4,064 research outputs found

    SISTEM KEPENGAWASAN KEDISIPLINAN KERJA DI KEMENTERIAN AGAMA KOTA SURABAYA

    Get PDF
    Fokus masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah bagaimana sistem kepengawasan kedisiplinan kerja di Kementerian Agama Kota Surabaya. Sebagaimana rumusan masalah dalam penelitian ini antara lain: pertama, terdiri dari apa sajakah unsur-unsur sistem kepengawasan kedisiplinan kerja? kedua, bagaimana sistem kepengawasan kedisiplinan kerja difungsikan? ketiga, apakah batasan dari penerapan sistem kepengawasan kedisiplinan kerja ini?. Untuk menjawab permasalahan tersebut di atas secara menyeluruh dan mendalam, maka peneliti menggunakan pendekatan metode kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Sesuai dengan permasalahan tersebut, maka teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah wawancara secara mendalam (depth interview), observasi dan dokumentasi. Dalam teknik ini, peneliti tidak ikut aktif berperan dalam kegiatan organisasi. Selain itu untuk menegaskan keabsahan data, maka dilakukan pengecekan melalui triangulasi data, setelah data terkumpul kemudian dianalisis secara mendalam. Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa: Kementerian Agama Kota Surabaya telah menerapkan beberapa unsur sistem kepengawasan kedisiplinan kerja yakni Seksi Kepegawaian, Seksi Mapenda, Seksi Peka Pontren, Seksi Penamas,Seksi Urais, Seksi PHU, Penyelenggara zakat dan wakaf, Kasubbag TU, dan Kepala kantor. Unsur-unsur tersebut sangatlah membantu dalam penerapan sistem kepengawasan kedisiplinan kerja di Kementerian Agama Kota Surabaya ini. Unsur-unsur kepengawasan wajib dilaksanakan oleh seluruh anggota lembaga tanpa terkecuali seorang pimpinan. Pemberian pengawasan ini bertujuan agar dapat meningkatkan prestasi kerja dan tujuan dalam sebuah lembaga dapat tercapai. Manfaat adanya penerapan unsur-unsur sistem tersebut ialah agar dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Batasan dalam sistem kepengawasan ini adalah sejauh berhubungan dengan tugas dinas kantor dan waktunya sampai dengan jam kerja. Kesimpulan dari penelitian ini ialah sistem kepengawasan kedisiplinan kerja di Kementerian Agama Kota Surabaya sudah dapat berjalan dengan cukup baik, karena dalam berjalannya sistem kepngawasan tersebut telah diimbangi dengan adanya unsur-unsur yang saling bekerjasama untuk menciptakan suatu kedisiplinan. Suatu pengawasan akan dapat berjalan ketika ia berlandaskan suatu peraturan. Seperti halnya, penerapan sistem kepengawasan kedisiplinan ini, berlandaskan sesuai dengan peraturan pemerintah nomor 53. Dengan adanya acuan peraturan tersebut, seorang pimpinan dapat menerapkan bentuk pengawasan yang disesuaikan dengan sumber daya manusia yang ada di kantor tersebut

    Analisis Potensi Obyek Wisata Mata Air (Umbul) dalam Rangka Pengembangan Pariwisata di Kecamatan Tulung Kabupaten Klaten

