62 research outputs found
Model Dinamika Alam Semesta dengan Teori Bsbm dan Gas Chaplygin
Model alam semesta ini dibangun dengan sumber dinamika berupa densitas medan skalar, densitas radiasi dan densitas energi gelap yang dalam hal ini dikaitkan dengan gas Chaplygin. Aksi dibangun dengan mengintegrasikan teori BSBM dengan model gas Chaplygin. Model matematika yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan sistem dinamika. Trajektori dari model yang dibangun menggambarkan bentuk kestabilan dari model. Nilai eigen yang negatif berkaitan dengan kestabilan dari sistem dan sebaliknya harga eigen positif berkaitan dengan ketidakstabilan. Nilai medan skalar bervariasi sesuai dengan Perubahan waktu. Waktu dalam model ini bukan merupakan waktu nyata (waktu kosmik), hanya sebagai parameter yang mengaitkan bahwa nilai medan skalar bervariasi terhadap waktu. Hal ini mengindikasikan bahwa konstanta struktur halus memiliki nilai yang tidak konstan atau dengan kata lain nilainya bervariasi. Hal ini sesuai dengan hasil pengamatan bahwa konstanta struktur halus memiliki nilai yang tidak sepenuhnya konstan
Pola Sebaran Karakter - Karakter Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine Max L. Merril) Hasil Persilangan Grobogan Dengan Genotipa Tahan Salin Pada Turunan F2
Pola Sebaran karakter-karakter pertumbuhan dan produksi kedelai (glycine max L. Merril) hasil persilangan grobogan dengan genotipa tahan salin pada turunan F2, dibimbing oleh Rosmayati dan Eva Sartini Bayu.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi karakter pertumbuhan dan produksi tanaman kedelai hasil persilangan pada tanah salin. Penelitian ini dilakukan di dalam rumah kasa Fakultas Pertanian USU (± 25 meter dpl) pada bulan April sampai bulan Agustus 2015. Benih F2 diperoleh dari penelitian sebelumnya dengan menggunakan benih hasil persilangan varietas grobogan dengan genotipa kedelai tahan salin. Berdasarkan hasil penelitian untuk seluruh hasil persilangan didapatkan bahwa untuk karakter jumlah daun, umur berbunga, jumlah polong, jumlah polong berisi, jumlah polong hampa, bobot biji, jumlah biji, dan umur panen tidak ada yang berdistribusi normal. Semua karakter tersebut menunjukan sebaran yang tidak normal yang dipengaruhi oleh adanya gen aditif epistasis duplikat maupun komplemente
Analisis Kualitas Air Sungai Guna Menentukan Peruntukan Ditinjau Dari Aspek Lingkungan
Sungai Kupang is one of the rivers that flow in Pekalongan city that receives the waste, both from industrial, agricultural and domestic, industrial and residential development along the river Kupang have affected the quality of river water. Water quality degradation characterized by changes in water color and odor when sebahagian riverside communities still use river water Kupang for everyday needs. This study aimed to analyze the water quality of the river Kupang based on river water quality standards in accordance with Regulation No. 82 of 2001, calculating the pollutant load Sungai Kupang and determine Air Quality Status and recommend management measures Pekalongan Kupang River water quality. Water quality measurements performed at 6 sampling points. Parameters measured and observed are the parameters of temperature, TSS, pH, DO, BOD, COD, chromium and Phosphate. For the analysis of the water quality of Sungai Kupang status using the pollution index and pollution load capacity using Qual2Kw.The results of research on water quality of Sungai Kupang shows COD parameter at some point has exceeded the standard quality. As for the parameters BOD at all points have exceeded the quality standards required. BOD value is the lowest concentration of 5.75 mg / l, while the highest value of BOD of 27 mg / l. The content of BOD increased presumably because the watershed is in from upstream to downstream received many waste dumps, while based on the status of water quality showed a decrease in water quality from upstream to downstream, which in part has been lightly polluted downstream. And also for the calculation of pollution loads Kupang River from upstream to downstream has increased, to the pollution load of TSS concentration amounted 20670.334 kg / day, while the COD concentration is equal to 16517.777 kg / day, and the BOD concentration is equal to 6618.643 kg /day.Keywords: Water Quality, Pollution Load, Kupang RiverCara sitasi: Pohan, D. A. S., Budiyono, Syafrudin. (2016). Analisis Kualitas Air Sungai Guna Menentukan Peruntukan Ditinjau dari Aspek Lingkungan di Sungai Kupang Kota Pekalongan. Jurnal Ilmu Lingkungan,14(2),63-71, doi:10.14710/jil.14.2.63-7
Pengaruh Karakteristik Individu, Komunikasi Interpersonal dan Profesionalisme terhadap Kepuasan Kerja Pegawai pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Pekanbaru
