2,084 research outputs found

    Ethical vignettes in ESL classrooms: the contribution of consensual small group decision making activity & a glimpse into reality

    Get PDF
    Perbahasan isu nilai dan etika di dalam kelas Bahasa Inggeris merupakan satu aktiviti yang sesuai dilaksanakan sebagai aktiviti kumpulan. Ianya dapat mendedahkan pelajar kepada realiti kehidupan yang banyak berlandaskan etika dan nilai yang dilambangkan dalam peraturan, visi dan perlakuan seharian. Kertas ini memperakui kepentingan etika demi membentuk hidup yang lebih teratur dan menjurus perbincangan kepada cabaran mahasiswa masakini. Persoalan kajian adalah, bagaimanakah perdebatan mengenai etika dapat memberi faedah kepada pengajaran-pembelajaran Bahasa Inggeris. Kajian adalah berbentuk kualitatif berlandaskan analisis dapatan kajian-kajian lepas, jurnal pelajar, dan pemerhatian. Hasil kajian menunjukkan perdebatan mengenai etika di dalam kelas Bahasa Inggeris memberi banyak kebaikan kepada para pelajar

    Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Biaya Produksi sebagai Alat Penilaian Prestasi Manajer Produksi pada Pdam Kabupaten Malang

    Full text link
    Laporan pertanggungjawaban akan membantu pimpinan dalam menilai apakah setiap pusat pertanggungjawaban telah melaksanakan tugasnya sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Penerapan akuntansi pertanggungjawaban yang baik akan menciptakan suatu sistem pengendalian dan penilaian prestasi yang nantinya akan membantu pimpinan dalam pengambilan keputusan. Akuntansi pertanggungjawaban juga dapat memberikan dasar untuk mengadakan evaluasi atas kemampuan setiap tingkatan manajemen dalam Perusahaan. Begitu pentingnya keberadaan informasi akuntansi pertanggungjawaban biaya produksi bagi pimpinan sebagai alat untuk menilai prestasi manajer produksi dan juga sebagai upaya untuk mengarahkan kegiatan sehingga tujuan Perusahaan dapat tercapai

    APLIKASI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW UNTUK MATERI SISTEM BILANGAN PADA SISWA KELAS XI RPL 3 SMK NEGERI 6 MALANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

    Get PDF
    Agar dapat mengajar secara efektif, guru perlu meningkatkan kesempatan belajar bagi siswa (kuantitas) dan meningkatkan mutu (kualitas) mengajarnya. Kesempatan belajar siswa dapat ditingkatkan dengan cara melibatkan siswa secara aktif dalam belajar. Makin banyak siswa yang terlibat aktif dalam proses pembelajaran, makin tinggi kemungkinan prestasi belajar yang dicapainya. Sedangkan dalam meningkatkan kualitas dalam mengajar, hendaknya guru mampu merencanakan dan melakukan proses pembelajaran yang baik. Tujuan penelitian tindakan ini adalah: (a) Ingin mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya metode pembelajaran kooperatif model Jigsaw. (b) Ingin mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa setelah diterapkan metode pembelajaran kooperatif model Jigsaw. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak tiga siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi, dan revisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas XI RPL 3 SMK Negeri 6 Malang tahun pelajaran 2012/2013. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar. Analisis data menggunakan mixed methods. Dari hasil analisis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III yaitu, siklus I (72,5%), siklus II (77,5%), siklus III (92,5%). Peningkatan prestasi belajar siswa mencapai 20 %

    Pool-based electricity market model for Malaysia electricity supply industry considering minimum generation capacity payment

