65 research outputs found
Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan yang Tercatat pada Indeks LQ-45 Bursa Efek Indonesia
Perusahaan harus menentukan besarnya dividen yang dibagikan, karena penurunan maupun peningkatan jumlah dividen yang dibayarkan seringkali menjadi signal bagi pihak investor mengenai prospek pertumbuhan Perusahaan di masa yang akan datang. Secara tidak langsung para investor dapat memperkirakan Nilai Perusahaan yang akan ditanami modal (dibeli sahamnya) melalui kebijakan dividen yang ditetapkan Perusahaan bersangkutan. Tujuan penelitian ini adalah menguji pengaruh Kebijakan Dividen yang diproksikan terhadap Dividend Payout Ratio dengan Nilai Perusahaan yang diproksikan terhadap Price Book Value. Penelitian ini menggunakan sampel 22 Perusahaan yang termasuk dalam indeks LQ-45 yang tercatat pada Bursa Efek Indonesia selama periode 2009-2011. Data diuji dengan menggunakan SPSS, dengan melakukan pengujian Asumsi Klasik dan pengujian Hipotesis dengan menggunakan Metode Regresi Linier Sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Kebijakan Dividen berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan. Pengaruh kedua variabel bersifat positif, dimana setiap kenaikan nilai Kebijakan Dividen juga turut mengakibatkan kenaikan Nilai Perusahaan. Hal ini berarti bahwa hipotesis alternatif diterima sesuai dengan hasil uji hipotesis yang telah dihasilkan. Variabel Kebijakan Dividen juga dapat menjelaskan variabel Nilai Perusahaan secara individu
Subtansiasi Nilai-Nilai Jiwa dalam Pendidikan Islam: Perspektif Ibnā
AbstractThis article critically explores how to substantiate the values of the soul in Islamic education using Ibn Sinā's perspective. As a discourse that interests Muslim scholars, the concept of the soul has experienced ups and downs and passed through various endless debates. Ibn Sinā as one of the Muslim philosophers concerned with the soul managed to develop a good conception of the soul that received extraordinary attention and appreciation from Muslim philosophers after him, such as al-Ghazāli, Fakhruddin al-Rāzi, Ibn Rushd, and Western scholars. Using an exploratory, descriptive, and analytical approach, this article argues that the soul is a spiritual substance that inspires the body so that it lives, which then becomes a tool for acquiring knowledge and divine (theological) knowledge. The practice of teaching Islamic education, thus, cannot be separated from the touch of Ibn Sinā's soul element. For Sinā, Islamic education must reconsider psychological aspects to develop students' potential naturally to become perfect human beings (insan kamil). AbstrakArtikel ini, secara kritis, mengeksplorasi bagaimana substansiasi nilai kejiwaan dalam Pendidikan Islam menggunakan perspektif Ibn Sinā. Sebagai suatu diskursus yang menyita atensi ilmuwan Muslim, konsep kejiwaan berkembang sedemikian rupa serta membuka ruang dialektika yang beragam. Ibn Sinā, satu dari sekian filsuf Muslim yang concern terhadap kejiwaan, telah berhasil mengembangkan konsepsi kejiwaan dengan sangat baik sehingga mendapat atensi dan apresiasi yang luar biasa dari kalangan filsuf muslim setelahnya, seperti al-Ghazāli, Fakhruddin al-Rāzi, Ibn Rushd, dan sarjana Barat. Dengan menggunakan pendekatan eksploratif, deskriptis, dan analitis, artikel ini berpendapat jiwa merupakan substansi ruhani yang mengilhami jasad sehingga ia hidup dan menjadi piranti untuk memperoleh ilmu dan pengetahuan ketuhanan (teologis). Praktik pendidikan Islam, dalam hal ini, tidak terlepas dari sentuhan unsur kejiwaan Ibn Sinā. Bagi Sinā, pendidikan Islam harus merekonsiderasi aspek-aspek kejiwaan guna pengembangan potensi peserta didik secara fitri sehingga mampu meraih derajat manusia sempurna (insan kamil)
Regularization in quantum field theory from the causal point of view
The causal approach to perturbative quantum field theory is presented in
detail, which goes back to a seminal work by Henri Epstein and Vladimir Jurko
Glaser in 1973. Causal perturbation theory is a mathematically rigorous
approach to renormalization theory, which makes it possible to put the
