718 research outputs found
PERBANDINGAN ANTARA SISWA KELAS BILINGUAL DAN SISWA KELAS REGULER DITINJAU DARI PARTISIPASIDAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES : STUDI DESKRIPTIF DI SMPN 1 BANDUNG
Fakta di lapangan menunjukan adanya perbedaan antara siswa kelas bilingual dan siswa kelas regular dalam pembelajaran penjasorkes, terindikasi dari perbedaan partisipasi dan hasil belajar. Adanya syarat khusus untuk masuk kelas bilingual, mencerminkan siswa yang berada mempunyai kemampuan yang lebih dari siswa yang lainnya. Indikasi tersebut membuat kelas bilingual lebih unggul dari kelas regular baik dalam partisipasi maupun hasil belajar. Penelitian menggunakan metode deskirptif dengan studi perbandingan atau komparatif, penelitian dilakukan di SMPN 1 Bandung, yang menggunakan lembar observasi kepada siswa kelas bilingual (VII-5) dan siswa kelas regular (VII-12), wawancara, dan studi dokumentasi. Penelitian ini ditujukan untuk mencari gambaran tentang perbandingan partisipasi dan hasil belajar di kelas bilingual dan regular. Melalui statistik sederhana dengan rumus polled varian, didapat bahwa tidak ada perbedaan antara kelas bilingual dan kelas regular baik dalam partisipasi maupun hasil belajar dalam pembelajaran penjasorkes di SMPN 1 Bandung.
Kata kunci : partisipasi belajar, hasil belajar, kelas bilingual, kelas regular.
Facts on the school the difference between grade bilingual students and students in the regular classroom learning physical education, indicated differences in participation and learning outcomes. The existence of special requirements to enter the bilingual class, reflecting the ability of students who are having more than other students. Indications are making bilingual class superior to regular classes in both the participation and learning outcomes. Research using methods descriptive by comparison or comparative studies, research conducted at SMPN1 Bandung, which uses observation sheets to students bilingual class (VII-5) and the students' regular classes (VII-12), interviews, and documentation studies. This study aimed to find a picture of the comparative participation and learning outcomes in bilingual classes and regular. Through a simple statistical variants polled, found that there was no difference between the bilingual classes and regular classes in both the participation and learning outcomes in learning physical education in SMPN1 Bandung.
Keywords: participation of learning, learning outcomes, bilingual classes, regular classes
PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TOTAL PHYSICAL RESPONSE DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA PADA ANAK TUNARUNGU : Studi Eksperimen pada Siswa Kelas 1 di SLB Negeri Luragung Kabupaten Kuningan
Kosakata yang dimiliki anak tunarungu terbatas karena masukan informasi yang kurang sehingga intelegensi mereka secara fungsional kurang mendapat kesempatan untuk berkembang sebagaimana anak mendengar. Sejalan dengan teori, bahwasannya setiap anak yang lahir telah memiliki potensi bahasanya masing-masing. Hal ini berlaku pula untuk anak tunarungu. Meskipun anak tunarungu mengalami hambatan dalam pendengarannya, namun anak tunarungu tetap memiliki potensi berbahasa. Tetapi potensi saja tidaklah cukup untuk mengembangkan kemampuan berbahasa, anak tunarungu memerlukan stimulus berupa metode pembelajaran yang tepat agar kemampuan bahasanya, khususnya kemampuan penguasaan kosakatanya dapat berkembang secara optimal. Kenyataan di lapangan yang didapatkan bahwasannya kemampuan penguasaan kosakata anak tunarungu masih sangatlah minim, hal ini dikarenakan penggunaan metode pembelajaran konvensional salah satunya yaitu penggunaan metode ceramah. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode pembelajaran Total Physical Response dalam meningkatkan penguasaan kosakata pada anak tunarungu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan pendekatan kuantitatif dan menggunakan desain one group pre-test post-test. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan tes berupa tes perbuatan dan tes lisan. Penelitian ini dilakukan di SLB Negeri Luragung Kabupaten Kuningan pada enam orang siswa tunarungu kelas 1. Adapun hasil perhitungan yang dilakukan dengan Uji Wilcoxon bahwa J_hitung = 0, harga J pada tabel dengan taraf nyata α = 0,05 dengan n = 6, J_tabel = 0. Dari pengujian kriteria yang ditetapkan maka didapatkan hasil J_hitung = 0 ≤ J_tabel = 0, maka H_0 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa metode pembelajaran Total Physical Response memberikan pengaruh dalam meningkatkan penguasaan kosakata anak tunarungu kelas I di SLB Negeri Luragung Kab. Kuningan.