    Get PDF
    Malaysia is improving its electricity supply industry to become more transparent, productive and competitive with the introduction of the single buyer market model. However, since the electricity demand is lower than the reserved capacity, the implementation of this market model does not provide transparent competition as Tenaga Nasional Berhad (TNB) has suffered massive profit erosion because of monthly capacity payment that should be paid to Independent Power Producers (IPP) regardless of electricity usage. Since 2005, the Malaysia Electricity Supply Industry (MESI) has planned to change to the pool market model as it is recognized as a model which could overcome the shortcomings of the single buyer market model. However, there are a few issues on introducing the pool model such as price fluctuation and market power exercises which could influence the welfare of generators as well as the consumers. Some researchers have developed pool-based market models with the aim to overcome the aforementioned issues, but the efficiency and the energy price offered from the generators are not considered. Therefore, this research developed a model introducing the minimum generation capacity payment involving the efficiency of the generators and base load sharing approaches. The proposed model was tested using the 2, 16 and 24 generator test systems involving IPPs and Tenaga Nasional Berhad Generation (TNBG) around Peninsular Malaysia for an economic analysis to highlight the merits of the proposed model in terms of generation revenue and demand payment. The results have shown that the proposed market model ensures the intermediate value of total generation revenue which decreased from 1.99% to 4.67% and 3% to 9.62% during the weekday and weekend, respectively. The demand payment decreased as it is proportional to the generation revenue. However, this proposed model did not consider market uncertainties. This findings can be applied for MESI and globally, in assisting and creating a new policy to achieve a better electricity market model

    Frequency Behavior of Quartz Crystal Microbalance In Contact With Selected Solutions

    Get PDF
    This thesis investigated the interfacial behavior of some selected solutions in contact with one surface of Quartz Crystal Microbalance (QCM). A device was constructed to monitor viscosity of solutions using fundamental frequency of 9 MHz and 10 MHz quartz crystal. Piezoelectric quartz crystals with gold electrodes were mounted by O-ring in between liquid flow cell. Only one side of the crystal was exposed to the solutions which were pumped through silicon tube by a peristaltic pump. The measured frequency shift was observed in order to investigate the interfacial behavior of some selected solution in contact with one surface of Quartz Crystal Microbalance (QCM). An analysis of the interaction between an AT-cut quartz crystal microbalance and various liquid system of analytical interest is presented. The analysis which included piezoelectric effects and other influences; liquid properties, experimental conditions and the characteristic of the solution are reported. Oscillation in distilled water was taken as a reference. The frequency change caused by the density (ρ, gcm¯3) and viscosity (η, gcm¯1s¯1) were found to be proportional to the square root of the product, (ρ η). The result suggested that analysis of small frequency shifts during EQCM studies needs to account for changes in ρ and η of the solution. In this work the frequency responses of the QCM in contact with the saccharide (sucrose, maltose and glucose), alliphatic alcohols groups (methanol, ethanol and 1-propanol), polyethylene glycol (degree of polymerization of 400, 4000, 10000 and 20000), urea, dimethyl sulfoxide, glycerol and aromatic hydrocarbon (hexane, benzene and toluene) were measured. Generally, all the liquid tested showed an increment of the frequency shift with increasing content of the solutes. For each solution, the frequency was recorded as the concentration increases from distilled water to a very concentrated solution. The frequency measurements carried out for saccharide solution produces the maximum changes of frequency shift compared with other solutions

    Copper removal from aqueous solution using Amberlite IR-120 cation exchanger mixed matrix membrane chromatography

    Get PDF
    Copper is one of the toxic heavy metals that contaminated in industrial wastewater. Cation exchange chromatography is widely used for the removal of copper (II)from the water. In this study, Amberlite IR-120 cation exchanger resin was used to prepare mixed matrix membrane (MMM) chromatography by blending the resin in ethylene vinyl alcohol (EVAL) base polymer solution. The EVAL composition was varied in the range of 15to 20 wt% with fixed Amberlite IR-120 loading at 30%. The adsorption isotherm of cation MMM was determined from batch binding experiment. From the result, it shows that MM15, prepared at 15 wt% EVAL gave high amount of copper binding of 5688.190 mg Cu/g adsorbent.In regeneration experiments using 0.1M HCl, more effective regeneration was showed byMMM20, prepared at 20 wt% EVAL, than EVAL membrane

