409 research outputs found

    Protein characteristics of Chinese black-grained wheat

    Get PDF
    Protein properties of black-grained wheat (BGW) were compared with those of five carefully selected wheat controls (Taifen 1, Klasic, Yecora Rojo, Glenlea and Anza) in order to find potential uses for BGW. Protein content, mixing properties, gluten index and amino acid composition were measured. BGW whole meal had a higher protein content (17.71%) than was found in controls. Gluten index of BGW flour (69.74) was generally low compared to controls. Mid-line peak times determined using mixograph were significantly longer (p < 0.05) for most controls (5.41-6.27 min) in comparison to BGW flour (<3.00 min). Dough stickiness (223.76 g) of BGW was somewhat stronger than that of Klasic and CES flours. Total essential amino acid and total amino acid contents in whole meal were 4.45% and 15.74%, respectively, for BGW. The amino acid composition was relatively stable after high-temperature drying of wet BGW gluten. In vitro protein digestibility of BGW wheat meal was the lowest. © 2005 Elsevier Ltd. All rights reserved.postprin

    Perancangan Pasar Induk Gadang

    Full text link
    Pasar Induk Gadang merupakan salah satu pasar yang memiliki peran penting bagi perkembangan perekonomian Kota Malang dan sekitarnya. Kondisi Kota Malang yang merupakan kota terbesar kedua di Jawa Timur menjadi daya tarik bagi penduduk luar kota untuk datang mencari penghasilan di Kota Malang, terutama di sektor non formal. Bertambahnya jumlah pedagang Pasar Induk Gadang dari tahun ke tahun tidak berbanding lurus dengan peningkatan kondisi pasar, baik secara kualitas maupun kuantitas. Mengacu pada Perda Kota Malang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Malang Tahun 2010-2030 Pasal 50 ayat 1 yang berbunyi “kegiatan perdagangan skala besar untuk jenis sayuran, ikan dan sejenisnya (pasar basah) tetap menggunakan Pasar Induk Gadang dan dikembangkan ke arah areal eks Terminal Gadang”, maka Pasar Induk Gadang harus dirancang ulang. Perancangan Pasar Induk Gadang yang baru, didalamnya juga harus terdapat proses pengembangan sehingga dapat menampung jumlah pedagang lama maupun pedagang yang baru. Nilai-nilai arsitektur harus terdapat pada perancangan pasar, untuk meminimalisasi kesan-kesan negatif yang selama ini terdapat pada pasar. Perancangan Pasar Induk Gadang juga tidak akan lepas dari standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah terkait, serta standar-standar perancangan yang berkaitan dengan arsitektur sehingga diperoleh sebuah bangunan dengan fungsi pasar yang dapat menjamin keamanan dan Kenyamanan pelaku aktivitas pasar

    Arah Perkembangan Klenteng Di Jawa Timur Ditinjau Dari Bentuk Atap

    Full text link
    Arsitektur Tionghoa mengenal lima konsep tipe bentuk atap. Ngang Shan, Hsieh Shan, Hsuah Shan, Wu Tien dan Tsuan Tien. Bangunan klenteng merepresentasikan arsitektur Tionghoa. Tujuan penelitian adalah menganalisis kemungkinan arah perkembangan klenteng berkelanjutan dengan pendekatan nilai-nilai filosofi klenteng. Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu analisis kualitatif, untuk mendapatkan nilai-nilai filosofi yang harus dipertahankan dalam konteks bangunan Klenteng. Pemilihan sampel menggunakan metode purposive sampling, sesuai dengan kriteria UU Cagar Budaya. Kelima sampel terpilih yaitu Klenteng Kwan Sing Bio Tuban, Hok An Kiong dan Pak Kik Bio Surabaya, Eng An Kiong Malang dan Tjoe Hwie Kiong Kediri. Preseden Masjid Cheng Hoo sebagai pandangan arah perkembangan bangunan klenteng. Hasil akhir kajian yaitu rekomendasi arah perkembangan klenteng untuk masa yang akan datang. Rekomendasi bentuk atap, material dan fungsi

    Pengaruh Penggunaan Limbah Batu Onyx Sebagai Pengganti Agregat Kasar Pada Campuran Beton Terhadap Kuat Lentur Beton