theoretical setup of perturbative quantum field theory on a sound mathematical
basis. Epstein and Glaser solved this problem for a special class of
distributions, the time-ordered products, that fulfill a causality condition,
which itself is a basic requirement in axiomatic quantum field theory. In their
original work, Epstein and Glaser studied only theories involving scalar
particles. In this review, the extension of the method to theories with higher
spin, including gravity, is presented. Furthermore, specific examples are
presented in order to highlight the technical differences between the causal
method and other regularization methods, like, e.g. dimensional regularization.Comment: 75 pages, 8 figures, style file included, some comments and
references adde
KEANEKARAGAMAN SPESIES ULAR DI PULAU ENGGANO DAN AREA UNIVERSITAS BENGKULU
Keanekaragaman reptile dan amfibi di Pulau Enggano dapat dikatakan sangat sedikit. Menurut anonim (2017) hanya terdapat beberapa jenis ular. Hasil dari catatan spesimen Museum Zoologicum Bogoriense (MZB) dan hasil survei lapangan ekspedisi 2015 LIPI, Pulau Enggano ternyata memiliki 20 jenis reptil dan 2 jenis amfibi. Empat jenis reptil merupakan endemik, yakni Draco modigliani (cicak terbang modigliani), Cnemaspis modigliani (cicak batu modigliani), Hemiphyllodactylus engganonensis (cicak ramping enggano), dan Coelognathus enganensis (ular tikus enggano). Penelitian ini bertujuan untuk membahas pengetahuan jenis ular di pulau Enggano dan Universitas Bengkulu untuk mengetahui spesies ular di Pulau Enggano desa Kahyapu, dan desa Banjarsari, menjadi perbandingan dengan Universitas Benkulu sehingga dapat menjadi acuan untuk penelitian selanjutnya. Pengambilan data di lapangan menggunakan metode Visual Encounter Survey (VES). Di Desa Kahyapu, Pulau Enggano, saya menemukan 9 individu ular dari 5 spesies, yaitu Laticauda colubrine (1 individu), Indotyphlops braminus (1 individu), Cerberus rynchops (4 individu), Coleknatus engganoensis (1 individu), dan Ptyas pulverulentus (2 individu). Sementara itu, di Desa Banjarsari, Pulau Enggano, saya menemukan 8 individu ular dari 3 spesies, yaitu Indotyphlops braminus (1 individu), Python reticulatus (3 individu), dan Ptyas pulverulentus (4 individu). Secara keseluruhan, saya menemukan 17 individu ular, dengan spesies Python reticulatus lebih banyak ditemukan di Banjarsari dan Cerberus rynchops lebih banyak ditemukan di Kahyapu. Di Universitas Bengkulu, saya menemukan 5 spesies ular dari 2 famili, yaitu famili Colubridae yang terdiri dari Ptyas carinata (ular king koros), Ahaetulla prasina (ular pucuk), Coelgnathus flavolineatus (ular sawo/kopi), dan Dendrelaphis pictus (ular tali picis), serta 1 spesies dari famili Elapidae, yaitu Calliophis intestinalis (ular cabe kecil).
Kata Kunci : Keanekaragaman, Ular, Reptile, pulau Enggano, Visual Encounter Surve
MANAJEMEN LAYANAN PERPUSTAKAAN DI SMA NEGERI 70 JAKARTA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Manajemen Layanan
Perpustakaan di SMAN 70 Jakarta. Perpustakaan merupakan jantungnya pendidikan karena merupakan sumber belajar yang berguna untuk mendapatkan informasi yang relevan untuk kebutuhan pemustaka. Perpustakaan sekolah saat ini kurang maksimal dalam menjalankan fungsinya terutama pada layanan yang disediakan di perpustakaan sekolah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode lapangan. Selain itu, kegiatan pengumpulan data dengan menggunakan
metode wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa (1) Perencanaan layanan perpustakaan dilakukan 1 kali dalam satu tahun pada setiap akhir tahun ajaran dengan studi banding dan analisis masalah terkait kebutuhan pemustaka dilanjutkan dengan menyusun laporan perencanaan layanan
perpustakaan dan program kerja berjangka, (2) Perpustakaan Ki Hajar Dewantara SMA NEGERI 70 JAKARTA memiliki 13 layanan yang dapat dinikmati oleh pemustaka dengan sistem campurannya bukan hanya siswa tetapi masyarakat, dan (3) Evaluasi layanan perpustakaan dilakukan 2 kali dalam setahun. Evaluasi dilakukan dengan mengumpulkan data pengunjung, saran dan survei kepuasan penggun.