    Teknostres Dalam Kalangan Pegawai Akademik Di Sebuah Institusi Pengajian Tinggi Awam

    Get PDF
    Kajian ini dijalankan untuk mengenalpasti teknostres yang berlaku di kalangan pegawai akadernik di Institusi Pengajian Tinggi Awam (IPTA). Kajian yang dijalankan ini menggunakan persampelan bersistematik (systematic sampling) jenis persampelan rawak berstrata. Kaedah borang soalselidik digunakan untuk melaksanakan kajian. Instrumen kajian ini adalah berasaskan kepada instrumen Inventori Teknostres Peribadi (Personal Technostress Inventory, PTSI) yang telah dibangunkan dan digunapakai oleh Rosen dan Weil pada tahun 1998 dan 1999. Di dalam kajian ini, seramai 189 pegawai akadernik yang terdiri daripada pelbagai strata jawatan telah menjawab soalselidik yang diedarkan. Hasil kajian menunjukkan bahawa secara majoritinya, wujud teknostres tahap sederhana di kalangan pegawai akademik di IPTA yang dikaji. Hanya sebilangan kecil responden yang mengalami teknostres tahap tinggi, t etapi t iada s atu pun r esponden yang t idak m engalami t eknostres. H asil kajian juga mendapati bahawa pegawai akadernik IPTA yang dikaji kerap mengalami teknostres persekitaran masyarakat (societal technostress). Ini diikuti dengan teknostres persempadanan (boundary technostress), teknostres di tempat kerja (workplace technostress), teknostres masa (time technostress), teknostres keluarga (fhmily technosiress), teknostres komunikasi (communication technostress), dan teknostres yang paling sedikit dialami oleh pegawai akademik ini ialah teknostres pembelajaran (learning technostress). Selain itu, Ujian-t yang dijalankan menunjukkan bahawa tidak wujud perbezaan tahap teknostres di kalangan pegawai akademik yang berbeza jantina. Bagaimanapun, pel-bezaan tahap teknostres didapati wujud di kalangan pegawai akademik I PTA yang berbeza mengikut status perkahwinan. Dengan menggunakan Ujian-t juga, kajian menunjukkan wujudnya perbezaan tahap teknostres antara pegawai akadernik yang telah berkahwin dengan pegawai akademik yang belum berkahwin. Pegawai akademik yang telah berkahwin didapati lebih kerap mengalami teknostres berbanding pegawai akademik yang belum berkahwin. Ujian ANOVA Sehala yang dijalankan juga menunjukkan perbezaan tahap teknostres yang signifikan di kalangan pegawai akademik IPTA yang berbeza mengikut umur, jawatan, perasaan terhadap teknologi, dan tahap teknofobia. Sebagai lanjutan kepada ujian ANOVA Sehala, iaitu melalui ujian Post-Hoc yang digunakan, didapati bahawa pegawai akademik yang lebih muda kurang mengalami teknostres berbanding pegawai akademik yang telah berusia. Begitu juga bagi jawatan yang berbeza, tutor didapati paling sedikit mengalami teknostres berbanding guru bahasa. Perbezaan teknostres yang signifikan d i kalangan p egawai a kademik IPTA juga d ikenalpasti b erlaku a ntara guru bahasa dengan profesor ~nadyad an pensyarah. Menggunakan ujian yang sama, didapati bahawa antara pegawai akademik yang berbeza perasaan mereka terhadap teknologi juga mengalami tahap teknostres yang berbeza. Didapati bahawa responden yang lebih rela menunggu dan menunggu sehingga perlu menggunakan teknologi lebih teknostres berbanding responden yang sangat berminat dan bersedia menggunakan teknologi. Perbezaan yang signifikan juga menunjukkan bahawa teknostres di kalangan pegawai akademik adalah berbeza bagi mereka yang mengalami teknofobia tahap tinggi dengan mereka yang mengalami teknofobia tahap sederhana dan rendah. Didapati juga bahawa semakin teknofobia, pegawai akademik juga semakin lturang teknostres
    corecore