60 research outputs found
Pengaruh Konsentrasi Aktivator Naoh pada Proses Pembuatan Arang Aktif terhadap Kualitas Minyak Bekas Setelah Proses Pemurnian
Pengolahan limbah pertanian menjadi bioadsorben arang aktif, merupakan salah satu USAha pemanfaatan limbah pertanian. Penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh konsentrasi NaOH, sebagai aktivator dalam proses pembuatan arang aktif, terhadap kualitas minyak goreng bekas setelah pemurnian. Limbah pertanian yang sudah bersih dan kering kemudian dilakukan karbonisasi di dalam furnace selama 15 menit dengan suhu pembakaran 400oC. Selanjutnya arang diaktivasi denganmerendam dalam larutan NaOH selama dua belas jam. Konsentrasi NaOH yang digunakan bervariasi, yaitu 0,125; 0,25; 0,5; 1 dan 2 N. Setelah itu padatan dicuci sampai netral dan dikeringkan, sehingga diperoleh bioadsorben arang aktif. Minyak jelantah yang sudah dipanasi dicampur dengan bioadsorben. Campuran tersebut diaduk selama satu jam pada temperatur 110oC. Selanjutnya campuran disaring dengan pompa vakum diambil filtratnya yaitu minyak jelantah bersih. Minyak bekas yang sudah bersih, dianalisa kadar asam lemak bebas, bilangan peroksida dan warna minyak. Minyak bekas setelah proses pemurnian mempunyai kadar asam lemak bebas 0,25% ; Bilangan peroksida 6.4027 meq/kg dan warna minyak 30 red lovibond. Hasil optimum diperoleh menggunakanarang aktif dengan konsentrasi NaOH 1 N. Setelah proses pemurnian, kadar asam lemak bebas menurun 55.0 % ; bilangan peroksida menurun 44.7 % dibandingkan kondisi mula-mula
Dampak Struktur Kepemilikan dan Corporate Governance terhadap Profitabilitas Bank
This study aims to determine the impact of the ownership structure and corporate governance to profitability. The sampling technique used was purposive sampling. The sample used is a company engaged in the conventional banking sector listed in Indonesia Stock Exchange (BEI) and follows corporate governance ratings by The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) in the period 2010 to 2014. Profitability is measured using return on assets (ROA) and Return on Equity (ROE). The results showed that private ownership has significantly negative effect on ROA and corporate governance have a significant negative impact on ROA and ROE. Variable control of Non-performing loans negatively affect ROE and positive effect on the firm size of ROA and ROE. This research is expected to help managers increase profitability by considering several factors such as private ownership, Corporate Governance Perception Index (CGPI), non-performing loan (NPL) and firm size
Perancangan Sistem Informasi Sebagai Alat Bantu Pengambilan Keputusan Dalam Pengontrolan Persediaan Retail Elektonik
Most electronics retailers make decisions in terms of inventory control based on intuition without a valid electronic database support. This often resulted in lost sales, as no goods in the warehouse when there is demand. To overcome the problems of inventory system, researchers are trying to develop Inventory Information System that can help the company. Information systems that are web-based to make staff in each section can see accurate stock levels at each warehouse. Perceived benefits, especially for owners / owner that gets the estimated future demand through forecasting and obtaining suggestions how to control inventory through level safety stock, reorder point, quantity, and frequency of the message suggested
Pemetaan Padang Lamun sebagai Penunjang Ekowisata di Kabupaten Lombok Timur
Padang lamun merupakan ekosistem pesisir yang sangat potensial baik dari segi ekologis maupun ekonomis. Kabupaten Lombok Timur memiliki potensi padang lamun yang cukup besar dan tersebar mulai dari bagian selatan sampai bagian utara. Tujuan penelitian ini adalah memetakan padang lamun yang ada di Kabupaten Lombok Timur. Pemetaan padang lamun dilakukan dengan metode survey in situ. Untuk mengetahui sebaran lamun dilakukan dengan metode UTSG yang merupakan gabungan antara “Line Intersecpt Transect” dan metode “Stop and Go”. Analisis kesesuaian wisata dilakukan dengan menghitung indeks kesesuaian wisata (IKW).Berdasarkan hasil penelitian diperoleh delapan jenis lamun yang tersebar di delapan lokasi yaitu Pantai Poton Bakau, Gili Kere, Gili Bembek, Gili Sunut, Pantai Pink, Pantai Te Elong-elong, Gili Sulat dan Gili Lawang. Kondisi lamun di semua lokasi rata-rata masih bagus dengan jumlah jenis yang paling banyak yaitu di Gili Kere dan Gili Sunut. Indeks kesesuaian wisata di tiap lokasi bervariasi berkisar dari 72-96% dan masuk dalam kategori sesuai hingga sangat sesuai untuk ekowisata lamun.Di Gili Kere, Gili Bembek, Gili Sunut, Pantai Pink, Gili Sulat dan Gili lawang rata-rata memiliki nilai IKW yang cukup tinggi (96%) dan masuk dalam kategori sangat sesuaiuntuk kegiatan ekowisata padang lamun kategori snorkeling
