1,948 research outputs found
Property Tax Limitations and Mobility: The Lock-in Effect of California's Proposition 13
Proposition 13, adopted by California voters in 1978, mandates a property tax rate of one percent, requires that properties be assessed at market value at the time of sale, and allows assessments to rise by no more than 2% per year until the next sale. In this paper, we examine how Prop 13 has affected the average tenure length of owners and renters in California versus in other states. We find that from 1970 to 2000, the average tenure length of owners and renters in California increased by 1.04 years and .79 years, respectively, relative to the comparison states. We also find substantial variation in the response to Prop 13, with African-American households responding more than households of other races and migrants responding more than native-born households. Among owner-occupiers, the response to Prop 13 increases sharply as the size of the subsidy rises. Homeowners living in inland California cities such as Bakersfield receive Prop 13 subsidies averaging only $110/year and their average tenure length increased by only .11 years in 2000, but owners living in coastal California cities receive Prop 13 subsidies averaging in the thousands of dollars and their average tenure length increased by 2 to 3 years.
The Influence of Rebate Programs on the Demand for Water Heaters: The Case of New South Wales
In the past decade the Australian Federal government and state governments have established a wide range of programs to cut greenhouse gas emissions from all sectors. This paper examines the role of hot water system rebate programs in shifting the existing stock of electric water heaters toward more climate friendly versions using two unique data sets from New South Wales homeowners. The first data set is based on a survey of households who recently purchased a water heater and exploits a natural experiment created by the rebate program to quantify its effects. The other data set is based on a set of stated preference questions asked of households who own an older water heater and will in the reasonably near future face a replacement decision. We find that recent rebate programs significantly increased the share of solar/heat pump systems. For households without access to natural gas, this increased share comes directly from inefficient electric water heaters. For households with access to natural gas, older existing electric water heaters would likely have been replaced with gas water heaters in the absence of the rebate programs. The rebate program appears to be much less effective when water heaters are replaced on an emergency basis. Data from discrete choice experiments was analysed using several flexible choice models. A newly proposed model that combines a latent class approach with a random coefficients approach clearly dominates the other models in terms of statistical fit. Predictions based on this model estimate are reasonably consistent with actual purchase data. Results from it point to considerable heterogeneity with respect to household preferences toward different types of water heaters and with respect to the discount rates they hold.Climate change mitigation, Energy conservation programs, Natural experiments, Discrete choice experiments, Environmental Economics and Policy, Resource /Energy Economics and Policy,
Factors Affecting the Performance of Small Indigenous Contractors in Papau New Guinea
Contractors’ performance, amongst other things, has been associated with the high costof public housing in Papua New Guinea. Given that small indigenous contractorsundertake construction of all public housing, this paper investigates the performance ofsmall indigenous contractors.Eight likely factors that affect small indigenous contractors' performance are identifiedfrom the literature. An empirical study is then described aimed at determining how80Page (iv) The Australian Journal of Construction Economics and Buildingthese factors affect project cost, time and quality. This comprised a survey conducted inPort Moresby by personally administered questionnaires to a sample of smallindigenous contractors to assess the level of factors associated with the problem of lackof performance. Additionally, the view of each firm concerning the effect of each factoron performance was also obtained. The results show that, with the exception of culture,all the factors are perceived to have an effect of construction performance. It is alsoshown that the incidence of these factors, within the firms surveyed, are quite low. Ofparticular concern is the level of cash flow
DAYA TANGGUH (RESILIENSI) ANAK USIA 6-12 TAHUN DI PANTI ASUHAN ANEUK NANGGROE KEUTAPANG BANDA ACEH
