230 research outputs found

    PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI DAN NELAYAN KECIL

    Get PDF

    PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN MELALUI PENERAPAN TEKNOLOGI BELAJAR JARAK JAUH

    Get PDF

    Pemberdayaan Masyarakat untuk Usaha Kecil dan Mikro (Pengalaman Empiris di Wilayah Surakarta Jawa Tengah)

    Get PDF
    Sejarah telah menunjukkan bahwa Usaha Kecil dan Mikro (UKM) di Indonesia tetap eksis dan berkembang dengan adanya krisis ekonomi yang telah melanda negeri ini sejak tahun 1997, bahkan menjadi katup penyelamat bagi pemulihan ekonomi bangsa karena kemampuannya memberikan sumbangan yang cukup signifikan pada PDM maupun penyerapan tenaga kerja. Data tahun 2003 menunjukkan bahwa jumlah UKM secara nasional ada 42,4 juta dengan memberikan sumbangan terhadap PDB mencapai RP 1.013,5 triliun (56,7% dari total PDB) dan kemampuan penyerapan tenaga kerja sebesar 79 juta jiwa (BDS LPPM UNS, 2005)

    SOSIOLOGI PENDIDIKAN

    Get PDF
    Buku "SOSIOLOGI PENDIDIKAN" karya Dr. Ravik Karsidi yang diterbitkan atas kerjasama Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) UNS dan UPT Penerbitan dan Pencetakan UNS (UNS Press), terdiri dari 11 BAB yang membahas tentang: BAB I SOSIOLOGI PENDIDIKAN (Sebuah Pengantar) meliputi A. Pengertian Sosiologi Pendidikan, B. Ruang Lingkup Sosiologi Pendidikan; BAB II PERANAN SOSIOLOGI TERHADAP DUNIA PENDIDIKAN meliputi A. Sekolah sebagai Organisasi, B. Kelas sebagai Suatu Sistem Sosial, C. Lingkungan Eksternal Sekolah; BAB III PENDIDIKAN DAN MASYARAKAT meliputi A. Siklus Belajar Individu di Masyarakat, B. Fungsi-fungsi Sekolah, C. Perubahan Sosial dan Pendidikan, D. Pendidikan dan Pembaharuan Masyarakat; BAB IV SEKOLAH SOSIALISASI ANAK DAN KELUARGA meliputi A. Sekilas tentang Sosialisasi, B. Beberapa Pendekatan dalam Sosialisasi, C. Sekolah dan Sosialisasi, D. Keluarga dan Sosialisasi, E. Hubungan Timbal Balik Sekolah – Keluarga Bagi Individu; BAB V HUBUNGAN GURU DAN MURID meliputi A. Makna Kerja Guru terhadap Murid, B. Arti Interaksi Edukatif, C. Beberapa Ciri Interaksi Edukatif, D. Berbagai Bentuk Interaksi Edukatif, E. Kedudukan Guru; BAB VI PERANAN GURU DI SEKOLAH DAN MASYARAKAT meliputi A. Guru Berkedudukan sebagai Profesional, B. Peranan Guru terhadap Anak Didik, C. Peranan Guru dalam Masyarakat, D. Peranan Guru terhadap Guru Lain; BAB VII KELAS DAN SEKOLAH SEBAGAI SISTEM SOSIAL meliputi A. Kelas sebagai Sistem Sosial, B. Sekolah sebagai Sistem Sosial; BAB VIII PENDIDIKAN DAN PERUBAHAN SOSIAL-BUDAYA meliputi A. Pendidikan sebagai Sosialisasi Kebudayaan, B. Pergulatan Manusia dalam Keanekaragaman Budaya, C. Pendidikan dalam Lingkup Kebudayaan, D. Sekilas tentang Perubahan Sosial; BAB IX PENDIDIKAN DAN MOBILITAS SOSIAL meliputi A. Lapisan Masyarakat, B. Kesadaran Kelas, C. Kelas Sosial dan Persamaan, D. Mobilitas Sosial, E. Determinasi Mobilitas Sosial, F. Pendidikan sebagai Saluran Mobilitas, G. Peningkatan Taraf Hidup melalui Pendidikan, H. Munculnya Masyarakat Lapisan Atas pada Negara Berkembang, I. Pendidikan dan Karier; BAB X PENDIDIKAN DAN EKONOMI meliputi A. Konstribusi Pendidikan terhadap Kesuksesan Ekonomi, B. Pendidikan dan Ekonomi pada Zaman Modern, C. Pendidikan dan Pertumbuhan Ekonomi, D. Beberapa Tantangan Dunia Pendidikan di Indonesia Saat Ini, E. Implikasi Realitas Pendidikan Indonesia, F. SDM Indonesia dalam Persaingan Global; BAB XI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENDIDIKAN (Suatu Bahasan Kebijakan Pendidikan) meliputi A. Pengantar, B. Partisipasi Masyarakat, C. Masalah Pengembangan Pendidikan di Indonesia, D. Reaktualisasi Partisipasi Masyarakat dalam pengembangan Pendidikan di Indonesia, E. Kesimpulan, DAFTAR PUSTAK

