271 research outputs found
Litostratigrafi Dan Sedimentasi Formasi Kebo Dan Formasi Butak Di Pegunungan Baturagung, Jawa Tengah Bagian Selatan
Http://dx.doi.org/10.17014/ijog.vol3no4.20081Lithologically, the Nampurejo Pillow Lava, Kebo and Butak Formations, which are dominated by volcanic rocks, spread west - eastly, along the northern foot of the Baturagung Mountains. The Nampurejo Pillow Lava, which has an Early Oligocene age, is overlain by the Late Oligocene - Early Miocene Kebo and Butak Formations successively. The Nampurejo Pillow Lava consists of basaltic pillow-lavas showing pillow structures and they are intercalated by black sandstones. The Kebo Formation comprises alternating sandstone and pebbly sandstone with intercalations of siltstone, claystone, tuff, and shale. On the other hand, the Butak For- mation is composed of polymic breccia with intercalations of sandstone, pebbly sandstone, claystone, and siltstone/shale. The three units were deposited in a deep – shallow marine basin, which was filled by volcanic prod- ucts. Compared to the lower part of the Kebo Formation, volcanic activities during the deposition of the upper part of the Kebo Formation and the Butak Formation were more active
Litostratigraphic and Sedimentological Significants of Deepening Marine Sediments of the Sambipitu Formation Gunung Kidul Residence, YOGYAKARTA
Sambipitu Formation in the Southern Mountains plays an important role due to its stratigraphic position, between syn-volcanism and post- volcanism periods. The formation widely distributes along the southern slope of the Baturagung Mountains, Gunung Kidul Residence, Yogyakarta Province. Stratigraphically, the Sambipitu Formation is conformably underlain by dominated unit of volcanic breccias of the Nglanggran Formation, and conformably overlain by dominated unit of marl of the Oyo Formation. Based on detail section along the river of Ngalang, the Sambipitu Formation can be divided into Lower and Upper Members. The Lower Member is dominated by sandstone and siltstone, which is alternated by breccias. The Upper Member is dominated by siltstone and mudstone, which is intercalated by sandstone, marl and conglomerate. The Lower Member was deposited on an environment influenced by tidal current, which was highly affected by gravity flows of volcanic material. This deposition environment was getting deeper to be an inner shelf, where the Upper Member was deposited. Furthermore, based on Rock-eval pyrolysis, TOC value of the Sambipitu Formation ranges from 0.08% to 0.43%, whilst the PY (potential yield) value less than 0.15 mg HC/g rock. Thus, on the basis of those two parameters, the Sambipitu Formation is included into oil prone source rock potential of poor category. Moreover, Tmax value of the Sambipitu Formation ranges from 226°C - 335°C, with the HI (hydrogen Index) value varies from 0 – 12. It indicates that this formation contains kerogen Type III. Therefore, the organic thermal maturation based on plotting of Tmax vs HI, this formation falls into an immature category.
Key word: Lithostratigraphy, volcanic material, tidal flat, inner shelf, and Sambipitu Formation.
Formasi Sambipitu memegang peran penting karena posisi stratigrafinya yang terletak diantara perioda volkanisme dan pasca volkanisme. Formasi ini tersebar luas di lereng selatan Pegunungan Baturagung, Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Formasi Sambipitu menindih selaras Formasi Nglanggran dan ditindih selaras oleh Formasi Oyo. Berdasarkan penampang stratigrafi rinci sepanjang Sungai Ngalang, Formasi Sambipitu dapat dibagi menjadi: Anggota Bawah dan Anggota Atas. Anggota Bawah didominasi oleh perselingan batupasir dan batulanau, dengan sisipani breksi gunung api. Sedangkan Anggota Atas didominasi oleh batulanau dan batulumpur dengan sisipan batupasir dan konglomerat. Anggota Bawah diendapkan di lingkungan paparan pasang-surut yang dipengaruhi oleh pengendapan material gunung api. Paparan pasang-surut itu semakin dalam menjadi paparan dalam dimana diendapkan Anggota Atas. Berdasarkan analisis Rock-eval pirolisis, nilai kandungan karbon total (TOC) serpih Formasi Sambipitu berkisar 0,08% – 0,43%, sedangkan Potential yield (kandungan cairan hidrokarbon) kurang dari 0,15 mg HC/g batuan. Berdasarkan dua parameter tersebut diatas, formasi tersebut termasuk kedalam kategori oil prone source rock, dengan kategori buruk (poor). Formasi Sambipitu mempunyai nilai temperatur maksimum (Tmax) antara 226°C - 335°C, dengan nilai HI (Hydrogen Index) kurang dari 12, menunjukkan formasi ini memiliki kerogen tipe III. Berdasarkan diagram temperatur maksimum (Tmax) terhadap nilai indeks hidrogen (HI) bahan organik, kematangan organik dari formasi ini termasuk ke dalam tingkat belum matang.
