalam gua yang mempunyai komposisi fauna yang unik dan spesifik namun belum banyak dipelajari di Indonesia. Penelitian komunitas Collembola guano kelelawar di Gua Lawa dilakukan pada bulan April 2000. Enam belas perangkap sumuran dipasang pada dua buah transek sepanjang 10 meter dengan jarak masing-masing 1 meter di dalam gua yang dipasang selama 4 hari. Dua puluh contoh guano diambil dengan bor tanah yang dapat dipisah dengan diameter 5 cm sedalam 12 cm. Masing-masing contoh guano dibagi menjadi 3 lapisan dengan ketebalan masing-masing 4 cm. Perangkap sumuran digunakan untuk mengetahui jenis-jenis Collembola yang aktif di permukaan. Untuk mempelajari kemelimpahan dan distribusi vertikal Collembola di dalam guano digunakan contoh guano. Didapatkan 17 jenis Collembola dari 4 famili di lokasi penelitian. Tiga jenis yang paling melimpah di permukaan guano adalah Hypogastrura sp., Folsomides parvulus dan Pseudosinella sp. dan tiga jenis Collembola yang melimpah di dalam guano adalah Lepidocyrtus sp., Lepidocyrtus cf. mastani dan Salina celebensis. Arthropoda lain didominasi oleh kelompok predator (50,41%) yaitu Acarina, Carabidae dan Formiddae. Distribusi vertikal Collembola didapatkan bahwa lapisan yang paling melimpah adalah kedalaman 8-12 cm (56%). Hal ini disebakan oleh kemelimpahan predator di permukaan guano dan mikrohabitat di dalam guano yang sesuai untuk Collembola yaitu temperatur, kandungan air dan kekompakan guano. Kata Kunci: Komunitas Collemboladistribusi vertikalguano kelelawarGua Law

    Nickel extraction from nickel matte

    No full text

    Titanium dissolution from decomposed Ilmenite using NaOH into the aqueous sulphuric acid solutions

    No full text
    Abstract At present work, the experiment to dissolve titanium from the Indonesian Ilmenite into the aqueous sulphuric acid solutions has been done through the following process: Ilmenite decomposition using NaOH at temperature 800°C for 5 hours to produced decomposed Ilmenite, followed with titanium dissolution from the decomposed Ilmenite into the aqueous sulphuric acid solutions in the glass reactor. The variables used for dissolution process were covering: dissolution temperature from 30°C to 70°C, sulphuric acid concentrations from 5% to 15%, and dissolution time from 30 minutes up to 180 minutes. The influence of those all variables were observed on the titanium dissolution from the decomposed Ilmenite. Result of the dissolution experiment show that the dissolved titanium in the aqueous sulphuric acid solutions increased when the dissolution temperature was increased from 30°C to 60°C, sulphuric acid concentration were increased from 5% to 15% and dissolution time were extended from 30 minutes to 180 minutes.</jats:p

    Potensi Pajak Kendaraan Bermotor Propinsi Jawa Barat, 1997/1998-2002

    No full text

    Studi Pelindian Mangan secara Reduksi dengan Menggunakan Larutan Asam Sulfat

    Full text link
    Proses pelindian mangan dari bijih mangan dioksida dalam larutan asam sulfat telah berhasil dilakukan. Tujuan penelitian untuk mempelajari pengaruh dari kecepatan pengadukan, konsentrasi asam sulfat dan perbandingan massa padatan/larutan terhadap mangan yang terekstrak. Dalam penelitian ini, bijih mangan dipreparasi melalui proses reduksi menggunakan arang pada 700 oC selama 120 menit selanjutnya dilindi menggunakan larutan asam sulfat. Pada setiap percobaan, sebanyak 75 gram sampel dimasukkan dan dilindi dengan 750 ml larutan H2SO4dalam gelas reaktor. Setelah proses pelindian, kemudian disaring dan dianalisa dengan menggunakan Atomic Absorption Spectrometer. Hasil percobaan menunjukkan bahwa laju pelindian meningkat dengan naiknya kecepatan pengadukan dan konsentrasi asam serta menurunnya rasio perbandingan persen padatan. Kondisi optimum diperoleh pada kecepatan pengadukan 400 rpm, konsentrasi asam sulfat 12% pada 75 oC selama 180 menit dengan mangan terekstrak sebesar 84,61%
    corecore