ABSTRAKWati, Wasi Purnama. 2017. Daya Tangguh (Resiliensi) Anak Usia 6-12 Tahun di Panti Asuhan Aneuk Nanggroe Keutapang Banda Aceh. Skripsi, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Syiah Kuala.Pembimbing:(1)Dra. Rosma Elly, M.Pd (2) Dra. Hasmiana Hasan, M.siKata kunci : Daya Tangguh (Resiliensi), Anak usia 6-12 Tahun, Panti AsuhanPenelitian ini adalah penelitian mengenai daya tangguh (resiliensi) anak usia 6-12 tahun di panti asuhan. Daya tangguh (resiliensi) adalah kapasitas yang bersifat universal untuk mencegah, meminimalisir atau melawan pengaruh yang merusak saat mengalami ketidakberuntungan atau kemalangan. Resiliesnsi memberi kemampuan untuk bangkit kembali dari hal yang tidak menyenangkan. Pada anak usia 6-12 tahun yang tinggal di panti asuhan ada kondisi-kondisi yang bisa menyebabkan mereka mengalami banyak tekanan terkait dengan kondisi mereka sebagai anak dengan tahap perkembangan menuju remaja secara bersamaan tidak tinggal dengan orang tua. Penelitian ini dilakukan di panti asuhan dengan asumsi bahwa kondisi di panti asuhan berbeda dengan kondisi di luar panti asuhan dimana ada batasan, aturan, interaksi dan sistem yang berlaku.Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif eksploratif. Peneliti membangun sesuatu yang kompleks, gambaran secara keseluruhan, menganalisis kata, melaporkan secara detail dari sudut pandang subjek dan melakukan penelitian dalam setting alami. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan resiliensi anak usia 6-12 tahun di panti asuhan serta kesulitan dan kemudahan dalam menciptakan resiliensi pada diri anak tersebut.Kriteria subjek penelitian ini adalah anak usia 6-12 tahun dan tinggal di panti asuhan Aneuk Nanggroe Keutapang Banda Aceh yang berjumlah 10 orang. Metode yang digunakan adalah wawancara mendalam dengan tambahan observasi di lapangan. Wawancara dilaksanaan berdasarkan dengan panduan wawancara yang dibuat oleh peneliti dan berpatokan dari landasan teori. Data berupa verbatim wawancara dan di analisis.Hasil penelitian menggambarkan bahwa seluruh subjek memiliki kesamaan dan perbedaan dalam hal karakter resiliensi terkait diri, latar belakang dan lingkungan di sekitar mereka. Penelitian juga menentukan pentingnya dukungan sosial dalam memelihara dan mengembangkan resiliensi. Penelitian juga menunjukkan bahwa latar belakang dan dukungan yang saat ini didapatkan menentukan kemudahan dan kesulitan dalam menciptakan resiliensi diri anak
IbPE Kriya Logam pada Sentra kerajinan Tembaga, Kuningan dan Aluminium di Desa Tumang, Cepogo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah LAPORAN AKHIR TAHUN PROGRAM IPTEK BAGI PRODUK EKSPOR Tahun ke-1 dari rencana 3 tahun
Salah satu jenis kriya yang menonjol diantaranya adalah kriya logam, dimana konsentrasi penggunaan bahan baku utamanya didominasi bahan baku logam seperti tembaga, aluminium dan kuningan. Kerajinan logam di Desa Tumang merupakan warisan budaya turun-temurun. Sebagian besar warga Tumang memiliki keterampilan membuat kerajinan logam secara turun menurun. Pada mulanya desa ini banyak memproduksi peralatan rumah tangga seperti dandang, wajan, kwali, kendil, dan yang sejenisnya. Seiring kemajuan jaman, kerjinan logam di Desa Tumang mengalami perkembangan, dengan sentuhan kreativitas estetis, akhirnya produk-produk yang diproduksi kini dapat menjadi barang-barang seni kerajinan yang bermutu tinggi.
Namun disisi lain setelah dilakukan observasi, terdapat beberapa permasalahn yang menjadi kendala di sentra kerajinan logam Tumang, diantaranya adalah; Kurangnya tenaga kerja trampil dari kalangan pemuda pada lingkungan sekitar desa karena setelah mampu secara teknis membuat produk, kemudian mereka membuat usaha sendiri. Tidak ada produk dengan branded tertentu sehingga mudah ditiru, tidak mampu memproduksi dalam waktu yang singkat, tidak adanya standarisasi produk fungsional, masih sedikit yang menggunakan teknologi dalam proses produksi, tidak mampu memenuhi permintaan kosumen dalam sekala banyak dan masih kurangnya penggunaan IT sebagai sarana marketing.
Berdasar kajian tentang kondisi sentra kerajinan logam di desa Tumang maka kami memilih kegiatan dalam kategori IbPE Untuk Perusahaan kriya Logam, dengan dua target pengusaha bernama Sudarto dan Amik Supriyanto. Saat ini Sudarto bersama istrinya Sukarni sedang merintis kerajinan Logam tembaga, aluminium dan kuningan bernama “CV. Kusuma Logam”. Sedangkan Amik Supriyanto adalah pemuda yang berkeinginan mengembangkan perusahaan Kerajinan logamnya dengan bendera usaha “CV. Amik Art Gallery”.
Fokus dari IbPE ini lebih diarahkan pada pada aspek peningkatan kualitas produksi Kerajinan logam yang meliputi penguatan system produksi, penguatan sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi tepat guna, perancangan desain, dan branding produk yang akhirnya bermuara pada eksport hasil produk kerajinan logam.
Kata Kunci : Kerajinan Logam, kreativitas, Penguatan system produks
Pembangkit Listrik Energi Terbarukan Dengan Memanfaatkan Generator Magnet Permanen Pada Sepeda Statis
Penelitian ini bertujuan untuk pemanfaatan sepeda statis sebagai sarana olahraga sekaligus menjadi pembangkit listrik. Generator yang digunakan adalah jenis megnet permanen. permanen sebanyak 8 buah dengan ukuran 2 cm x 7 cm x 1 cm. Menggunakan kawat email berukuran 0,8 mm dengan jumlah lilitan 180. Selain itu juga menggunakan dudukan spull sebanyak 2 buah dengan ukuran 2 cm x 3 cm x 1
cm.Sepeda statis ini sudah terintegrasi dengan generator magnet permanen.Cara kerja dari sepeda statis ini yaitu dimana saat sepeda dikayuh maka generator yang terintegrasi dengan sepeda statis akan berputar dengan mememanfaatkan gaya tarik magnet. Kecepatan putar rotor ditentukan oleh kecepatan kayuhan sepeda. Pengujian dilakukan pada saat tanpa beban dan dibebani lampu. Hasil penelitian menunjukkan pada kecepatan minimal adalah 1500 RPM dan kecepatan maksimal 3800 RPM. Ketika dibebani dengan lampu dan kipas
putaran rotor adalah 1500 generator menghasilkan tegangan 17.2 volt sedangkan arusnya 0.93 A mampu memikul beban sebesar 15 watt pada kecepatan 20 Km/jam, dan untuk kecepatam maksimalnya yaitu pada putaran 3800 generator
dapat menghasilkan tegangan sebesar 25.2 volt sedangkan arusnya 1.2 A mampu memikul beban sebesar 31 watt pada kecepatan 50 Km/ja
- …