Kata Kunci : Total Physical Response, Penguasaan Kosakata, Tunarungu
Deaf child's vocabulary is limited because inputs information that is less so that they are functionally less got the chance to develop as a child to hear.. Basically, every child born has potential own language. But potential it is not a enough to develop language skills, deaf children need stimulus in the form of appropriate learning methods that language skills, especially the ability to master the vocabulary to optimally. The fact is vocabulary abilities of deaf children’s are still minimal, because the use of conventional teaching methods one of which is the lecture method. This research conducted to know the effect of learning methods Total Physical Response to improve the vocabulary mastery of deaf children. The method used is an experimental method with quantitative approach and using design one group pre-test post-test. Collecting data by conducting a test in the form of test actions and oral tests. This research conducted in SLB Negeri Luragung Kuningan Regency to six deaf students in first grade. The results by the Wilcoxon that J_(hitung )=0, price J in the table with a real level α=0.05 to n=6, J_tabel=0. From the test criteria set then the results obtained J_hitung=0≤J_tabel=0, then H_0 rejected. This indicates that the Total Physical Response method of learning give effect in improving the vocabulary of deaf children in the first grade of SLB Negeri Luragung Kuningan Regency.
Keywords : Total Physical Response, Mastery Vocabulary, Dea
Forecasting of Satisfaction and Revisit Intention of Indonesia Shoppers in Shopping Malls
. Due to tight competition, changing value proposition of customer and shiftingof mall functions become center for leisure purposes, shopping mall developer mustfocus on create shopper satisfaction to influence their post-transaction behaviors. Thisstudy investigates the relationship between mall personality, self-congruity, perceivedquality, shopping value, shopper satisfaction and revisit intention. Two hundredrespondents participated in this study. In order to achieve the aim of this study, SPSS23 and PLS 3 were used. Out of the 15 hypotheses proposed, ten are supported. Aspredicted, mall personality, self-congruity, perceived quality significantly have asignificant effect on shopping value and shopper satisfaction (except perceived qualityhas no effect on shopping value). The findings show that Mall Personality is predictiveof Self-Congruity and Perceived Quality; while Shopping Value can be used to predictShopper Satisfaction. The result indicated that Perceived Quality is not statisticallysignificant affect on Shopping Value. Moreover, Self-Congruity has significant affecton Perceived Quality. In addition, Mall personality, Self-Congruity and PerceivedQuality are not good predictors of Revisit Intention. Finally, the result confirms thatShopper Satisfaction and Shopping Value have a significant effect on Revisit Intention
PENGARUH ERA GLOBALISASI DALAM PENDIDIKAN ISLAM TERHADAP PERADABAN ISLAM DI KAWASAN ASIA TENGGARA
Masyarakat Asia Tenggara adalah masyarakat religious, di kawasan ini
terdapat sejumlah agama yakni; Islam, Hindu, Kristen, Katolik dan lain -lain.
Khusus agama Islam dianut oleh mayoritas masyarakat yang tinggal di Indonesia,
Malaysia, dan Brunei. Kajian tentang pendidikan Islam di Asia Tenggara ini perlu
dilaksanakan, dengan pertimbangan: pertama, penduduk Islam terbesar di dunia
berada di Asia Tenggara, diperkirakan lebih dari dua ratus juta jiwa. Kedua,
institusi pendidikan Islam seperti “pesantren”, di Malaysia dan Thailand disebut
dengan “pondok”, tersebar di wilayah Asia Tenggara, terutama di Indonesia,
Malaysia, dan Thailand. Ketiga, pendidikan Islam itu sangat adaftif terhadap
perubahan dan kemajuan zaman. Keempat, pendidikan Islam juga terlaksana di
negara yang minoritas penduduk muslimnya.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui upaya-upaya yang
dilakukan dalam pembaruan sistem pendidikan Islam, untuk mengetahui
hambatan-hambatan yang menjadi kendala dalam melaksanakan pendidikan Islam
di Asia Tenggara, untuk mengetahui kemajuan peradaban Islam di Asia Tenggara.
