38 research outputs found

    Deposisi Lapisan Tipis Zno:al Pada Substrat Alumina Untuk Bahan Sensor Gas

    Get PDF
    DEPOSISI LAPISAN TIPIS ZnO:Al PADA SUBSTRAT ALUMINA UNTUK BAHAN SENSOR GAS. Telah dilakukandeposisi lapisan tipis ZnO:Al pada substrat alumina menggunakan teknik DC Sputtering untuk aplikasi sensor gas.Deposisi lapisan tipis ZnO:Al dilakukan dengan parameter proses sputtering tegangan elektroda DC sebesar 2.2 kV,arus 10 mA dan suhu substrat 250oC, waktu deposisi divariasi 30 - 150 menit dengan interval 30 menit dan tekanandivariasi masing-masing : 1 ´ 10-2 atm, 2 ´ 10-2 atm, 3 ´ 10-2 atm, 4 ´ 10-2 atm dan 5 ´ 10-2 atm. Dari hasilkarakterisasi diperoleh nilai resistansi terendah sebesar 64 kΩ diperoleh pada kondisi waktu deposisi 90 menit dantekanan operasi 4 ´ 10-2 atm. Hasil pengukuran sensitivitas menunjukkan bahwa sensor gas dari bahan ZnO:Almempunyai sensitivitas tertinggi terhadap gas sensor C2H5OH sebesar 24%, untuk gas NH3 sebesar 19,77% danuntuk gas SO2 sebesar 17,53% pada 141,54 konsentrasi/volume

    Pengaruh Tekanan Gas Isian Argon-etanol Dan Argon-brom Terhadap Unjuk Kerja Detektor Geiger-mueller

    Get PDF
    PENGARUH TEKANAN GAS ISIAN ARGON-ETANOL DAN ARGON-BROM TERHADAP UNJUK KERJADETEKTOR GEIGER-MUELLER. Telah dilakukan penelitian pengaruh tekanan gas isian Ar-etanol dan Ar-Brterhadap unjuk kerja detektor Geiger-Mueller. Tabung detektor Geiger-Mueller terbuat dari bahan stainless steeldengan ukuran diameter tabung 1,6 cm, anoda terbuat dari bahan kawat tungsten dengan diameter 0,008 cm,panjang daerah aktif 10 cm dan tebal jendela yang mempunyai density thickness sekitar 0,39 g/cm2. Tekanan gasisian Ar-etanol divariasi masing-masing 7:1, 9:1, dan 19:1, sedang untuk Ar-Br perbandingan tekanannya 100:1,50:1 dan 33:1. Dari hasil pengujian terbaik diperoleh untuk perbandingan tekanan gas Ar-etanol sebesar 9:1dihasilkan panjang plateau 180 V, slope 9,60 %/100 V, resolving time τ = 6,725 μ detik dan tegangan operasi 1160V. Untuk gas Br sebagai gas pemadam dengan perbandingan tekanan 100:1 diperoleh panjang plateau 100 V, slope7,6 %/100 V, resolving time τ = 7,75 μ detik dan tegangan operasi 540 V. Pada penelitian ini umur detektor belumdapat diprediksi karena selama melakukan pengujian detektor masih memiliki plateau yang panjang dan bentukpulsanya belum mengalami discharge. Jumlah cacah yang dihasilkan detektor untuk gas isian Ar-etanol sebesar3,105 × 10 6 cacah, sedang untuk Ar-Br sebesar 1,102 × 10 7 cacah

    Molecular Surveillance of Pyrethroid Resistance of Dengue Vector [Aedesaegypti] and Its Implication to Public Health

    Full text link
    .Resistance of Aedesaegypti mosquito to pyrehtoid compounds have been a common problem in controlling thisdisease among the tropical countries, including Indonesia. Knockdown resistance alleles of voltage-gated sodium channel gene have been proposed as an effective marker for early detection of this problem. This study aimed to understand the pyrethroid resistance status of Aedesaegypti population among Dengue endemic areas in Central Java Province. The house hold larval surveys were conducted in Temanggung, Kendal and Jepara districts and Semarang municipal based on the Dengue cases. Mosquito larvae were reared to be 3-5 days old imago stage in entomologic laboratory, and then subjected to molecular experiment for detection of kdr alleles of domain II VGSC gene. This study found two single nucleotide polymorphisms, namely S989P and V1016G. These SNPs indicated that Aedesaegypti population has developed resistant to pyrethroid compounds. Generally, we found the high percentage of those SNPs, namely 26 and 93 percents. It is an important data input for public health officer in planning of Dengue prevention