    Full text link
    Beton merupakan Bahan yang didapat dengan mencampurkan semen portland atau semen hidrolik yang lain, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan yang membentuk masa padat. Penggunaan beton yang masih mendominasi dewasa ini, membuat kebutuhan bahan material kerikil semakin meningkat. Di sisi lain terdapat beberapa lingkungan yang menghasilkan limbah padat. Sehingga menuntut adanya inovasi dalam pembuatan bahan material beton. Salah satunya dilakukan penelitianmemanfaatkan limbah batu onyx yang memiliki porositas kecil sehingga dapat mengurangi penyerapan air pada agregat yang diharapkan dapat digunakan sebagai bahan alternatif pengganti agregat kasar kerikil pada beton. Salah satu sifat mekanik beton yang perlu diperhatikan adalah kuat lentur beton, yaitu kuat tarik beton tak langsung dalam keadaan lentur akibat momen dari beton. Metode pengujian yang digunakan dengan balok uji sederhana yang dibebani terpusat di tengah bentang di atas dua perletakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggantian kerikil dengan batu onyx terhadap kuat lentur beton dan mengetahui faktor air semen yang paling optimal. Balok uji yang dipakai yaitu berukuran 60 cm x 15 cm x 15 cm dengan mutu K 200 dan menggunakan macam variasi faktor air semen 0,4, 0,5, dan 0,6.Hasil Penelitian menunjukkan beton dengan menggunakan agregat kasar batu onyx FAS 0,4 memiliki kuat lentur rata-rata 5,351 Mpa dan 5,092 untuk agregat kerikil dengan selisih 4,840%. FAS 0,5agregat kasar batu onyx memiliki kuat lentur rata-rata 4,157 Mpa dan 4,551 untuk agregat kerikil dan 4,551 Mpa dengan selisih 8,657%. FAS 0,6 agregat kasar batu onyx memiliki kuat lentur rata-rata 3,128 Mpa dan 3,278 Mpa untuk agregat kerikil dengan selisih 4,795%. Dan FAS yang paling optimum pada penelitian ini adalah FAS 0,4 dan penggunaan limbah batu onyx dapat digunakan sebagai alternatif bahan pengganti agregat batu kerikil untuk beton struktural

    Analisis Desain Ventilasi Alami Dengan Metode Computational Fluid Dynamic Software Ansys Workbench Pada Gedung Olahrga

    Full text link
    Ventilasi alami pada sebuah gedung olah raga dengan kegiatan berat dan bentang yang lebar penting untuk penghawaan secara alami bagi penonton dan pemain. Faktor yang mempengaruhi penghawaan alami yaitu (a)bentuk massa (b)orientasi bukaan terhadap arah angin (c)overhang horizontal (d)rasio jendela (e)jenis jendela (f)perbedaan jarak tinggi bukaan dan (g)perletakan serta penataan vegetasi terhadap inlet. Simulasi menggunakan program Computational Fluid Dynamic software Ansys Workbench untuk menguji faktor-faktor di atas. Hasil akhir dari desain Gedung Olahraga Kota Batu adalah bentuk massa persegi panjang dengan sisi miring di bagian depan, orientasi inlet tegak lurus dengan arah angin, overhang memiliki jarak dengan inlet, rasio jendela antar inlet lebih besar dari outlet, penataan vegetasi bersilangan dan. Aliran angin merata pada seluruh ruang dan laju udara sudah diatas batas minimal yaitu 1.1 m/s. Aliran angin merata pada setiap sudut ruang

    Pasar Ikan Dengan Konsep Arsitektur Lokal Tanggap Iklim Di Ppn Brondong, Lamongan

    Full text link
    PPN Brondong memiliki peranan yang sangat strategis dalam USAha pengembangan perikanan tangkap yaitu sebagai pusat kegiatan perikanan laut di Kabupaten Lamongan. Kecamatan Brondong masuk dalam Wilayah Pengembangan II yang direncanakan menjadi kawasan minapolitan tangkap, sehingga dibutuhkan penambahan fasilitas yang disesuaikan dengan standar kawasan minapolitan. Aktivitas perdagangan saat ini meningkat seiring meningkatnya hasil tangkapan ikan yang menyebabkan kondisi PPN Brondong menjadi tidak tertata dengan baik. Menyikapi permasalahan tersebut maka dibutuhkan perancangan fasilitas fisik pasar ikan yang baik sesuai standar pasar sehat (Kepmenkes/519/SK/VI/2008) untuk menjual belikan ikan secara eceran serta rancangan bangunan yang dapat menyesuaikan iklim dan arsitektur lokal setempat. Metode perancangan yang digunakan ialah deskriptif kualitatif, programatik dan pragmatik. Pengumpulan data dilakukan dengan melihat kondisi tapak secara langsung dengan penggunaan teori yang dipaparkan secara kualitatif. Tahapan analisis dan sintesis dilakukan dengan metode programatik yang merupakan metode penyelesaian suatu masalah secara sistematis dan berurutan, sedangkan konsep arsitektur lokal tanggap iklim dikembangkan melalui metode pragmatik. Objek komparasi yang digunakan ialah komparasi bangunan dengan fungsi pasar ikan dan bangunan dengan fungsi pasar yang menerapkan konsep arsitektur lokal tanggap iklim. Hasil dari kajian menunjukkan bahwa konsep arsitektur lokal tanggap iklim yang diterapkan pada bangunan dengan fungsi utama pasar ikan melalui parameter dan kriteria desain yang telah ditetapkan dapat memberikan Kenyamanan di dalam ruang sehingga dapat menurunkan suhu di dalam ruangan serta dapat mengalirkan angin dengan baik ke dalam ruangan di pasar ikan
    corecore