Untuk mengetahui acuan terhadap permasalahan di atas, dikemukakan teori dan
konsep dari para ahli yang dituangkan ke dalam kerangka teoritis yang digunakan
dalam bentuk premis mayor yang terdiri dari Era Gobalisasi, Pendidikan Islam.
Dan premis minor mengenai Peradaban Islam di Asia Tenggara.
Tingkat analisisnya adalah Induksionis, dimana unit analisisnya berada
pada tingkat yang lebih tinggi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan secara rinci fenomena
yang diteliti. Peneliti mengaplikasikannnya pada kaitan program pengembangan
pendidikan Islam di Era Globalisasi pengaruhnya terhadap peradaban Islam.
Teknik pengumpulan datanya menggunakan wawancara dan Studi Kepustakaan.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa era globalisasi memberikan
perubahan pada berlangsungnya pendidikan Islam di Asia tenggara. Sesuai arus
perkembangan zaman, maka pendidikan Islam di wilayah ini telah mengalami
perkembangan yang dinamis. Berdirinya lembaga pendidikan sekolah dan
madrasah. Lembaga pendidikan sekolah dan madrasah tersebut mengajarkan mata
pelajaran yang menggabungkan ilmu-ilmu diniyah dengan ilmu-ilmu umum.
Dinamika pendidikan Islam tidak hanya sebatas itu saja, tetapi setelah berakhirnya
perang dunia ke dua, banyak negara di Asia Tenggara ini yang memperoleh
kemerdekaanya, dengan demikian berdiri pulalah perguruan-perguruan tinggi
Islam di kawasan ini. Dengan berdirinya berbagai lembaga pendidikan Islam di
Asia Tenggara adanya kemajuan peradaban Islam di dunia. Bentuk dari kemajuan
peradaban Islam di Asia Tenggara terbitnya berbagai jurnal Islam yang
memberikan kontribusi bagi kemajuan pendidikan Islam dan juga berdirinya
lembaga pendidikan tinggi Islam Internasional (UII) yang berada di pusat
peradaban Islam Asia Tenggara yaitu Kuala Lumpur Malaysia.
Kata Kunci: Era globalisasi, Pendidikan Islam, Peradaban Isla
Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Mandiri, Bri dan Bni yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Kesehatan suatu bank dapat dilihat dari laporan keuangan bank tersebut. Laporan yang dikeluarkan bank harus diaudit oleh kantor akuntan publik. Di dalam penilaian kinerja keuangan, Bank Indonesia selaku bank sentral, sesuai dengan peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI 2004 tanggal 12 April 2004 menetapkan ketentuan pelaksanaan penilaian tingkat kesehatan bank mencakup penilaian faktor-faktor CAMEL (Capital, Asset Quality, Management, Earnings, Liquidity). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja keuangan bank pemerintah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012. Sampel yang digunakan sebanyak 3 bank dari populasi yang berjumlah 31 bank. Hasil pembahasan untuk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk pada periode 2008-2011 berada pada predikat cukup sehat dengan peringkat komposit PK-3, dan periode 2012 berada pada predikat sehat dengan peringkat komposit PK-1, sedangkan untuk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk periode 2008-2012 berada pada predikat cukup sehat dengan peringkat komposit PK-3. Kata kunci: kinerja keuangan, bank pemerintah, metode CAMEL, tingkat kesehatan ban
TANGGUNGJAWAB NEGARA TERHADAP PASAL 27 AYAT (2) UNDANG-UNDANG DASAR 1945 DALAM MEWUJUDKAN PENGHIDUPAN MASYARAKAT YANG LAYAK DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NO.39 TAHUN 1999 TENTANG HAK ASASI MANUSIA