    Pembuatan Lapisan Tipis Sno2 Dengan Metode Sputtering Dc Untuk Sensor Gas Co

    Get PDF
    PEMBUATAN LAPISAN TIPIS SnO2 DENGAN METODE SPUTTERING DC UNTUK SENSOR GAS CO. Telahdilakukan pembuatan lapisan tipis SnO2 dengan metode sputtering DC untuk gas CO. Pembuatan lapisan tipis SnO2dilakukan dengan parameter sputtering pada tegangan elektroda 2 kV, arus 10 mA, tekanan vakum 5 × 10-2 torr, waktudeposisi 30 menit, 60 menit dan 120 menit pada suhu substrat 250 0C, sedangkan gas sputtering adalah gas argon.Hasil eksperimen menunjukkan bahwa lapisan tipis SnO2 yang dideposisi dengan parameter sputtering : tegangan 2kV, arus 10 mA, tekanan 5 × 10-2 Torr, waktu 120 menit dan suhu 250 °C mempunyai sensitivitas optimun 23 % untukmendeteksi gas CO pada konsentrasi 106,25 ppm. Kemudian dari hasil analisis unsur lapisan SnO2 pada kondisioptimum menggunakan SEM–EDS diperoleh Sn sebesar 31,73%, O sebesar 67,37 % atom

    Uji Fungsi Sistem Nitridasi Ion Untuk Perlakuan Permukaan

    Get PDF
    UJI FUNGSI SISTEM NITRIDASI ION UNTUK PERLAKUAN PERMUKAAN. Telah dilakukan uji fungsi sistemnitridasi ion untuk perlakuan permukaan. Uji fungsi bertujuan untuk mengetahui kinerja sistem nitridasi ion yang telahdirancang bangun untuk meningkatkan kekerasan permukaan logam. Dalam uji fungsi dilakukan uji kevakuman,penggunaan sistem nitridasi ion untuk nitridasi cuplikan (baja poros) dan karakterisasi cuplikan hasil nitridasi. Hasil ujikevakuman menunjukkan bahwa kevakuman dengan tabung reaktor plasma dan tanpa tabung reaktor plasma tidakmenunjukkan perbedaan yang signifikan yaitu 3,7 x 10-2 mbar dan 3 x 10-2 mbar sehingga kebocoran yang terjadicukup kecil. Uji penggunaan sistem nitridasi ion menunjukkan bahwa: nitridasi dengan campuran gas N2 dan H2 dapatmengoptimalkan proses nitridasi sehingga diperoleh kekerasan yang lebih tinggi dibanding pada proses nitridasidengan gas N2 yaitu 868,5 KHN dengan kekerasan 4,05 kali kekerasan sebelum dinitridasi, sedangkan dengan gas N2didapatkan kekerasan 523,5 KHN. Pengamatan kedalaman difusi nitrogen dengan pengujian kekerasan penampangmelintang dan struktur mikro mendekati sama terbukti bahwa pengukuran kekerasan melintang pada kedalaman 110mm hampir sama dengan material induk, sedangkan pada pengamatan struktur mikro Perubahan butir terjadi sampaipada kedalaman 95 mm. Dengan hasil ini sistem nitridasi ion dapat berfungsi dengan baik untuk proses nitridasisehingga dapat meningkatkan kekerasan permukaan

    Penentuan Aktivitas Unsur Radioaktif Thorium Yang Terkandung Dalam Prototipe Sumber Radiasi Kaos Lampu Petromaks

    Full text link
    Tujuan penelitian ini adalah menentukan jenis unsur radioaktif thorium yang terkandung dalam prototipe kaos lampu petromaks, mengetahui aktivitas jenis dan umur paruh unsur radioaktif thorium tersebut. Analisis data menggunakan metode spektrometri gamma dengan detektor Ge(Li). Data pencacahan berupa spektrum energi gamma, yang memberikan informasi energi gamma dan cacahnya. Jenis unsur radioaktif dan umur paruhnya diketahui dengan mencocokkan energi gamma pada tabel isotop. Sedangkan aktivitas jenisnya ditentukan dengan menganalisis spektrum energi gamma. Berdasarkan hasil penelitian, prototipe kaos lampu petromaks mengandung unsur radioaktif 212Pb (thorium B), 224Ra (thorium X), 228Ac (Mesothorium II), 208Tl (thorium C’’), 212Bi (thorium C) dan 40K (kalium-40). Aktivitas jenis unsur 212Pb (Eγ = 238,90 keV) dalam satuan Bq/gram pada prototipe berturut-turut A (2,301 ± 0,001)102, B (1,351 ± 0,007)103, C (1,068 ± 0,003)103, D (6,343 ± 0,005)102, dan E (6,637 ± 0,009)102. Sedangkan aktivitas jenis unsur 40K (Eγ = 1460,91 keV) dalam satuan Bq/gram pada prototipe berturut-turut A (1,29 ± 0,01)101, B (1,818 ± 0,007)102, C (1,362 ± 0,003)102, D (7,85 ± 0,02)101 dan E (7,93±  0,01)101, Hal ini  terbukti  dengan teridentifikasinya unsur-unsur radioaktif anak luruh deret thorium. Aktivitas prototipe sumber radiasi kaos lampu petromaks sebagian besar berasal dari sumbangan aktivitas unsur radioaktif 212Pb (Eγ = 238,90 keV). Aktivitas prototipe sumber radiasi kaos lampu petromaks yang terbesar terdapat pada prototipe B. The purpose of this research is to determine type of radioactive element thorium contained in petromax light mantle prototype and find out the specific activity and half life of radioactive element thorium. The data was analyzed by using gamma spectrometry method with Ge(Li) detector. The data enumeration is the spectrum of gamma energy which gives information of gamma energy and its enumeration. Radioactive element type and its half life were recognized by matching the gamma energy in the isotope table. While its specific activity was defined by analyzing the gamma energy spectrum. So, it can be concluded that the petromax light mantle contained radioactive element 212Pb (thorium B), 224Ra (thorium X), 228Ac (Mesothorium II), 208Tl (thorium C’’), 212Bi (thorium C) dan 40K (kalium-40). The activity element of  212Pb (Eγ = 238,90 keV) in the quantity Bq/gram has prototype A (2,301 ± 0,001)102, B (1,351 ± 0,007)103, C (1,068 ± 0,003)103, D (6,343 ± 0,005)102, dan E (6,637 ± 0,009)102. While the activity element of  40K (Eγ = 1460,91 keV) in the quantity Bq/gram has prototype A (1,29 ± 0,01)101, B (1,818 ± 0,007)102, C (1,362 ± 0,003)102, D (7,85 ± 0,02)101 and E (7,93±  0,01)101, it was proved by identification of radioactive elements thorium subseries. The activity of radiation source of petromax light mantle prototype mostly came from the radioactive element activity of 212Pb (Eγ = 238,90 kev), and the biggest activity came from prototype B