The research was conducted in the Office of Surveillance and Customs and Excise Type Madya B Pekanbaru. This study aims to determine how the Influence of Individual Characteristics, Interpersonal Communication and Professionalism either simultaneously or partially on Employee Job Satisfaction in the Office of Surveillance and Customs and Excise Type Madya B Pekanbaru. This study is a population. The number of samples in this study were 81 respondents. The method of analysis used in this study is the method of regression analysis using SPSS version 17.00. Based on the testing that has been done, simultaneous regression test (F test) showed that the independent variables studied (Individual Characteristics, Interpersonal Communication and Professionalism) together (simultaneously) have a significant effect on the dependent variable (Employee Job Satisfaction). The magnitude of the effect that (R2) by three independent variables is jointly against the dependent variable 74%, while the remaining 26% is influenced by other variables not examined in this study. The result of the testing that has been done, the partial regression test (t test) showed that each of the independent variables studied (Individual Characteristics, Interpersonal Communication and Professionalism) had a significant effect on the dependent variable (Employee Job Satisfaction)
IbM Pemanfaatan Software Camtasia untuk Meningkatkan Pendidikan Karakter Guru TK PGRI 10 Siliwangi
Paradigma pembelajaran harus berubah, tidak hanya penekanan segi kognitif saja tetapi afektif dan psikomotor juga perlu dikembangkan. Pembelajaran yang berpusat ke guru, harus dirubah menjadi pembelajaran berpusat ke siswa. Pembelajaran harus interaktif, berkelompok, dan pembelajaran berbasis multimedia. Pembelajaran hendaknya menggunakan multistrategi dan multimedia, sumber belajar, dan teknologi yang memadai serta memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar. Camtasia merupakan software yang dikembangkan oleh TechSmith Coorporation. software ini bisa dimanfatkan untuk membuat media pembelajaran berbasis multimedia dan e-learning. Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk memberikan pelatihan dan pendampingan pembuatan media yang ada untuk dibuat menjadi multimedia pembelajaran khususnya video pembelajaran. Selain itu dalam video serta implementasi kegiatan pembelajaran diintegrasikan dengan pendidikan karakter. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan di TK PGRI 10 Siliwangi, Semarang. Hasil dari kegiatan abdimas ini 1). pendidikan karakter sudah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran di kelas, tetapi belum ada media yang digunakan dengan tepat, 2). Kemampuan guru dalam pembuatan video pembelajaran sudah baik dan masih dapat ditingkatkan kembali. Peserta 3). abdimas memberikan respon yang positif terhadap pelatihan. Peserta sangat antusias dalam pelaksanaan pelatihan, peserta mendapatkan kemudahan selama pelatihan karena adanya buku panduan pembuatan video pembelajaran. Melalui pengabdian masyarakat ini harapannya kedepan dapat diimplementasikan di TK atau sekolah dengan skala lebih besar
“No good man will ever want me”. How structural social inequality increases women’s vulnerability to HIV transmission: a qualitative study from Bandung, Indonesia
Understanding the pathways that expose women to HIV transmission are vital in improving HIV prevention, especially among a “hidden” group of women without pre-established known risk for HIV. We investigated the pathways which place certain women at greater risk for HIV in a qualitative exploratory study with theoretical sampling using an emergent theory study design in an urban setting in Indonesia. We conducted semi-structured interviews with 47 HIV-infected women, one focus group discussion with five young women who occassionally engage in sex work, participant observation at six sex work venues and two midwife clinics, and 11 informal interviews with midwives, nurses, and obstetricians. Our research found that many women not characterized as belonging to a “high-risk group” or “key population” were nevertheless at increased risk for HIV. A history of sexual abuse, premarital sex, divorce, or involvement in sex work, often precipitated by poverty coupled with discriminatory public health policies further heightened women’s exposure to HIV. While reaching at-risk populations is a key strategy in HIV prevention, a novel and more tailored approach is needed to reach more hidden categories of women with less apparent risk behavior yet considerable risk for HIV infection
Pendampingan Beberapa Koperasi Simpan Pinjam
Sebagai kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang berkelanjutan, dengan tujuan utama ikut terlibat dalam mengatasi masalah kemiskinan, pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan bersifat ekstensifikasi dan intensifikasi. Inti dari pengurangan angka kemiskinanadalah menciptakan lapangan kerja. Objek pengabdian tetap pada pengembangan sektor keuangan (koperasi) dan sektor riil (pertanian oragnik-USAha, baik perdagangan maupunpengolahan). Intinya adalah membangun jaringan antar sektor keuangan, sektor keuangan dengan sektor riil, dan antar sektor riil. Dengan terbangunnya jaringan tersebut, kegiatan pengabdian kepada masyarakat dapat ikut serta menciptakan lapangan kerja, baik secara tidak langsung, menambah lapangan kerja yang tersedia, maupun langsung, atau mempertahankan lapangan kerja yang tersedia. Dengan tetap dan bertambahnya lapangan kerja, angka kemiskinan dapat berkurang. Kegiatan yang sifatnya intensifikasi dimaksudkan sebagai kegiatan yang tujuan utamanya adalah penguatan kelembagaan, baik itu kelembagaan lembaga keuangan (koperasi simpan pinjam), maupun kelembagaan USAha yang dilakukan oleh anggota lembaga keuangan. Sementara itu, kegiatan