    Get PDF
    Penelitian ini didasarkan pada kesenjangan perkembangan obyek wisata umbul yang ada di Kecamatan Tulung, dimana ada 4 obyek wisata umbul namun hanya ada satu umbul yang telah dikembangkan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisa klasifikasi potensi obyek wisata umbul, menganalisa pengaruh OMAC terhadap perkembangan obyek wisata umbul yang berada di sekitarnya, dan menganalisa prioritas pengembangan obyek wisata umbul berdasarkan tingkat potensinya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis data sekunder yang dilengkapi dengan observasi lapangan. Analisis dilakukan dengan metode skoring dan didukung dengan analisis SWOT untuk menentukan arah pengembangan obyek wisata umbul. Hasil penelitian ini adalah: 1) Obyek wisata Umbul Ingas / OMAC merupakan obyek wisata dengan klasifikasi potensi internal, eksternal dan gabungan tinggi, total skor 51. Obyek wisata umbul yang mempunyai potensi internal, eksternal dan gabungan sedang adalah Umbul Nilo (total skor 35) dan Umbul Manten Pelem (total skor 34). Disusul dengan Umbul Doyo yang masuk dalam klasifikasi potensi internal, eksternal dan gabungan rendah, total skor 31. 2) Berdasarkan kesamaan jenis dan karakter obyek, kesamaan arah dan pencapaian, serta kedekatan obyek (kreteria Leading Industry) dan didukung dengan menejemen organisasi yang baik dalam hal pengelolaan, promosi di segala media dan kerjasama antar obyek wisata umbul, maka obyek wisata Umbul Ingas / OMAC sebagai obyek wisata unggulan dan titik pusat pengembangan dapat memacu perkembangan obyek wisata umbul disekitarnya (Umbul Nilo, Manten Pelem dan Doyo) sebagai obyek wisata pendukung, dengan cara pembuatan satu paket pengembangan kawasan wisata umbul yang melingkupi semua obyek wisata umbul di Kecamatan Tulung. 3) Obyek wisata umbul yang mendapat prioritas pengembangan utama adalah Umbul Ingas, walaupun secara keseluruhan obyek ini telah berpotensi tinggi yaitu dengan pembuatan wahana OMAC, namun disisi lain obyek ini masih mempunyai potensi untuk dikembangkan lagi, seperti hilir Sungai Pusur yang dapat dikembangkan menjadi area o utbond dan area wisata kuliner, sehingga dapat meningkatkan kualitas obyek. Obyek wisata yang mendapat urutan pengembangan kedua dan ketiga adalah Umbul Nilo dan Umbul Manten Pelem karena potensi internal, eksternal dan gabungannya masuk dalam klasifikasi sedang. Umbul Nilo dengan debit, sungai dan tersedianya lahan dapat dikembangkan ke arah penambahan atraksi baru seperti arum jeram, taman terbuka dan air mancur, sedangkan Umbul Pelem dapat dikembangkan menjadi taman air dan area outbond. Urutan pengembangan terakhir adalah Umbul Doyo yang dapat dikembangkan menjadi kolam renang dewasa yang dilengkapi dengan wahana waterboom, lompat indah, pengadaan fasilitas seperti kamar mandi, tempat sampah, angkutan, serta perlu didukung dengan menejemen pengelolaan dan penataan ruang yang teratur

    HUBUNGAN PERINGATAN KESEHATAN BERGAMBAR DI BUNGKUS ROKOK DENGAN PRAKTIK MEROKOK PEROKOK PEMULA PADA SMP X DI KOTA SEMARANG

    Get PDF
    Beberapa penelitian dari International Tobacco Control menunjukkan bahwa penerapan peringatan kesehatan bergambar memiliki dampak terhadap perokok untuk berhenti merokok. Di Indonesia sudah diterapkan Peraturan Menteri Kesehatan No.28 Tahun 2013 tentang Pencantuman Peringatan Kesehatan dan Informasi peringatan kesehatan bergambar pada produk rokok. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan peringatan kesehatan bergambar dibungkus rokok dengan praktik merokok perokok pemula di SMP X di Kota Semarang. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan pendekatan kuantitatif. Populasi penelitian terdiri dari siswa kelas 7 dan 8 dengan karakteristik berstatus sebagai perokok pemula serta bersedia menjadi responden. Sampel penelitian sejumlah 59 siswa yang diambil menggunakan teknik totalsampling.Seluruh pertanyaan telah diuji validitas dan reliabilitas. Analisis data menggunakan uji analisa statistikChi Square(taraf signifikansi = 0,05). Hasil penelitian uji hubungan peringatan kesehatan bergambar dengan praktik merokok perokok pemula di SMP X Semarang menunjukkan bahwa, sebagian besar responden berusia 13-15 tahun dan sebagian besar responden berada di kelas 7, responden sebagian besar termasuk dalam kategori uang saku yang rendah (< Rp10.000). Variabel yang berhubungan dengan perilaku merokok remaja yaitu, paparan peringatan kesehatan bergambar pada bungkus rokok (p = 0,000), keterjangkauan terhadap peringatan kesehatan bergambar (p= 0,021), serta dukungan teman (p= 0,009). Sedangkan variabel usia (p= 1), uang saku (p=0,438),tingkatan kelas responden (p = 0,223), pengetahuan peringatan kesehatan bergambar (p=0,714), sikap terhadap peringatan kesehatan bergambar (p= 1,000), dan dukungan guru (p=0,662) tidak berhubungan dengan perilaku merokok remaja. Disarankan pemerintah terutama instansi kesehatan perlu menerapkan peringatan kesehatan bergambar dengan lebih memperhatikan gambar dan informasi yang dicantumkan. Kata Kunci: peringatan kesehatan bergambar, perilaku merokok,perokok pemul