Rekayasa Proses Produksi Asam Laktat Dari Limbah Ampas Pati Aren Sebagai Bahan Baku Poli Asam Laktat
Proses pembuatan asam laktat dari limbah ampas pati aren diawali dengan perlakuan pendahuluan hingga diperoleh serbuk ampas pati aren. Proses selanjutnya adalah hidrolisis selama 54 jam dengan penambahan mikrobia selulotik dari ekstrak rayap sebanyak 40%. Hasil hidrolisis adalah glukosa dengan kadar gula reduksi sebesar 31,99%. Fermentasi glukosa menjadi asam laktat dilakukan pada suhu 30oC dengan penambahan Lactobacillus casei sebanyak 10%, 20%, 30% dan waktu inkubasi 10 jam, 12 jam, 14 jam, 16 jam, 18 jam, 20 jam. Berdasarkan uji statistik analisis varian disimpulkan bahwa ada beda sangat nyata antar perlakuan kombinasi jumlah Lactobacillus casei dan waktu fermentasi. Kadar asam laktat tertinggi diperoleh pada penambahan Lactobacillus casei sebanyak 30% dan waktu fermentasi 20 jam, yaitu sebesar 0,91 g/L
Pengaruh Fermentasi terhadap Kandungan Protein dan Asam Amino pada Tepung Gaplek yang Difortifikasi Tepung Kedelai (Glycine Max (L))
Peningkatan kadar protein dan pengayaan asam amino dalam tepung gaplek dapat dilakukan dengan cara fortifikasi tepung gaplek dengan tepung kedelai melalui fermentasi. Tujuan dari penelitian ini adalah membandingkan kandungan protein terlarut antara tepung gaplek tidak terfortifikasi dan terfortifikasi tepung kedelai pada beberapa waktu fermentasi dan mengidentifikasi asam amino yang terkandung dalam tepung gaplek dan tepung gaplek terfortifikasi. Metode penelitian meliputi pembuatan tepung gaplek terfortifikasi secara fermentasi dengan rasio penambahan tepung kedelai 25 g dan kapang 5 g dari 100 g gaplek yang kemudian difermentasi selama 40 jam. Kadar protein ditentukan menggunakan metode Biuret sedangkan identifikasi asam amino menggunakan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT). Rancangan percobaan penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Sebagai perlakuan adalah gaplek kontrol (tidak terfortifikasi tepung kedelai) pada jam ke-0 (G0); 20 jam (G20); 40 jam (G40) dan gaplek terfortifikasi pada jam ke-0 (GF0); 20 jam (GF20); dan 40 jam (GF40). Sebagai kelompok adalah waktu analisis. Data rata-rata kadar protein terlarut dibandingkan dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) dengan tingkat kebermaknaan 5%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kadar protein terlarut pada fermentasi selama 40 jam lebih tinggi dibandingkan 20 jam dan 0 jam, dengan nilai 22,68%, 20,96%, dan 18,70% secara berurutan. Berdasarkan hasil identifikasi KLT dan KCKT, asam amino dalam tepung gaplek terfortifikasi adalah aspartat, glutamat, serin, histidin, glisin, arginin, alanin, tirosin, metionin, valin, isoleusin, dan lisin
Produksi Poli Asam Laktat Dari Limbah Ampas Pati Aren
Poli asam laktat (PLA) yang dibuat pada penelitian ini menggunakan asam laktat dari bahan baku limbah ampas pati aren. Polimerisasi asam laktat menjadi poli asam laktat (PLA) dilakukan dengan metode ring opening polymerizaton pada suhu 170○C dan tekanan 152 mmHg. Variabel pada proses polimerisasi adalah katalis Sn (II) Oct sebanyak 3%, 4%, 5% dan waktu reaksi 45 menit, 60 menit, 90 menit. Kristal PLA diperoleh dengan diendapkan menggunakan metanol dan selanjutnya dilakukan analisis termal dan yield. PLA hasil penelitian memiliki karakteristik termal (melting temperature dan glass transition temperature) tertinggi diperoleh pada katalis Sn (II) Oct 5% dan waktu reaksi 90 menit, berturut-turut yaitu 149◦C dan 61◦C. Jumlah poli asam laktat terbanyak diperoleh dari perlakuan penambahan katalis 5% dan waktu polimerisasi 90 menit, yaitu dengan yield 26,77%
- …