ekstensifikasi dimaksudkan untuk memperbanyak mitra agar tujuan memperluas lapangan kerja dapat lebih banyak. Dengan semakin banyaknya mitra kerja maka jejaring ekonomi akan semakin luas dan dengan demikian memungkinkan semakin banyaknya lapangan kerja yang diciptakan. Pengabdian kepada masyarakat yang kami lakukan dalam tahun ajaran 2014 adalah menindaklanjuti kerjasama antara Program Studi Ekonomi Pembangunan dengan Pengembangan Sosial Ekonomi Keuskupan Bandung. Dengan kerjasama ini, ada 6 (enam) lembaga keuangan berbentuk koperasi simpan pinjam dengan jumlah anggota sekitar 9.000 (sembilan ribu) dengan pekerjaan yang sangat bervariasi. Pengabdian yang dilakukan berfokus pada penguatan organisasi lembaga keuangan yang semula bersifat sukarela harus berubah menjadi profesional, mengingat jumlah uang yang dikelola oleh setiap lembagasudah cukup besar. Perubahan organisasi yang semula bersifat sukarela ke professional dilakukan melalui beberapa kali lokakarya yang diikuti oleh semua mitra dengan tujuan agar transformasi dari sukarela ke profesional itu dipahami sepenuhnya oleh para pengurus dan para manajernya. Perlu disadari transformasi dari sukarela ke profesional tidak hanya menyangkut pengembangan organisasinya, tetapi juga lebih menyangkut Perubahan sistem nilai dalam pengelolaan
Analysis of the relationship between urban heat island (UHI) phenomenon and land cover change in Medan city using Landsat satellite imagery
Abstract
The increase in population accompanied by an increase in the amount of built-up land has led to an increase in the LST of many cities, including the city of Medan. The city of Medan is the capital of the province of North Sumatra, Indonesia. The utilization of Landsat satellite imagery can be used to monitor land cover changes and LST changes. This study aims to obtain information due to changes in land cover to LST in Medan City. The use of thermal Infrared band in Landsat satellite imagery can monitor LST changes that have occurred. The results of the study show that in the period 2000 to 2019 there has been an increase in the area of built-up land and a decrease in the area of vegetation in the city of Medan. In 2000 the LST ranged from 12-30°C while in 2019 it ranged from 18-33°C. This has triggered the occurrence of UHI, especially in urban centers in the city of Medan.</jats:p
Seed treatment using biofertilizer to improve plant growth and yield performances of upland rice cultivars under various planting densities
Abstract
Producing upland rice through the use of high yielding cultivars and better agronomical practices is a promising way to improve rice production in Indonesia. The objectives of the study were to evaluate the effect of seed treatment on growth and yield of two upland rice cultivars under two planting densities, and to identify its related traits. A field experiment was conducted in Banten Province, Indonesia. Two rice cultivars, Inpago 8 and Inpago 9 were treated with biofertilizer and were arranged into double-row system with the density of 21 plants m−2 or 33 plants m−2. Research results showed that seed treatment significantly improved plant growth and seed yield for both cultivars due to greater panicle number and seed number per panicle. Biofertilizer contributed to a greater amount of total biomass as well as harvest index (HI). Increasing planting density from 21 to 33 plants per m−2 improved panicle number that affected seed yield increase. The Inpago 9 performed superior in seed yield as compared to Inpago 8 due to better seed number per panicle and HI. High yielding upland rice cultivars in combination with biofertilizer and appropriate planting density would be an approach to improve upland rice production.</jats:p
Performance of improved upland rice cultivars under farmer’s field condition in Banten province, Indonesia
Abstract
The use of improved upland rice (Oryza spp.) cultivars would be an alternative approach for improving rice production in Indonesia. The objectives of study were to identify cultivars with high yield potential and to determine its related traits. Five improved upland rice cultivars, namely Inpago 8, Inpago 9, Inpago 10, Inpago 11 and Inpago 12, released in 2011 to 2017 were observed under farmer’s field condition in Lebak district, Banten Province, Indonesia from September 2018 to January 2019. Grain yield, yield components, and biomass production and partitioning were measured at maturity stage. Grain yield of five cultivars showed higher performance than regional average yield performance. Grain yield performance was closely correlated with panicle number per m2. The Inpago 9 and Inpago 12 were greater in grain yield due to greater number of panicle as compared to other cultivars. Superior performance of Inpago 9 and Inpago 12 were also due to greater biomass production and better harvest index (HI). On the other side, smaller value of panicle number per m2 and HI of Inpago 11 resulted in lower performance in grain yield. In conclusion, panicle number, biomass production, and partitioning were some good traits in selecting adaptive cultivars. In addition, cultivars Inpago 9 and Inpago 12 are considerable to be chosen by the farmers in Lebak district, Banten Province to improve upland rice production.</jats:p
- …