    EFEKTIFITAS PEMBERIAN METHYLPREDNISOLONE POST-OPERATIF TERHADAP OEDEMA PASCA ODONTEKTOMI GIGI MOLAR TIGA BAWAH

    Get PDF
    ABSTRAKNama : Nandani Wulansari Fakultas : Kedokteran GigiProgram Studi : Pendidikan Kedokteran GigiJudul : Efektifitas Pemberian Methylprednisolone Post-Operatif terhadap Oedema Pasca Odontektomi Gigi Molar Tiga BawahGigi molar tiga adalah salah satu gigi yang sering mengalami kelainan saat erupsi yang disebut dengan impaksi. Tindakan ektraksi gigi impaksi dengan pembedahan disebut sebagai odontektomi. Odontektomi sering menyebabkan komplikasi, salahsatunya adalah oedema. Terapi anti-inflamasi seringkali diberikan untuk mengontrol gejala inflamasi yang muncul setelah odontektomi. Golongan obat lainnya yang juga sering digunakan dalam mengatasi proses inflamasi adalah kortikosteroid. Kortikosteroid dianggap sebagai anti-inflamasi yang lebih kuat dibandingkan dengan golongan obat anti-inflamasi non-steroid (NSAIDs). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas pemberian methylprednisolone post-operatif terhadap oedema pasca odontektomi gigi molar tiga bawah. Jenis penelitian ini adalah eksperimental klinis. Subjek penelitian (n=16) dibagi dalam dua kelompok yaitu kelompok perlakuan yang disertai terapi pemberian methylprednisolone 4mg dan kelompok kontrol tanpa disertai pemberian methylprednisolone 4mg. Penilaian oedema dilakukan melalui pengukuran wajah dengan metode Neupert pada rentang waktu 24 jam, 48 jam, dan 72 jam setelah odontektomi, kemudian hasil pengukuran dianalisis statistik. Berdasarkan hasil uji statistik t tidak berpasangan didapatkan bahwa tidak ada perbedaan efektifitas terhadap oedema yang signifikan (

    Pemahaman Sikap Kepemimpinan Demokratis dan Sikap Kedisiplinan terhadap Prestasi Belajar PKn Siswa Kelas V SD Negeri 01 Berjo Kecamatan Ngargoyoso Tahun Pelajaran 2011/2012.

    Get PDF
    Dalam suatu lembaga pendidikan , prestasi belajar merupakan indikator yang penting untuk mengatur keberhasilan proses belajar mengajar. Akan tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa tinggi rendahnya prestasi siswa banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain disamping proses pengajaran itu sendiri. Prestasi belajar tidak hanya dipengaruhi oleh pemahaman sikap kepemimpinan demokratis tetapi juga dipengaruhi oleh sikap kedisiplinan. Permasalahan dalam penelitian ini adalah adakah pemahaman sikap kepemimpinan demokratis dan sikap kedisiplinan terhadap prestasi belajar PKn siswa kelas V SD Negeri 01 Berjo Kecamatan Ngargoyoso Tahun pelajaran 2011/2012 dan seberapa besar pemahaman sikap kepemimpinan demokratis dan sikap kedisiplinan terhadap prestasi belajar PKn secara bersama-sama siswa kelas V SD Negeri 01 berjo Kecamatan Ngargoyoso Tahun Pelajaran 2011/2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara pemahaman sikap kepemimpinan demokratis dan sikap kedisiplinan terhadap prestasi belajar PKn Siswa kelas 5 SD Negeri 01 Berjo Kecamatan Ngargoyoso Tahun pelajaran 2011/2012. Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri 01 Berjo Kecamatan Ngargoyoso yang berjumlah 20 anak. Teknik pengumpulan data menggunakan angket dan dokumen PKn. Variabel dalam penelitian ini adalah pemahaman sikap kepemimpinan demokratis dan sikap kedisiplinan siswa sebagai variabel bebas serta prestasi belajar PKn sebagai variabel terikat. Hasil pengujian dengan menggunakan rumus korelasi product moment dari Karl Pearson diketahui nilai signifikansi sebesar 0,241321 sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh antara pemahaman sikap kepemimpinan demokratis terhadap prestasi belajar PKn, untuk variabel sikap kedisiplinan diketahui nilai signifikansi sebesar 0,286196 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh sikap kedisiplinan terhadap prestasi belajar PKn. Hasil pengujian secara simultan diketahui nilai signifikansi sebesar 0,580732 sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh antara pemahaman sikap kepemimpinan demokratis dan sikap kedisiplinan terhadap prestasi belajar PKn Siswa kelas V SD Negei 01 Berjo Kecamatan Ngargoyoso atau Ha diterima. Hasil perhitungan koefisien determinasi diketahui bahwa besarnya pengaruh antara kepemahaman sikap kepemimpinan demokratis dan sikap kedisiplinan terhadap prestasi belajar PKn sebesar 0,33725 atau 33,7%

