3,345 research outputs found
DESKRIPSI PROSES BERPIKIR KRITIS DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF PADA SISWA SMK PERSADA WAJO
Berpikir kritis (critical thinking) adalah proses mental untuk menganalisis atau mengevaluasi informasi. Untuk memahami informasi secara mendalam dapat membentuk sebuah keyakinan kebenaran informasi yang didapat atau pendapat yang disampaikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan proses berpikir kritis siswa SMK Persada Wajo dalam menyelesaikan masalah matematika ditinjau dari gaya kognitif Field independent (FI) dan Field Dependent (FD). Dalam menyelesaikan soal integral yang diberikan masing-masing siswa berbeda dalam menyusun dan mengolah informasi yang mereka dapatkan disebabkan perbedaan gaya kognitifnya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Subjek penelitian adalah 2 orang siswa kelas XII SMK Persada Wajo yang terdiri atas 1 orang subjek bergaya kognitif Field independent dan 1 orang subjek yang bergaya kognitif Field Dependent. Instrumen dalam penelitian ini adalah GEFT (Group Embedded Figures Test), tes berpikir kritis (TBK) dan pedoman wawancara. Pengumpulan data dilakukan melalui pemberian tes berpikir kritis (TBK) dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan proses berpikir kritis subjek Field Independent maupun subjek Field Dependent mampu memahami masalah, mengungkapkan konsep-konsep, dan menjelaskan strategi yang tepat dalam menyelesaikan soal yang diberikan. Perbedaan proses berpikir kritis kedua subjek terlihat pada indikator menginferensi, subjek Field Independent mampu membuat kesimpulan dengan tepat sesuai konteks soal dan lengkap sedangkan subjek Field Dependent mampu membuat kesimpulan dengan tepat sesuai dengan konteks tetapi tidak lengkap. Perbedaan lain terlihat pada saat menyelesaikan soal yang diberikan, subjek Field Independent menjelaskan dengan lancar dan tepat saat wawancara sedangkan subjek Field Dependent menjelaskan dengan tepat jika diberikan petunjuk dari peneliti.
Kata Kunci: berpikir kritis, gaya kognitif, field independent, field dependent, GEFT
Orientasi Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Umum
: Islamic education faces many problems, among them are the religious value orientation and application approach. The religious value orientation is based on Islamic subject matters that cannot be separated from the aim of Islamic education. Its aim is to become a "perpect man", that reflects on the integration of individual and social values. Therefore, the religious value orientation in school must be revolved between the two sides, "Abdullah dimention" (individual religiosity) and "khalifah dimention" (social religiosity). To instill the value of Islamic education to children, it can be handle through the following approaches; traditional strategy, liberal, providing a good model (uswah), and value clarification. To implement these strategies, it must be adjusted to the child's development. Concerning with the strategy, the teacher should consider the urgency of Islam on the use of value clarification. With these strategies, the children will be able to choose, to make a dialogue, to make a consideration, and to determine the type of value to be applied. With this value, the children will have a strong commitment to deal with any change of life, especially in social change
Modifikasi Sistem Pertanaman Jagung dan Pengolahan Brangkasan untuk Meningkatkan Pendapatan Petani di Lahan Kering
Jagung merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang berpeluang sebagai sumber lapangan kerja dan pendapatan petani, sekaligus menopang program ketahanan pangan di perdesaan. Jagung dapat menjadi bahan pangan alternatif penghasil karbohidrat setelah padi, juga sebagai bahan baku industri makanan ringan maupun pakan ternak. Usaha tani jagung umumnya belum dikelola secara optimal sehingga produktivitasnya rendah. Modifikasi sistem pertanaman pada USAha tani jagung di lahan kering merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitas lahan dan sekaligus pendapatan petani melalui penganekaragaman produk yang dihasilkan pada satu siklus pertanaman, yaitu biji dan brangkasan. Hasil penelitian di beberapa lokasi menunjukkan bahwa modifikasi pertanaman melalui pengaturan jarak tanam dan panen brangkasan secara bertahap melalui penjarangan, yang disertai dengan pengolahan brangkasan menjadi pakan ternak sangat layak diusahakan dengan nilai B/C lebih dari 2 dan meningkatkan pendapatan petani 2-3 kali lipat dibanding cara konvensional. Di samping itu, cara ini juga dapat mengoptimalkan pemanfaatan lahan dan menciptakan lapangan kerja bagi rumah tangga tani, bila pengelolaannya dilakukan secara terintegrasi dengan ternak sapi. Sistem ini diharapkan dapat menjadi suatu model pengelolaan pertanian yang terintegrasi dan berkelanjutan antara tanaman jagung dan ternak sapi pada USAha tani di lahan kering
Pemupukan N, P, dan K Spesifik Lokasi pada Tanaman Jagung