Kata kunci: Litostratigrafi, material volkanik, paparan pasang-surut, paparan dalam, dan Formasi Sambipitu
Representasi Ideologi dan Kekuasaan dalam Bahasa: Kajian Teks Media
This article is based on the assumption that language is not in a social vacuum. Language is more than a set of words that merely linguistic, but also social. Therefore, the current linguistic research should take into account the social dimension in the analysis are critical, such as van Dijk's critical discourse analysis (CDA) research model. The critical discourse analysis research considering the text, context, social cognition, and analysis/social context. Research steps include: exposing the macro structure (thematic), superstructure (schematic), and microstructure consisting of semantics, syntax, stylistic, and rhetoric. Accordingly, this study uses the method read and record while research data has been collected from Suara Merdeka and Kompas newspaper. Finally concluded that the language represents the ideology and power (symbolic) both individual and communal
Antibakteri Ekstrak Etanol Umbi Lapis Bawang Merah (Allium Cepa L.) Terhadap Pertumbuhan Staphylococcus Aureus Dan Escherichia Coli
Antibiotik yang berasal dari alam sering dikenal sebagai antibiotik alami. Bawang merah (Allium cepa L.) memiliki senyawa allisin yang berfungsi sebagai antibakteri. Telah dilakukan uji antibakteri ekstrak umbi lapis bawang merah (Allium cepa L.) terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Bahan uji yang digunakan adalah umbi lapis bawang merah (Allium cepa L.) dengan metode pengadukan dan perendaman. Selanjutnya diuji daya antibakterinya dengan metode difusi agar dengan cylinder cup. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak umbi lapis bawang merah (Allium cepa L.) memberikan daya antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus pada konsentrasi 40%, 50%, 60%, 70% dan 80% tetapi tidak memberikan daya antibakteri terhadap bakteri Escherichia coli dengan konsentrasi yang sama
Kecernaan Nutrien dan Fermentabilitas Pakan Komplit dengan Level Ampas Tebu yang Berbeda secara In Vitro
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan formulasi pakankomplit dengan penggunaan ampas tebu sebagai sumber serat yang berbeda terhadapKecernaan Bahan Kering (KcBK), Kecernaan Bahan Organik (KcBO), produksivolatille fatty acids (VFA) dan produksi amonia (NH3) secara in vitro. Rancanganyang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 4ulangan yaitu R1 (Pakan komplit dengan kandungan ampas tebu 25%, R2 (Pakankomplit dengan kandungan ampas tebu 30%, R3 (Pakan komplit dengan kandunganampas tebu 35%) dan R4 (Pakan komplit dengan kandungan ampas tebu 40%). Hasilpenelitian menunjukkan bahwa pakan komplit dengan penggunaan level ampas tebu(25%, 30%, 35% dan 40%) secara in vitro memberikan pengaruh nyata (P<0,05)terhadap KcBK dan KcBO, tetapi tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyataterhadap produksi VFA dan NH3. Rata-rata KcBK pada perlakuan R1, R2, R3 danR4 berturut-turut adalah 50,68; 49,46; 46,46 dan 45,62%. Rata-rata KcBO berturutturut56,06; 54,42; 51,76 dan 51,38%. Rata-rata VFA berturut-turut 154,50; 152,00;149,50 dan 143,25 mM. Rata-rata NH3 berturut-turut 3,99; 4,26; 4,08 dan 3,82 mM.Simpulan dari penelitian ini adalah semakin tinggi penggunaan level ampas tebudalam pakan komplit sebagai sumber serat, memberikan efek menurunkan kecernaanbaik BK, BO, VFA dan NH3. Pilihan terbaik dari keempat perlakuan yang diamatiadalah penggunaan ampas tebu sebagai sumber serat dalam pakan komplit sebanyak25%
Optimalisasi Peran Kompos Bioaktif Dengan Penambahan Asam Humat Dan Asam Fulvat Untuk Meningkatkan Ketahanan Tanaman Mentimun Terhadap Serangan Pythium SP.