    Hubungan Pengetahuan Tentang Hipertensi Dengan Pengendalian Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Di Poliklinik Penyakit Dalam Rsud Dr.Moewardi Surakarta

    Get PDF
    Hipertensi saat ini masih menjadi masalah utama di dunia. Hipertensi yang tidak terkendali tetap menjadi masalah kesehatan utama. Salah satu alasan yang menyebabkan tekanan darah tidak terkendali adalah kurangnya pengetahuan tentang hipertensi. Pengetahuan dan kesadaran pasien mengenai hipertensi merupakan faktor penting dalam mencapai kontrol tekanan darah. Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang hipertensi dengan pengendalian tekanan darah pada pasien hipertensi di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD dr.Moewardi Surakarta. Metode Penelitian: Merupakan survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Diambil sampel 57 pasien hipertensi dengan teknik purposive sampling. Menggunakan uji statistik Chi Square. Hasil: Pada 42 pasien (73,7%) dengan pengetahuan baik, 31 pasien tekanan (73,8%) darahnya terkendali dan 11 pasien (26,2%) tekanan darahnya tidak terkendali. Sedangkan pada 15 pasien (26,3%) dengan pengetahuan tidak baik, 6 pasien (40%) tekanan darahnya terkendali dan 9 pasien (60%) tekanan darahnya tidak terkendali. Dari hasil uji Chi Square didapatkan probabilitas signifikansi (p) = 0,019. Kesimpulan: Ada hubungan pengetahuan tentang hipertensi dengan pengendalian tekanan darah

    PROFIL MISKONSEPSI SISWA SMA DI BANDUNG TIMUR PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA DUA TINGKAT

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah mengetahui profil miskonsepsi siswa meliputi miskonsepsi apa saja yang dialami siswa SMAN kelas XI di wilayah Bandung Timur pada materi kesetimbangan kimia menggunakan instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat; perbedaan miskonsepsi siswa berdasarkan tingkat sekolah (sekolah kategori tinggi, sedang dan rendah); perbedaan miskonsepsi siswa berdasarkan gender. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Responden pada penelitian ini berjumlah 330 siswa yang berasal dari sekolah kategori tinggi, sedang dan rendah. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat pada materi kesetimbangan kimia yang terdiri dari 13 butir soal dengan nilai Content Validity Index (CVI) sebesar 0,99 dan nilai reliabilitas dengan kategori tinggi (r = 0,723). Hasil penelitian ini adalah terdapat 84 macam miskonsepsi yang terdeteksi dan miskonsepsi terbesar terdapat pada konsep kesetimbangan homogen (74,24%) dan miskonsepsi terkecil pada konsep tetapan kesetimbangan (22,73%); secara umum tidak terdapat perbedaan signifikan antara persentase miskonsepsi siswa SMAN kategori tinggi, sedang dan rendah berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan uji one way ANOVA (p = 0,126 > 0,05); secara umum tidak terdapat perbedaan signifikan antara persentase miskonsepsi antara siswa laki-laki dan perempuan berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan uji-t (p = 0,433 > 0,05). ;---The aim of the research were to know the profile of student’s misconceptions of grade XI students in East Bandung on the chemical equilibrium topic detected using the instrument diagnostic test two-tier multiple choices; to know misconseptions differences of student by school level (high, medium and low level school); to know misconseptions differences based on gender. The research method used was descriptive method. The respondents involved 330 students in grade XI from high, medium and low level school in East Bandung. The instrument used was a diagnostic test two-tier multiple choices on the chemical equilibrium topic that consisted of 13 items with a value of Content Validity Index (CVI) of 0.99 and the value of reliability with high category (r = 0.723). The results show: there were 84 kind of misconseptions diagnosed and the highest misconseptions on homogeneous equilibrium concept (74.24%) and the lowest misconseptions on equilibrium constant concept (22.73%); there was no significant difference between the percentage of students misconseptions based school level generally based on the results of hypothesis test using one way ANOVA (p = 0.126 > 0,05); there was no significant difference between men and woman generally based on the results of hypothesis test using t-test (p = 0.433 > 0,05)

    PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING MENGGUNAKAN MEDIA VISUAL UNTUK MENGETAHUI PROFIL SIKAP SISWA TERHADAP FISIKA DAN MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA SMA

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui profil sikap siswa terhadap fisika dan perbandingan peningkatan kemampuan kognitif siswa yang mendapatkan pembelajaran fisika dengan model Quantum Teaching menggunakan media visual berupa video, animasi, dan simulasi dibandingkan siswa yang mendapatkan model Quantum Teaching menggunakan media visual berupa gambar. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode eksperimen semu dengan desain randomized control group pretest – posttest design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA salah satu SMA Negeri di Kabupaten Banjarnegara. Sampel terdiri dari dua kelas yang dipilih secara cluster random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa presentase sikap siswa terhadap fisika pada kelas eksperimen sebesar 68,47% yang termasuk kriteria baik dan pada kelas kontrol sebesar 68,24% yang termasuk kriteria baik. Skor rata-rata gain yang dinormalisasi kemampuan kognitif siswa pada kelas eksperimen sebesar 0,52 yang termasuk kriteria sedang dan pada kelas kontrol sebesar 0,30 yang termasuk kriteria sedang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model Quantum Teaching menggunakan media visual berupa video, animasi, dan simulasi menghasilkan sikap yang lebih baik terhadap fisika dibandingkan model Quantum Teaching menggunakan media visual berupa gambar. Berdasarkan uji beda rata-rata pada taraf kepercayaan 95%, hasil penelitian menunjukkan bahwa model Quantum Teaching menggunakan media visual berupa video, animasi, dan simulasi secara signifikan dapat lebih meningkatkan kemampuan kognitif siswa dibandingkan model Quantum Teaching menggunakan media visual berupa gambar.;--- The purpose of this study was to determine the profil of students attitude towards physics and the comparison between Quantum Teaching model using visual media such as video, animation, and simulation and Quantum Teaching model using visual media such as picture in improving students cognitive abilities. The method used in this study was a quasi-experimental with randomized control group pretest - posttest design. The population were all of students in XI IPA grades in one of the senior high schools in Banjarnegara. The results showed that the percentage of students attitude toward physics in experiment class was 68,47% with good criteria and control class was 68,24% with good criteria. Average normalized gain scores of cognitive abilities in experiment class was 0,52 with the medium criteria and control class was 0.30 with the medium criteria too. The results showed the implementation of Quantum Teaching model using visual media such as video, animation, and simulation produced a better attitude towards physics than Quantum Teaching model using visual media such as picture. Based on the different test of the average at 95% confidence level, the results of the study indicate that the Quantum Teaching model using visual media such as video, animation, and simulation more significantly improves students' cognitive abilities than Quantum Teaching model using visual media such as picture

    Penerapan Model Pembelajaran Learning Start With A Question (Lsq) Dengan Media Gambar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Materi Klasifikasi Makhluk Hidup Siswa Kelas VII B SMP Negeri 4 Purwodadi Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran 2011/2012

    Get PDF
    Kondisi pembelajaran siswa kelas VII B SMP N 4 Purwodadi Kabupaten Grobogan yang terdapat kelemahan antara lain: siswa kurang aktif, tidak berani mengemukakan pendapat, dan hasil belajar kognitif rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar biologi materi klasifikasi makhluk hidup siswa kelas VII B SMP N 4 Purwodadi Kabupaten Grobogan tahun ajaran 2011/2012 dengan penerapan model pembelajaran Learning Start With A Question (LSQ) dengan media gambar. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi yang dilaksanakan dalam tiga siklus dengan analisis data deskriptif kualitatif. Sumber data diperoleh dari hasil belajar mata pelajaran biologi aspek kognitif dan pengamatan sikap siswa selama proses pembelajaran (aspek afektif). Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar di setiap siklus. Rerata kelas hasil belajar aspek kognitif siklus I sebesar 5,51, siklus II sebesar 6,24, sikus III sebesar 7,11 mencapai target 81,58%. Rerata kelas hasil belajar aspek afektif siklus I dengan nilai 28,6 kriteria kurang berminat, siklus II dengan nilai 32,4 kriteria cukup berminat, siklus III dengan nilai 37,74 kriteria cukup berminat. Peningkatan hasil belajar aspek kognitif siklus II 24,32% dari siklus I dan peningkatan siklus III 19,42% dari siklus II. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Learning Start With A Question (LSQ) dengan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar biologi materi klasifikasi makhluk hidup aspek kognitif dan afektif
    corecore