    MOBILITAS SOSIAL PETANI DI SENTRA INDUSTRI KECIL Kasus di Surakarta

    Get PDF
    One of the objective of this study is to know the causes and the process of occupation transformation from farmer to small scale industries worker. The study was conducted in the regencies of Sukoharjo and Klaten, Central Java. The push-and-pull factors that causes the occupation transformation from farmers to small scale handicraft industry workers varied from the fulfilment of the need of life, the limited supply of farm land, other people’s invitation, continuing the parents’ enterprise, the higher level of wages in the craft industry sector, and the availability of apprenticeship system to the senior craftsmen. The apprenticeship system became the dominant non formal education that transformed the farmers from agriculture to smal scale industry. The transformation of jobs from agriculture to small scale industry had caused the social mobility, either vertically or horizontally; further, it created new social stratification and diversification in the rural areas. Since most of the households of the surveyed villages changed their occupation from farming to crafts industry, the character of the rural villages which was agrarian changed to industry character. The limited opportunity available on the formal education and on the short courses in small scale industry subjects, the apprenticeship system of the craftsmen became the dominant learning system in their way to reach the self reliance in business and the success in the transformation from farmers to craftsmen. Therefore, it could be concluded, that the apprenticeship system could be developed into an extension service of the small scale industry. Kata-kata kunci: magang, petani, pengrajin, deferensiasi sosial, startifikasi sosial, dan mobilitas sosial

    Paradigma Baru Penyuluhan Pembangunan Dalam Pemberdayaan Masyarakat

    Full text link
    Peran penyuluhan pembangunan mengalami gelombang pasang sesuai dengan kebutuhan dan tuntutannya. Hal itu dipengaruhi oleh paradigma pembangunan yang dianut oleh negara dan komunitas di dalamnya. Kuatnya tuntutan peranserta masyarakat sipil dan pilihan pembangunan yang memihak rakyat, menuntut penyuluhan pembangunan menyesuaikan paradigma keilmuannya yang berorientasi pada sasaran penyuluhan atau pemberdayaan masyarakat sasaran. Pemberdayaan masyarakat tidak lain adalah USAha memotivasi dan memberi dorongan kepada masyarakat agar mampu menggali potensi dirinya dan berani bertindak memperbaiki kualitas hidupnya, melalui cara, antara lain, pendidikan untuk penyadaran dan pemampuan diri mereka. Penyuluhan pembangunan sebagai bidang ilmu terapan, secara metodologis harus menyesuaikan dan mengembangkan prinsip-prinsip dan langkah-langkah teknis-metodologis bagi pengembangan program penyuluhan tersebut

    KAJI TINDAK: BENTUK APLIKASI PEMBERDAYAKAN MASYARAKAT OLEH PERGURUAN TINGGI

    Get PDF
    Makalah Disampaikan dalam Pelatihan Metodologi Pengabdian kepada Masyarakat Bagi Dosen PTN-PTS se Surakarta, tentang "KAJI TINDAK: Bentuk Aplikasi Pemberdayaan Masyarakat oleh Perguruan Tinggi yang membahas: KAJI TINDAK: Bentuk Riset Partisipatif; Peran Sosial Perguruan Tinggi; Riset, Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat; KAJI TINDAK: Suatu Bentuk Riset yang Memberdayakan Masyarakat; Penerapan Kaji Tindak dalam Pemberdayaan Masyaraka

    Pemberdayaan untuk Meningkatkan Kinerja Penyuluh Pertanian di Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk: Mengetahui tingkat kinerja (performance) penyuluh pertanian, menganalisis pengaruh faktor individu penyuluh, faktor psikologi penyuluh, faktor organisasi penyuluh dan faktor lingkungan kerja penyuluh terhadap kinerja penyuluh pertanian dalam melaksanakan tugas pokoknya dan menemukan model pemberdayaan untuk meningkatkan kinerja penyuluh pertanian. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa kinerja penyuluh pertanian rata-rata termasuk dalam kriteria tinggi yaitu sebesar 77,73 persen sedangkan uji hipotesa diperoleh nilai thitung sebesar 1355 dan ttabel 2,01 sehingga (thitung > ttabel) yang di artikan bahwa secara bersama-sama faktor individu penyuluh, psikologi penyuluh, organisasi penyuluh dan lingkungan kerja penyuluh berpengaruh terhadap kinerja penyuluh pertanian. Faktor-faktor yang berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat kinerja penyuluh yaitu: Faktor individu (pengalaman penyuluh), faktor psikologi (persepsi penyuluh pertanian terhadap profesi penyuluh pertanian, sikap dan motivasi penyuluh pertanian), faktor organisasi (imbalan penyuluh pertanian) dan faktor lingkungan kerja (jumlah petani binaan dan interaksi penyuluh dengan petani binaan) sedangkan yang berpengaruh negatif signifiikan yaitu luas wilayah penyuluh pertanian. Penelitian ini menemukan model pemberdayaan untuk meningkatkan kinerja penyuluh yaitu dengan memperhatikan faktor individu penyuluh, psikologi, organisasi dan juga faktor lingkungan kerja penyuluh pertanian

    Model Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan, Studi Program Desa Siaga

    Get PDF
    Since 2006, the Health Department had launched the Village Preparedness program policy. But, this policy apparently not capable of empowering the community in identifying and solving the health problem at community (village) level. The objective of research is to formulate the community empowerment model in health in the Village Preparedness program. The targets of research were the Village Health Forum and Village Health Post in 30 Village Preparedness in Karanganyar Regency, Central Java. The method involving survey and case study. The case study showed factors related to community capability of identifying health problem and community capability of solving the health problems. The community empowerment model in health including the capabilities of identifying and of solving the health problems. The community internal and external factors at members of community level, community institution, community leadership, and information access played important role in community empowerment in health
    corecore