This study aims to determine the Management of Library Services at SMAN 70 Jakarta. The library is the heart of education because it is a useful learning resource for obtaining relevant information for the needs of users.
The current school library is not optimal in carrying out its functions, especially in the services provided in the school library. This study used a qualitative approach with field methods. In addition, data collection activities
using interviews, observation, and documentation studies. Based on the research results obtained, it shows that (1) library service planning is carried out once a year at the end of each school year with comparative studies and
analysis of problems related to the needs of users followed by preparing library service planning reports and term work programs, (2) Ki Library Hajar Dewantara SMA NEGERI 70 JAKARTA has 13 services that can be enjoyed by users with a mixed system, not only students but the community, and (3)
Evaluation of library services is carried out 2 times a year. Evaluation is done by collecting visitor data, suggestions and user satisfaction surveys
THE CONCEPTION OF LᾹ MA'BŪDA IN TASAWUF; A QURANIC INTERPRETATION
This article aimed to explore the concept of lā ma'būda from the Sufistic interpretation perspective. Lā ma'būda was one of the basic Sufism maqamat that must be passed by the salik therefore they can wuṣūl ilallāh (reach to Allah). This maqāmāt was the keyword in tasawwuf and most of tarekat developed in Indonesia, such as the qadīriyah, syadhiliyah, naqshabandiyah, shattariyah and so on. Lā ma'būda in the tarekat was defined as the activity of self-purification (tazkiyah al-nafs) from all materialism forms, hence he is able to purify his monotheism only to Allah. In the Sufistic interpretation perspective, lā ma'būda was interpreted as ‘nothing is worshiped except Allah’. This interpretation was similar with the terms of Syarī'a in the worshipping process and takhallī in the Sufi maqāmāt. Lā ma'būda or syarī'a or takhallī was the initial stage for the salik to wuṣūl ilallāh. This maqāmāt required an effort to purify oneself from all forms of bad behavior (takhallī) and adorn oneself with all praiseworthy qualities (taḥallī
Relevansi Fiqh Sosial KH. MA. Sahal Mahfudh bagi pengembangan kecerdasan sosial peserta didik
Kajian fiqh sosial terus digulirkan seakan tidak pernah usang. Tidak terkecuali begawan fiqh sosial tersohor, KH. MA. Sahal Mahfudh. Gagasan fiqh sosial yang ditawarkan Kiai Sahal menarik untuk dibahas dan dikaitkan dengan konteks pengembangan kecerdasan sosial peserta didik. Fenomena peserta didik yang suka menyepi, egois dan kurang piawai dalam bekerjasama, agaknya menjadi realitas sosial yang “mengelus dada” sekaligus sebagai bentuk degradasi kecerdasan sosial. Paradigma lama (old paradigm) mengatakan bahwa peserta didik yang pandai adalah peserta didik yang memiliki nilai rapor atau ujiannya bagus, padahal nilai bagus tidak menjamin representasi kecerdasan secara holistik. Sebab kecerdasan intelektual (IQ) hanya berkontribusi 20% terhadap kesuksesan, sedangkan 80% ditentukan oleh faktor determinan lainnya. Di antara faktor determinan itu adalah social intellegence (kecerdasan sosial). Oleh karena itu, taraf intelegensi bukan “penentu tunggal” kesuksesan seseorang. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research) melalui pendekatan historis-filosofis dan analisis data menggunakan metode content analysis. Hasil penelitian menunjukkan tiga hal bahwa (1) konsep fiqh sosial Kiai Sahal dilandasi oleh lima pilar, yakni interpretasi teks-teks fiqh secara kontekstual, perubahan pola bermazhab dari mazhab qauli (tekstual) ke manhaji (metodologis), verifikasi usul dan furu’, fikih sebagai etika sosial: bukan hukum positif negara, aplikasi pemikiran filosofis: konteks sosial budaya; (2) Pengembangan kecerdasan sosial peserta didik haruslah mengaksentuasikan pada tiga aspek social sensitivity (sensitivitas sosial), social insight (pengetahuan sosial), social communication (komunikasi sosial); (3) Pengaplikasian pemikiran fiqh sosial Kiai Sahal dalam ranah pendidikan sangat relevan dan patut menjadi role model bagi pengembangan kecerdasan sosial peserta didik
- …
