50 research outputs found

    Identification of Shell Colour Pigments in Marine Snails Clanculus pharaonius and C. margaritarius (Trochoidea; Gastropoda)

    Get PDF
    This is an open access article, free of all copyright, and may be freely reproduced, distributed, transmitted, modified, built upon, or otherwise used by anyone for any lawful purpose. The work is made available under the Creative Commons CC0 public domain dedication. https://creativecommons.org/publicdomain/zero/1.0/ The attached file is the published version of the article

    Tinjauan Hukum Islam Terhadap implementasi kafa'ah nasab dalam pernikahan para Pedagang etnis Arab di Wisata Ampel Kota Surabaya

    Get PDF
    Skripsi yang berjudul Tinjauan Hukum Islam Terhadap Implementasi kafa’ah nasab dalam pernikahan para pedagang etnis Arab di Wisata Ampel Kota Surabaya merupakan hasil penelitian lapangan yang bertujuan untuk menjawab beberapa pertanyaan berikut: pertama, Bagaimana Implementasi Kafa’ah Nasab dalam Pernikahan Para Pedagang Etnis Arab di Wisata Ampel Kota Surabaya? Kedua, Bagaimana Tinjauan Hukum Islam Terhadap Implementasi Kafa’ah Nasab dalam Pernikahan Para Pedagang Etnis Arab di Wisata Ampel Kota Surabaya? Data penelitian dihimpun melalui wawancara dan dokumentasi kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik deskriptif analisis dengan pola pikir deduktif. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa para pedagang etnis Arab di Wisata Ampel Kota Surabaya yang terbagi menjadi dua golongan atau fame : pertama golongan Alawiyin dan kedua golongan Qabili, kedua golongan tersebut sangat menekankan kafa’ah nasab dalam pernikahan, golongan Alawiyin mempertahankan kafa’ah nasab dalam pernikahan karena meyakini hal tersebut sebagai doktrin sehingga percaya bahwa menjaga garis keturunan Rasulullah merupakan sebuah keniscayaan, adapun golongan Qabili mempertahankan kafa’ah nasab memiliki alasan yang sama dengan golongan atau fame Alawiyin yaitu mempertahankan garis keturunan yang membedakan adalah fame / golongan Qabili tidak meyakini hal tersebut sebagai sebuah doktrin namun hanya sebatas menjaga budaya Patrilineal yaitu suatu adat masyarakat yang mengatur alur keturunan berasal dari pihak ayah. Dalam hukum Islam Implementasi kafa’ah nasab dalam pernikahan telah dijelaskan secara lugas oleh para ulama meskipun diantara mereka terjadi perbedaan pendapat karena secara eksplisit tidak disebutkan dalam al-Quran dan as-Sunnah. Pada dasarnya Islam mengajarkan bahwa manusia itu sama, antara yang kaya dan yang miskin, orang Arab dan orang ajam, memilih pasangan dalam Islam menganjurkan untuk memilih dan mengutamakan ketakwaan dan akhlak bagi calon pasangannya karena orang yang paling mulia disisi Allah adalah orang yang paling bertakwa Akan tetapi, dalam rangka membentuk keluarga yang sakinah, mawwadah, dan rahmah ketentuan kafa’ah nasab juga diperlukan dan dihukumi sebagai sesuatu yang mubah/ diperbolehkan dalam agama. Disarankan bagi para orangtua dan para pemuda-pemudi yang akan melaksanakan pernikahan, hendaknya mempertimbangkan agama sebagai tolak ukur utama adapun menjadikan nasab sebagai tolak ukur maka hal tersebut merupakan tidak tercela dalam agama karena dihukumi sebagai sesuatu yang mubah/ diperbolehkan dalam agama kemudian untuk golongan atau fame Alawiyin semoga lebih bijak lagi dalam menyikapi kafa’ah nasab sehingga ada keterbukaan dan tidak ada lagi sekat pemisah antara manusia satu dengan manusia yang lain

    The widening spectrum of C9ORF72-related disease; genotype/phenotype correlations and potential modifiers of clinical phenotype

    Get PDF
    The GGGGCC (G4C2) repeat expansion in C9ORF72 is the most common cause of familial amyotrophic lateral sclerosis (ALS), frontotemporal lobar dementia (FTLD) and ALS–FTLD, as well as contributing to sporadic forms of these diseases. Screening of large cohorts of ALS and FTLD cohorts has identified that C9ORF72-ALS is represented throughout the clinical spectrum of ALS phenotypes, though in comparison with other genetic subtypes, C9ORF72 carriers have a higher incidence of bulbar onset disease. In contrast, C9ORF72-FTLD is predominantly associated with behavioural variant FTD, which often presents with psychosis, most commonly in the form of hallucinations and delusions. However, C9ORF72 expansions are not restricted to these clinical phenotypes. There is a higher than expected incidence of parkinsonism in ALS patients with C9ORF72 expansions, and the G4C2 repeat has also been reported in other motor phenotypes, such as primary lateral sclerosis, progressive muscular atrophy, corticobasal syndrome and Huntington-like disorders. In addition, the expansion has been identified in non-motor phenotypes including Alzheimer’s disease and Lewy body dementia. It is not currently understood what is the basis of the clinical variation seen with the G4C2 repeat expansion. One potential explanation is repeat length. Sizing of the expansion by Southern blotting has established that there is somatic heterogeneity, with different expansion lengths in different tissues, even within the brain. To date, no correlation with expansion size and clinical phenotype has been established in ALS, whilst in FTLD only repeat size in the cerebellum was found to correlate with disease duration. Somatic heterogeneity suggests there is a degree of instability within the repeat and evidence of anticipation has been reported with reducing age of onset in subsequent generations. This variability/instability in expansion length, along with its interactions with environmental and genetic modifiers, such as TMEM106B, may be the basis of the differing clinical phenotypes arising from the mutation

    Effects of Caribbean sponge extracts on bacterial attachment

    Full text link
    corecore