    Perancangan Action Figure Gundala Putra Petir

    Full text link
    Action figure adalah mainan berkarakter yang berpose, terbuat dari plastik atau material lainnya dan karakter sering diambil berdasarkan film, komik, video game atau acara televisi. Gundala Putra Petir adalah superhero asli dari Indonesia ciptaan Hasmi pada tahun 1969. Tujuan dari perancangan ini adalah untuk menjawab kebutuhan masyarakat khususnya kolektor action figure terhadap hiburan dalam dunia fiksi disaat berbagai macam tokoh fiksi dari luar negeri masuk di negara Indonesia. Hasil Perancangan ini berupa action figure dengan tokoh Gundala. Pemilihan media action figure dengan alasan media ini belum pernah ada buatan asli dari Indonesia, sehingga diharapkan dapat menarik perhatian para kolektor action figure. Terdapat beberapa media pendukung diantaranya poster,web poster, kemasan, booklet, gantungan kunci, dan diorama

    PENGARUH DOSIS PAPARAN ASAP ROKOK TERHADAP JUMLAH ERITROSIT DAN KADAR HEMOGLOBIN (Studi Pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar)

    Get PDF
    Latar Belakang : Salah satu dari beberapa faktor yang dapat menyebabkan anemia adalah keberadaan asap rokok. Kandungan asap rokok misalnya tar, dapat menyebabkan kerusakan sumsum tulang dan radikal bebas menyebabkan hemolisis sel darah merah. Sebanyak 85,4% perokok aktif, merokok dalam rumah bersama keluarga sehingga mengancam kesehatan lingkungan. Tujuan : Mengetahui pengaruh berbagai dosis paparan asap rokok terhadap jumlah eritrosit dan kadar Hemoglobin (Hb). Metode : Rancangan penelitian ini adalah after only with control design, dengan menggunakan sampel tikus jantan galur wistar. Sejumlah 24 tikus yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, yang dibagi dalam 4 kelompok perlakuan. Satu kelompok tanpa perlakuan dan tiga kelompok lainnya diberi paparan asap rokok dengan dosis bertingkat masing-masing 1 batang/ hari, 2 batang/ hari, dan 4 batang/ hari. Tikus dipapari asap rokok selama 28 hari. Di akhir penelitian tikus diambil darahnya untuk diperiksa jumlah eritrosit dan kadar hemoglobin. Data dideskripsikan dalam bentuk tabel, dianalisis dengan Anova Oneway dan Post hoct dengan LSD. Hasil : Rata-rata jumlah eritrosit dan kadar Hb adalah: Kelompok K = (6,73 x 106 /l dan 11,6gr/dl ); Kelompok P1=(5,27 x 106/l dan 9,38 gr/dl); Kelompok P2= (4,53 x 106/l dan 8,1 gr/dl); Kelompok P4=(4,45 x 106 /l dan 7,4 gr/dl); berbeda signifikan pada jumlah eritrosit dan kadar hemoglobin (p value = 0,000). Simpulan : Paparan asap rokok dapat menyebabkan penurunan jumlah eritrosit dan kadar hemoglobin.Kata Kunci : eritrosit, hemoglobin, asap rokok
    corecore