Fertilizer Recommendation of N, P and K Site-Spesific Location for Maize Cropping in Gowa District, South Sulawesi. Agroecosystem of maize cropping areas in Indonesia is very varied. Site-specific fertilization can improve efficiency and productivity, increase farmer's income and support sustainability of production system, environmental safety as well as saving energy resources. This research aimed to obtain fertilizer recommendation of N, P, and K for maize in specific location based on agro-ecosystem cropping areas. The research was carried out in Gowa district, South Sulawesi from March to September 2012. A survey method was used to collect data using questions in Nutrient Expert (NE) program forms. Average yield productivity of farmers' field, yield potential or highest yield, physical and chemical properties of soil, crop management, fertilizers application at each maize cropping area were grouped and simulated using NE program to determine fertilizer dosage. Dosage obtained through NE simulation program then was used to analyze Marginal Rate of Return (MRR). Simulation results were feasible as recommended fertilizer if value of MRR >100%. Results of this research showed that site-specific fertilizer recommendation for maize in lowland of Gowa District were 190-210 kg N, 30-66 kg P2O5, and 33-55 kg K2O per hectare with MRR value at 180-479%, which could increase yield up to 3.3 t/ha; whilst on dryland,the dosage of N, P2O5 and K2O were 90-170 kg, 47-57 kg, 33-63 kg per hectare, respectively with MRR value 180-407%. It increased yield up to 2.7 t/ha. Although the fertilizer recommendations had a higher cost than existing fertilizer application at the farmers level, the gross revenue, income and RC ratio were higher than existing fertilizer application both in lowland and dryland. Recommended fertilizer dosages were able to decrease N fertilizer application in lowland up to 32.3 kg/ha, and on dryland 34.3 kg/ha. However, it also caused the increasing of P application by 35.7 kg and 36.4 kg K2O in lowland, whereas in dryland up to 31.5 kg P2O5/ha and 38.5 kg K2O. The recommendation of site specific fertilizer application is very useful and beneficial to increase maize productivity
Pengaruh Preloading Terhadap Kuat Geser Undrain
Clay is kind of soil with fine grained that has low bearing capacity. Preloading cause change to water content and void ratio, result consolidation process. Consolidation on the clay cause big problem to the construction, that's why improvement characteristic of the clay is needed.The objective of this study is to know how much increasing undrain shear strength (Cu) to the clay consolidation degree as a part of effort to improvement the soil. In this experiment, Consolidation Test is preformed, the preloading to object test with consolidation degree at 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 70%, and 90%, and Unconfined Compression Test (UCT) as the last test on this experiment.The result of this study is a undrain shear strength equation (∆Cu)= -2.10-10U5-2.108U4+7.10-8U3+1.10-5U2+0,0015U-0,0008 for Penggalaman's clay soil, as a reference to clay soil improvement
Pengawasan terhadap Notaris dalam Kaitannya dengan Kepatuhan Menjalankan Jabatan
Pengawasan sebagai salah satu cara meningkatkan kepercayaan dan akuntabilitas Notaris dalam kaitannya dengan kepatuhan menjalankan jabat-annya. Pengawasan terhadap Notaris dilakukan oleh Majelis Pengawas Notaris agar Notaris dalam menjalankan tugas dan wewenangnya sesuai dengan koridor yang telah ditentukan dan patuh pada Kode Etik Notaris, agar terjamin perlindungan dan kepastian hukum bagi masyarakat. Majelis Pengawas Notaris berwenang melakukan pengawasan preventif, pengawasan kuratif dan pem-binaan. Ruang lingkup pengawasan Majelis Pengawas Notaris meliputi peng-awasan terhadap pelaksanaan tugas jabatan Notaris; menyelenggarakan sidang terhadap adanya dugaan pelanggaran Kode Etik Notaris dan pengawasan ter-hadap perilaku Notaris
Sistim Pengairan dan Pemupukan untuk Penanggulangan Keracunan Besi dan Perbaikan Pertumbuhan Tanaman Padi pada Tanah Ultisol Morowali Sulawesi Tengah
The Irrigation Systems and Fertilization for Preventing Iron Toxicity and Improving the Rice Growth on Ultisol in Morowali, Central Sulawesi. Newly opened lands for lowland rice are commonly less fertile complexed with iron toxicity and decreasing their productivity. The assessment was conducted to findout suitable irrigation system combined with NPK fertilizer in iron toxic condition, in order to improve the growth and yield of the lowland rice. The experiment was carried out in Une Pute Jaya Village Central Bungku District, Morowali Regency, Central Sulawesi, from September 2010 to Januari 2011. The land is acid Ultisol with iron toxicity symptoms. The experiment was designed as factorial randomized block design with two factors. The first factor consisted of tree levels of irrigation system and the second factor was four levels of NPK fertilizer combination. The results showed that site is low fertile soil with very high iron content. Submerged irrigation system beneficially influence and improve plant growth with grain yield up to 48.13 % higher than the yield obtained by the stagnant irrigation system at five cm water depth in the same fertilizer dosage (t3p1><t1p1). Moreover, submerged irrigation system could decrease iron uptake up to 82.06% and iron toxicity up to 91.06% compared to the stagnant irrigation system at five cm water depth. Reduction of fertilizer dosage up to 25% did not reduced the yield compared to the local recommended one
- …