Mentimun merupakan tanaman sayuran penting diIndonesia. Penyakit rebah kecambah yang disebabkanPythium sp. merupakan penyakit utama yang menurunkanproduksi mentimun. Tujuan penelitian ini adalahuntuk mengetahui pengaruh kompos bioaktif sebagaimedia tumbuh dengan penambahan asam humat danasam fulvat untuk meningkatkan ketahanan tanamanmentimun terhadap penyakit rebah kecambah yangdisebabkan Pythium sp. Semua kandungan media tumbuhdapat mengurangi kejadian penyakit rebah kecambahbaik pada percobaan A (tanah yang terinfestasi) ataupercobaan B (tanah yang diinfestasi) yaitu sebesar 70-100%. Hasil percobaan menunjukkan bahwa semua kombinasiperlakuan media tumbuh dapat meningkatkan pertumbuhantanaman mentimun dengan tolok ukur potensitumbuh maksimum, daya kecambah, tinggi tanaman,dan jumlah daun. Penambahan asam humat, asamfulvat, dan bioaktivator dalam medium pertumbuhanpercobaan A dan percobaan B dapat meningkatkanpertumbuhan tanaman mentimun dengan tolok ukurpotensi tumbuh maksimum, daya kecambah, tinggitanaman, dan jumlah daun. Penambahan asam humat,asam fulvat, dan bioaktivator dalam media tumbuhmampu untuk meningkatkan keragaman populasimikroba tanah
Degradasi Bahan Kering dan Bahan Organik dengan Berbagai Level Jerami Padi secara In Sacco pada Kambing Jawarandu
Usaha peningkatan produksi ruminansia perlu diimbangi dengan penyediaan pakan hijauan secara kontinyu baik dalam segi kuantitas maupun kualitas. Namun sering kali peningkatan USAha produksi dihadapkan oleh ketersediaan jumlah pakan terutama pada saat musim kemarau. Oleh karena itu, perlu dicari pakan alternatif yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan ternak tersebut salah satunya dengan pemanfaatan limbah pertanian. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui degradasi nutrien ransum dengan berbagai level jerami padi dan menentukan imbangan terbaiknya sebagai pakan ternak. Data a, b, c dan DT yang diperoleh selanjutnya dianalisis secara statistik berdasarkan rancangan acak lengkap (RAL) adanya pengaruh antar perlakuan pakan dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan. Ransum perlakuan disusun iso protein kasar (PK) dan total digestyble nutrients (TDN) dengan kandungan 12% PK dan 64% TDN. Perlakuan level jerami padi yang digunakan yaitu P1=25%, P2=30%, P3=35% dan P4=40%. Ransum standar (P0) untuk pakan sehari-hari (PK 12% dan TDN 60%) digunakan sebagai pembanding nilai a, b, c dan DT dari keempat perlakuan tanpa diujikan secara statistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang nyata (P< 0,05) fraksi a, b dan DT degradasi bahan kering ransum perlakuan sedangkan pada nilai c tidak terdapat pengaruh nyata. Pada degradasi bahan organik menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang nyata (P<0,05) pada fraksi a, fraksi b, nilai c dan DT
Peningkatan Kualitas Tongkol Jagung melalui Teknologi Amoniasi Fermentasi (Amofer) terhadap Kecernaan Bahan Kering dan Bahan Organik Serta Protein Total secara In Vitro
A research to study the determine and assess the effect of combination commercial starter at level and time period various for corn cob the main dry matter and organic matter digestibility and total protein. Research was arranged in completely randomized design in factorial pattern 3x5 and three replications. First factor was the level of commercial starter (0, 1 and 2%) and second factor was the period of fermentation 0, 1, 2, 3 and 4 week). The data were variance analized using ANOVA and Duncan multiple range test (DMRT). The results showed that combined treatment difference in level of starter and long time peroid not increased the dry matter digestibility, organic matter digestibility, and total protein of corn cobs
Produksi Amonia, Undegraded Protein Dan Protein Total Secara in Vitro Bungkil Biji Kapuk Yang Diproteksi Dengan Tanin Alami
Ransum protein needs are influenced by the amount required for basic living,growth, and production. Cotton seed oilcake potential as a protein supplement foranimal feed because protein that present in cotton seed oilcake reaches 29.57 to31.13%. Cotton seed oilcake containing high protein and good quality given toruminants largely degraded by microbes in the rumen, so that influence to theefficiency of protein utilization. Protein is one of the important nutrients needed byruminants at various levels of production and the various phases of his life. A highprotein in feed ingredients needs to be done protection that are not easily degradedby rumen microbes Protection of proteins can be done in several ways, namelyphysical, chemical and biological. The study aims to assess fermentability feedingredients protein source that is protected by tannins from extracts of tea waste interms of measuring the concentration of NH3, Undegraded Protein and total proteinproduction. The results showed that the concentration of ammonia in cotton seedoilcake protected with increased of tannin levels decrease NH3 concentration andincrease the levels of UDP (p <0.05) and increase total protein. The average of NH3concentration, UDP and total protein in T0, T1, T2, T3 consecutive are (7,52 mM;10,91%; 369,62 mg/g), (6,60 mM; 11,45%; 439,50mg/g), (6,55 mM; 12,41%;457,35 mg/g), (6,32 mM; 13,44%; 514,95 mg/g). The conclusions of this study thatthe cotton seed oilcake protected dregs of tea tannin extracts with level 0,25%,0,50% and 0,75% can decrease the concentration of NH3, increase UDP and totalprotein. The protection level of Cotton seed oilcake with tannin extract the best teawaste is level 0,75% (% b/b BK)
- …