Tujuan didirikannya Negara Republik Indonesia yang di proklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 adalah untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruhn rakyat Indonesia. Untuk mewujudkan cita- cita yang mulia dan luhur tersebut Pemerintah menyelenggarakan berbagai program pembangunan disegala kehidupan. Suatu pembangunan yang harus menyatu kepentingan seluruh rakyat Indonesia, yang memberikan kesempatan seluas – luasnya bagi rakyat Indonesia untuk memperolehpekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan(amanah pasal 27 ayat (2) Undang – Undang Dasar 1945). Lapangan pekerjaan merupakan sarana yang dibutuhkan untuk memperoleh penghasilan dan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang layak(pemenuhan kebutuhan pangan, sandang dan papan). Namun realita terbukti banyak yang penganguran/terjadi ketimpangan antara kebutuhan lapangan kerja dengan angka tenaga kerja, sehingga tenaga kerja tiak dapat diserap sebagaimana mestinya. Identifikasi masalahnya 1).Bagaimana pelaksanaan ketentuan pasal 27 ayat (2) UUD 1945 dalam perakteknya? 2). Upaya – upaya apa yang harus dilakukan pemerintah agar ketentuan pasal 27 ayat (2) UUD 1945 dapat diwujudkan. Metode yang dilakukan adalah metode deskriftif analitis, yakni menggambarkanmasalah –masalah yang ada, dibilah- bilah, dianalisis dengan pendekatan yuridis normatif, dengan mengkaji data sekunder berupa asas dalam pasal 27 ayat (2) UUD 1945. Kesimpulannya: 1) pelaksanaan hak warga negara yang berhubungan dengan pekerjaan dan penghidupan yang layak (pasal 27 ayat (2) UUD 1945) belum dapat dilaksanakan sebgaimana yang diharapkan, terlihat dari data Badan Pusat Statistik masih tingginya angka pengangguran dan tingkat kehidupan yang kurang layak. 2). Upaya – upaya yang harus dilakukan pemerintah antara lain pembangunan yang menyentuh kepentingan seluruh rakyat, memberikan kesempatan kerja yang seluas-luasnya bagi rakyat untuk ikut dalam pembangunan, meningkatkan kualitas tenaga kerja, memberikan perlindungan bagi tenaga kerja, jamsostek dan lain-lain.
Kata kunci : Penghidupan Masyarakat, Pendidikan, Lapangan Pekerjaan
Impian Tentang Sukses Pada Remaja Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten
Impian yang dibangun seseorang mempunyai kekuatan yang sangat besar.
Bahkan kekuatan tersebut mampu mengubah peradaban hanya karena sebuah
impian. Terbentuknya impian dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
adalah latar belakang pendidikan.Seperti yang ada di Desa Balerante, Kecamatan
Kemalang, Kabupaten Klaten yang memiliki kesadaran berpendidikan kurang.
Banyaknya adat yang berkembang bahwa orang tua hanya punya kewajiban untuk
menikahkan anaknya, memberikan lahan untuk bekal hidup bersama pasangannya
kelak. Pada umumnya remaja dituntut untuk menempuh pendidikan setinggi
mungkin, Permasalahannya adalah apakah remaja Desa Balerante, Kecamatan
Kemalang, Kabupaten Klaten mempunyai impian untuk mengubah keadaan Desa
dirinya agar hidupnya lebih baik dibandingkan orang tuanya. Tujuan penelitian ini
adalah untuk memahami dan mendiskripsikan impian tentang sukses pada remaja
Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten.
Informan dalam penelitian ini dipilih secara purposive sampling. Ada pun
informan adalah remaja desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten
berjumlah 12 yang memiliki rentang usia 15-18 tahun. Dimana remaja tersebut
terbagi menjadi 3 golongan yaitu, remaja yang masih menempuh pendidikan
formal, remaja putus sekolah dan remaja yang sudah menikah.Ala tpengumpulan
data yang digunakan menggunakan teknik wawancara informal, yang didukung
dengan observasi narrative recording serta dokumentasi.Teknik analisis data
menggunakan prosedur yang dikemukakan oleh Cresswell (2010)
Dapat disimpulkan bahwa pendidikan berpengaruh dengan impian tentang
sukses pada remaja Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten.
Informan yang masih menempuh pendidikan formal cenderung mempunyai
impian yang lebih luas dan berorientasi pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
Berbeda dengan informan yang putus sekolah dan sudah menikah mempunyai
impian yang lingkupnya berada pada Desa Balerante. Di samping itu dalam
penelitian ini ditemukan pemahaman remaja bahwa melihat kesuksesan itu tidak
hanya sukses dalam hal materi, melainkan kesuksesan individu kurang lengkap
jika tidak bias bermanfaat untuk orang-orang disekitarnya
- …
